Analisis Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah di

advertisement
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nias Selatan
Volume 1, Nomor 1, Juli 2017, 22-35
ANALISIS INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH
DI INDONESIA
Erasma Fitilai Zalogo
Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan
[email protected]
Abstrak
Inflasi adalah masalah yang dialami semua negara. Inflasi dapat
berasal dari dalam negeri dan dapat juga berasal dari luar negeri. Di
Indonesia persoalan tentang inflasi telah menjadi perbincangan tidak hanya di
kalangan pengamat ekonomi akan tetapi juga dibahas di kalangan akademisi.
Secara teoritis bahwa inflasi dapat berpengaruh terhadap nilai tukar. Jika
inflasi meningkat, maka nilai tukar terdepresiasi terhadap mata uang asing
dan demikian sebaliknya. Pada tahun 2015 di Indonesia ditemukan bahwa
inflasi yang menurun tetapi nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap
Dollar AS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisishubungan
inflasiterhadap nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar AS pada
tahun 2015. Untuk menganalisis hal ini penulis menggunakan penelitian
literatur (studi kepustakaan). Ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan
inflasi terhadap nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS
pada tahun 2015. Terdepresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
pada tahun 2015 dipengaruhi oleh faktor yang lain.
Kata kunci: inflasi, nilai tukar
Salah satucara yang dilakukan oleh
PENDAHULUAN
pemerintah
Di seluruh dunia inflasi
merupakan
permasalahan
salah
yang
satu
harus
di
khususnya
di
Indonesia
agar
citra
negara
dipandang
baik
dalam
bidang
perekonomian yaitu dengan cara
kendalikan oleh setiap negara.
menjaga tingkat inflasi agar tetap
22
stabil. Inflasi adalah kenaikan
negeri dan juga dapat berasal dari
harga barang-barang yang bersifat
luar negeri. Tingginya laju inflasi
umum
dalam negeri mengakibatkan harga
dan
terus
menerus
(Rahardja,2008:359).
beberapa masalah
sosial
Ada
barang-barang
yang
sehingga minat beli masyarakat
muncul dari inflasi yang tinggi
untuk
yaitu:
negeri
(1)Menurunnya
tingkat
menjadi
memiliki
mahal
barang
menjadi
dalam
menurun.
kesejahteraan rakyat yaitu bahwa
Masyarakat menganggap bahwa
inflasi menyebabkan daya beli
barang
pendapatan
rendah,
negeri harganya lebih murah. Jika
khususnya bagi masyarakat yang
hal ini terus menerus terjadi akan
berpenghasilan kecil dan tetap
mendorong impor menjadi lebih
(kecil).
(2)Makin
buruknya
tinggi
distribusi
pendapatan.
Hal
penawaran
makin
ini
substitusi
yang
buatan
berdampak
mata
uang
luar
pada
dalam
dapat dihindari jika pertumbuhan
negerimenjadi semakin meningkat
tingkat pendapatan lebih tinggi
yang
dari
mengakibatkan mata uang dalam
tingkat
inflasi.
Terganggunya
(3)
stabilitas
ekonomi:Inflasi
pada
negeri
dapat
(rupiah)
terhadap
mata
akhirnya
terdepresiasi
uang
luar
mengganggu stabilitas ekonomi
negeri(Dollar US).Jika dilihat dari
dengan merusak perkiraan tentang
sebab
masa
para
penyebab
yang
yaitu:tingginya tingkat permintaan
pelaku
depan
(ekspektasi)
ekonomi.
Inflasi
awal
inflasi,
utamanya
kronis menumbuhkan perkiraan
akan
bahwa harga-harga barang dan jasa
masyarakat, dan tingkat upah serta
akan terus naik.
harga bahan
Berdasarkan asalmuasalnya
barang
terjadinya
dan
baku
jasa
oleh
sehingga
menyebabkan harga barang-barang
inflasi dapat berasal dari dalam
23
menjadi
lebih
mahal
dari
penelitian yang dilakukan oleh
Ndungu’, (1997) Hasil penelitian
sebelumnya.
