Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Epidemiologi dan Analisis Risiko Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi, mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah. Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Editor: Tim Indohun ISBN 978-602-72509-1-8 Diterbitkan oleh: Indohun National Coordinating Office Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat 16424 Telp./Fax. (021) 29302084 Email : [email protected] Website : www.indohun.org INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Kata Pengantar Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan, dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin. Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Dasar-dasar Penyakit Menular Manajemen Penyakit Menular Epidemiologi dan Analisis Risiko Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Kesehatan Ekosistem Perubahan Perilaku Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari: Dr. Abu Tholib Aman Mr. Irwin Fernandez Chavez Dr. Jeein Chung Dr. Ede Surya Darmawan Dr. Stanley Fenwick Ms. Louise Flynn Dr. Karin Hamilton Dr. Latiffah Hassan Dr. Douglas L. Hatch Dr. Raymond R. Hyatt Ms. Kimberly Kennedy Dr. Nongyao Kasatpibal Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn Dr. Roslaini Bin Abd. Majid Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf Dr. Walasinee Moonarmart Dr. Saengduen Moonsom Ms. Pornthip Rujisatian Dr. Sarmin MP Dr. Pham Hong Ngan Dr. Felicia Nutter Dr. Mohd Sham Bin Othman Dr. Pham Duc Phuc Dr. Trioso Purnawarman Dr. Jennifer Steele Dr. Agik Suprayogi Ms. Roberta Talmage Dr. Metawee Thongdee Dr. Kriangkrai Thongkorn Mr. Luu Quoc Toan Dr. Ronald Morales Vargas Dr. Le Thi Huong Dr. Le Thi Thanh Xuan Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.). Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2 dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda. Salam, Koordinator INDOHUN ix INDOHUN x Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pendahuluan “One Health” merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara berkembang. Informasi lebih lanjut mengenai buku ini, hubungi: INDOHUN NCO Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat 16424 Telp./Fax. (021) 29302084 Email : [email protected] Website : www.indohun.org Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar. Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular; Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika; Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan, Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking. Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda, sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi. Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk: menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta antarprofesi; memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem dan lingkungan; dan meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan BangsaBangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak swasta. Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast Asia One Health Network (SEAOHUN), 2014. 1 INDOHUN 2 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Sub bab: Kesehatan Ekosistem Sub Bab: Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Sub Bab: Perubahan Perilaku Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill Sub bab: Kepemimpinan Sub bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika Sub Bab: Komunikasi dan Informatika Sub Bab: Kolaborasi dan Kemitraan 3 INDOHUN 4 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Bab 5: Epidemiologi dan Analisis Risiko Deskripsi dan Outcome dari Pembelajaran INDOHUN BAB 5 Epidemiologi, epizootiologi dan kesehatan komunitas adalah istilah-istilah yang menggambarkan studi mengenai kesehatan dan penyakit komunitas, yang berbeda dengan kesehatan individu. Analisis risiko adalah suatu pendekatan sistematis dalam menilai peluang kejadian dan besarnya dampak jika suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi, dan membuat langkah-langkah untuk meminimalisasi risiko tersebut serta mensosialisasikannya pada pihak-pihak terkait dan komunitas. Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik pendekatan One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan memasukkan kedua topik ini sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum mereka. Menyadari bahwa pendekatan One Health memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu kesehatan (seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik epidemiologi pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan para ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari modul ini adalah kemampuan untuk: Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit, dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Modul ini banyak mengadaptasi paket pelatihan “E is for Epi,” yang dikembangkan oleh Universitas North Carolina Center for Public Health Preparedness dan bisa diakses secara online di cphp.sph. unc.edu. Target Pembelajar Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana; Mitra kerja, Praktisi, dan Pakar One Health Kompetensi Kompetensi #1 Mendefinisikan epidemiologi dan konsep dasar yang digunakan di dalamnya. Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Menjelaskan istilah dan konsep epidemiologi dengan mampu: Mengartikan epidemiologi dan kesehatan komunitas. Menyebutkan fungsi-fungsi dasar ilmu kesehatan komunitas manusia dan hewan Menjelaskan mengenai konsep jaring kausal dan interaksi antara inang, lingkungan, dan agen 253 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Kompetensi #2 Menjelaskan mengenai komponen penting dalam praktik epidemiologi Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Jelaskan mengenai komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi, termasuk di dalamnya mampu: Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh para ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Menyebutkan berbagai studi epidemiologi yang berbeda beserta dengan keuntungan dan kerugian dari masing-masing studi. Membuat langkah-langkah dalam melakukan investigasi wabah penyakit. Menjelaskan prinsip umum surveilans dan tantangan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data. Kompetensi #3 Menjelaskan komponen utama serta proses dari analisis risiko penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Membaca studi epidemiologi yang telah diterbitkan dan dilakukan penilaian sebaya serta menjelaskan pesan yang terangkum dalam hasil studi tersebut. Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Memahami tujuan dan terminologi dasar dari risiko analisis Mendeskripsikan komponen-komponen dari proses risiko analisis. Menerapkan contoh risiko analisis untuk penyakit menular zoonotik yang dipilih. Menjelaskan bagaimana beberapa kerangka analisis risiko yang lebih umum dikenal diterapkan. Gambaran Umum Waktu 15 Menit Topik Material Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Pendahuluan PowerPoint modul 30–45 Menit Panduan Siswa Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Kesehatan Komunitas Slide PowerPoint – Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Kedokteran Komunitas Lembar balik/penyangga atau papan tulis, pulpen untuk aktivitas elektif 60 Menit 60 Menit Epidemiologi dalam Sejarah dan Contoh Panduan Siswa Praktik: Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Alat dan Metode Epidemiologi Slide PowerPoint – Praktik dalam Epidemiologi Panduan Siswa Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide PowerPoint – Alat dan Metode Epidemiologi Akses internet (elektif) Panduan Siswa 254 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Waktu 60 Menit Topik Material Mitra Kerja dan Sumber Daya Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Epidemiologi Slide PowerPoint – Mitra Kerja dan Sumber Daya Epidemiologi Akses internet (elektif) 60 Menit Epidemiologi Deskriptif Panduan Siswa Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide Power Point – Epidemiologi Deskriptif Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar proyeksi komputer 60 Menit Epidemiologi Analitik Panduan Siswa Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide Power Point – Epidemiologi Analitik Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar proyeksi komputer 60 Menit Pengukuran Epidemiologi Statistik Panduan Siswa dalam Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi Panduan Siswa 60–180 Menit PECOT: Mengajarkan Telaah Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Kritis Literatur Epidemiologi yang Panduan Siswa Telah Dipublikasikan 180 Menit Pendahuluan Mengenai Surveilans Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Penyakit Akses internet untuk latihan yang bersifat elektif 90 Menit Panduan Siswa Kelas Penyakit Menular: Investigasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Wabah Lihat catatan fasilitator untuk keperluan khusus 60–120 Menit Pendahuluan mengenai Analisis Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Risiko Penyakit Panduan Siswa Variable 120 Menit (view film) 120 Menit (classroom debrief) 60 Menit Analisis Risiko Penyakit: Studi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lapangan mengenai Penilaian Lihat catatan fasilitator Risiko Panduan Siswa Elektif: Kilas Balik dan Rangkuman Akses DVD atau duplikat streaming film Kosa Kata dan Konsep dengan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Menonton Contagion Akses internet jika mengakses film secara streaming di dalam kelas Panduan Siswa Refleksi Pembelajaran dan Evaluasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Panduan Siswa 255 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Referensi untuk Fasilitator 1. Bonita, Ruth; Beaglehole, R; Kjellstrom, T. 2006. Basic epidemiology. World Health Organization, Geneva. Available free online: http://apps.who.int/iris/handle/10665/43541. 2. European Environmental Agency. Introduction to Risk Assessment Concepts. Available freely online at http://www.eea. europa.eu. 3. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). The Basics of Risk Assessment. Available freely online at www.fao.org. 4. International Union for Conservation of Nature and the World Organisation for Animal Health (IUCN and OIE). 2014. Wildlife Disease Risk Analysis: Handbook of Procedures and Guidelines. Available online from www.oie.int. 5. Office International des epizooties (OIE) 2010. Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products; Introduction and qualitative risk analysis. Available online from www.oie.int. 6. National Research Council. Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases. Washington, DC: The National Academies Press, 2009. Available free online at www.nap.edu. 7. Ng V, Sargeant JM (2013) A Quantitative Approach to the Prioritization of Zoonotic Diseases in North America: A Health Professionals’ Perspective. PLoS ONE 8(8): e72172. doi:10.1371/journal.pone.0072172. Available free online at http://www.plosone.org. 8. U.S. General Accounting Office (GAO). West Nile Virus Outbreak – Lessons for Public Health Preparedness. September 2000. GAO/HEHS-00-180. Available free online at http://www.gao.gov/products/GAO/HEHS-00-180. 9. Veterinarians Without Borders. One Health for One World: A Compendium of Case Studies. Available free online at http://www.onehealthinitiative.com. 10.World Bank. People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic Diseases. Report no. 50833-GLB. 2010. Available online at: http://www.worldbank.org. World Health Organization (WHO). 2005. Outbreak Communication Guidelines. Available online at Institutional Repository for Information Sharing (IRIS), WHO: http://apps.who.int/iris/handle/10665/69369. 