Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Lestari et al., Hubungan

advertisement
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Reny Diah Lestari1, Ika Mardiatul Ulfa1, Siti Mariyam
1
STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
ISSN: 2086-3454
2
ABSTRAK
Latar Belakang : Jumlah kematian bayi masih cukup tinggi, salah satu penyebabnya yaitu BBLR.
Umur, paritas dan preeklampsia mempengaruhi kejadian BBLR.
Tujuan :
Metode : Survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR di ruang VK bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin dari bulan januari-desember tahun 2014 dengan jumlah 344. Jumlah sampel 185.
Teknik sampling menggunakan systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan
buku register. Analisis dengan uji korelasi sperman rank (p = 0,05).
Hasil : Umur tidak berhubungan dengan kejadian BBLR (p = 0,216) dengan koefisien korelasi 0,091. Paritas tidak berhubungan dengan kejadian BBLR (p = 0,974) dengan koefisien korelasi
0,002. Preeklampsia tidak berhubungan dengan kejadian BBLR (p = 0,539) dengan koefisien
korelasi 0,045.
Kesimpulan : Umur, paritas dan preeklampsia tidak berhubungan dengan kejadian BBLR.
Kata Kunci : Umur, Paritas, Preeklampsia, BBLR
92
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization
dibanding pada bayi dengan berat badan lahir
(WHO) pada tahun 2012 angka kematian bayi
lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi
di dunia 39 per 1000 kelahiran hidup. Di
bahkan dipengaruhi oleh beberapa faktor
perkirakan 17 juta bayi lahir di Negara
seperti ibu mempunyai penyulit yang langsung
Berkembang, dari jumlah tersebut sekitar 80%
berhubungan dengan kehamilan dan usia ibu
lahir di Asia.
(Alya, 2014).
BBLR menjadi masalah
kesehatan masyarakat terutama berdasarkan
rekomendasi internasional (Verawati, 2014).
Di ketahui bersama bahwa pada saat ini
Angka kejadian BBLR di Indonesia
nampak bervariasi, secara nasional berdasarkan
analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 7,5%.
angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
Angka
kejadian
adalah tertinggi di Negara Asean (Association
memenuhi target BBLR yang ditetapkan pada
Of The South East Asia Nation). Di Indonesia
sasaran
secara umum berdasarkan Survey Demografi
Indonesia sehat 2010 yaitu maksimal 7% (Alya,
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka
2014).
program
tersebut
perbaikan
masih
gizi
belum
menuju
Kematian Bayi (AKB) berada pada angka 32
Profil Kesehatan Kalimantan Selatan
per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut
tahun 2014 jumlah kematian bayi pada tahun
masih jauh lebih tinggi jika dikaitkan dengan
2013 berjumlah 727, sedangkan pada tahun
target Millenium Development Goals (MDGs)
2014 jumlah kematian bayi berjumlah 699.
Indonesia tahun 2015 yaitu menurunkan AKB
Meskipun jumlah kematian bayi berkurang,
hingga 23 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab
tenaga kesehatan harus tetap berupaya untuk
kematian terbanyak pada bayi baru lahir
menurunkan jumlah kematian bayi dengan
(neonatus) di sebabkan oleh kegawat daruratan
meningkatkan pelayanan kesehatan. Jumlah
dan penyulit pada masa neonatus salah satunya
kematian bayi di Banjarmasin tahun 2014
Barat
berjumlah 57 bayi. Penyebab kematian bayi
Badan
Lahir
Rendah
(BBLR)
(Permatasari, 2013).
Prevalensi BBLR menurut WHO pada
paling tinggi di Banjarmasin disebabkan oleh
BBLR.
Kategori
berat
badan
lahir
tahun 2012 diperkirakan 15% dari seluruh
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu <2500 gram
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8%
(BBLR), 2500-3999 gram normal, dan ≥4000
dan lebih sering terjadi di negara-negara
gram bayi besar (Dinkes Provinsi Kalsel,
berkembang atau sosial ekonomi rendah.
2014).