Inflasi
dapat
di Kenya selama periode 1970-
aktivitas
1993, menunjukkan bahwa tingkat
perdagangan internasional, karena
inflasi domestik dan perubahan
mempengaruhi
nilai tukar saling mempengaruhi
mempengaruhi
permintaan
dan
penawaran terhadap mata uang dan
dengan
dengan demikian mempengaruhi
penelitian Granger Non-Causality
nilai
tukar
Test (GNC test). Adanya korelasi
(Madura,2000).Selanjutnyapeneliti
yang kuat antara pergerakan inflasi
an oleh Noer A. Achsani, Arie
dengan pergerakan nilai tukar riil,
Jayanthy F A Fauzi dan Piter
dimana pergerakan keatas dari
Abdullah
nilai tukar riil yang menandakan
(2009),dalam
menggunakan
penelitiannya tentang keterkaitan
terjadinya
inflasi dengan nilai tukar riil:
searah dengan pergerakan laju
analisis
inflasi.
komparatif
ASEAN+3,
UNI
Amerika
Eropa
antara
dan
Hal
depresiasi
metode
ini
ternyata
berarti
inflasi
Utaramenunjukkan
memiliki
hubungan
bahwa terdapat korelasi yang erat
terhadap
nilai
antara nilai tukar riil dan laju
inflasi
inflasi, dimana terdepresiasinya
tukar rupiah terhadap mata uang
nilai tukar riil akan mendorong
asing (US$) akan terdepresiasi.
peningkatan laju inflasi, terutama
Demikian sebaliknya jika inflasi
untuk kawasan Asia.
menurun (deflasi) maka nilai tukar
Penelitian yang dilakukan
oleh Noer A
yang
tukar.
meningkat
erat
Apabila
berarti
nilai
rupiah terhadap mata uang asing
Achsani, Arie
(US$) akan terapresiasi.
Jayanthy F A Fauzi dan Piter
Berdasarkan data tentang
Abdullah (2009) juga merujuk
nilai tukar rupiah terhadap dollar
24
Sumber :Statistik ekonomi
indonesia (BI) dan BPS
dan tingkat inflasi di Indonesia
yang
bersumber
Indonesia
dari
Bank
(www.bi.go.id)
2011-2015.
Tergambar
bahwa
pada
2011-2014
tingkat
inflasi
yang
terus
dan
nilai
tukar
meningkat
Berdasarkan uraian-uraian tersebut
pada
tahun
tahun
maka rumusan masalah dalam
penelitian
inflasi
Adapun
penelitian
pada tahun 2015 kondisi yang unik
dengan
teori
AS
pada
tahun
2015.
Pada
Bank Sentral dan Pemerintah agar
dapat
tabel 1.
mengelolah
inflasi
dan
mengendalikan pergerakan nilai
Tabel 1
Perkembangan Nilai Tukar
Rupiah/Dollar AS
dan Tingkat Inflasi Di Indonesia
Periode 2011-2015
2011
2012
2013
2014
2015
untuk
memberikan sumbangan kepada
lebih jelasnya dapat di lihat pada
Periode
yaitu
ini
penelitian ini diharapkan dapat
telah
dingkapkan sebelumnya. Untuk
Nilai tukar
(RP/Dollar
AS)
8779.49
9380.39
10451.37
11878.30
13391.97
dalam
yang terdepresiasi terhadap dollar
yang
bertentangan
yang
tujuan
inflasiterhadap nilai tukar rupiah
menurun tetapi nilai tukar rupiah
Ini
hubungan
menganalisishubungan
terjadi dimana laju inflasi yang
terdepresiasi.
memiliki
apakah
pada tahun 2015?.
dengan pendapat Madura. Namun
AS
adalah:
terdepresiasi terhadap dollar AS
dollar AS. Fenomena ini sejalan
dollar
ini
terhadap nilai tukar rupiah yang
rupiahyang terdepresiasi terhadap
terhadap
keuangan
tukar rupiah terhadap mata uang
asing (dolar AS). Lebih lanjut
penelitian ini diharapkan dapat
Inflasi
(%)
memberikan input bagi penelitian
selanjutnya.