256 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Pendahuluan Tujuan Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul. Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Presentasi Durasi: 15 Menit Peralatan dan Materi: Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide PowerPoint – Pendahuluan Panduan Siswa Kompetensi Kuliah 15 Gambaran Umum modul Menit Berikan gambaran tentang kompetensi, aktivitas, dan jadwal modul secara garis besar. Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik pendekatan One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan memasukkan kedua topik ini sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum mereka. Menyadari bahwa pendekatan One Health memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu kesehatan (seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik epidemiologi pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan para ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari modul ini adalah kemampuan untuk: Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit, dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. 257 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul. Kuliah www.mstrust.org.uk Rangkuman mengenai Modul Catatan: 258 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Kesehatan Komunitas Tujuan Pembelajaran: Mendefinisikan epidemiologi. Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan komunitas hewan Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Presentasi, diskusi kelompok besar 30–45 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Lembar balik atau papan tulis, dan pulpen (Aktivitas Elektif) Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Sesi ini mengenalkan para siswa pada latar belakang mendasar tentang epidemiologi dan hubungannya dengan kesehatan komunitas manusia dan hewan. Untuk materi terperinci lebih lanjut, mohon merujuk pada Modul Kesehatan Komunitas. Jelaskan bahwa praktik epidemiologi bertanya dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tampaknya mudah mengenai penyebab penyakit dan risiko - Siapa/Yang Mana? Kapan? Bagaimana? Di mana - dan mengembangkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin menjadi sebuah pekerjaan yang sulit dan menantang. Tekankan pada kemiripan dan tumpang tindih antara kesehatan komunitas manusia dan hewan, serta metode dan strategi umum yang diciptakan oleh epidemiologi. 15 Mintalah pada siswa beberapa penyakit menular yang mereka ketahui menyerang baik Menit manusia maupun hewan (zoonosis), atau sediakan beberapa pilihan penyakit untuk dipilih oleh para siswa, contohnya rabies, virus Nipah, flu burung dengan tingkat patogen tinggi, leptospirosis dan lain sebagainya. Diskusi Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau komputer yang terproyeksikan, Kelompok mintalah pada siswa untuk menjawab pertanyaan epidemiologi dasar dalam satu kata tanya Besar untuk penyakit yang dipilih. Siapa/ Yang mana? Kapan? Bagaimana Di mana? Ketika pertanyaan telah terjawab, mintalah pada siswa untuk membantu melengkapi trias epidemiologi dasar atau jaring kausal. Diskusikan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi terjadinya penyakit, dan bagaimana faktor-faktor ini dapat digunakan untuk mengontrol wabah penyakit. 259 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mendefinisikan epidemiologi. Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan komunitas hewan Rangkuman Kata Kunci dan Konsep dalam Kesehatan Ekosistem Kuliah Catatan: 260 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Menjawab Pertanyaan Epidemiologi tentang Zoonosis Untuk setiap zoonosis yang diberikan oleh instruktur Anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan dasar epidemiologi: Penyakit Siapa Kapan Bagaimana Di mana 261 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi dalam Praktik: Sejarah dan Contoh Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Tipe Pengajaran: Presentasi Durasi: 60 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator 60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Kuliah Pada sesi ini kita akan melihat berbagai macam spesialisasi yang ada dalam bidang epidemiologi dan bagaimana hal ini berkaitan dengan focus dari modul ini, yaitu penyakit menular zoonotik. Kita juga akan sekilas membahas mengenai sejarah perkembangan epidemiologi modern dan dua contoh kisah sukses mengenai eradikasi penyakit global, satu kasus adalah kasus penyakit manusia sedangkan lainnya adalah penyakit pada hewan. Akhirnya, kita akan membahas mengenai dua contoh wabah yang merebak belakangan ini serta peran epidemiologi dalam investigasi wabah. 262 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Epidemiologi dan Penyakit Zoonotik Kuliah Catatan: 263 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Alat dan Metode Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari suatu masalah kesehatan. Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan fungsi epidemiologi. Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Tugas Pra-kelas Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi. Presentasi 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Panduan Siswa Penelitian - Data Surveilans Penyakit Menular Catatan untuk Fasilitator Mintalah siswa untuk mencari berbagai macam jenis gambar (peta distribusi, grafik, diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans penyakit menular dan membawa beberapa contohnya ke dalam kelas. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki akses komputer atau telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam Pra-kerja ruang kelas. Pilihan lainnya adalah instruktur dipersilakan untuk memilih beberapa gambar yang menunjukkan berbagai metode yang menggambarkan system surveilans penyakit yang berbeda untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas (lihat slide dalam Grafik Data Surveilans Penyakit dan Peta Distribusi Surveilans sebagai contoh) Sumber data yang baik meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, dan departemen kesehatan di tingkat nasional (termasuk CDC), provinsi, atau lokal. 