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
BBLR didapatkan di negara berkembang dan
terjadinya BBLR antara lain faktor ibu yang
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
meliputi gizi saat hamil yang kurang, umur ibu
93
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun,
BAHAN DAN METODE
paritas, jarak kehamilan dan bersalin terlalu
Metode
penelitian
ini
menggunakan
dekat, penyakit menahun ibu seperti hipertensi,
metode survey analitik dengan pendekatan
jantung, pembuluh darah dan faktor pekerjaan
Cross Sectional (Notoatmodjo,2010).
terlalu berat. Faktor kehamilan yaitu dengan
Dalam rancangan penelitian ini, peneliti
hidramnion, hamil ganda, perdarahan ante
mencoba menghubungkan umur, paritas dan
partum,
seperti
preeklamsi dengan kejadian BBLR di RSUD
preeklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini.
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjamasin dari
Faktor janin yaitu cacat bawaan dan infeksi
bulan Januari-Desember tahun 2014.
komplikasi
hamil
dalam rahim (Manuaba, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh adalah
seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR di
sebuah rumah sakit umum tipe B di Kota
ruang VK bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Banjarmasin Kalimantan Selatan dengan kasus
Saleh Banjarmasin dari bulan januari-desember
yang terus meningkat selama tiga tahun terakhir
tahun 2014 dengan jumlah 344.
ini. Berdasarkan data yang di dapat di RSUD
Sampel dalam penelitian ini diambil
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjamasin tahun
menggunakan
teknik
2012 angka kejadian BBLR di RSUD Ansari
sampling.
Saleh Banjarmasin ada 174 kasus, pada tahun
mengambil sampel sebanyak 185 ibu yang
2013 terjadi kenaikan kasus BBLR yaitu 184
melahirkan bayi BBLR yang didapatkan dari
kasus, dan pada tahun 2014 meningkat lagi
perhitungan rumus dari (Notoatmodjo, 2010).
Dalam
systematic
penelitian
ini
random
peneliti
yaitu 344 kasus. (Medical Record RSUD
Ansari Saleh Banjarmasin, 2014).
HASIL
Menurut Medical Record RSUD Ansari
Saleh Banjarmasin jumlah kematin bayi yang
1. Analisis Univariat
a. Kejadian BBLR
disebabkan oleh BBLR terus meningkat selama
Hasil penelitian pada ibu bersalin di
tiga tahun terakhir. Tahun 2012 kematian
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
BBLR berjumlah 40 kasus, pada tahun 2013
menurut
terjadi kenaikan kematian BBLR yaitu 44
berikut:
kasus,
dan
pada
tahun
2014
kejadian
Kasus
umur,
sebagai
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut kejadian BBLR
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk
Hubungan
adalah
kematian
meningkat lagi yaitu 54 kasus.
meneliti
BBLR
Paritas,
dan
Preeklampsia dengan Kejadian BBLR di RSUD
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Frekuensi
Persentase (%)
BBLR
165
89,2%
BBLSR
12
6,5%
BBLASR
Jumlah
8
4,3%
185
100%
Sumber: Buku Register
94
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Berdasarkan Tabel 1 dapat ilihat bahwa
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
b. Umur Ibu Bersalin
frekuensi kasus BBLR yang paling banyak
Hasil penelitian pada ibu bersalin di
yaitu 165 (89,2%), sedangkan yang paling
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
sedikit kasus BBLASR yaitu 8 (4,3%).
menurut umur ibu adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden menurut umur ibu
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden menurut preeklampsia
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
Beresiko
59
31,9%
Tidak beresiko
126
68,1%
Jumlah
185
100%
Sumber: Buku Register
Preeklampsia
Frekuensi
Persentase (%)
Preeklampsia
48
25,9%
Tidak preeklampsia
137
74,1%
Jumlah
185
100%
Sumber: Buku Register
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
frekuensi umur tidak beresiko yang paling
banyak yaitu 126 (68,1%), sedangkan yang
paling sedikit
umur yang beresiko yaitu 59
frekuensi tidak preeklampsia yang paling
banyak yaitu 137 (74,1%), sedangkan yang
paling sedikit preeklampsia yaitu 48 (25,9%).