3,79
4,3
8,38
8,36
3,35
25
(2000: 208) menjelaskan bahwa
TINJAUAN LITERATUR
Perubahan
nilai
tukar
hubungan
inflasi
dengan
nilai
rupiah di Indonesia tentunya di
tukar dapat dilihat dengan “teori
pengaruhi
paritas
oleh
beberapa
daya
beli
(purchasing
faktor,diantaranya tingkat inflasi,
power parity), yang berfokus pada
tingkat
hubungan
suku
bunga,
tingkat
inflasi–nilai
tukar,
pendapatan, intervensi pemerintah
dimanaagar paritas daya beli tetap
dan lain sebagainya. Namun salah
eksis
satu faktor yang mempengaruhi
disesuaikan untuk mengimbangi
nilai tukar rupiah yang dibahas
perbedaan
pada penelitian ini yaitu faktor
negara”. Pada teori ini dijelaskan
inflasi.
di
bahwa setiap perbedaan laju inflasi
Indonesia meningkat maka nilai
antar negara maka nilai tukar akan
tukar rupiah di Indonesia akan
ikut serta mengimbangi perbedaan
terdepresiasi sebaliknya apabila
tersebut misalnya, apabila inflasi
tingkat inflasi menurun tentunya
terjadi
nilai tukar rupiah di Indonesia
sedangkan di negara lain inflasi
akan
tetap
Apabila
inflasi
terapresiasi.
Menurut
maka
nilai
laju
di
tukar
inflasi
negara
stabil,
akan
kedua
domestik
maka
untuk
perbedaan
yang
Prasetyo (2005:105) pergerakan
mengimbangi
kurs antar mata uang dua negara
dimaksud maka nilai tukar pada
berhubungan dengan tingkat harga
negara
dalam
terdepresiasi.
masing-masing
negara.
domestik
akan
ikut
Berdasarkan bentuk relatif paritas
daya
beli
menyatakan
Nilai Tukar
bahwa
Setiap
perubahan nilai tukar ditentukan
negara
memiliki
mata uang yang berbeda-beda
oleh laju inflasi atau persentase
antar negara satu dengan negara
perubahan harga secara umum di
lainnya.
setiap negara. Selanjutnya Madura
26
Oleh
sebab
itusetiap
negara
yang
melakukan
ini merupakan salah satu outcome
transaksi ekonomi dengan negara
dari pendekatan moneter, dimana
lain membutuhkan nila tukar yang
harga relatif domestik antara impor
dapat
dan
diterima
negara.Nilai
harga
ingin
dari
oleh
tukar
suatu
semua
merupakan
mata
ekspor
tidak
berubah.
Akibatnya, dalam jangka panjang
uang
neraca
perdagangan
atau
domestik yang akan dibayarkan
pembayaran kembali seimbang.
untuk mendapatkan satu unit mata
Selanjutnya
uangnegara
mengungkapkan bahwa dampak
asing
pada
saat
melakukan transaksi antar negara.
Menurut
Madura
(2000:42)
dari perubahan nilai tukar terjadi
Prasetyo
jika nilai tukar sebuah negara
(2005:67) secara sederhana, kurs
mulai naik terhadap nilai tukar
mata uang adalah “perbandingan
negara lain, maka saldo neraca
nilai antar mata uang”. Selanjutnya
berjalannya
Mankiw
kurs
Produk-produk yang diekspor oleh
(exchange rate) adalah: “tingkat
negara tersebut akan menjadi lebih
harga yang disepakati penduduk
mahal
kedua
saling
pengimpor.
melakukan perdagangan”.Dampak
permintaan
perubahan nilai tukar mata uang
tersebut akan menurun.
menurut Saragih (2014:72) bahwa
Menurut
(2006:128)
negara
untuk
akan
bagi
menurun.
negara-negara
Konsekuensinya,
atas
produk-produk
Prasetyo,
nilai tukar mempengaruhi terms of
(2005:69)
trade dan dampaknya terhadap
yang mempengaruhi
ekspor,
nilai
impor
perdagangan.
