Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nias Selatan Volume 1, Nomor 1, Juli 2017, 22-35 ANALISIS INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA Erasma Fitilai Zalogo Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan [email protected] Abstrak Inflasi adalah masalah yang dialami semua negara. Inflasi dapat berasal dari dalam negeri dan dapat juga berasal dari luar negeri. Di Indonesia persoalan tentang inflasi telah menjadi perbincangan tidak hanya di kalangan pengamat ekonomi akan tetapi juga dibahas di kalangan akademisi. Secara teoritis bahwa inflasi dapat berpengaruh terhadap nilai tukar. Jika inflasi meningkat, maka nilai tukar terdepresiasi terhadap mata uang asing dan demikian sebaliknya. Pada tahun 2015 di Indonesia ditemukan bahwa inflasi yang menurun tetapi nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisishubungan inflasiterhadap nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar AS pada tahun 2015. Untuk menganalisis hal ini penulis menggunakan penelitian literatur (studi kepustakaan). Ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan inflasi terhadap nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS pada tahun 2015. Terdepresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS pada tahun 2015 dipengaruhi oleh faktor yang lain. Kata kunci: inflasi, nilai tukar Salah satucara yang dilakukan oleh PENDAHULUAN pemerintah Di seluruh dunia inflasi merupakan permasalahan salah yang satu harus di khususnya di Indonesia agar citra negara dipandang baik dalam bidang perekonomian yaitu dengan cara kendalikan oleh setiap negara. menjaga tingkat inflasi agar tetap 22 stabil. Inflasi adalah kenaikan negeri dan juga dapat berasal dari harga barang-barang yang bersifat luar negeri. Tingginya laju inflasi umum dalam negeri mengakibatkan harga dan terus menerus (Rahardja,2008:359). beberapa masalah sosial Ada barang-barang yang sehingga minat beli masyarakat muncul dari inflasi yang tinggi untuk yaitu: negeri (1)Menurunnya tingkat menjadi memiliki mahal barang menjadi dalam menurun. kesejahteraan rakyat yaitu bahwa Masyarakat menganggap bahwa inflasi menyebabkan daya beli barang pendapatan rendah, negeri harganya lebih murah. Jika khususnya bagi masyarakat yang hal ini terus menerus terjadi akan berpenghasilan kecil dan tetap mendorong impor menjadi lebih (kecil). (2)Makin buruknya tinggi distribusi pendapatan. Hal penawaran makin ini substitusi yang buatan berdampak mata uang luar pada dalam dapat dihindari jika pertumbuhan negerimenjadi semakin meningkat tingkat pendapatan lebih tinggi yang dari mengakibatkan mata uang dalam tingkat inflasi. Terganggunya (3) stabilitas ekonomi:Inflasi pada negeri dapat (rupiah) terhadap mata akhirnya terdepresiasi uang luar mengganggu stabilitas ekonomi negeri(Dollar US).Jika dilihat dari dengan merusak perkiraan tentang sebab masa para penyebab yang yaitu:tingginya tingkat permintaan pelaku depan (ekspektasi) ekonomi. Inflasi awal inflasi, utamanya kronis menumbuhkan perkiraan akan bahwa harga-harga barang dan jasa masyarakat, dan tingkat upah serta akan terus naik. harga bahan Berdasarkan asalmuasalnya barang terjadinya dan baku jasa oleh sehingga menyebabkan harga barang-barang inflasi dapat berasal dari dalam 23 menjadi lebih mahal dari penelitian yang dilakukan oleh Ndungu’, (1997) Hasil penelitian sebelumnya. Inflasi dapat di Kenya selama periode 1970- aktivitas 1993, menunjukkan bahwa tingkat perdagangan internasional, karena inflasi domestik dan perubahan mempengaruhi nilai tukar saling mempengaruhi mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang dan dengan dengan