bab ii tinjauan pustaka - potensi utama repository

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Sistem dan Informasi
Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai sesuatu kumpulan
atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara
umum yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan
pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk suatu sistem.
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah dimiliki nilai
tambah. Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
dinterpretasikan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan (Tata Sutabri :
2005 ; 2).
II.1.1. Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa yunani yaitu ”Systema” yang berarti
kesatuan. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang
harus bekerja bersama – sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode,
prosedur teknik yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi
satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai tujuan.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada
dasarnya adala sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain,
yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini
dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut :
13
14
1. Setiap sistem terdiri dari unsur – unsur. Sistem pernafasan kita terdiri dari
suatu kelompok unsur, yang terdir dari hidung, saluran pernafasan, paru –
paru, dan darah. Unsur – unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang
lebih kecil, yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk
subsistem tersebut.
2. Unsur – unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan. Unsur – unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang
lain dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai
bentuk tertentu.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap
sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernafasan kita bertujuan
menyediakan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita
bagi kepentingan kelangsungan hidup kita. Unsur sistem tersebut yang
berupa hidung, saluran pernafasan, paru – paru, dan darah bekerja sama
satu dengan lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut
diatas.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem
pernafasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh
sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah,
dan sistem pertahanan tubuh.
Dari uraian diatas tentang pengertian sistem secara umum, ada pertanyaan
”untuk apa sistem diciptakan ?” Setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu
yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pendekatan sistem merupakan
15
suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan –
kegiatan dan operasi – operasi dalam suatu organisasi dengan cara efisien dan
yang paling baik. Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan
komponen atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan (Tata
sutabri ; 2005 : 8).
II.1.2. Pengertian Informasi
Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya
secara umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas
sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang
mengalir di dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat penting di
dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan
menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya mati.
Sistem manajemen berhubungan dengan informasi, tetapi apakah
informasi itu ? Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah
data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Nilai informasi
berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, maka
informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan
berulang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Nilai informasi
dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan (Tata Sutabri ; 2005 :
23-24).
16
Agar informasi yang kita sajikan lebih bermanfaat maka terlebih dahulu
dibuat aliran informasi yang lebih jelas dan lengkap. Berkaitan dengan penyediaan
informasi bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan, yang diperoleh
harus berkualitas, maka kualitas dari informasi tergantung pada :
1. Akurat (accurate)
Akurat yang dimaksud bahwa informasi harus bebas dari kesalahan –
kesalahan yang tidak biasa atau menyesatkan dan jelas mencerminkan
maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai
kepada penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat
merubah atau merusak informasi itu sendiri.
2. Relevansi (relevance)
Relevansi berarti bahwa informasi benar – benar berguna bagi suatu
tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang.
3. Tepat waktu (timelines)
Tepat waktu berarti bahwa informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.
Informasi merupakan landasan dalam mengambil keputusan. Dewasa ini
mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut
didapat, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkannya,
mengolah dan mengirimkannya.
17
II.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat menajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan –
laporan yang diperlukan (Tata Sutabri ; 2005: 42).
Menurut Alter (1992) sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur
kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk
mncapai tujuan sebuah organisasi (Abdul Kadir ; 2003 : 11).
Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur
formal
dimana
data
dikelompokkan,
diproses
menjadi
informasi,
dan
didistribusikan kepada pemakai (Abdul Kadir : 2003 : 11).
Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok bangunan
(building block) dengan istilah sebagai berikut :
1. Blok masukan (input blok)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini
termasuk metode dan media yang menangkap data yang akan dimasukan, yang
berupa dokumen – dokumen dasar.
2. Blok model (model blok)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
18
3. Blok keluaran (output blok)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dari dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology blok)
Teknologi merupakan ”tool box” dalam sistem informasi karena
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok Basis Data (Database blok)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6. Blok kendali (control blok)
Banyak hal yang merusak sistem informasi, seperti bencana salam, api, air,
debu, kecurangan – kecurangan, kegagalan – kegagalan sistem itu sendiri.
Ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah bila terlanjur terjadi kesalahan – kesalahan
dapat langsung dicegah.
19
II.2. DSS (Decision Support System)
Pada hakekatnya kegiatan pembuatan keputusan di latarbelakangi oleh
adanya suatu masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu.
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang
bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat
dilaksanakan secara baik dan efektif. Selain itu, pembuatan keputusan dipandang
sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi. Di lain
pihak, masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan
besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
Masalah
korektif
adalah
masalah
yang
timbul
karena
adanya
penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah ini banyak terjadi dalam
kegiatan pelaksanaan suatu rencana sehingga pembuatan keputusan dilakukan
untuk
memperbaiki
atau
meluruskan
penyimpangan
yang
terjadi
atau
memperbaiki rencana bila rencana tersebut keliru. Masalah progresif adalah suatu
masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau
meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu. Misalanya, suatu pabrik ingin
memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Sedangkan masalah
kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan pada
sebuah pabrik mobil yang hendak menciptakan kendaraan dengan energi tenaga
matahari (Tata Sutabri ; 2005 : 133).
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian
kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak
20
hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah
dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai
derajat pembuatan keputusan. Bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam
macam organisasi apapun. Manajer akan membuat tipe – tipe keputusan yang
berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada.
Salah satu metode pengklasifikasian keputusan banyak digunakan adalah
menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan yang
diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturanm atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang – ulang.
Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirikan penetapan gaji karyawan baru
karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi,
manajer juga tidak perlu memikirkan masalah harian yang akan dihadapi karena
sprosedur untuk menangani masalah rutin telah tersedia. Keputusan yang tidak
diprogram (non programmed decisions) dilain pihak adalah keputusan yang
berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila masalah yang
timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu
penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak
diprogram. Sebagai contoh dalam masalah yang tidak diprogram antara lain cara
pengalokasian sumber daya organisai, penanganan produk yang jatuh dipasaran,
atau cara perbaikan hubungan masyarakat (Tata Sutabri ; 2005 :133 – 134).
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisonal dan modern dalam
pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Kemajuan dalam
pengembangan dan penggunaan peralatan riset operasi telah terjadi sangat cepat
21
selama dekade terakhir ini, terutama dibidang simulasi komputer dan pengolahan
data elektronik (elektronic data processing). Berikut teknik – teknik keputusan
tradisonal dan modern seperti dilihat pada tabel berikut :
Tabel : II.1. Teknik – teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern
Teknik – teknik pembuatan keputusan
Tipe - tipe keputusan
Tradisional
Diprogram :
1. Kebiasaan
Keputusann rutin dan
2. Kegiatan rutin :
Modern
1. Teknik –teknik riset
operasi : Analisa
berulang – ulang
Prosedur pengoperasian
matematik model –
organisasi
standard.
model simulasi
mengembangkan proses
khusus bagi penangannya.
3. Struktur organisasi
pengharapan umum
Sistem Tujuan Saluran
komputer
2. Pengolahan data
elektronik
Informasi yang disusun
dengan baik.
Tidak diprogram :
1. Kebijakan intuisi dan
Keputusan sekali pakai,
kreatifitas.
disusun tidak sehat dan
2. Coba – coba.
kebijaksanaan. Ditangani
3. Seleksi dan pelatihan
dengan proses pemecahan
masalah umum.
para pelaksana.