dan
Devaluasi
neraca
akan
adapun
tukar
mata
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
perubahan
uang
yaitu
perubahan
meningkatkan harga ekspor dan
permintaan dan penawaran mata
impor dalam mata uang domestik
uang. Menurut Nurcahyaningtyas
dengan proporsi yang sama. Hal
(2009:271)
27
permintaan
uang
merupakan “keinginan masyarakat
inflasi. Menurut Sukirno (2011:14)
untuk
Inflasi
mewujudkan
kekayaan
dapat
didefinisikan
dalam bentuk uang kas. Adapun
“sebagai suatu proses kenaikan
faktor-faktor yang mempengaruhi
harga-harga yang berlaku dalam
permintaan
uang
suatu perekonomian”. Selanjutnya
272-
Rahardja (2008:359) inflasi adalah
(Nurcahyaningtyas,
2009:
273) adalah: (1)Selera masyarakat,
“kenaikan
(2) Kekayaan dari masyarakat, (3)
yang bersifat umum dan terus
Tersedianya fasilitas kredit, (4)
menerus.
Kepastian
pendapatan
dapat disimpulkan sebagai tingkat
yang diharapkan, (5) Harapan
harga barang dan jasa secara
tentang harga, dan Sistem/cara
keseluruhan
pembayaran
yang
lebih mahal dari sebelumnya.Pada
berlaku.Penawaran uang adalah
umumnya inflasi dibagi menjadi 3
banyaknya
yang
golongan yaitu inflasi berdasarkan
beredar di masyarakat. Adapun
keparahannya, inflasi berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi
asalnya dan inflasi berdasarkan
besar kecilnya penawaran uang
sebabnya
(Nurcahyaningtyas,
2001).Adapun
tentang
jumlah
uang
2009:
276)
harga
Dalam
dan
barang-barang
hal
iniinflasi
terus-menerus
(Boediono,
yang
menjadi
adalah: (1) Tingkat Bunga, (2)
indikator inflasi yaitu Indeks harga
Tingkat Inflasi Atau Deflasi, (3)
konsumen
Tingkat Produksi Atau Pendapatan
indeks), indeks harga perdagangan
Nasional.
besar dan indeks harga implisit.
Inflasi
METODE PENELITIAN
Salah satu faktor yang
(consumer
price
Metode yang di terapkan
dapat mempengaruhi perubahan
dalam
nilai tukar setiap negara yaitu
yaitu:menggambarkan bagaimana
28
penelitian
ini
hubungan
tukar
inflasi terhadap nilai
rupiah
yang
terjadi
data tingkat inflasi. Nilai tukar
di
yang digunakan dalam penelitian
Indonesia khususnya pada tahun
ini adalah kurs tengah. Metode
2015.Jenis penelitian ini adalah
pengumpulan data yang dilakukan
kajian literatur atau penelitian
adalah
kepustakaan (library Research),
merupakan
yaitu metode penelitiannya
di
dilakukan dengan mengumpulkan
peroleh dari berbagai informasi-
data yang bersumber dari data
informasi kepustakaan baik yang
yang telah terjadi selama periode
berupa
2011-2015 yang telah disajikan
buku,
jurnal
ilmiah,dokumen,
majalah
dalam
ekonomi, media sosial dan lain
sebagainya
yang
dokumentasi
suatu
website
yang
cara
resmi
yang
Bank
Indonesia yaitu www.bi.go.id.
kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN
diperbandingkan dengan keadaan
atau fenomena yang telah terjadi.