demikian mempengaruhi penelitian Granger Non-Causality nilai tukar Test (GNC test). Adanya korelasi (Madura,2000).Selanjutnyapeneliti yang kuat antara pergerakan inflasi an oleh Noer A. Achsani, Arie dengan pergerakan nilai tukar riil, Jayanthy F A Fauzi dan Piter dimana pergerakan keatas dari Abdullah nilai tukar riil yang menandakan (2009),dalam menggunakan penelitiannya tentang keterkaitan terjadinya inflasi dengan nilai tukar riil: searah dengan pergerakan laju analisis inflasi. komparatif ASEAN+3, UNI Amerika Eropa antara dan Hal depresiasi metode ini ternyata berarti inflasi Utaramenunjukkan memiliki hubungan bahwa terdapat korelasi yang erat terhadap nilai antara nilai tukar riil dan laju inflasi inflasi, dimana terdepresiasinya tukar rupiah terhadap mata uang nilai tukar riil akan mendorong asing (US$) akan terdepresiasi. peningkatan laju inflasi, terutama Demikian sebaliknya jika inflasi untuk kawasan Asia. menurun (deflasi) maka nilai tukar Penelitian yang dilakukan oleh Noer A yang tukar. meningkat erat Apabila berarti nilai rupiah terhadap mata uang asing Achsani, Arie (US$) akan terapresiasi. Jayanthy F A Fauzi dan Piter Berdasarkan data tentang Abdullah (2009) juga merujuk nilai tukar rupiah terhadap dollar 24 Sumber :Statistik ekonomi indonesia (BI) dan BPS dan tingkat inflasi di Indonesia yang bersumber Indonesia dari Bank (www.bi.go.id) 2011-2015. Tergambar bahwa pada 2011-2014 tingkat inflasi yang terus dan nilai tukar meningkat Berdasarkan uraian-uraian tersebut pada tahun tahun maka rumusan masalah dalam penelitian inflasi Adapun penelitian pada tahun 2015 kondisi yang unik dengan teori AS pada tahun 2015. Pada Bank Sentral dan Pemerintah agar dapat tabel 1. mengelolah inflasi dan mengendalikan pergerakan nilai Tabel 1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah/Dollar AS dan Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode 2011-2015 2011 2012 2013 2014 2015 untuk memberikan sumbangan kepada lebih jelasnya dapat di lihat pada Periode yaitu ini penelitian ini diharapkan dapat telah dingkapkan sebelumnya. Untuk Nilai tukar (RP/Dollar AS) 8779.49 9380.39 10451.37 11878.30 13391.97 dalam yang terdepresiasi terhadap dollar yang bertentangan yang tujuan inflasiterhadap nilai tukar rupiah menurun tetapi nilai tukar rupiah Ini hubungan menganalisishubungan terjadi dimana laju inflasi yang terdepresiasi. memiliki apakah pada tahun 2015?. dengan pendapat Madura. Namun AS adalah: terdepresiasi terhadap dollar AS dollar AS. Fenomena ini sejalan dollar ini terhadap nilai tukar rupiah yang rupiahyang terdepresiasi terhadap terhadap keuangan tukar rupiah terhadap mata uang asing (dolar AS). Lebih lanjut penelitian ini diharapkan dapat Inflasi (%) memberikan input bagi penelitian selanjutnya. 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35 25 (2000: 208) menjelaskan bahwa TINJAUAN LITERATUR Perubahan nilai tukar hubungan inflasi dengan nilai rupiah di Indonesia tentunya di tukar dapat dilihat dengan “teori pengaruhi paritas oleh beberapa daya beli (purchasing faktor,diantaranya tingkat inflasi, power parity), yang berfokus pada tingkat hubungan suku bunga, tingkat inflasi–nilai tukar, pendapatan, intervensi pemerintah dimanaagar paritas daya beli tetap dan lain sebagainya. Namun salah eksis satu faktor yang mempengaruhi disesuaikan untuk mengimbangi nilai tukar rupiah yang dibahas perbedaan pada penelitian ini yaitu faktor negara”. Pada teori ini dijelaskan inflasi. di bahwa setiap perbedaan laju inflasi Indonesia meningkat maka nilai antar negara maka nilai tukar akan tukar rupiah di Indonesia akan ikut serta mengimbangi perbedaan terdepresiasi