2. Analisis Bivariat
(31,9%).
a. Hubungan umur dengan kejadian BBLR
c. Paritas Ibu Bersalin
Hubungan umur dengan kejadian BBLR
Hasil penelitian pada ibu bersalin di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
menurut paritas ibu adalah sebagai berikut:
di ruang bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel 5
sebagai berikut:
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden menurut paritas ibu
Paritas
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak aman
103
55,7%
Aman
82
44,3%
Jumlah
185
100%
Sumber: Buku Register
Tabel 5 Analisis hubungan umur dengan kejadian BBLR
BBLR
No
1.
Umur
Beresiko
Total
No
N
%
1.1
59
31.9
6
3.2
126
68.1
3
89,2
185
100
BBLR
BBLSR
BBLASR
N
%
N
%
N
%
50 27.0
7
3.8
2
115 62,2
5
2.7
165 89,2
6.5
8
Tidak
2.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
frekuensi paritas tidak aman yang paling
banyak yaitu 103 (55,7%), sedangkan yang
paling sedikit
paritas yang aman yaitu 82
(44,3%).
d. Preeklampsia
Hasil penelitian pada ibu bersalin di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
beres
iko
Jumlah
Sumber: Buku Register
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa
ada 50 (27,0%) bayi dengan BBLR yang
dilahirkan dari ibu dengan umur beresiko, ada 7
(3,8%) bayi dengan BBLSR yang dilahirkan
dari ibu dengan umur beresiko, dan ada 2
menurut preeklampsia adalah sebagai berikut:
95
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
(1,1%) bayi dengan BBLASR yang dilahirkan
di
dari ibu dengan umur beresiko.
Banjarmasin.
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
RSUD
Dr.
H. Moch.
Ansari
Saleh
c. Hubungan preeklampsia dengan kejadian
= 0,216 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
BBLR
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
Hubungan preeklampsia dengan kejadian
hubungan antara umur dengan kejadian BBLR
BBLR di ruang bersalin RSUD Dr. H. Moch.
di
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada
RSUD
Dr.
H. Moch.
Ansari
Saleh
Banjarmasin.
Tabel 7 sebagai berikut:
b. Hubungan paritas dengan kejadian BBLR
Tabel 7 Analisis hubungan preeklampsia dengan kejadian BBLR
Hubungan paritas dengan kejadian BBLR
BBLR
di ruang bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel 6
sebagai berikut:
o
1
Tidak
.
aman
2
.
Aman
a
2.
BBLR
Paritas
Preeklampsi
o
1.
Tabel 6 Analisis hubungan paritas dengan kejadian BBLR
N
N
Total
BBLSR
BBLR
BBLA
SR
N
BBLR
BBLSR
Total
BBLAS
R
N
%
48
25,
N
%
N
%
N
%
44
23,
2
1,
2
1,
Tidak
12
65,
1
5,
6
3,
13
74,
preeklampsi
1
4
0
4
2
7
1
16
89,
1
6,
4,
18
100
5
2
2
5
3
5
Preeklampsi
a
8
1
1
9
a
%
Jumlah
N
%
N
%
N
% Sumber: Buku Register
92
49,7
6
3,2
5
2,7
10
8
55.7
2
73
39,5
6
3,2
3
1,6
165
89,2
12
6,5
8
4,3
Berdasarkan
Tabel 7 dapat dilihat bahwa
83
44,3
ada 44 (23,8%) bayi dengan BBLR yang
Jumlah
Sumber: Buku Register
18
100
dilahirkan5 dari ibu dengan preeklampsia, ada 2
(1,1%) bayi dengan BBLSR yang dilahirkan
dari ibu dengan preeklampsia, dan ada 2 (1,1%)
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa
ada 92 (49,7%) bayi dengan BBLR yang
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman,
ada 6 (3,2%) bayi dengan BBLSR yang
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman,
dan ada 5 (2,7%) bayi dengan BBLASR yang
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman.
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
bayi dengan BBLASR yang dilahirkan dari ibu
dengan preeklampsia.
