02 PONED Kegawatdaruratan Medik File

advertisement
Kegawatdaruratan Medik
Pengenalan gejala dan tanda yang
dapat mengancam keselamatan jiwa
dan upaya mempertahankan kehidupan
Tujuan
• Umum
– mampu untuk mengenali dan menatalaksana
kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal
• Khusus
– Mampu mengenali dan melaksanakan tindakan
medik untuk menatalaksana:
•
•
•
•
•
•
Syok hipovolemik
Syok septik
Syok neurogenik
Perdarahan hebat
Trauma intraabdomen
Resusitasi Kardiopulmoner
Stabilisasi
Elemen-elemen penting dalam
stabilisasi pasien adalah :
– Menjamin kelancaran jalan nafas,
pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
– Menghentikan sumber perdarahan atau
infeksi
– Mengganti cairan tubuh yang hilang
– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
Terapi Cairan
• Kondisi gawatdarurat  restorasi cairan
• Larutan isotonik yang dianjurkan:
– Ringer Laktat
– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline).
• Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :
– jumlah cairan yang akan diberikan
– lamanya pemberian per unit cairan
– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan
kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan
bervariasi antara 10-20 tetes per mililiter.
Transfusi Darah
• Transfusi darah untuk restorasi segera
terhadap defisit darah akibat perdarahan
• Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga
memiliki risiko yang fatal (anafilaktik,
hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko
transmisi penyakit berbahaya (HPV,
HIV/AIDS)
• Pemberian transfusi darah, harus melalui
serangkaian proses yang teliti dan
pertimbangan yang matang
Pasien wanita 25 th, HPP
Tensi 60, nadi lemah teraba 160 / menit
Telapak tangan dingin basah, Hb 6
#4
: HES
#2
#3
: RL
: RL
#5 : Transfusi
#1 Posisi Syok
Jika infusi cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)
ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi.
Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi
1. Segera atasi sumber perdarahan
2. Bila perlu anestesia, gunakan ketamine
(bila tidak ada kontraindikasi)
Perbandingan komposisi
darah dan cairan pengganti perdarahan
Darah
Plasma
Substitutes
Larutan
Kristaloid
(RL/NaCl)
Eritrosit
Albumin
Koloid
Na
Na
Na
H2O
H2O
H2O
Sunder-Plasman 1968
Transport Oksigen
selama anemia
transport O2 normal
Hb 7-15
HANYA ATAS INDIKASI KHUSUS
Ada tanda “oxygen-want” :
tachycardia, tachypnea, kepala-ringan
Ada cardiac ischemia, congestive heart failure
Ada asidosis metabolik, asidosis laktat
Hb 10 = optimal
Hb 7-8 = tolerable
OK
Hb < 5 = critical
Terapi Antibiotika
Tabel 1-2: Antibiotika kasus infeksi penyerta kasus gawatdarurat
Antibiotika
Dosis
Keterangan
Ampisilin
Spektrum luas, murah
Benzilpenisilin
1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg
(oral) tiap 6 jam
10 juta IU IV per 4 jam
Kloramfenikol
1 g IV tiap 6 jam
Gentamisin
1,5 kg/kg BB/dosis IV/IM per 8
jam
100 mg tiap 12 jam
500 mg tiap 6 jam (jangan
diberikan bersamaan dengan
susu atau antasida)
Doksisiklin
Tetrasiklin
Metronidazol
1 g IV atau per rektal tiap 12 jam
atau 500 mg oral tiap 6 jam
Ada efek samping serius
efektif untuk kokus Gram (+) dan GO
Baik untuk sepsis, penekanan sum-sum
tulang, pantau gambaran darah
Efektif untuk Gram (-) dan flora usus
Aktif untuk kuman Gram (+), Gram (-)
termasuk Klamidia. Sebagai ganti atau
kombinasi dengan Ampisilin. Baik
dikombinasikan dengan Metronodazol
Baik untuk Gram (-) dan Anerob. Dapat
dikombinasikan dengan Ampisilin dan
Doksisiklin. Alternatif dari klindamisin.
Relatif murah dan mudah didapat.
Serapan oral mencapai kadar serum
yang sama dengan Intravena
Tetanus
• Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5
tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih
maka tidak perlu diberikan serum anti
tetanus.
• Luka yang terkontaminasi bahan infeksius
(risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml
TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS).
• Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka
dengan risiko tinggi tetanus maka berikan
TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan
kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung
suntik dan pada lokasi suntikan yang sama
SYOK
Tanda-tanda Syok :
– nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
– menurunnya tekanan darah (diastolik < 60
mmHg)
– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per
menit)
– pucat (terutama pada konjungtiva
palpebra, telapak tangan , bibir)
– berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau
pingsan/tidak sadar
Penanganan Awal
• Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
• Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh
pasien untuk mencegah aspirasi muntahan.
– Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah
aspirasi.
• Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui
slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per
menit
• Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja
jantung.
– Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak
atau mengalami edema paru maka kembalikan tungkai
pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk
mengurangi tekanan hidrostatik paru
Terapi Definitif
• Tentukan penyebab syok dan tentukan
tindakan segera untuk mengatasi hal
tersebut
– Perdarahan  hipovolemik
– Infeksi  septik
– Nyeri hebat  kardiogenik/vasovagal
•
•
•
•
Infus/restorasi cairan
Oksigen
Antibiotika
Agen Vasoaktif
RESUSITASI
upaya pemulihan kesadaran penderita
yang secara klinis dan mendadak atau
baru mengalami kehilangan tandatanda kehidupan
atau
restorasi fase awal kegagalan fungsi
vital, baik sistem pengaturan fungsi
vital tunggal maupun majemuk
Tahapan Resusitasi
Dukungan Awal terhadap Fungsi
Vital (Basic Life-support)
: Airway (Bebaskan jalan nafas)
Breathing (Pulihkan napas/ventilasi buatan)
Circulation (Perbaiki sirkulasi)
Dukungan Lanjut terhadap Fungsi
Vital (Advanced Life-support)
: Drugs and Fluid (Obat dan cairan)
Electrocardiography (Pemeriksaan Jantung)
Fibrilation (Atasi ggn alur impuls jantung)
Mempertahankan Fungsi Vital
(Prolonged Life-support)
: Gauging (Penilaian dan terapi lanjutan)
Human Mentation (Pelihara fungsi normal)
Intensive Care (Perawatan Intensif)
Download