sebaliknya apabila tersebut misalnya, apabila inflasi tingkat inflasi menurun tentunya terjadi nilai tukar rupiah di Indonesia sedangkan di negara lain inflasi akan tetap Apabila inflasi terapresiasi. Menurut maka nilai laju di tukar inflasi negara stabil, akan kedua domestik maka untuk perbedaan yang Prasetyo (2005:105) pergerakan mengimbangi kurs antar mata uang dua negara dimaksud maka nilai tukar pada berhubungan dengan tingkat harga negara dalam terdepresiasi. masing-masing negara. domestik akan ikut Berdasarkan bentuk relatif paritas daya beli menyatakan Nilai Tukar bahwa Setiap perubahan nilai tukar ditentukan negara memiliki mata uang yang berbeda-beda oleh laju inflasi atau persentase antar negara satu dengan negara perubahan harga secara umum di lainnya. setiap negara. Selanjutnya Madura 26 Oleh sebab itusetiap negara yang melakukan ini merupakan salah satu outcome transaksi ekonomi dengan negara dari pendekatan moneter, dimana lain membutuhkan nila tukar yang harga relatif domestik antara impor dapat dan diterima negara.Nilai harga ingin dari oleh tukar suatu semua merupakan mata ekspor tidak berubah. Akibatnya, dalam jangka panjang uang neraca perdagangan atau domestik yang akan dibayarkan pembayaran kembali seimbang. untuk mendapatkan satu unit mata Selanjutnya uangnegara mengungkapkan bahwa dampak asing pada saat melakukan transaksi antar negara. Menurut Madura (2000:42) dari perubahan nilai tukar terjadi Prasetyo jika nilai tukar sebuah negara (2005:67) secara sederhana, kurs mulai naik terhadap nilai tukar mata uang adalah “perbandingan negara lain, maka saldo neraca nilai antar mata uang”. Selanjutnya berjalannya Mankiw kurs Produk-produk yang diekspor oleh (exchange rate) adalah: “tingkat negara tersebut akan menjadi lebih harga yang disepakati penduduk mahal kedua saling pengimpor. melakukan perdagangan”.Dampak permintaan perubahan nilai tukar mata uang tersebut akan menurun. menurut Saragih (2014:72) bahwa Menurut (2006:128) negara untuk akan bagi menurun. negara-negara Konsekuensinya, atas produk-produk Prasetyo, nilai tukar mempengaruhi terms of (2005:69) trade dan dampaknya terhadap yang mempengaruhi ekspor, nilai impor perdagangan. dan Devaluasi neraca akan adapun tukar mata dipengaruhi oleh faktor-faktor perubahan uang yaitu perubahan meningkatkan harga ekspor dan permintaan dan penawaran mata impor dalam mata uang domestik uang. Menurut Nurcahyaningtyas dengan proporsi yang sama. Hal (2009:271) 27 permintaan uang merupakan “keinginan masyarakat inflasi. Menurut Sukirno (2011:14) untuk Inflasi mewujudkan kekayaan dapat didefinisikan dalam bentuk uang kas. Adapun “sebagai suatu proses kenaikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga-harga yang berlaku dalam permintaan uang suatu perekonomian”. Selanjutnya 272- Rahardja (2008:359) inflasi adalah (Nurcahyaningtyas, 2009: 273) adalah: (1)Selera masyarakat, “kenaikan (2) Kekayaan dari masyarakat, (3) yang bersifat umum dan terus Tersedianya fasilitas kredit, (4) menerus. Kepastian pendapatan dapat disimpulkan sebagai tingkat yang diharapkan, (5) Harapan harga barang dan jasa secara tentang harga, dan Sistem/cara keseluruhan pembayaran yang lebih mahal dari sebelumnya.Pada berlaku.Penawaran uang adalah umumnya inflasi dibagi menjadi 3 banyaknya yang golongan yaitu inflasi berdasarkan beredar di masyarakat. Adapun keparahannya, inflasi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi asalnya dan inflasi berdasarkan besar kecilnya penawaran uang sebabnya (Nurcahyaningtyas, 2001).Adapun tentang jumlah uang 2009: 276) harga Dalam dan barang-barang hal iniinflasi terus-menerus (Boediono, yang menjadi adalah: (1) Tingkat Bunga, (2) indikator inflasi yaitu Indeks harga Tingkat Inflasi Atau Deflasi, (3) konsumen Tingkat Produksi Atau Pendapatan indeks), indeks harga perdagangan Nasional. besar dan indeks harga implisit. Inflasi METODE PENELITIAN Salah satu faktor yang (consumer price Metode yang di terapkan dapat mempengaruhi perubahan dalam nilai tukar setiap negara yaitu yaitu:menggambarkan bagaimana 28 penelitian ini hubungan tukar inflasi terhadap nilai rupiah yang terjadi data tingkat inflasi. Nilai tukar di yang digunakan dalam penelitian Indonesia khususnya pada tahun ini adalah kurs tengah. Metode 2015.Jenis penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan kajian literatur atau penelitian adalah kepustakaan (library Research), merupakan yaitu metode penelitiannya di dilakukan dengan mengumpulkan peroleh dari berbagai informasi- data yang bersumber dari data informasi kepustakaan baik yang yang telah terjadi selama periode berupa 2011-2015 yang telah disajikan buku, jurnal ilmiah,dokumen, majalah dalam ekonomi, media sosial dan lain sebagainya yang dokumentasi suatu website yang cara resmi yang Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN diperbandingkan dengan keadaan atau fenomena yang telah terjadi. Berdasarkan data yang Sifat penelitian ini adalah analisis disajikan deskriptifyang membahas tentang Indonesiadapat dilihat bahwa awal gambaran umum tahun mengenai suatu (deskriptif) data oleh 2011 di Bank Indonesia yang pencapaian inflasi berada pada disajikan agar data yang tersedia level yang rendah sebesar 3,79%. dapat dipahami oleh para pembaca Tahun 2012 inflasi di Indonesia dengan mudah. meningkat menjadi 4,3%, untuk Jenis sumber data yang tahun 2013 laju inflasi semakin digunakan dalam penelitian ini tinggi hingga mencapai 8,38%, sebagai bahan analisis adalah data hingga tahun 2014 tingkat inflasi sekunder yang telah diolah dan masih berada pada posisi yang disajikan oleh Bank Indonesia (BI) cukup tinggi jika di bandingkan untuk data nilai tukar dan untuk 29 pada tahun 2013 yaitu 8,36%. terus terdepresiasi Rp 13391.97 Akan tetapi pada tahun 2015 lebih terdepresiasi dibandingkan tingkat inflasi dapat di tekan dengan tahun sebelumnya. menurun yaitu hingga 3,35% lebih Seiring meningkatnya laju rendah di bandingkan dari 4 tahun inflasi dari tahun 2011-2014 nilai terakhir. Rendahnya inflasi pada tukar rupiah terhadap dollar AS tahun ikut terdepresiasi. Keadaan ini 2015, merupakan suatu kebanggaan dalam negara, akan sesuai tetapi kondisi ini tidak membuat kemukakan oleh Madura bahwa nilai perubahan dalam laju inflasi dapat tukar rupiah Indonesia dengan teori terapresiasi pada mata uang asing mempengaruhi (dolar AS) justru lebih memburuk. penawaran valuta dan Nilai tukar rupiahyang demikian yang permintaan di dan dengan mempengaruhi nilai terjadipada tahun 2011 sampai tukar. Begitu juga dengan Bank pada tahun 2015 bahwa nilai tukar Indonesia yang menyatakan bahwa rupiah terus terdepresiasi terhadap tingkat inflasi domestik yang lebih dollar AS yaitu tahun 2011 nilai tinggi dibanding dengan tingkat tukar menjadi Rp 8779.49/dolar inflasi AS, akan tetapi pada tahun 2012, menjadikan nilai AS domestik Rp kompetitif tukar per terdepresiasi dollar menjadi di negara tetangga tingkat rill menjadi sehingga bunga tidak dapat 9380.39/dolar AS, dan pada tahun memberikan tekanan pada nilai 2013 nilai tukar terus terdepresiasi rupiah.Ternyatapada tahun 2015 mencapai hal ini sangat bertentangan dengan Rp 10451.37/dolar ASkemudian di tahun 2014 nilai teori tukar/dollar AS semakin tajam inflasi menurun hingga mencapai sebesar Rp 11878.30sampai