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
= 0,539 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
hubungan antara preeklampsia dengan kejadian
BBLR di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
= 0,974 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR
96
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
PEMBAHASAN
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, status
1. Berat Badan Lahir Rendah
sosial dan budaya, serta pelayanan kesehatan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
seperti pemeriksaan ANC.
frekuensi kasus BBLR yang paling banyak
Hal ini perlu di waspadai dan perlu
yaitu 165 (89,2%), sedangkan yang paling
deteksi dini terhadap faktor yang menyebabkan
sedikit kasus BBLASR yaitu 8 (4,3%).
BBLR, karena bila tidak dilakukan deteksi dini
Besarnya angka kejadian BBLR di RSUD
terhadap
faktor-faktor
yang
menyebabkan
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin ini
terjadinya BBLR, maka angka kejadian BBLR
juga dikarenakan rumah sakit ini merupakan
bisa menetap bahkan bisa semakin meningkat
rumah sakit umum tipe B, dan merupakan
sehingga akan lebih meningkatkan resiko
rumah sakit rujukan kedua setelah RSUD Ulin.
kematian pada bayi, sebab angka kematian bayi
Faktor besarnya angka kejadian BBLR juga
di Banjarmasin lebih tinggi disebabkan karena
dapat di pengaruhi oleh besarnya pasien
BBLR. Untuk ini perlunya kerjasama instansi
rujukan.
terkait
seperti
Puskesmas,
Bidan,
Kader,
Menurut Manuaba (2010), faktor-faktor
BKKBN, KUA, Tokoh Masyarakat, dengan
yang berhubungan dengan bayi BBLR secara
lebih meningkatkan KIE kepada masyarakat
umum yaitu gizi saat hamil yang kurang, usia
tentang
ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
masyarakat tahu dan sadar sehingga dapat
tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
mengurangi dan mencegah terjadinya BBLR.
penyakit
menahun
2. Umur
pembuluh
darah
ibu
seperti
bayi
BBLR
agar
mengerjakan
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat,
frekuensi umur tidak beresiko yang paling
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari
banyak yaitu 126 (68,1%), sedangkan yang
perkawinan
paling sedikit
yang
(perokok),
gangguan
komplikasi
tidak
sah,
pengawasan
antenatal yang kurang.
Adapun
(31,9%).
dapat
Penyulit pada kehamilan usia muda lebih
menurut
tinggi dibandingkan dengan “kurun waktu
Amiruddin adalah faktor ibu meliputi umur ibu,
reproduksi sehat” antara umur 20-30 tahun.
umur kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi
Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat
badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan
reproduksi
minum alkohol, merokok, penyulit waktu
merugikan
hamil, jarak kehamilan, kehamilan ganda,
perkembangan
preeklamsi, riwayat abortus. Faktor janin
Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila
meliputi kehamilan kembar dan kelainan
di tambah dengan tekanan (stress) psikologis,
bawaan.
sosial, ekonomi sehingga memudahkan terjadi
menyebabkan
faktor
umur yang beresiko yaitu 59
lain
terjadinya
Faktor
yang
BBLR
lingkungan
meliputi
untuk
hamil,
kesehatan
dan
sehingga
ibu
pertumbuhan
dapat
maupun
janin.
97
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
keguguran, persalinan prematur, berat bayi
BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama
lahir rendah, kelainan bawaan, mudah terjadi
kelahiran
infeksi,
nampak meningkat.
anemia
kehamilan,
keracunan
kehamilan, kematian ibu yang tinggi.
BBLR,
tetapi
kelahiran
BBLR
3. Paritas
Bertambahnya usia pada wanita sangat
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
berpengaruh terhadap jumlah sel telur yang
frekuensi paritas tidak aman yang paling
belum dikeluarkan dari ovarium. Selain jumlah
banyak yaitu 103 (55,7%), sedangkan yang
sel telur yang tinggal sedikit, faktor usia (di
paling sedikit
atas 35 tahun) juga berpengaruh terhadap
(44,3%).
paritas yang aman yaitu 82
kemampuan rahim untuk menerima bakal janin
Paritas tidak aman yaitu paritas 1 dan >
atau embrio. Dalam hal ini, kamampuan rahim
3, paritas 1 masih memiliki pengetahuan yang
untuk
kurang
menerima
janin
menurun.
