13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem dan Informasi Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai sesuatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk suatu sistem. Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah dimiliki nilai tambah. Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau dinterpretasikan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan (Tata Sutabri : 2005 ; 2). II.1.1. Pengertian Sistem Kata sistem berasal dari bahasa yunani yaitu ”Systema” yang berarti kesatuan. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang harus bekerja bersama – sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode, prosedur teknik yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai tujuan. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adala sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut : 13 14 1. Setiap sistem terdiri dari unsur – unsur. Sistem pernafasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yang terdir dari hidung, saluran pernafasan, paru – paru, dan darah. Unsur – unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. 2. Unsur – unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. Unsur – unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu. 3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernafasan kita bertujuan menyediakan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan kelangsungan hidup kita. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran pernafasan, paru – paru, dan darah bekerja sama satu dengan lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut diatas. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem pernafasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh. Dari uraian diatas tentang pengertian sistem secara umum, ada pertanyaan ”untuk apa sistem diciptakan ?” Setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pendekatan sistem merupakan 15 suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan dan operasi – operasi dalam suatu organisasi dengan cara efisien dan yang paling baik. Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan komponen atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan (Tata sutabri ; 2005 : 8). II.1.2. Pengertian Informasi Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya secara umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya mati. Sistem manajemen berhubungan dengan informasi, tetapi apakah informasi itu ? Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan (Tata Sutabri ; 2005 : 23-24). 16 Agar informasi yang kita sajikan lebih bermanfaat maka terlebih dahulu dibuat aliran informasi yang lebih jelas dan lengkap. Berkaitan dengan penyediaan informasi bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan, yang diperoleh harus berkualitas, maka kualitas dari informasi tergantung pada : 1. Akurat (accurate) Akurat yang dimaksud bahwa informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan yang tidak biasa atau menyesatkan dan jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepada penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi itu sendiri. 2. Relevansi (relevance) Relevansi berarti bahwa informasi benar – benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. 3. Tepat waktu (timelines) Tepat waktu berarti bahwa informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan landasan dalam mengambil keputusan. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkannya, mengolah dan mengirimkannya. 17 II.1.3. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat menajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan (Tata Sutabri ; 2005: 42). Menurut Alter (1992) sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mncapai tujuan sebuah organisasi (Abdul Kadir ; 2003 : 11). Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Abdul Kadir : 2003 : 11). Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok bangunan (building block) dengan istilah sebagai berikut : 1. Blok masukan (input blok) Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini termasuk metode dan media yang menangkap data yang akan dimasukan, yang berupa dokumen – dokumen dasar. 2. Blok model (model blok) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 18 3. Blok keluaran (output blok) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dari dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok teknologi (technology blok) Teknologi merupakan ”tool box” dalam sistem informasi karena digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5. Blok Basis Data (Database blok) Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok kendali (control blok) Banyak hal yang merusak sistem informasi, seperti bencana salam, api, air, debu, kecurangan – kecurangan, kegagalan – kegagalan sistem itu sendiri. Ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah bila terlanjur terjadi kesalahan – kesalahan dapat langsung dicegah. 19 II.2. DSS (Decision Support System) Pada hakekatnya kegiatan pembuatan keputusan di latarbelakangi oleh adanya suatu masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Selain itu, pembuatan keputusan dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi. Di lain pihak, masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif. Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah ini banyak terjadi dalam kegiatan pelaksanaan suatu rencana sehingga pembuatan keputusan dilakukan untuk memperbaiki atau meluruskan penyimpangan yang terjadi atau memperbaiki rencana bila rencana tersebut keliru. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu. Misalanya, suatu pabrik ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Sedangkan masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan pada sebuah pabrik mobil yang hendak menciptakan kendaraan dengan energi tenaga matahari (Tata Sutabri ; 2005 : 133). Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak 20 hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan. Bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun. Manajer akan membuat tipe – tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan banyak digunakan adalah menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturanm atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang – ulang. Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirikan penetapan gaji karyawan baru karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi, manajer juga tidak perlu memikirkan masalah harian yang akan dihadapi karena sprosedur untuk menangani masalah rutin telah tersedia. Keputusan yang tidak diprogram (non programmed decisions) dilain pihak adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Sebagai contoh dalam masalah yang tidak diprogram antara lain cara pengalokasian sumber daya organisai, penanganan produk yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat (Tata Sutabri ; 2005 :133 – 134). Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisonal dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Kemajuan dalam pengembangan dan penggunaan peralatan riset operasi telah terjadi sangat cepat 21 selama dekade terakhir ini, terutama dibidang simulasi komputer dan pengolahan data elektronik (elektronic data processing). Berikut teknik – teknik keputusan tradisonal dan modern seperti dilihat pada tabel berikut : Tabel : II.1. Teknik – teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern Teknik – teknik pembuatan keputusan Tipe - tipe keputusan Tradisional Diprogram : 1. Kebiasaan Keputusann rutin dan 2. Kegiatan rutin : Modern 1. Teknik –teknik riset operasi : Analisa berulang – ulang Prosedur pengoperasian matematik model – organisasi standard. model simulasi mengembangkan proses khusus bagi penangannya. 3. Struktur organisasi pengharapan umum Sistem Tujuan Saluran komputer 2. Pengolahan data elektronik Informasi yang disusun dengan baik. Tidak diprogram : 1. Kebijakan intuisi dan Keputusan sekali pakai, kreatifitas. disusun tidak sehat dan 2. Coba – coba. kebijaksanaan. Ditangani 3. Seleksi dan pelatihan dengan proses pemecahan masalah umum. para pelaksana. Teknik masalah yang diterapkan pada : a. Latihan membuat keputusan. b. Penyusunan program komputer ”heuristic” Sumber : Sistem Informasi Manajemen (Tata Sutabri ; 2005 :135) 22 II.2.1. Proses Pengambilan Keputusan Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode pembuatan keputusan informal untuk memberi pedoman bagi manajer. Sebagai contoh, manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan sama seperti dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa diwaktu lalu. Mereka juga dapat menarik wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan nasihat dari seorang ahli atau manajer atasannya. Manajer dapat menggunakan pemikiran yang disebut a priori, yaitu manajer membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logis dan jelas adalah yang paling benar. Metode ini berguna dalam berbagai kasus, tetapi dalam kasus lainnya akan mengarahkan manajer untuk membuat keputusan yang salah. Akan tetapi bagaimana pun para manajer yang menggunakan suatu pendekatan rasioanal, intelektual, dan sistematis akan lebih berhasil dibandingkan dengan para manajer yang menggunakan pendekatan informal. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategis formal. Ini mencakup beberapa tahapan seperti gambar dibawah ini : Tahap 1 Identifikasi & diagnosa masalah Tahap 2 Pengumpulan & analisa data Tahap 3 Tahap 4 Pengembangan alternatif Evaluasi alternatif Tahap 5 Pemilihan alternatif terbaik Tahap 6 Implementasi Keputusan Tahap 7 Evaluasi akhir Umpan balik Gambar II.1. Tahap Proses Pengambilan Keputusan Sumber : Sistem Informasi Manajemen (Tata Sutabri ; 2005 : 136 - 137) 23 Keterangan dari gambar diatas adalah sebagai berikut : 1. Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah. 2. Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus mulai memutuskan langkah – langkah selanjutnya. Manajer pertamakali harus menentukan data – data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusanyang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. 3. Tahap 3 : Pengembangan Alternatif – alternatif. Kecendrungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang ”feasibel” sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. 4. Tahap 4 : Evaluasi Alternatif –alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. 5. Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bai manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakansuatu kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan. 24 6. Tahap 6 : Implmentasi Keputusan. Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. 7. Tahap 7 : Evaluasi Hasil – hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang dinginkan. II.3. Pohon Keputusan (Decision Tree) Para manajer kadang menghadapi berbagai masalah kompleks dengan hasil yang mungkin dari setiap alternatif penyelesaian sukar diperkirakan. Dalam kasus seperti ini, yang setiap keputusan atau alternatif biasanya melibatkan sejumlah sumber tertentu, manajer perlu menggunakan berbagai cara untuk mengurangi unsur keraguan dan ketidakpastian dalam setiap keputusan. Pohon keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu para manajer membuat serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa ketidakpastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan dihubungkan kegiatan ini dengan peristiwa diwaktu mendatang yang dapat terjadi. Pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer, kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimana pun dalam berbagai situasi yang tepat penggunaan pohon keputusan akan mengurangi kekacauan potensial dalam suatu 25 masalah kompleks dan memungkinkan manajer menganalisis masalah secara rasional (Tata Sutabri : 2005 ; 140). II.4. Unified Modeling Language (UML) UML (Unified Modeling Language) adalah suatu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar ; 2005 :17) Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Meskipun UML sudah banyak menyediakan diagram yang bisa membantu mendefenisikan suatu aplikasi, tidak berarti bahwa semua diagram tersebut akan bisa menjawab persoalan yang ada. Adapun tipe diagram UML yang ada seperti pada Tabel II.2. 26 Tabel II.2 Tipe Diagram UML Diagram Tujuan Activity Prilaku prosedural dan paralel Class Class, fitur dan relasinya Communication Interaksi diantara onjek. Lebih menekankan kepada link Component Struktur dan koneksi dari komponen Composite Structure Dekomposisi sebuah class saat runtime Deployment Penyebaran / instalasi ke klien Interaction Overview Gabungan dari acivity dan squence diagram Object Contoh konfigurasi instance Package Struktur hierarki saat kompilasi Sequence Interaksi antara objek. Lebih menekankan pada urutan State Machine Bagaimana event mengubah sebuah objek Timing Interaksi antara objek. Lebih menekankan pada waktu Use Case Bagaimana user berinteraksi dengan sebuah sistem Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 32) 27 II.4.1. Notasi Dasar UML 1. Actor Sebuah actor mencirikan suatu bagian outside user atau susunan yang berkaitan dengan user yang berinteraksi dengan sistem [Rumbaugh, Booch, dan Jacobson 1999]. Dalam model use case, aktor merupakan satu – satunya kesatuan eksternal yang berinteraksi dengan sistem. Berikut notasi actor UML : Gambar II.2. Notasi Actor pada UML Sumber : Pemodelan Visual dengan UML ( Munawar ; 2009 : 41) 2. Class Notasi utama dan yang paling mendasar pada diagram UML adalah notasi untuk mempresentasikan suatu class beserta dengan atribut dan operasinya. Class adalah pembentuk utama dari sistem yang berorientasi objek. Berikut notasi class dalam UML : Nama Class Atribut Operasi Gambar II.3. Notasi Class pada UML Sumber : Pemodelan Visual UML (Munawar ; 2009: 41) 28 3. Use Case Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use Case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah – langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem disebut skenario. Notasi use case dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar II.3. Notasi Use Case pada UML Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 42) 4. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan adalah ”apa” yang diperbuat sistem, dan bukan ”bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Model use case seperti gambar dibawah ini dan beserta contoh use case diagramnya. Sistem Actor Use Case Actor Gambar II.4. Model Use Case Pada UML Sumber : Pemodelan visual denganUML (Munawar ; 2009 : 43) 29 Entri <<include>> Hitung Stok barang <<include>> Penjaga Toko Petugas Toko View <<include>> Hitung Penjualan Petugas Keuangan Buat Laporan Gambar II.5. Use Case Diagram pada Penjualan CD Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 ; 43) 5. Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case : interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing – masing operasi. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses desain karena artifak inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman nantinya dan berisi aliran kontrol dari program. Sequence diagram biasanya tersusun dari elemen objek, interaction dan message. Interaction menghubungkan 2 objek dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence diagram, terdapat kelas boundary, control dan entity. 30 Contoh sequence diagram Customer Login Sistem Security Manager Users Login Validate User Check User Detail [User Detail] Validate [Resault] Use Case Model Gambar II.6. Sequence Diagram Sumber : Pemodelan visual UML (Munawar ; 2009 : 44) 6. Class Diagram Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di pemodelan sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Class diagram umunya tersusun dari elemen class, interface, dependency, generalization dan association. Relasi dependency menunjukkan bagaimana suatu class menjadi superclass dari class lainnya dan class tersebut menjadi subclass dari class tersebut. Relasi association menggambarkan navigasi antar class, berapa banyak objek lain bisa berhubungan dengan satu objek (multiplicity antar class), dan apakah satu class menjadi bagian dari class lainnya (agregation). Class diagram digunakan untuk menggambarkan desain statis dari sistem yang sedang dibangun. 31 Contoh class diagram : leasing presentation asset presentation UI framework leasing domain asset domain leasing data mapper asset data mapper database Gambar II.7. Class Diagram Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 45) 7. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang munkin terjadi pada beberapa aksekusi. Activity diagram merupakan state diagram, dimana sebagaian besar state adalah action dan sebagaian besar transisi di-trager oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem dan interaksi antar subsistem, tetapi lebih menggambarkan proses – proses dan jalur – jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan 32 aktivitas. Sama seperti state, standart UML menggunakan segi empat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behavior pada kondisi tertentu, digambarkan dengan simbol belah ketupat. Untuk mengilustrasikan proses – proses paralel (fork and join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menajdi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. Adapun contoh activity diagram dapat dilihat pada gambar berikut : [no coffe] Start Put Coffe in Filter decesion Find Beverage Add Water to Reserv oil Get Cups Put Filter in Machine Get Can of Cola This example is from ”UML Destilled” By Martin Fowler. P.130 [no cola] Turn on Machine Brew Coffe Pour Coffe Drink Beverage End Gambar II.8. Activity Diagram Sumber : Pemodelan visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 47) 33 II.4.2. Pengertian Database Database dapat diartikan sebagai suatu pengorganisaian satu dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat (Abdul Kadir ; 2004 : 2). Elemen – elemen data di suatu berkas (file) database harus digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang direkam di database, file – file database harus mempunyai elemen – elemen untuk menampung input yang dimasukkan. Struktur dari suatu file database adalah seperti pada gambar berikut : Data base file record field byte bit Gambar II.9. Hirarki Data dalam Database Sumber : Perancanan dan Pembangunan Sistem Informasi (Budi Sutejo ; 2002 : 18) Hirarki / tingkatan data dalam database yaitu : 1. Database : Suatu database menggambarkan data yang saling berhubungan Antara satu dengan yang lain. 2. File : Suatu menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis, dimana kumpulan file membentk sauatu database. 