pada 3,35% tahun 2015 nilai tukar /dolar AS rupiah terhadap dolar AS semakin 30 Madura, dimana sedangkan nilai tingkat tukar terdepresiasi hingga Gambar 1. Tingkat Inflasi Dari Tahun 2011-2015 mencapaiRp.13391.97. Pergerakan tingkat inflasi dapat dilihat pada gambar 1.1, dimana pada gambar tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia tidak selamanya meningkat, akan tetapi adanya fluktuasi inflasi dari bulan pertama tahun 2011 hingga pada bulan terakhir tahun 2015. Di samping Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id) itu jika di perbandingkan dengan Gambar 1.2 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As Tahun 2011-2015 gambar 1.2 yang menunjukkan pergerakan nilai tukar rupiah di Indonesia selama lima tahun, tertera bahwa nilai tukar rupiah di Indonesia terus terdepresiasi pada mata uang dollar AS dari tahun 2011-2015. Hal ini berarti tidak sejalan dengan teori yang telah dikemukan oleh beberapa peneliti. Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id) Menurunnya tingkat inflasi pada tahun 2015 (3,35%) disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 31 1. 2. 3. 4. Mulai efektifnya distribusi barang komoditas pokok (volatile food) sehingga antara pasokan dan kebutuhan atas komoditas pokok terkontrol dengan baik. Masih cenderung ketatnya kebijakan moneter bank sentral dengan menahan suku bunga acuan yang tinggi akibat masih besarnya ancaman pelarian modal (capital flight) ditengah ketidak pastian global. Melemahnya daya beli masyarakat akibat berkurangnya lapangan pekerjaan, seperti tingkat pengangguran di bulan februari 2015 yang tercatat oleh badan pusat statistik (BPS) meningkat 300.000 orang bila dibandingkan dengan februari 2014, hingga total mencapai 7,45 juta orang. Mulai menghilangnya efek kenaikan administered price, seperti efek kenaikan BBM di pertengahan tahun 2013 sudah menghilang pada pertengahan tahun 2014. Hal yang sama pada tahun 2015, efek kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 di perkirakan menghilang pada bulan November atau desember 2015. Jadi, rendahnya inflasi di empat faktor diatas, dan faktor yang dimaksud adanya dalam didasari kebijakan hal ini oleh pemerintah yang dapat menurunkan tingkat inflasi dan untuk kesejahteraan masyarakat. Adapun tindakan pemerintah terhadap kebijakan ekonomi antara lain yatu: 1. Stabilisasi ekonomi makro yang lebih kondusif, melalui kebijakan fiskal dan moneter (termasuk pengendalian inflasi). 2. Pengendalian harga komoditi pokok seperti pangan dan BBM. 3. Mendorong pemanfaatan biodiesel untuk mengurangi impor dan meningkatkan harga ekspor kelapa sawit. 4. Mempercepat pencairan dan pemanfaatan dana desa untuk pembangunan proyek padat karya serta menambah alokasi Rastra (beras sejahtera). 5. Menggenjot belanja pemerintah serta mendorong daya serap anggaran sebagai mesin pertumbuhan. 6. Pembentukan Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA), dan pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit. 7. Melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan tahun 2015 dipengaruhi oleh ke 32 menggerakan ekonomi pedesaan dengan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dari berbagai sekaligus kegiatan ekspor dan impor. Walaupun produsen dalam peluang negeri cukup banyak dalam berproduksi namun tindakan keterbatasan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh pemerintah dan sumberdaya fisik tetap saja tentang kebijakan dan akan berdampak pada peningkatan moneter terdapat pengendalian impor, misalnya untuk mengolah inflasi, sehingga inflasi di tahun cacao menjadi coklat atau bubuk 2015 dapat di tekan rendah hingga