Faktor
dan
belum
memiliki
pengalaman
penuaan juga akan menyababkan embrio yang
tentang kehamilan sehingga dapat berpengaruh
dihasilkan wanita di atas 35 tahun terkadang
dalam
mengalami kesulitan untuk melekat di lapisan
menghadapi
endometrium, hal ini dapat meningkatkan
maupun mental cenderung masih kurang
resiko abortus.
sehingga dapat berpengaruh
Barat bayi lahir rendah juga berkolerasi
kehamilannya.
kehamilan
Kesiapan
baik
dalam
secara
fisik
pada pola
pemeliharaan
kesehatan
dengan usia ibu. Ibu-ibu yang terlalu muda
dikandungnya.
Paritas
seringkali secara emosional dan fisik belum
berpengalaman
dalam perawatan bayi, dan
matang, selain pendidikan pada umumnya
kesiapan dalam menghadapi kehamilan baik
rendah, ibu yang masih muda masih tergantung
secara
pada orang lain sehingga dapat merugikan
dibandingkan ibu dengan paritas 1.
fisik
maupun
>
janin
3
mental
yang
jauh
lebih
lebih
baik
kesehatan ibu maupun perkembangan dan
Ibu yang pernah hamil dan melahirkan
pertumbuhan janin. Kelahiran bayi BBLR lebih
anak lebih dari tiga kali, maka kemungkinan
tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari
akan banyak di temui keadaan kesehatan ibu
20 tahun. Remaja sering kali melahirkan bayi
akan terganggu seperti anemia yang dapat
dengan berat lebih rendah, hal ini trjadi karena
menyebabkan kelahiran BBLR, disini juga akan
mereka belum matur dan mereka belum
terjadi kekendoran pada dinding rahim yang
memiliki sistem transfer plasenta seefisien
dapat menyebabkan robekan pada dinding
wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun
rahim.
mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi
Resiko paritas 1 dapat ditangani dengan
badannya serta kesehatannya sudah mulai
asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko
menurun sehingga dapat mempengaruhi pada
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah
intra uterin dan dapat menyababkan kelahiran
dengan
keluarga
berencana.
Sebagian
98
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
di
RSUD
direncanakan.
Banjarmasin.
4. Preeklampsia
Dr.
H. Moch.
Ansari
Saleh
Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
teori bahwa penyulit pada kehamilan usia muda
frekuensi tidak preeklampsia yang paling
lebih tinggi dibandingkan dengan “kurun waktu
banyak yaitu 137 (74,1%), sedangkan yang
reproduksi sehat” antara umur 20-30 tahun.
paling sedikit preeklampsia yaitu 48 (25,9%).
Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat
Ibu
hamil
preeklampsia
reproduksi
mengalami penurunan perfusi utero plasenta,
merugikan
hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel
perkembangan
endotel pembuluh darah plasenta. Kelainan
Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila
pembuluh
ibu
di tambah dengan tekanan (stress) psikologis,
preeklampsia/ eklampsia dapat menyebabkan
sosial, ekonomi sehingga memudahkan terjadi
hipoksia kronis dan gangguan nutrisi janin
keguguran, persalinan prematur, berat bayi
sehingga sering terjadi retardasi pertumbuhan
lahir rendah, kelainan bawaan, mudah terjadi
janin yang dapat berakhir pada berat badan
infeksi,
lahir rendah (BBLR).
kehamilan, kematian ibu yang tinggi
darah
dengan
plasenta
pada
untuk
hamil,
kesehatan
dan
anemia
sehingga
ibu
maupun
pertumbuhan
kehamilan,
dapat
janin.
keracunan
Untuk ini perlunya peran bidan dalam
Bertambahnya usia pada wanita sangat
melakukan penyuluhan tentang pentingnya
berpengaruh terhadap jumlah sel telur yang
pemeriksaan ANC dan mengetahui komplikasi
belum di keluarkan dari ovarium. Selain jumlah
BBLR agar masyarakat paham dan dapat
sel telur yang tinggal sedikit, faktor usia (di
melakukan kunjungan ANC sehingga dapat
atas 35 tahun) juga berpengaruh terhadap
mencegah terjadinya BBLR.
kemampuan rahim untuk menerima bakal janin
5. Hubungan umur dengan kejadian BBLR
atau embrio. Dalam hal ini, kamampuan rahim
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa
untuk
menerima
janin
menurun.