30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan mengeksplorasi metode epidemiologi inti dan hubungan antara Kuliah laboratorium kesehatan komunitas manusia dan hewan, sistem surveilans penyakit, dan pengambilan keputusan dalam kedokteran komunitas. Inti dari sesi ini adalah pemahaman bahwa surveilans penyakit didefinisikan sebagai pengumpulan, analisis, hingga interpretasi yang sistematis dan berkelanjutan dari kumpulan data untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan manajemen program kesehatan. 30 Setelah penayangan slide, mintalah siswa untuk berbagi contoh penyajian data surveilans Menit penyakit yang berbeda, atau instruktur diperkenankan untuk membagikan berbagai gambar yang belun diseleksi. Mintalah siswa untuk mendiskusikan apa yang bermacam penyajian data tersebut bantu tekankan. Sebagai contoh, peta distribusi menekankan lokasi dan dapat Aktivitas mengklarifikasi penyebaran penyakit berdasarkan area, rantai transmisi, dan sebagainya. Kelompok Grafik dan diagram lebif efektif dalam menunjukkan kecenderungan seiring dengan kerja berjalannya waktu, memberikan penekanan dalam perbedaan karakteristik pasien/kasus (contohnya usia, jenis kelamin, pajanan okupasional, dsb). Terutama yang berguna adalah contoh yang sama ditampilkan dalam berbagai cara. 264 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari suatu masalah kesehatan. Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan fungsi epidemiologi. Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi. Pra Kerja Lihatlah berbagai tipe gambar (peta, grafik, diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans penyakit menular dan bawalah beberapa contohnya ke dalam kelas. Sumber yang baik meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, CDC, dan departemen kesehatan setempat, provinsi, maupun nasional. www.ucdmc.ucdvis.edu Alat dan Metode Catatan: 265 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Apa yang Anda Temukan? Berbagilah dengan anggota kelompok mengenai berbagai macam cara dalam menampilkan data surveilans yang Anda temukan ketika Anda mengerjakan tugas pra-kerja untuk sesi ini. Catatan: 266 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Mitra Kerja dan Sumber Daya Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen Panduan Komunikasi Wabah WHO Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi Tipe Pengajaran: Presentasi Durasi: 60 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Pra-kerja Kuliah Mintalah siswa untuk melihat berbagai tipe laporan, lebih dipilih yang berasal dari media lokal dan nasional (media cetak, televise, radio), yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki akses komputer atau telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam ruang kelas. Pilihan lainnya, instruktur bisa memilih untuk membawa beberapa contoh dalam beberapa kurun waktu terakhir untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas. 60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Selama bagian ini, berikan contoh-contoh komunikasi yang efektif maupun yang tidak efektif. Mintalah pada siswa untuk berbagi pemikiran mereka apakah berbagai contoh tersebut memenuhi krtiteria panduan WHO berikut atau tidak. Ketika semua contoh dalam slide sudah dibagikan, siswa dan/atau instruktur bisa memberikan dan mendiskusikan contoh-contoh lainnya. 267 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama krisis: 1.Kepercayaan Diskusi Kelompok Besar Tujuan utama dalam komunikasi wabah adalah untuk mengkomunikasikan pada publik dengan cara yang bisa membangun, menjaga, atau mengembalikan kepercayaan. Ini benar adanya pada setiap budaya, sistem politik, dan tahap perkembangan suatu negara. 2. Pengumuman dini Parameter kepercayaan diperoleh pada pengumuman resmi pertama mengenai wabah yang terjadi. Waktu penyampaian, kejujuran, serta pemahaman yang menyeluruh merupakan hal terpenting dalam semua komunikasi wabah 3. Transparansi Menjaga kepercayaan publik selama wabah membutuhkan sebuah transparansi (dengan kata lain komunikasi bersifat spontan, mudah dipahami, lengkap, dan akurat secara faktual). Transparansi mewarnai hubungan antara pihak yang menangani wabah dengan publik. Hal ini memungkinkan publik untuk “melihat” proses pengumpulan informasi, penilaian risiko, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengendalian wabah. 4. Publik Memahami bahwa publik penting dalam komunikasi efektif. Pada umumnya sulit untuk mengubah kepercayaan yang telah ada kecuali kepercayaan tersebut secara dialamatkan eksplisit. Hampir tidak mungkin untuk merancang pesan yang sukses menjembatani ruang kosong antara para ahli dengan publik tanpa mengetahui pemikiran publik. 5. Perencanaan Keputusan dan tindakan pejabat kesehatan yang berwenang lebih berefek pada kepercayaan dan persepsi risiko publik daripada komunikasi. Terdapat dampak komunikasi risiko terhadap setiap tindakan pengelola pengendalian wabah, tidak hanya terhadap apa yang dikatakan. Oleh karena itu, komunikasi risiko paling efektif jika diintegrasikan dengan analisis risiko dan manajemen risiko. (Kita akan membahas analisis risiko pada sesi berikutnya dari modul ini). Komunikasi risiko harus diintegrasikan ke dalam rencana persiapan untuk kejadian utama dan dalam segala aspek reaksi wabah. 