Teknik masalah yang
diterapkan pada :
a. Latihan membuat
keputusan.
b. Penyusunan program
komputer ”heuristic”
Sumber : Sistem Informasi Manajemen (Tata Sutabri ; 2005 :135)
22
II.2.1. Proses Pengambilan Keputusan
Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode
pembuatan keputusan informal untuk memberi pedoman bagi manajer. Sebagai
contoh, manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan
sama seperti dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa diwaktu lalu. Mereka
juga dapat menarik wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan nasihat
dari seorang ahli atau manajer atasannya. Manajer dapat menggunakan pemikiran
yang disebut a priori, yaitu manajer membuat anggapan bahwa penyelesaian
masalah yang paling logis dan jelas adalah yang paling benar. Metode ini berguna
dalam berbagai kasus, tetapi dalam kasus lainnya akan mengarahkan manajer
untuk membuat keputusan yang salah. Akan tetapi bagaimana pun para manajer
yang menggunakan suatu pendekatan rasioanal, intelektual, dan sistematis akan
lebih berhasil dibandingkan dengan para manajer yang menggunakan pendekatan
informal. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses
perencanaan strategis formal. Ini mencakup beberapa tahapan seperti gambar
dibawah ini :
Tahap 1
Identifikasi &
diagnosa
masalah
Tahap 2
Pengumpulan
& analisa data
Tahap 3
Tahap 4
Pengembangan
alternatif
Evaluasi
alternatif
Tahap 5
Pemilihan
alternatif
terbaik
Tahap 6
Implementasi
Keputusan
Tahap 7
Evaluasi
akhir
Umpan balik
Gambar II.1. Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Sumber : Sistem Informasi Manajemen (Tata Sutabri ; 2005 : 136 - 137)
23
Keterangan dari gambar diatas adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering
menghadapi
kenyataan
bahwa
masalah
yang
sebenarnya
sulit
dikemukakan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah.
2. Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer
menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus mulai memutuskan
langkah – langkah selanjutnya. Manajer pertamakali harus menentukan
data – data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusanyang tepat
dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
3. Tahap 3 : Pengembangan Alternatif – alternatif. Kecendrungan untuk
menerima
alternatif
keputusan
pertama
yang
”feasibel”
sering
menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk
masalah manajer.
4. Tahap 4 : Evaluasi Alternatif –alternatif. Setelah manajer mengembangkan
sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasinya untuk menilai
efektivitas setiap alternatif.
5. Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Tahap kelima pembuatan
keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih
akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bai manajer dan
ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik juga
sering merupakansuatu kompromi di antara berbagai faktor yang telah
dipertimbangkan.
24
6.
Tahap 6 : Implmentasi Keputusan. Setelah alternatif terbaik dipilih, para
manajer harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan
masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.
7. Tahap 7 : Evaluasi Hasil – hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus
dimonitor
terus
menerus.
Manajer
harus
mengevaluasi
apakah
implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil
yang dinginkan.
II.3. Pohon Keputusan (Decision Tree)
Para manajer kadang menghadapi berbagai masalah kompleks dengan
hasil yang mungkin dari setiap alternatif penyelesaian sukar diperkirakan. Dalam
kasus seperti ini, yang setiap keputusan atau alternatif biasanya melibatkan
sejumlah sumber tertentu, manajer perlu menggunakan berbagai cara untuk
mengurangi unsur keraguan dan ketidakpastian dalam setiap keputusan. Pohon
keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu para manajer membuat
serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa ketidakpastian. Pohon
keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai
kegiatan yang dapat diambil dan dihubungkan kegiatan ini dengan peristiwa
diwaktu mendatang yang dapat terjadi.
Pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer, kebijakan
masih akan diperlukan. Bagaimana pun dalam berbagai situasi yang tepat
penggunaan pohon keputusan akan mengurangi kekacauan potensial dalam suatu
25
masalah kompleks dan memungkinkan manajer menganalisis masalah secara
rasional (Tata Sutabri : 2005 ; 140).
II.4. Unified Modeling Language (UML)
UML (Unified Modeling Language) adalah suatu alat bantu yang sangat
handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar ; 2005
:17)
Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual
yang memungkinkan bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas
visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan
mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan
rancangan mereka dengan yang lain.
Meskipun UML sudah banyak menyediakan diagram yang bisa membantu
mendefenisikan suatu aplikasi, tidak berarti bahwa semua diagram tersebut akan
bisa menjawab persoalan yang ada. Adapun tipe diagram UML yang ada seperti
pada Tabel II.2.