Berdasarkan
data
yang
Sifat penelitian ini adalah analisis
disajikan
deskriptifyang membahas tentang
Indonesiadapat dilihat bahwa awal
gambaran
umum
tahun
mengenai
suatu
(deskriptif)
data
oleh
2011
di
Bank
Indonesia
yang
pencapaian inflasi berada pada
disajikan agar data yang tersedia
level yang rendah sebesar 3,79%.
dapat dipahami oleh para pembaca
Tahun 2012 inflasi di Indonesia
dengan mudah.
meningkat menjadi 4,3%, untuk
Jenis sumber data
yang
tahun 2013 laju inflasi semakin
digunakan dalam penelitian ini
tinggi hingga mencapai 8,38%,
sebagai bahan analisis adalah data
hingga tahun 2014 tingkat inflasi
sekunder yang telah diolah dan
masih berada pada posisi yang
disajikan oleh Bank Indonesia (BI)
cukup tinggi jika di bandingkan
untuk data nilai tukar dan untuk
29
pada tahun 2013 yaitu 8,36%.
terus terdepresiasi Rp 13391.97
Akan tetapi pada tahun 2015
lebih terdepresiasi dibandingkan
tingkat inflasi dapat di tekan
dengan tahun sebelumnya.
menurun yaitu hingga 3,35% lebih
Seiring meningkatnya laju
rendah di bandingkan dari 4 tahun
inflasi dari tahun 2011-2014 nilai
terakhir. Rendahnya inflasi pada
tukar rupiah terhadap dollar AS
tahun
ikut terdepresiasi. Keadaan ini
2015,
merupakan
suatu
kebanggaan dalam negara, akan
sesuai
tetapi kondisi ini tidak membuat
kemukakan oleh Madura bahwa
nilai
perubahan dalam laju inflasi dapat
tukar
rupiah
Indonesia
dengan
teori
terapresiasi pada mata uang asing
mempengaruhi
(dolar AS) justru lebih memburuk.
penawaran valuta dan
Nilai
tukar
rupiahyang
demikian
yang
permintaan
di
dan
dengan
mempengaruhi
nilai
terjadipada tahun 2011 sampai
tukar. Begitu juga dengan Bank
pada tahun 2015 bahwa nilai tukar
Indonesia yang menyatakan bahwa
rupiah terus terdepresiasi terhadap
tingkat inflasi domestik yang lebih
dollar AS yaitu tahun 2011 nilai
tinggi dibanding dengan tingkat
tukar menjadi Rp 8779.49/dolar
inflasi
AS, akan tetapi pada tahun 2012,
menjadikan
nilai
AS
domestik
Rp
kompetitif
tukar
per
terdepresiasi
dollar
menjadi
di
negara
tetangga
tingkat
rill
menjadi
sehingga
bunga
tidak
dapat
9380.39/dolar AS, dan pada tahun
memberikan tekanan pada nilai
2013 nilai tukar terus terdepresiasi
rupiah.Ternyatapada tahun 2015
mencapai
hal ini sangat bertentangan dengan
Rp
10451.37/dolar
ASkemudian di tahun 2014 nilai
teori
tukar/dollar AS semakin tajam
inflasi menurun hingga mencapai
sebesar Rp 11878.30sampai pada
3,35%
tahun 2015 nilai tukar /dolar AS
rupiah terhadap dolar AS semakin
30
Madura,
dimana
sedangkan
nilai
tingkat
tukar
terdepresiasi
hingga
Gambar 1.
Tingkat Inflasi Dari Tahun
2011-2015
mencapaiRp.13391.97.
Pergerakan tingkat inflasi
dapat dilihat pada gambar 1.1,
dimana
pada
gambar
tersebut
menunjukkan bahwa tingkat inflasi
di
Indonesia
tidak
selamanya
meningkat, akan tetapi adanya
fluktuasi inflasi dari bulan pertama
tahun 2011 hingga pada bulan
terakhir tahun 2015. Di samping
Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id)
itu jika di perbandingkan dengan
Gambar 1.2
Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Dolar As Tahun 2011-2015
gambar 1.2 yang menunjukkan
pergerakan nilai tukar rupiah di
Indonesia
selama
lima
tahun,
tertera bahwa nilai tukar rupiah di
Indonesia terus terdepresiasi pada
mata uang dollar AS dari tahun
2011-2015. Hal ini berarti tidak
sejalan dengan teori yang telah
dikemukan oleh beberapa peneliti.
Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id)
Menurunnya tingkat inflasi
pada
tahun
2015
(3,35%)
disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu:
31
1.
2.
3.
4.