268 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen Panduan Komunikasi Wabah WHO Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi Pra Kerja Cari dan bawalah beberapa artikel atau laporan terkait kesehatan dan penyakit, terutama yang berasal dari media lokal dan nasional (bisa berupa media cetak, televisi, maupun radio) Komunikasi dengan Mitra Kerja Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama Krisis Catatan: 269 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi Deskriptif Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengartikan epidemiologi deskriptif Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif Presentasi, Latihan Kelompok Besar 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator 30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Kuliah Pada sesi ini, kita akan mulai memeriksa perbedaan antara epidemiologi deskriptif dengan epidemiologi analitik, dengan berfokus pada epidemiologi deskriptif. Epidemiologi deskriptif menjawab sejumlah pertanyaan sederhana berupa siapa/yang mana, apa, kapan, di mana, dan berapa banyak. 30 Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau layar komputer, mintalah siswa Menit untuk menyebutkan beberapa contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari epidemiologi deskriptif berikut ini: Aktivitas Kelompok Besar Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya yang ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya). Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian. Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki, perempuan) Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus, rabies, “flu Spanyol”, dan flu burung, dan sebagainya) Tutuplah dengan memeriksa seberapa jauh para siswa mengetahui tentang determinan penyakit dan pola kejadian penyakit, walaupun mereka bukanlah ahli epidemiologi. 270 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengartikan epidemiologi deskriptif Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif Pertanyaan Sederhana dengan Jawaban yang Rumit Kuliah Catatan: Latihan Kelas – Diberikan oleh Fasilitator Dalam kelas, temukanlah contoh-contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari epidemiologi deskriptif: Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya yang ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya). Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian. Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki, perempuan) Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus, rabies, “flu Spanyol”, dan flu burung, dan sebagainya) 271 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi Analitik Tujuan Pembelajaran: Mengartikan epidemiologi analitik Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional Tipe Pengajaran: Presentasi, Latihan Kelompok Besar Durasi: 60 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator 30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Kuliah Dalam sesi ini, kita akan memfokuskan diri pada epidemiologi analitik, yang mencari jawaban dari pertanyaan mengapa dan bagaimana sebuah penyakit. Perbedaan utama antara studi observasional deskriptif dan analitik adalah adanya kelompok PEMBANDING dalam studi analitik. Terdapat tiga kelompok studi analitik: Cross-sectional Case-control Kohort Kita akan melihat lebih jauh mengenai ketiga desain studi tersebut secara terperinci. 272 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN 30 Mintalah pada siswa untuk berdiskusi tentang tipe-tipe penyakit zoonotik di bawah ini, dan Menit putuskan studi observasional mana (dari pilihan desain studi deskriptif dan analitik) yang paling tepat untuk meneliti: Aktivitas Kelompok Besar Zoonosis yang baru muncul Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang Prevalensi dan insidensi penyakit Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau Buatlah siswa menjelaskan alasan-alasan dari jawaban merekan dan diskusikan bagaimana studi tersebut seharusnya dilakukan. Jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing desain studi dan berikan beberapa contoh kapan masing-masing desain tersebut paling bermanfaat. Studi Kasus Studi deskriptif yang terperinci dari kasus dengan jumlah kasus yang terbatas, baik untuk penyakit yang langka, tanpa kelompok control (contoh: kelompok pembanding), dan biasanya tidak mewakili populasi general, bisa membantu membentuk sebuah hipotesis mengenai penyebab penyakit. Contoh yang diberikan adalah sebuah penyakit langka seperti manusia yang menderita penyakit (“kasus”) karena highly pathogenic avian influenza (HPAI), menjelaskan tentang kasus dan faktor yang berhubungan dengan kasus secara terperinci. Studi cross-sectional Sekelompok hewan atau manusia dipilih dalam satu waktu yang bersamaan sebagai sebuah potong lintang (acak) dari populasi yang ada. Prevalensi penyakit dicatat dari data yang dikumpulkan sepanjang survey. Keuntungan: Studi potong lintang relative cepat dalam waktu pelaksanaannya dan biayang yang dihabiskan lebih kecil jika dibandingkan denga jenis studi lainnya. Jenis studi ini bagus untuk penyakit dengan nilai prevalensi yang tinggi, dan hasil temuan pada umumnya mewakili populasi yang dipelajari. Kerugian: Studi potong lintang hanya mampu memperkirakan prevalensi, bukan insidensi dari sebuah penyakit. Mereka menyediakan infoemasi yang minimal tentang hubungan kausal dan efek, ataupun hasil keluaran dari progam pengontrolan penyakit. 