26
Tabel II.2 Tipe Diagram UML
Diagram
Tujuan
Activity
Prilaku prosedural dan paralel
Class
Class, fitur dan relasinya
Communication
Interaksi
diantara
onjek.
Lebih
menekankan kepada link
Component
Struktur dan koneksi dari komponen
Composite Structure
Dekomposisi sebuah class saat runtime
Deployment
Penyebaran / instalasi ke klien
Interaction Overview
Gabungan
dari
acivity dan
squence
diagram
Object
Contoh konfigurasi instance
Package
Struktur hierarki saat kompilasi
Sequence
Interaksi antara objek. Lebih menekankan
pada urutan
State Machine
Bagaimana event mengubah sebuah objek
Timing
Interaksi antara objek. Lebih menekankan
pada waktu
Use Case
Bagaimana
user
berinteraksi
dengan
sebuah sistem
Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 32)
27
II.4.1. Notasi Dasar UML
1. Actor
Sebuah actor mencirikan suatu bagian outside user atau susunan yang
berkaitan dengan user yang berinteraksi dengan sistem [Rumbaugh, Booch, dan
Jacobson 1999]. Dalam model use case, aktor merupakan satu – satunya kesatuan
eksternal yang berinteraksi dengan sistem. Berikut notasi actor UML :
Gambar II.2. Notasi Actor pada UML
Sumber : Pemodelan Visual dengan UML ( Munawar ; 2009 : 41)
2. Class
Notasi utama dan yang paling mendasar pada diagram UML adalah notasi
untuk mempresentasikan suatu class beserta dengan atribut dan operasinya. Class
adalah pembentuk utama dari sistem yang berorientasi objek. Berikut notasi class
dalam UML :
Nama Class
Atribut
Operasi
Gambar II.3. Notasi Class pada UML
Sumber : Pemodelan Visual UML (Munawar ; 2009: 41)
28
3. Use Case
Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use Case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara
user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita
bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah – langkah yang menerangkan
antara pengguna dan sistem disebut skenario. Notasi use case dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar II.3. Notasi Use Case pada UML
Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 42)
4. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem yang ditekankan adalah ”apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
”bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem,
maintenance user dan sebagainya. Model use case seperti gambar dibawah ini dan
beserta contoh use case diagramnya.
Sistem
Actor
Use Case
Actor
Gambar II.4. Model Use Case Pada UML
Sumber : Pemodelan visual denganUML (Munawar ; 2009 : 43)
29
Entri
<<include>>
Hitung
Stok barang
<<include>>
Penjaga
Toko
Petugas
Toko
View
<<include>>
Hitung
Penjualan
Petugas
Keuangan
Buat Laporan
Gambar II.5. Use Case Diagram pada Penjualan CD
Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 ; 43)
5. Sequence Diagram
Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan
dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case : interaksi yang terjadi antar
class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang
diperlukan oleh masing – masing operasi. Pembuatan sequence diagram
merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses desain karena artifak inilah
yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman nantinya dan berisi aliran
kontrol dari program.
Sequence diagram biasanya tersusun dari elemen objek, interaction dan
message. Interaction menghubungkan 2 objek dengan pesannya. Diagram ini
menjelaskan aspek dinamis dari sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence
diagram, terdapat kelas boundary, control dan entity.
30
Contoh sequence diagram
Customer
Login Sistem
Security Manager
Users
Login
Validate User
Check User Detail
[User Detail]
Validate
[Resault]
Use Case Model
Gambar II.6. Sequence Diagram
Sumber : Pemodelan visual UML (Munawar ; 2009 : 44)
6. Class Diagram
Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di pemodelan sistem
berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class yang
sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai
suatu tujuan.
Class diagram umunya tersusun dari elemen class, interface, dependency,
generalization dan association. Relasi dependency menunjukkan bagaimana suatu
class menjadi superclass dari class lainnya dan class tersebut menjadi subclass
dari class tersebut. Relasi association menggambarkan navigasi antar class,
berapa banyak objek lain bisa berhubungan dengan satu objek (multiplicity antar
class), dan apakah satu class menjadi bagian dari class lainnya (agregation).