Mulai efektifnya distribusi
barang komoditas pokok
(volatile food) sehingga antara
pasokan dan kebutuhan atas
komoditas pokok terkontrol
dengan baik.
Masih cenderung ketatnya
kebijakan
moneter
bank
sentral dengan menahan suku
bunga acuan yang tinggi
akibat
masih
besarnya
ancaman
pelarian
modal
(capital
flight)
ditengah
ketidak pastian global.
Melemahnya
daya
beli
masyarakat
akibat
berkurangnya
lapangan
pekerjaan, seperti tingkat
pengangguran
di
bulan
februari 2015 yang tercatat
oleh badan pusat statistik
(BPS) meningkat 300.000
orang
bila
dibandingkan
dengan februari 2014, hingga
total mencapai 7,45 juta
orang.
Mulai menghilangnya efek
kenaikan administered price,
seperti efek kenaikan BBM di
pertengahan tahun 2013 sudah
menghilang pada pertengahan
tahun 2014. Hal yang sama
pada tahun 2015, efek
kenaikan BBM pada akhir
tahun 2014 di perkirakan
menghilang
pada
bulan
November atau desember
2015.
Jadi, rendahnya inflasi di
empat faktor diatas, dan faktor
yang
dimaksud
adanya
dalam
didasari
kebijakan
hal
ini
oleh
pemerintah
yang
dapat
menurunkan tingkat inflasi dan
untuk kesejahteraan masyarakat.
Adapun tindakan pemerintah
terhadap kebijakan ekonomi antara
lain yatu:
1. Stabilisasi ekonomi makro yang
lebih
kondusif,
melalui
kebijakan fiskal dan moneter
(termasuk pengendalian inflasi).
2. Pengendalian harga komoditi
pokok seperti pangan dan
BBM.
3. Mendorong
pemanfaatan
biodiesel untuk mengurangi
impor dan meningkatkan harga
ekspor kelapa sawit.
4. Mempercepat pencairan dan
pemanfaatan dana desa untuk
pembangunan proyek padat
karya serta menambah alokasi
Rastra (beras sejahtera).
5. Menggenjot belanja pemerintah
serta mendorong daya serap
anggaran
sebagai
mesin
pertumbuhan.
6. Pembentukan Tim Evaluasi dan
Pengawasan
Realisasi
Anggaran
(TEPRA),
dan
pembentukan Badan Pengelola
Dana Perkebunan (BPDP)
kelapa sawit.
7. Melindungi
masyarakat
berpendapatan rendah dan
tahun 2015 dipengaruhi oleh ke
32
menggerakan
ekonomi
pedesaan dengan pemberdayaan
usaha mikro dan kecil melalui
penyaluran
Kredit
Usaha
Rakyat (KUR).
Dari
berbagai
sekaligus kegiatan ekspor dan
impor.
Walaupun
produsen
dalam
peluang
negeri
cukup
banyak dalam berproduksi namun
tindakan
keterbatasan sumberdaya manusia
yang dilakukan oleh pemerintah
dan sumberdaya fisik tetap saja
tentang
kebijakan
dan
akan berdampak pada peningkatan
moneter
terdapat
pengendalian
impor, misalnya untuk mengolah
inflasi, sehingga inflasi di tahun
cacao menjadi coklat atau bubuk
2015 dapat di tekan rendah hingga
coklat, membutuhkan bahan lain
mencapai 3,35 %. Analisis lebih
yang mungkin saja tidak tersedia
lanjut
dalam
fiskal
mengenai
menurunnya
negeri
dan
untuk
tingkat inflasi yang terjadi pada
mendapatkannya produsen dalam
tahun
tetapi
negeri harus mengimpor dari luar
semakin
negeri. Kegiatan impor ini akan
terdepresiasinya nilai tukar rupiah
meningkatkan permintaan terhadap
terhadap dolar AS, diindikasikan
mata asing (Dollar AS)sehingga
oleh karena kebijakan pemerintah
kebutuhan akan valuta asing tetap
yang memberi peluang lebih luas
masih
kepada penanaman modal dalam
menyebabkan
negeri
kondisi
2015
akan
menyebabkan
untuk
menggenjot
tinggi.