3. Record : Suatu record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu dimana kumpulan dari record membentuk suatu field. 4. Field : Suatu field menggambarkan atribut menunjukkan item dari data seperti dari record yang nama, alamat, dimana kupulan dari field membentuk suatu record. 34 5. Byte : Merupakan atribut dari field yang berupa huruf yang membentuk nilai dari sebuah field. 6. Bit : Bagian terkecil dari data secara keseluruhan yaitu berupa karakter ACII (American Standard Code Form Information Interchange) nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte. II.5. SQL Server 2005 SQL (Structured Query Languange) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya. Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86. standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkannya standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92. SQL secara keseluruhan berdasarkan fungsinya dapat dibagi tiga, yaitu : 1. Data Definition Languange (DDL) DDL adalah bahasa komputer yang digunakan untuk mendefenisiskan struktur – struktur data. Sintak SQL yang termasuk DDL adalah CREATE TABLE, statement DROP, statement ALTER, dan statement integritas referensial. 35 2. Data Manipulation Languange DML) DML adalah anggota dari bahasa komputeryang digunakan untuk mendapatkan memasukkan, mengubah, dan menghapus data pada database. Sintak SQLyang termasuk DML adalah : SELECT, UPDATE, dan DELETE. 3. Data Cintrol Languange (DCL) DCL adalah bahasa komputer dan merupakan bagian dari SQL yang digunakan untuk mengatur kontrol akses pada data di database. Sintaks SQL yang termasuk DCL adalah : GRANT, REVOKE. Transact – SQL adalah jenis bahasa untuk basis data SQL yang dikeluarkan oleh perusahaan Microsoft dan Sybase. Pada sistem berbasis Micrososft, T – SQL ini diimplementasikan pada perangkat lunak Microsoft SQL Server, sedangkan pada sistem berbasis Sybase bahasa Transact – SQL ini dipakai pada perangkat lunaknya yang bernama Adaptive Server Enterprise dan Sybase SQL Server. Seperti bahasa dalam kebanyakan basis data SQL, T – SQL ini mempunyai beberapa fitur : 1. bahasa kendali alir (control flow) 2. variabel lokal 3. pemrosesan matematis, string, tanggal (date), dll 4. perbaikan perintah DELETE dan UPDATE. Kata kunci yang dipakai meliputi perintah BEGIN dan END, BREAK, CONTINUE, GOTO, IF dan ELSE, RETURN, WAITFOR, serta WHILE (Hartini, dkk ; 2009 : 6 – 9). 36 Gambar II.10. Tampilan SQL Server 2005 Sumber : Database dengan SQL Server 2005 (Mitra Wacana Media) II.6. Visual Studio 2008 Visual Studio.Net merupakan suatu lingkungan (Enviroment) terintegrasi untuk membangun dan melakukan uji coba (testing and debugging) berbagai macam aplikasi. Di antaranya adalah aplikasi – aplikasi Windows, aplikasi web, kontrol, class, serta aplikasi – aplikasi console. Visual Studio.Net banyak sekali membuat perubahan – perubahan dibanding dengan Visual Studio sebelumnya. Dengan visual Studio.Net adalah dukungan fasilitas baru yang ditambahkan, antara lain Integrated Development Environment (IDE), Microsoft Intellisense, debugging yang lebih baik, dan kemampuan dalam XML Web Service. Pada dasarnya Visual Studio.Net didesain untuk menampung berbagai macam bahasa pemrograman dan terlingkup dalam Studio.Net. Dengan demikian, anda dapat membangun aplikasi – aplikasi Windows didalam Visual Studio.Net. 37 Visual Basic.Net merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi. Program ini sangat mudah digunakan dan merupakan bahasa terpopuler untuk saat ini. Bagi para pengguna Visual Basic 6 akan lebih mudah untuk berpindah ke Visual Studio.Net daripada harus memilih bahasa pemrograman lainnya. Bahasa pemrograman ini menyediakan beberapa tool untuk otomatisasi proses pengembangan, yaitu visual tool yang digunakan untuk melakukan beberapa operasi pemrograman dan desain umum, dan juga fasilitas – fasilitas lain yang dapat menunjang dalam pemrograman. Langkah pertama yang harus dipelajari dalam Visual Studio.Net adalah lingkungan dimana kita akan bekerja. Dalam hal ini kita akan membahas mengenai lingkunagn IDE (Integrated Development Environment), serta bagaimana tool – tool IDE ini dapat membantu mempercepat desain user interface aplikasi. Demikian pula dalam hal membuat program aplikasi (Wahana ; 2007 : 12). Gambar II.11. Tampilan Microsoft Visual Studio 2008 Sumber : Membangun Aplikasi Database dengan Visual Basic.Net (Wahana Komputer)