BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fermentasi adalah metode pengolahan tertua yang digunakan untuk mengawetkan, meningkatkan rasa, aroma, serta nilai gizi dari makanan (Steinkraus, 1983). Sementara Nout (2009) mengatakan dengan fermentasi sejumlah karbohidrat dan protein akan terdegradasi menjadi fraksi yang lebih kecil dan mudah dicerna. Selain itu proses fermentasi dapat meningkatkan nilai ekonomis suatu bahan pangan. Sehingga fermentasi menjadi salah satu pilihan proses pengolahan makanan yang menarik bagi manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Salah satu produk fermentasi yang lazim dijumpai adalah tape. Pada umumnya tape diproduksi oleh industri skala rumah tangga dengan teknik pembuatan yang tradisional. Tape ada bermacam macam jenisnya, umumnya di Indonesia ada dua jenis tape yang paling populer yaitu tape ketan dan tape singkong. Biasanya tape dikonsumsi langsung sebagai camilan, makanan penutup, atau diolah lebih lanjut sebagai bahan tambahan pembuat minuman. Tape ketan merupakan makanan yang digemari dan disukai masyarakat karena memiliki rasa yang manis dengan mengandung sedikit alkohol, lunak, dan berair sebagai hasil dari fermentasi. Dalam pembuatan tape secara garis besar dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: tahap persiapan dan 1 tahap pengolahan. Pada tahap persiapan meliputi persiapan alat dan perendaman beras ketan. Sedangkan tahap pengolahan meliputi pemasakan, pemberian ragi, pembungkusan dan proses fermentasi (Hasanah, 2007). Pembuatan tape ketan biasanya dilakukan dengan menggunakan kemasan besek dan daun pisang atau kombinasi keduanya, Kemasan pada tape tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari debu, tetapi juga berfungsi untuk mengatur serta merapikan makanan agar mudah dan praktis dibawa-bawa, dipegang atau dibuka ketika hendak disantap. Kelebihan kemasan daun adalah dapat memberikan flavor aroma tertentu. Pembuatan tape ketan secara tradisional biasanya menggunakan kemasan dari dedaunan seperti daun pisang dan daun jambu air. Tape ketan yang dibungkus daun jambu air banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat. Sementara penggunaan daun pisang sebagai pengemas berbagai makanan (termasuk tape ketan) dapat dijumpai dibanyak daerah di Indonesia. Penggunaan daun jambu air sebagai pengemas diyakini mampu menimbulkan flavor khas yang berbeda dengan tape ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Namun tidak banyak kajian atau penelitian yang mempelajari tentang efek flavor khas yang ditimbulkan oleh pengemasan tape dengan daun jambu air dan juga daun pisang ini. Hal ini menarik untuk dipelajari, karena kepercayaan dilapangan menunjukkan bahwa perbedaan jenis pengemas pada pembuatan tape ketan ini mampu memberikan flavor yang berbeda terutama dari segi aroma yang ditimbulkan. 2 Penggunaa daun jambu air sebagai pengemas tape ketan menarik untuk diteliti karena diberbagai penelitian daun jambu air diketahui berkhasiat sebagai antidiare, anti-inflamasi, antimutagenik, antimikroba, antioksidan, dan analgesic (Peter et al., 2011). Sementara pada daun pisang Batu diketahui mampu menghambat bakteri Salmonella typhi, Bacillus sereus, Staphylococcus aureus berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Sahaa et al (2013). Diduga keberadaan senyawa-senyawa antimikrobia tersebut akan mempengaruhi daur hidup mikrobia starter yang digunakan dalam proses fermentasi tape ketan. Selain itu, jenis pengemas daun jambu air diketahui memilki kandungan senyawa antioksidan yang cukup tinggi (Santoso et al., 2015). Sehingga menarik untuk diketahui apakah dengan penggunaan pengemas jenis ini, akan mempengaruhi nilai aktivitas antioksidan tape yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk pengkajian pengaruh kemasan daun jambu air dan pisang (sebagai dua jenis daun yang paling banyak digunakan sebagai pengemas tape ketan) terhadap sifat kimia (proksimat dan antioksidan) dan senyawa volatil tape ketan tersebut. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh penggunaan pengemas daun jambu air dan daun pisang selama fermentasi terhadap nilai proksimat produk tape ketan yang dihasilkan? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan pengemas daun jambu air dan daun pisang selama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan tape ketan yang dihasilkan? 3 3. Adakah perbedaan senyawa volatil yang dihasilkan terhadap penggunaan dua jenis pengemas yang berbeda tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan pengemas daun jambu air dan daun pisang selama fermentasi terhadap nilai proksimat produk tape ketan yang dihasilkan 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengemas daun jambu air dan daun pisang selama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan tape ketan yang dihasilkan 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan senyawa volatil yang dihasilkan terhadap penggunaan dua jenis pengemas yang berbeda tersebut 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Meberikan sumbangsih ilmu pengetahuan berupa senyawa volatil dominan pada tape kemasan daun jambu air Hijau dan tape kemasan daun Pisang Batu. 2. Memberikan pengetahuan ilmiah terkait potensi peningkatan aktivitas antioksidan dengan penggunaan pengemasan tradisional seperti daun jambu air dan daun pisang. 4