Faktor
ada 50 (27,0%) bayi dengan BBLR yang
penuaan juga akan menyababkan embrio yang
dilahirkan dari ibu dengan umur beresiko, ada 7
dihasilkan wanita di atas 35 tahun terkadang
(3,8%) bayi dengan BBLSR yang dilahirkan
mengalami kesulitan untuk melekat di lapisan
dari ibu dengan umur beresiko, dan ada 2
endometrium, hal ini dapat meningkatkan
(1,1%) bayi dengan BBLASR yang dilahirkan
resiko abortus.
dari ibu dengan umur beresiko.
Barat bayi lahir rendah juga berkolerasi
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
dengan usia ibu. Ibu-ibu yang terlalu muda
= 0,216 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
seringkali secara emosional dan fisik belum
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
matang, selain pendidikan pada umumnya
hubungan antara umur dengan kejadian BBLR
rendah, ibu yang masih muda masih tergantung
99
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
pada orang lain sehingga dapat merugikan
menurunkan metabolisme jaringan sehingga
kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan
pertumbuhan janin. Kelahiran bayi BBLR lebih
berakibat BBLR.
janin
akan
terhambat
dan
tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari
Status gizi yang baik selama hamil sangat
20 tahun. Remaja sering kali melahirkan bayi
berpengaruh dalam hal persiapan kondisi
dengan berat lebih rendah, hal ini trjadi karena
kesehatan
mereka belum matur dan mereka belum
menyediakan
memiliki sistem transfer plasenta seefisien
pertumbuhan dan perkembangan janin yang
wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun
akan
mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi
kehamilan bukan hanya melemahkan fisik dan
badannya serta kesehatannya sudah mulai
membahayakan
menurun sehingga dapat mempengaruhi pada
mengancam kesehatan janin. Ibu hamil dengan
intra uterin dan dapat menyababkan kelahiran
status gizi yang buruk akan menghadapi risiko
BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama
melahirkan bayi dengan BBLR 2-3 kali lebih
kelahiran
besar dibandingkan mereka yang berstatus gizi
BBLR,
tetapi
kelahiran
BBLR
nampak meningkat.
fisiologis
tubuh
rahim
yang
dikandungnya.
ibu
menunjang
Kurang
jiwa
untuk
gizi
ibu
tetapi
selama
juga
baik. Dalam penelitian ini, anemia dan status
Melihat keadaan tersebut mungkin terjadi
gizi memang tidak diteliti.
pengingat bahwa ada faktor lain yang lebih
Hasil
dalam
penelitian
ini
tidak
dominan terhadap kejadian BBLR seperti
berhubungan, sama dengan hasil penelitian
penyakit yang menyertai kehamilan yaitu
dalam jurnal Trihardiani (2010) tidak ada
anemia, bahwa anemia dapat menyebabkan
hubungan antara umur dengan kejadian BBLR.
kejadian BBLR. Anemia pada ibu hamil adalah
6. Hubungan paritas dengan kejadian BBLR
suatu
keadaan
yang
kadar
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
ada 92 (49,7%) bayi dengan BBLR yang
dari nilai normal yaitu 11 gr/dl. Kehamilan
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman,
memerlukan
untuk
ada 6 (3,2%) bayi dengan BBLSR yang
meningkatkan jumlah sel darah merah dan
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman,
membentuk sel darah merah janin dan placenta.
dan ada 5 (2,7%) bayi dengan BBLASR yang
Anemia terjadi karena tidak cukupnya zat gizi
dilahirkan dari ibu dengan paritas tidak aman.
tambahan
menunjukkan
zat
besi
besi yang diserap dari makanan sehari-hari
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
guna pembentukan sel darah merah sehingga
= 0,974 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
menyebabkan
antara
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
pemasukan dan pengeluaran zat besi dalam
hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR
tubuh, hal ini dapat menyebabkan distribusi
di
oksigen ke jaringan akan berkurang yang akan
Banjarmasin.
ketidakseimbangan
RSUD
Dr.