coklat, membutuhkan bahan lain mencapai 3,35 %. Analisis lebih yang mungkin saja tidak tersedia lanjut dalam fiskal mengenai menurunnya negeri dan untuk tingkat inflasi yang terjadi pada mendapatkannya produsen dalam tahun tetapi negeri harus mengimpor dari luar semakin negeri. Kegiatan impor ini akan terdepresiasinya nilai tukar rupiah meningkatkan permintaan terhadap terhadap dolar AS, diindikasikan mata asing (Dollar AS)sehingga oleh karena kebijakan pemerintah kebutuhan akan valuta asing tetap yang memberi peluang lebih luas masih kepada penanaman modal dalam menyebabkan negeri kondisi 2015 akan menyebabkan untuk menggenjot tinggi. Inilah yang mengapa pada inflasi yang tingkat pertumbuhan ekonomi terutama menurun tetapi tidak mengubah komoditi pokok seperti pangan dan kondisi nilai tukar rupiah terhadap BBM dolar AS yang terdepresiasi. (seperti dijelaskan diatas). secara tidak yang telah Upaya ini Kebijakan langsung tentang pemerintah pengendalian inflasi mendorongprodusen dalam negeri melalui kebijakan moneter dan untuk fiskal melakukan produksi 33 ataupun melalui pengembangan komoditi pangan terdapat hubungan inflasi terhadap dan BBM tidak selalu dapat nilai berdampak upaya terdepresiasi terhadap Dollar AS rupiah yang terjadi pada tahun 2015. apresiasi terhadap nilai tukar tukar Rupiah yang terhadap mata uang asing (seperti KESIMPULAN yang telah diuraikan pada analisis Kesimpulan dari penelitian ini). Tingkat inflasi yang menurun ini mengungkapkan bahwa tidak tidak dapat dijadikan sebagai satusatunya indikator yang terdapat hubungan inflasi terhadap dapat nilai mengapresiasi nilai tukar rupiah dijadikan tidak indikator didukung dapat dolar AS. serta pengendalian lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian terutama pada sektor ekspor dan ekonomi tukar dengan terapresias.Berdasarkan analisis ini ditemukan bahwa ini. Seterusnya kebijakan pemerintah dalam sektor impor agar inflasi yang menurun maka yang AS namun masih ada faktor haruslah nilai inflasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar mengenai dengan tingkat indikator yang dapat mengapresasi diiringi dengan kontrol ekonomi sejalan dengan menurun bukanlah satu-satunya Kebijakan inflasi perbandingannya bahwa yang masih belum dibahas pada pemerintah yang 2015. Lebih lanjut di ungkapkan dapat dijadikan sebagai indikator ini. analisis kenyataan yang terjadi pada tahun Namun ternyata masih ada faktor lain yang penelitian oleh didasarkan pada kajian teoritis terjadinya depresiasi pada nilai tukar rupiah terhadap yang pada tahun 2015. Temuan ini sebaliknya tingkat inflasi yang juga Rupiah terdepresiasi terhadap Dollar AS terhadap mata uang asing atau meningkat tukar (fiskal tujuan dan moneter) mengendalikan inflasi haruslah dibarengi dengan tidak 34 pengendalian agar upaya tersebut dapat juga berdampak terhadap apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. DAFTAR PUSTAKA IndonesiaBank (www.bi.go.id). Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. ErlanggaJakarta. Noer A Achsani, Arie Jayanthy F A Fauzi dan Piter Abdullah (2009). Keterkaitan inflasi dengan nilai tukar riil: analisis komparatif antara ASEAN+3, UNI Eropa dan Amerika Utara. (Majalah Ekonomi No 3) Nurcahyaningtyas. 2009. Ekonomi. Jakarta: Cempaka Putih. Rahardja, Prathama. 2008. Teori Ekonomi Makro: Suatu pengantar. Edisi Keempat. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta. Saragih, Ferdinand, D. dan Nugroho, Yulianto. 2014. Dasar-dasar keuangan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers. www.bappenas.go.id http://pemeriksaanpajak.com/2015 /07/30/mencermati-dampakpenurunan-inflasi/ 35