A. Sejarah awal pertumbuhan islam di Makkah

advertisement
A. Sejarah awal pertumbuhan islam di Makkah
Sebagaimana kita ketahui makkah merupakan pusat dari sekian banyak agam bangsa
Arab. Saat itu ka’bah menjadi tempat peribadatan dan penyembahan terhadap berhala
dan patung-patung yang di sucikan oleh bangsa arab. Hanya dalam waktu 23 tahun
Nabi Muhammad Saw. Mampu membersihkan seluruh kemusyrikan dan menegakkan
ajaran islam secara murni dan utuh. Hal ini membuktikan kegigihan Nabi Muhammad
dalam berdakwah. Meskipun beliau mengahdapi berbagai macam tantangan yang
sangat berat, namun beliau tidak pernah gentar apalagi mundur dalam membawa
risalah islam.
Popularitas Nabi Muhammad tidak muncul secara tiba-tiba. Sejak masih kanak-kanak
sampai dewasa dan kemudian diangkat menjadi Rasul, beliau deikenal berbudi luhur
dan berkepribadian mulia. Beliau tidak pernah menyembah berhala, memakan daging
yang di sembelih untuk berhala, meminum khammar dan mendatangi tempat
perjudian. Lisannya fasih, bicaranya sedikit dan lebih banyak mendengarkan. Bila
beliau marah tidak pernah memperlihatkan kemarahannya, selain tampak sedikit
keringat yang keluar dari keningnya disebabkan menhan rasa amarah. Maka tidak
heran bila dalam waktu 23 tahun seluruh jazirah arab sudah di islamkan.
B. Tahapan Dakwah Nabi Muhammad di Makkah
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun
Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab, disana ada peribadatan terhadap
ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh
bangsa Arab. Dapat di pahami mengapa Rasulullah berdakwah dengan sembunyisembunyi. Hal ini tidak lain karena kondisi yang dihadapi saat itu sangat genting dan
mendapat tantangan keras dari kaum Quraisy. Kaum Quraisy sangat terkenal memiliki
kekuasan yang besar yang apabila mereka terganggu dan terusik oleh dakwah rasul
sudah pasti mereka akan menolak dengan berbagai macam cara.1
Rasulullah menampakkan islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat
dengan beliau, anggota keluarganya dan sahabat-sahabat karib beliau, beliau menyeru
mereka kepada islam, juga menyeru siapapun yang dirasa memilik kebaikan, mereka
adalah istri beliau, Ummul mukminin Khadijah binti Khuwalid, pembantu beliau Zaid
bin Haritsah bin Syurahbil Al-kalby, anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib, yang
saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau dan sahabat karib beliau,
Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka ini masuk islam pada hari pertam di mualinya
dakwah.
Ibnu Hasyim menyebutkan, bahwa jika tiba waktu shalat, Rasulullah dan para sahabat
pergi ke tempat yang terpencil lalu ia secara sembunyyi-sembunyi mengajarkan
shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu ketika Abu Thalib melihat Rasulullah
mengajarkan shalat kepada Ali. Maka Abu Thalib menanyakan hal itu, setelah
1
Awaludin Pimay, Manajemen Dakwah, (Pustaka Ilmu: 2013), hal 23-24
mendapat penjelasan yang cukup memuaskan Abu Thalib menyuruh beliau dan Ali
agar menguatkan hati.2
2. Berita tentang islam di kalanga orang-orang Quraisy
Berita tentang adanya agama baru yang disampaikan Rasulullah secara sembunyi
ternyata mulai di dengar oleh kaum kafir Quraisy. Tetapi saat itu mereka masih belum
peduli. Karena mereka mengira bahwa Nabi Muhammad hanya salah seorang diantara
mereka yang peduli terhadap urusan agama yang suka berbicara tentang masalah
ketuhanan dan hak-haknya, seperti yang biasa dilakukan Umayyah bin Ash-Shalat,
Qus bin Sa’dah, Amr bin Nufail dan orang-orang yang lain. Tapi lama kelamaan ada
pula perasaan khawatir yang menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau.
Oleh karena itu mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.
Selama tiga tahun dakwah dilakukan secara sembunyi. Selama itu pula mulai
terbentuk kelompok orang orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan
persaudaraan dan saling membantu dan bahu membahu. Penyampaian dakwah terus
dilakukan hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah Saw menyampaikan
dakwah kepada kaumnya secara terbuka dan terang-terangan.