273 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 30 Studi cross-sectional (retrospektif) Menit Hewan atau manusia dikelompokkan berdasarkan ada (kasus) tidaknya (control) penyakit, yang mungkin merupakan diagnosis klinis ataupun terkonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium diagnostik. Data tentang pajanan dari faktor risiko diperoleh secara retrospektif Aktivitas (catatan, memori) setelah pemilahan kasus dan control, biasanya dengan menggunakan Kelompok kuesioner yang terstandarisasi, dan pajanan tersebut dibandingkan dalam kedua kelompok. Besar Keuntungan: Metode ini baik untuk diterapkan pada kasus yang langka atau kasus dengan masa inkubasi yang panjang. Studi ini bisa terhitung lebih cepat dan murah penyelenggaraannya dibandingkan dengan tipe studi yang lain. Kerugian: Metode ini tidak memberikan informasi mengenai prevalensi atau insidensi dari penyakit. Studi ini mengandalkan data yang terkumpul, dan bias sering menjadi masalah di dalamnya. Studi Kohort (longitudinal – prospektif atau retrospektif) Hewan atau manusia diikuti perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu, dan dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya pajanan terhadap faktor risiko. Hasil keluaran yang dicari (Penyakit: Ya atau Tidak) dicatat, dan angka dari penyakit tersebut dibandingkan dari kedua kelompok (terpajan vs. tidak terpajan). Keuntungan: Studi kohort mengukur angka insidensi dan mungkin berguna dalam melihat keberhasilan program pengendalian penyakit. Kerugian: Sayangnya, studi ini mahal dan memerlukan periode tindak lanjut yang panjang. Kelompok dengan jumlah yang besar diperlukan untuk meneliti kasus yang jarang. Kasus dengan tindak lanjut yang menghilang mungkin menjadi masalah yang penting. 274 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengartikan epidemiologi analitik Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional Epidemiologi Deskriptif Kuliah Catatan: 275 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan – Diberikan oleh Fasilitator Dalam kelas, diskusikan penyakit zoonotik berikut, dan putuskan tipe studi observasional manakah (dari beberapa pilihan desain studi deskriptif dan analitik di bawah ini) yang paling cocok untuk menyelidiki: Zoonosis yang baru muncul Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang Prevalensi dan insidensi penyakit Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau 276 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Catatan: 277 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit menular Membangun sebuah distribusi frekuensi Tipe Pengajaran: Kuliah Durasi: 60 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator 60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Kuliah Pada sesi ini, kita akan melihat pengukuran epidemiologi yang paling mendasar termasuk di dalamnya rasio, proporsi, insidensi, prevalensi, dan angka/tingkat. Statistika meringkaskan data yang terkumpul dalam surveilans penyakit atau sebuah isvestigasi wabah, sehingga kita bisa belajar dari data tersebut. Menghitung statistika membantu kita: Memaparkan risiko. Membuat perbandingan-perbandingan. Mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi. Mengembangkan hipotesis mengenai penyebab penyakit. 278 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit menular Membangun sebuah distribusi frekuensi Pra Kelas Catatan: 279 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: PECOT: Mengajarkan Telaah Kritis Literatur Epidemiologi yang Telah Dipublikasikan Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian sebaya yang telah dipublikasikan. Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi. Tipe Pengajaran: Presentasi; Kerja Kelompok Kecil; Evaluasi Kelompok Besar Durasi: 60–180 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 30 Catatan: diadaptasi dari Rod Jackson, Center for Evidence Based Medicine, University Menit of Oxford, UK, and University of Auckland, NZ. http://www.cebm.net/index. aspx?o=1083. Lakukan pengenalan mengenai konsep telaah kritis dari sebuah publikasi artikel menggunakan metode PECOT dan tunjukkan contoh-contoh artikel dari desain studi epidemiologi yang berbeda. Referensi utama yang digunakan dalam presentasi ini: Scurr, J. H., Machin, S. J., BaileyKing, S., Mackie, I. J., McDonald, S., and Smith, P. D. C. (2001). Frequency and prevention of symptomless deep-vein thrombosis in long-haul flights: a randomised trial. The Lancet, 357(9267), 1485-1489. 30-90 Untuk latihan ini, bagilah para siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil berisi empat Menit hingga enam orang. Dalam jangka waktu 30 menit, mintalah siswa untuk membaca dan menerapkan PECOT pada berbagai macam jenis studi observasional. Bergantung pada Aktivitas ketersediaan waktu, masing-masing kelompok bisa membaca dan menginterpretasikan satu Kelompok atau lebih desain studi. Kecil 280 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Aktivitas Kelompok Kecil INDOHUN 30-90 Referensi: Menit • Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., et. al. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107–e116. • Kohort Retrospektif dan Prospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E. A. M., and Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7), 1301–1309. • Potong Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology and infection, 141(11), 2269–2277. • Kasus Kontrol: Parashar, U. D, et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a 1998–1999 outbreak of severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), 1755–1759. Diskusi Kelompok Besar 30-60 Bergantung pada ketersediaan waktu dan ukuran kelas, instruktur dapat memilih untuk Menit mengadakan evaluasi dalam satu kelas secara keseluruhan. Kelompok dapat membagikan penafsiran mereka, dan kendala-kendala yang mereka temui dalam menerapkan metode PECOT/GATE. 281 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian sebaya yang telah dipublikasikan. Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi. PECOT Catatan: 282 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Menerapkan PECOT Instruktur Anda akan menugaskan Anda untuk membaca sebuah artikel dan menginterpretasikannya menggunakan metode PECOT. Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., Yoon, I. K., Blair, P. J., Krueger, W. S., Chittaganpitch, M., Putnam, S. D. and Gray, G. C. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107–e116. Kohort Prospektif dan Retrospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E. A. M., and Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7), 1301–1309. Potong-Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology and infection, 141(11), 2269–2277. Kasus-Kontrol: Parashar, U. D., et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a 1998–1999 outbreak of severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), 1755–1759. Persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil analisis Anda di depan kelas. Catatan: 283 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pendahuluan Surveilans Penyakit Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan data “lingkaran umpan balik” dan aliran informasi melalui saluran lokal, provinsi, dan nasional. Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan sindromik. Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas. Tipe Pengajaran: Kuliah Durasi: 180 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide Menit PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan mengulang konsep surveilans secara lebih terperinci, mempelajari metode surveilans utama (aktif, pasif, dan sindromik) dan sistem global, juga mendiskusikan bebagai kendala dan keterbatasan dalam mengumpulkan menganalisis, dan menginterpretasikan data surveilans. Siswa akan ditantang untuk cepat dalam menerapkan konsep yang telah dibahas untuk memeriksa beberapa sistem surveilans global dan merancang rencana surveilans SMART mereka sendiri. 60 Catatan: Aktivitas ini juga ditemukan dalam Modul Manajemen Penyakit Menular, Menit dengan sedikit modifikasi. Aktivitas Kelompok Kecil Bagilah siswa kedalam beberapa kelompok berisikan empat hingga enam orang (atau kurang) dan tugaskan setiap kelompok pranala luar untuk dikaji. US CDC – http://www.cdc.gov/surveillancepractice/ WHO Global Influenza Surveillance and Response System http://www.who.int/ influenza/gisrs_laboratory/en/ WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) http://www.who.int/ csr/outbreaknetwork/en/ OIE – World Animal Health Information System http://www.oie.int/animal-health-inthe-world/the-world-animal-health-information-system/the-oie-data-system/ FAO – EMPRES-I http://empres-i.fao.org/eipws3g/#h=0 European CDC - http://www.ecdc.europa.eu/en/activities/surveillance/Pages/index. aspx HealthMap - http://healthmap.org/en/ 284 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Mintalah para siswa untuk memeriksa sistem surveilans berdasarkan konsep dasar evaluasi surveilans dan menentukan jikalau situs web surveilans tersebut memiliki kumpulan data, prosedur, dan metode surveilans yang dirancang dengan baik untuk menjamin validitas dan tingkat kepercayaan data. Setelah mengakses situs web, para siswa harus memilih sebuah penyakit zoonosis dan membuat rencara pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang dicantumkan dalam presentasi PowerPoint. 60 Para siswa menampilkan rencana evaluasi untuk penyakit zoonotik pilihan mereka. Menit Kemudian, dalam kelompok besar, diskusikan persamaan dan perbedaan yang ada diantara rencana mereka dalam hal kriteria evaluasi: kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, ketepatan, nilai prediktif positif, nilai prediktif negative, keterwakilan, Evaluasi keberlanjutan, dan linimasa. Kelompok Besar Buatlah evaluasi kelompok besar untuk sistem surveilans SMART untuk penyakit zoonotik dengan menanyakan pertanyaan berikut, “Bagaimana setiap rancangan kelompok memasukkan aspek SMART ke dalamnya?” 285 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan data “lingkaran umpan balik” dan aliran informasi melalui saluran lokal, provinsi, dan nasional. Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan sindromik. Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas. Surveilans SMART Strategic…Measurable…Adaptable…Responsive…Targeted Catatan: Situs Web Surveilans Lakukan eksplorasi pada situs web surveilans yang ditugaskan pada kelompok Anda: US CDC – http://www.cdc.gov/surveillancepractice/ WHO Global Influenza Surveillance and Response System http://www.who.int/influenza/ gisrs_laboratory/en/ WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) http://www.who.int/csr/ outbreaknetwork/en/ OIE – World Animal Health Information System http://www.oie.int/animal-health-in-theworld/the-world-animal-health-information-system/the-oie-data-system/ FAO – EMPRES-I http://empres-i.fao.org/eipws3g/#h=0 European CDC - http://www.ecdc.europa.eu/en/activities/surveillance/Pages/index.aspx HealthMap - http://healthmap.org/en/ 286 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Petunjuk: Pilihlah sebuah penyakit zoonotik dan buatlah rencana evaluasi untuk pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik seperti yang tertuang di dalam kuliah. Buatlah sebuah poster atau lembar balik untuk menampilkan rencana Anda dan bersiaplah untuk berbagi tentang rencana tersebut dengan kelas Anda. Rencana-rencana ini akan dievaluasi berdasarkan pada: kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, ketepatan, nilai prediktif positif, nilai prediktif negative, keterwakilan, keberlanjutan, dan linimasa. Catatan: 287 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Kelas Menular: Investigasi Wabah Tujuan Pembelajaran: Mengalami wabah sebuah penyakit beserta investigasinya Mendata langkah-langkah spesifik yang diambil dalam mengadakan investigasi wabah penyakit. Tipe Pengajaran: Permainan, Evaluasi Kelompok Besar Durasi: 90 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Komputer (untuk siswa) Tabung reaksi atau cangkir, dan pipet untuk setiap peserta. Air suling 0.1 molar natrium hidroksida (NaOH) Larutan indikator Fenolftalein, dilarutkan dalam alcohol dan diencerkan dalam air (indikator pH) Catatan untuk Fasilitator 60 Mensimulasikan Sebuah Epidemi Menit Dari penyakit pes ke malaria hingga leptospirosis, para ilmuwan dan petugas kesehatan komunitas yang