H. Moch.
Ansari
Saleh
100
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan
dikandungnya sehingga berpengaruh terhadap
teori bahwa paritas tidak aman yaitu paritas 1
berat badan lahir. Ibu hamil yang jarak
dan > 3, paritas 1 masih memiliki pengetahuan
kelahirannya kurang dari dua tahun, kesehatan
yang kurang dan belum memiliki pengalaman
fisik dan kondisi rahimnya masih butuh
tentang kehamilan sehingga dapat berpengaruh
istirahat yang cukup. Ada kemungkinan juga
dalam
ibu masih harus menyusui dan memberikan
kehamilannya.
menghadapi
Kesiapan
kehamilan
baik
dalam
secara
fisik
perhatian
pada
anak
yang
dilahirkan
maupun mental cenderung masih kurang
sebelumnya, sehingga kondisi ibu yang lemah
sehingga dapat berpengaruh
ini akan berdampak pada kesehatan janin dan
pada pola
pemeliharaan
kesehatan
dikandungnya.
Paritas
berpengalaman
dalam perawatan bayi, dan
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Berat
kesiapan dalam menghadapi kehamilan baik
badan janin pada kehamilan kembar lebih
secara
ringan daripada janin pada kehamilan tunggal
fisik
janin
>
maupun
3
yang
jauh
mental
lebih
lebih
baik
dibandingkan ibu dengan paritas 1.
berat badan lahirnya.
Kehamilan
kembar
adalah
suatu
pada umur kehamilan yang sama. Berat badan
Ibu yang pernah hamil dan melahirkan
bayi yang umumnya baru lahir pada kehamilan
anak lebih dari tiga kali, maka kemungkinan
kembar
akan banyak di temui keadaan kesehatan ibu
kehamilan kembar cenderung untuk terjadinya
akan terganggu seperti anemia yang dapat
BBLR. Dalam penelitian ini jarak kelahiran dan
menyebabkan kelahiran BBLR (Berat Bayi
kehamilan kembar memang tidak diteliti.
Lahir
Rendah),
disini
juga
akan
terjadi
kurang
Hasil
dari
dalam
2500
penelitian
gram.
ini
Pada
tidak
kekendoran pada dinding rahim yang dapat
berhubungan, sama dengan hasil penelitian
menyebabkan robekan pada dinding rahim.
dalam jurnal Sistiarani (2008) tidak ada
Mungkin ada faktor lain yang lebih
hubungan antara paritas dengan kejadian
dominan terhadap kejadian BBLR seperti jarak
BBLR.
kelahiran yang pendek akan menyebabkan
7. Hubungan preeklampsia dengan kejadian
seorang
ibu
memulihkan
belum
cukup
kondisi
waktu
BBLR
setelah
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
melahirkan sebelumnya. Ibu hamil dalam
ada 44 (23,8%) bayi dengan BBLR yang
kondisi tubuh kurang sehat inilah yang
dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, ada 2
merupakan
penyebab
(1,1%) bayi dengan BBLSR yang dilahirkan
kematian ibu dan bayi yang dilahirkan serta
dari ibu dengan preeklampsia, dan ada 2 (1,1%)
risiko terganggunya sistem reproduksi. Sistem
bayi dengan BBLASR yang dilahirkan dari ibu
reproduksi yang terganggu akan menghambat
dengan preeklampsia.
salah
satu
tubuhnya
untuk
faktor
pertumbuhan dan perkembangan janin yang
101
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
Hasil uji rank sperman didapatkan nilai p
dan budaya sangat berperan dalam kejadian
= 0,539 α = 0,05 maka p > α, sehingga Ho di
BBLR,
karena
ekonomi
keluarga
dapat
terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada
menunjukkan gambaran kemampuan keluarga
hubungan antara preeklampsia dengan kejadian
dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu selama
BBLR di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
hamil yang berperan dalam pertumbuhan janin.