Inilah
yang
mengapa
pada
inflasi
yang
tingkat
pertumbuhan ekonomi terutama
menurun tetapi tidak mengubah
komoditi pokok seperti pangan dan
kondisi nilai tukar rupiah terhadap
BBM
dolar AS yang terdepresiasi.
(seperti
dijelaskan
diatas).
secara
tidak
yang
telah
Upaya
ini
Kebijakan
langsung
tentang
pemerintah
pengendalian
inflasi
mendorongprodusen dalam negeri
melalui kebijakan moneter dan
untuk
fiskal
melakukan
produksi
33
ataupun
melalui
pengembangan komoditi pangan
terdapat hubungan inflasi terhadap
dan BBM tidak selalu dapat
nilai
berdampak
upaya
terdepresiasi terhadap Dollar AS
rupiah
yang terjadi pada tahun 2015.
apresiasi
terhadap
nilai
tukar
tukar
Rupiah
yang
terhadap mata uang asing (seperti
KESIMPULAN
yang telah diuraikan pada analisis
Kesimpulan dari penelitian
ini). Tingkat inflasi yang menurun
ini mengungkapkan bahwa tidak
tidak dapat dijadikan sebagai satusatunya
indikator
yang
terdapat hubungan inflasi terhadap
dapat
nilai
mengapresiasi nilai tukar rupiah
dijadikan
tidak
indikator
didukung
dapat
dolar
AS.
serta
pengendalian
lainnya yang tidak dibahas dalam
penelitian
terutama pada sektor ekspor dan
ekonomi
tukar
dengan
terapresias.Berdasarkan analisis ini
ditemukan
bahwa
ini.
Seterusnya
kebijakan pemerintah dalam sektor
impor agar inflasi yang menurun
maka
yang
AS namun masih ada faktor
haruslah
nilai
inflasi
nilai tukar rupiah terhadap Dollar
mengenai
dengan
tingkat
indikator yang dapat mengapresasi
diiringi dengan kontrol ekonomi
sejalan
dengan
menurun bukanlah satu-satunya
Kebijakan
inflasi
perbandingannya
bahwa
yang masih belum dibahas pada
pemerintah
yang
2015. Lebih lanjut di ungkapkan
dapat dijadikan sebagai indikator
ini.
analisis
kenyataan yang terjadi pada tahun
Namun
ternyata masih ada faktor lain yang
penelitian
oleh
didasarkan pada kajian teoritis
terjadinya
depresiasi pada nilai tukar rupiah
terhadap
yang
pada tahun 2015. Temuan ini
sebaliknya tingkat inflasi yang
juga
Rupiah
terdepresiasi terhadap Dollar AS
terhadap mata uang asing atau
meningkat
tukar
(fiskal
tujuan
dan
moneter)
mengendalikan
inflasi haruslah dibarengi dengan
tidak
34
pengendalian agar upaya tersebut
dapat juga berdampak terhadap
apresiasi
nilai
tukar
Rupiah
terhadap Dollar AS.
DAFTAR PUSTAKA
IndonesiaBank (www.bi.go.id).
Madura, Jeff. 2000. Manajemen
Keuangan
Internasional.
ErlanggaJakarta.
Noer A
Achsani, Arie
Jayanthy F A Fauzi dan Piter
Abdullah
(2009).
Keterkaitan inflasi dengan
nilai tukar riil: analisis
komparatif
antara
ASEAN+3, UNI Eropa dan
Amerika Utara. (Majalah
Ekonomi No 3)
Nurcahyaningtyas.
2009.
Ekonomi. Jakarta: Cempaka Putih.
Rahardja, Prathama. 2008. Teori
Ekonomi Makro: Suatu
pengantar. Edisi Keempat.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.Jakarta.
Saragih, Ferdinand, D. dan
Nugroho, Yulianto. 2014.
Dasar-dasar
keuangan
Internasional.
Jakarta:
Rajawali Pers.
www.bappenas.go.id
http://pemeriksaanpajak.com/2015
/07/30/mencermati-dampakpenurunan-inflasi/
35
Download