3. Dakwah secara terbuka dan terang-terangan
Setelah tiga tahun melaksanakan dakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turunlah
perintah dari allah agar Rasulullah mengumumkan ajaran islam secara luas dan
terang-terangan. Setelah turunnya perintah allah tersebut, maka Rasulullah tidak
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, tapi melakukannya secara terbuka
kepada setiap orang yang ditemuinya. Ia melakukan dakwah dengan penuh suka cita
dan semangat jihad yang tinggi, walaupun hasilnya tidak begitu menggembirakan,
bahkan mendapat kecaman yang sangat pedas dari Abu Lahab. Tetapi pada saat itu
Rasulullah mendapat dukungan penuh dari Abu Thalib, paman beliau, dengan
pernyataan, “Demi Allah kami akan tetap melindungu Muhammad selagi kami masih
hidup”. Pernyataan tersebut menguatkan Rasulullah dalam mengumandangkan
islam.3
Setelah nabi merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindungi dalam
menyampaikan wahyu dari Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu
berseru, “wahai semua orang!” maka semua suku Quraisy berkumpul memenuhi
seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah
beliau serta iman kepada hari akhir.
Seruan yang melingking tinggi inilah yang menjadi tujuan penyampaian dakwah.
Rasulullah sudah menjelaskan kepada orang-orang yang dekat dengan beliau, bahwa
2
Syaikh Shafiyyurrahman Al-mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Pustaka Alkautsar: 2012) hal 71-73.
3
Awaludin Pimay, Manajemen Dakwah, (Pustaka Ilmu: 2013), hal 26
pembenaran risalah beliau merupakan inti dari hubungan antara diri beliau dan
mereka. Fanatisme kekerabatan yang selama itu di pegang erat bangsa Arab menjadi
mencair dalam kehangatan peringatan yang datang dari sisi allah.
Seruan beliau terus bergema di seantero Makkah, hingga kemudian turun wahyu allah
“maka sampaikanlah olehmu secar terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-Hijr:94)
Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khufarat dan kebohongan
syirik, menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya sama yang sama sekali tidak
memiliki nilai. Ketidakberdayaan berhala itu beliau gambarkan dengan beberapa
contoth perumpamaan, disertai penjelasan bahawa siapa yang menyembah berhala
dan menjadikannya sebagai wasilah antara dirinya dan allah , berada dalam kesesatan
yang nyata.4
Orang-orang kafir Quraisy sangat marah tatkala mendengar suara lantang yang
menyatakan bahwa mereka dipandang sesat dan musyrik. Suara itu seakan-akan petir
yang mengguncang tanah Makkah yang tadinya tenang. Mereka pun bangkit untuk
menghadang dakwah Rasulullah yang dikhawatirkan akan merusak tradisi warisan
mereka.
Orang-orang Quraisy memulai menggalang kekuatan dan menciptakan berbagai
strategi untuk menghambat laju perkembangan dakwah islam, diantaranya dengan :
a. Mengirim utusan kepada Abu Thalib agar menghentikan segala kegiatan yang
dilakukan Nabi Muhammad.
b. Membuat kesepakatan bersama melarang orang-orang yang menunaikan
ibadah haji, mendengarkan dakwah
c. Merancang cara untuk menghadang dakwah Rasul, seperti : mengejek,
menghina, mengolok-olok, dan menjelek-jelekkan ajaran Nabi Muhammad.
d. Melakukan diplomasi berupa tawar menawar , sehingga dengan penawaran itu
mereka berusaha meminimalisir kegiatan dakwah nabi.
C. Strategi Dakwah Nabi Muhammad di makkah
Ada beberapa strategi dakwah yang dilakukan Rasulullah pada periode Makkah,
diantaranya :
a. Dakwah secara diam-diam. Dalam tahap ini Rasulullah mengajak keluarga
yang tinggal seerumah dan sahabat-sahabat terdekatnya agar meninggalkan
agama berhala dan beribadah kepada allah semata. Dalam fase ini yang
pertama menyatakan beriman adalah istri beliau, dan para sahabat . Mereka
4
Syaikh Shafiyyurrahman Al-mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Pustaka Alkautsar: 2012) hal 76-78.
b.
c.
d.
e.
5
menjalankan ajaran agama ini secara sembunyi-sembunyi sekitar tiga tahun
lamanya.
Dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasul menyeru keluarga dalam lingkup
yang lebih luas. Yang menjadi sasaran utama seruan ini adalah Bani Hasyim.
Sesudah itu Rasul memperluas jangkauan dakwahnya kepada seluruh
penduduk makkah.
Dakwah secara terbuka dan terang-terangan. Sebagai mana disinyalir dalam
al-qur’an “maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik”. (Qs Al-hijr, 15:94)
Hijrah sebagai strategi dakwah Rasul di makkah. Strategi ini dilakukan oleh
Rasul setelah melihat kondisi kaum muslimin mendapat tekanan yang dasyat
dari kaum kafir, sehingga di perlukan alternatif yang tepat sebagai solusi agar
kaum muslimin tidak terpuruk dan hancur.
Dakwah dengan uswatun hasanah. Rasul melakukan dakwah di makkah
dengan uswatun hasanah. Beliau mengajak dan menyebarkan islam tidak
hanay cukup dengan kata-kata tapi ia praktekkan sendiri sebagaimana yang
dikatakannya.5
Awaludin Pimay, Manajemen Dakwah, (Pustaka Ilmu: 2013), hal 30-33
Download