Class diagram digunakan untuk menggambarkan desain statis dari sistem yang
sedang dibangun.
31
Contoh class diagram :
leasing
presentation
asset
presentation
UI framework
leasing domain
asset domain
leasing data
mapper
asset data
mapper
database
Gambar II.7. Class Diagram
Sumber : Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 45)
7. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, keputusan yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang munkin terjadi pada beberapa aksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram, dimana sebagaian besar state adalah
action dan sebagaian besar transisi di-trager oleh selesainya state sebelumnya
(internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan
behavior internal sebuah sistem dan interaksi antar subsistem, tetapi lebih
menggambarkan proses – proses dan jalur – jalur aktivitas dari level atas secara
umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih.
Aktivitas
menggambarkan
proses
yang
berjalan,
sementara
use
case
menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan
32
aktivitas. Sama seperti state, standart UML menggunakan segi empat dengan
sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk
menggambarkan behavior pada kondisi tertentu, digambarkan dengan simbol
belah ketupat. Untuk mengilustrasikan proses – proses paralel (fork and join)
digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Activity diagram dapat dibagi menajdi beberapa object swimlane untuk
menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.
Adapun contoh activity diagram dapat dilihat pada gambar berikut :
[no coffe]
Start
Put Coffe in
Filter
decesion
Find Beverage
Add Water to
Reserv oil
Get Cups
Put Filter in
Machine
Get Can of Cola
This example is
from ”UML Destilled”
By Martin Fowler. P.130
[no cola]
Turn on
Machine
Brew Coffe
Pour Coffe
Drink Beverage
End
Gambar II.8. Activity Diagram
Sumber : Pemodelan visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 47)
33
II.4.2. Pengertian Database
Database dapat diartikan sebagai suatu pengorganisaian satu dengan
bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan
cepat (Abdul Kadir ; 2004 : 2).
Elemen – elemen data di suatu berkas (file) database harus digunakan
untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang direkam di
database, file – file database harus mempunyai elemen – elemen untuk
menampung input yang dimasukkan. Struktur dari suatu file database adalah
seperti pada gambar berikut :
Data base
file
record
field
byte
bit
Gambar II.9. Hirarki Data dalam Database
Sumber : Perancanan dan Pembangunan Sistem Informasi (Budi
Sutejo ; 2002 : 18)
Hirarki / tingkatan data dalam database yaitu :
1. Database : Suatu database menggambarkan data yang saling berhubungan
Antara satu dengan yang lain.
2. File
: Suatu menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis, dimana
kumpulan file membentk sauatu database.
3. Record
: Suatu record menggambarkan suatu unit data individu yang
tertentu dimana kumpulan dari record membentuk suatu field.
4. Field
: Suatu
field
menggambarkan
atribut
menunjukkan item dari data seperti
dari record
yang
nama, alamat, dimana
kupulan dari field membentuk suatu record.
34
5. Byte
: Merupakan atribut dari field yang berupa huruf yang membentuk
nilai dari sebuah field.
6. Bit
: Bagian terkecil dari data secara keseluruhan yaitu berupa karakter
ACII (American Standard Code Form Information Interchange)
nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte.
II.5. SQL Server 2005
SQL (Structured Query Languange) adalah sebuah bahasa yang
dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara
de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data
relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa
ini untuk melakukan manajemen datanya.
Standarisasi
SQL
dimulai
pada
tahun
1986,
ditandai
dengan
dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan
SQL86. standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian
diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun
1999 dikeluarkannya standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan
tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.
SQL secara keseluruhan berdasarkan fungsinya dapat dibagi tiga, yaitu :
1. Data Definition Languange (DDL)
DDL adalah bahasa komputer yang digunakan untuk mendefenisiskan struktur
– struktur data. Sintak SQL yang termasuk DDL adalah CREATE TABLE,
statement DROP, statement ALTER, dan statement integritas referensial.