Banjarmasin.
Keadaan sosial ekonomi sangat berperan
Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan
terhadap timbulnya BBLR. Kejadian tertinggi
teori bahwa Ibu hamil dengan preeklampsia
terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah,
mengalami penurunan perfusi utero plasenta,
hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang
hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel
baik dan periksa hamil yang kurang. Sedangkan
endotel pembuluh darah plasenta. Kelainan
budaya sangat berperan karena budaya masih
pembuluh
ibu
mengikuti keyakinan bahwa masih ada pantang
preeklampsia/ eklampsia dapat menyebabkan
makanan, sehingga nutrisi yang diperlukan ibu
hipoksia kronis dan gangguan nutrisi janin
tidak
sehingga sering terjadi retardasi pertumbuhan
pelayanan antenatal, ekonomi dan budaya tidak
janin yang dapat berakhir pada berat badan
diteliti.
darah
plasenta
pada
mencukupi.
Dalam
penelitian
ini
lahir rendah (BBLR).
Melihat keadaan tersebut mungkin terjadi
UCAPAN TERIMA KASIH
pengingat bahwa ada faktor lain yang lebih
Peneliti sangat berterima kasih kepada
dominan terhadap kejadian BBLR seperti
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
pelayanan
yang telah memberikan izin serta tempat untuk
antenatal.
Pelayanan
antenatal
adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
melakukan penelitian.
selama masa kehamilan dengan minimal 4 kali
kunjungan antenatal. Kejadian BBLR berkaitan
DAFTAR PUSTAKA
dengan kurangnya kualitas pelayanan antenatal.
Alya
Ibu yang menerima pelayanan kesehatan secara
dini dan berkelanjutan dan lengkap akan dapat
memiliki hasil akhir kehamilan yang lebih baik
dibandingkan ibu yang tidak menerimanya. Ibu
yang tidak menerima pelayanan antenatal
mempunyai
kemungkinan
resiko
untuk
melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu
yang menerima pelayanan antenatal.
Faktor
pemungkin
lain
yang
mempengaruhi kejadian BBLR yaitu ekonomi
Dian. 2014. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Tersedia dalam website:
http://simtakp.stmikubudiyah.ac.id
⦋di
akses pada tanggal 14-01-2015⦌.
Dina P. 2013. Hubungan Umur dan Paritas Ibu
dengan Kejadian BBLR. Skripsi, Stikes
Sari Mulia Banjarmasin.
Dinkes Provinsi Kal-Sel. 2014. Data Seksi
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Provinsi
Kalimantan
Selatan.
Banjarmasin.
Manuaba Chandranita, dkk. 2010. KegawatDaruratan
Obstetri-Ginekologi
dan
Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi
Bidan. Jakarta: EGC.
102
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Soekidjo Notoatmodjo. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia.
2014. Panduan Skripsi. Banjarmasin:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari
Mulia.
Sistiarini Colti. 2008. Faktor Maternal dan
Kualitas Pelayanan Antenatal yang
Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) Studi Pada Ibu
yang Periksa Hamil Ke Tenaga
Kesehatan dan Melahirkan di RSUD
Banyumas Tahun 2008. Tersedia dalam
Lestari et al., Hubungan Umur, Paritas, dan...
website: eprints.undip.ac.id [diakses pada
tanggal 07-04-2015].
Trihardiani Ismi. 2011. Faktor Risiko Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah
Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan
Utara Kota Singkawang. Tersedia dalam
website: eprints.undip.ac.id ⦋di akses
pada tanggal 04-01-2015⦌.
Verawati S. 2014. Karakteristik Bayi yang
Menderita Penyakit Hircshsprung di
RSUP H. Adam Malik Kota Medan 20102012.
Tersedia
dalam
website:
repository.ac.Id ⦋diakses pada tanggal 1001-2015⦌.
103
Download