35
2. Data Manipulation Languange DML)
DML
adalah
anggota
dari
bahasa
komputeryang digunakan
untuk
mendapatkan memasukkan, mengubah, dan menghapus data pada database.
Sintak SQLyang termasuk DML adalah : SELECT, UPDATE, dan DELETE.
3. Data Cintrol Languange (DCL)
DCL adalah bahasa komputer dan merupakan bagian dari SQL yang
digunakan untuk mengatur kontrol akses pada data di database. Sintaks SQL yang
termasuk DCL adalah : GRANT, REVOKE.
Transact – SQL adalah jenis bahasa untuk basis data SQL yang dikeluarkan
oleh perusahaan Microsoft dan Sybase. Pada sistem berbasis Micrososft, T – SQL
ini diimplementasikan pada perangkat lunak Microsoft SQL Server, sedangkan
pada sistem berbasis Sybase bahasa Transact – SQL ini dipakai pada perangkat
lunaknya yang bernama Adaptive Server Enterprise dan Sybase SQL Server.
Seperti bahasa dalam kebanyakan basis data SQL, T – SQL ini
mempunyai beberapa fitur :
1. bahasa kendali alir (control flow)
2. variabel lokal
3. pemrosesan matematis, string, tanggal (date), dll
4. perbaikan perintah DELETE dan UPDATE.
Kata kunci yang dipakai meliputi perintah BEGIN dan END, BREAK,
CONTINUE, GOTO, IF dan ELSE, RETURN, WAITFOR, serta WHILE (Hartini,
dkk ; 2009 : 6 – 9).
36
Gambar II.10. Tampilan SQL Server 2005
Sumber : Database dengan SQL Server 2005 (Mitra Wacana Media)
II.6. Visual Studio 2008
Visual Studio.Net merupakan suatu lingkungan (Enviroment) terintegrasi
untuk membangun dan melakukan uji coba (testing and debugging) berbagai
macam aplikasi. Di antaranya adalah aplikasi – aplikasi Windows, aplikasi web,
kontrol, class, serta aplikasi – aplikasi console. Visual Studio.Net banyak sekali
membuat perubahan – perubahan dibanding dengan Visual Studio sebelumnya.
Dengan visual Studio.Net adalah dukungan fasilitas baru yang ditambahkan,
antara lain Integrated Development Environment (IDE), Microsoft Intellisense,
debugging yang lebih baik, dan kemampuan dalam XML Web Service.
Pada dasarnya Visual Studio.Net didesain untuk menampung berbagai
macam bahasa pemrograman dan terlingkup dalam Studio.Net. Dengan demikian,
anda dapat membangun aplikasi – aplikasi Windows didalam Visual Studio.Net.
37
Visual Basic.Net merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat
digunakan untuk membuat program aplikasi. Program ini sangat mudah
digunakan dan merupakan bahasa terpopuler untuk saat ini. Bagi para pengguna
Visual Basic 6 akan lebih mudah untuk berpindah ke Visual Studio.Net daripada
harus memilih bahasa pemrograman lainnya. Bahasa pemrograman ini
menyediakan beberapa tool untuk otomatisasi proses pengembangan, yaitu visual
tool yang digunakan untuk melakukan beberapa operasi pemrograman dan desain
umum, dan juga fasilitas – fasilitas lain yang dapat menunjang dalam
pemrograman.
Langkah pertama yang harus dipelajari dalam Visual Studio.Net adalah
lingkungan dimana kita akan bekerja. Dalam hal ini kita akan membahas
mengenai lingkunagn IDE (Integrated Development Environment), serta
bagaimana tool – tool IDE ini dapat membantu mempercepat desain user interface
aplikasi. Demikian pula dalam hal membuat program aplikasi (Wahana ; 2007 : 12).
Gambar II.11. Tampilan Microsoft Visual Studio 2008
Sumber : Membangun Aplikasi Database dengan Visual Basic.Net
(Wahana Komputer)
Download