berwenang berjuang untuk memahami dan mengontrol penyebaran Permainan penyakit menular tersebut. Menggunakan reagen sederhana, para siswa akan mensimulasikan penyebaran penyakit khayalan sederhana untuk mengeksplorasi beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat infeksi, tantangan epidemiologi, dan metode untuk menyelidiki dan menjelaskan wabah penyakit. Siapkan tabung reaksi sebelum kegiatan ini dilakukan: Isilah setengah dari ukuran tabung reaksi yang ada dengan 0,1 molar NaOH dan isi sisanya dengan air suling. Anda bisa menomori masing-masing tabung reaksi untuk kejelasan dan untuk menggambarkan “kerahasiaan” pengumpulan data ketika latihan ini terungkap. - Jika Anda memiliki kelompok besar (30-35 orang atau lebih), Anda mungkin ingin memulai dengan dua tabung reaksi berisi NaOH. Jumlah akhir tabung reaksi yang “terinfeksi” akan bervariasi, bergantung pada (1) jumlah pertukaran dan (2) berapa banyak pertukaran terjadi antara dua tabung yang sudah terinfeksi. Biarkan siswa tahu mereka akan mensimulasikan penularan sebuah penyakit dengan menukar sejumlah isi tabung reaksi mereka dengan siswa lain. Sebutkan bahwa salah satu tabung reaksi “terinfeksi “ dengan penyakit menular imejiner. PERHATIAN : NaOH dan fenolftalein dapat mengiritasi mata dan kulit. Peringatkan siswa untuk sebisa mungkin tidak menumpahkan cairan dalam tabung reaksi dan peringatkan mereka untuk TIDAK meminum apa yang ada dalam tabung reaksi tersebut. Juga minta mereka berhati-hati untuk TIDAK menyentuh cairan milik siswa lain ketika bertukar tetesan cairan. 288 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Distribusikan tabung reaksi dan pipet secara acak ke kelas. Buat catatan dalam kepala Anda siapa siswa yang menerima tabung reaksi yang mengandung NaOH. Minta siswa berjalan di sekitar ruangan dengan tabung reaksi mereka. Ketika Anda mengatakan “Berhenti!” setiap siswa harus menggunakan pipet untuk bertukar cairan (beberapa tetes, setengah ukuran pipet untuk lebih spesifik) dengan orang terdekat mereka. Ulangi sampai setidaknya tiga pertukaran. Instruksikan para siswa untuk mencatat secara berurutan identitas dengan siapa mereka bertukar cairan. Sekarang saatnya untuk menguji infeksi khayalan yang terjadi. Masukan setetes fenolftalein dalam setiap tabung reaksi. Jika cairan berubah warna menjadi pink, artinya tabung reaksi “terinfeksi” dengan NaOH . Berapa banyak siswa yang sekarang “terinfeksi”? Melacak Sumber Infeksi Sekarang sebagian kelompok telah “terinfeksi,“ posisikan siswa sebagai ahli epidemiologi. Tantangan mereka adalah mengumpulkan data yang akan membantu mereka menelusuri alur epidemi, mencari pembawa penyakit pertama kali, dan menggambarkan wabah dengan menggunakan istilah yang tepat. Dalam kelompok, gunakan data untuk mencoba menyimpulkan mana individu yang merupakan pembawa asli penyakit. • Mengapa penting untuk menentukan sumber infeksi? • Kesulitan apa yang muncul dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data? Perhatikan bahwa penyakit simulasi ini memiliki tingkat infeksi sebesar 100% yang muncul segera di bawah pengujian. Beberapa infeksi, seperti HIV dan cacar air, bisa tetap dorman di dalam tubuh untuk waktu yang lama. Lainnya, seperti Ebola, membunuh inang dengan cepat. • Bagaimana kemungkinan dari setiap faktor tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengetahui karier/pembawa? Sebuah metode memungkinkan untuk menemukan “pasien awal” adalah meminta setiap siswa menulis nomor tabung reaksinya atau namanya di papan dan di bawah nama atau nomor tersebut ditulis nama/nomor dengan siapa ia bertukar cairan secara berurutan. Kemudian, sebagai sebuah kelompok, sorot nama-nama yang “terinfeksi” (ditampilkan dalam huruf tebal di contoh). Representasi visual ini dapat membantu memperjelas mana peserta yang mungkin telah menginfeksi satu sama lain, dan dalam urutan seperti apa. Siswa dengan “tes positif” dan semua orang yang bertukar cairan dengannya juga positif jika diuji mungkin merupakan pembawa asli dari penyakit. Sangat mungkin bahwa akan ada beberapa kandidat untuk “pasien awal.” Pemeriksaan silang dari riwayat masing-masing kontak dapat mempersempit kemungkinan, tapi mungkin tidak kurang dari dua kandidat. Jika peserta tidak dapat mencapai kesimpulan akhir, latihan ini akan menimbulkan pertanyaan yang berguna tentang tantangan yang dihadapi ahli epidemiologi ketika mereka mencoba untuk melacak sumber infeksi. 289 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pilihan Tambahan Data yang terkumpul dari kelas “menular” dapat digunakan dalam berbagai cara. Beberapa contoh diantaranya termasuk: Membuat siswa menghitung insidensi (sebagai contoh, jumlah kasus per satu putaran kontak; Anda bisa membayangkan setiap putaran kontak mewakili satu hari, satu minggu, dsb) Membuat siswa menghitung prevalensi Mendiskusikan infeksi “sumber titik” Menghitung angka reproduktif dasar dari infeksi (berdasarkan berapa banyak kasus, rata-rata, setiap kasus menginfeksi?) Mendiskusikan peran dari “penyebar super” dalam wabah penyakit. Adaptasi untuk Kelas Besar Jika kelas Anda berjumlah lebih dari 30 orang, percobaan ini akan sulit dilakukan atau memakan waktu yang terlalu lama supaya semua siswa bisa perpartisipasi dalam simulasi wabah. Untuk dapat tetap melibatkan seluruh kelas, Anda dapat mengatur sebagai berikut: Tiga puluh siswa tetap menjadi populasi yang terlibat dalam wabah dan berfungsi seperti yang dijelaskan di atas. Dua atau tiga siswa dapat menjadi analis data yang yang akan merekam data yang dikumpulkan dari populasi pada komputer mereka. Para siswa yang tersisa bisa menjadi tim epidemiologi yang bekerja dengan analis data memutuskan bagaimana mempelajari populasi dan menentukan kasus indeks. Contoh Diagram Mencari Jejak Infeksi Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang 7 Kontak 1 Kontak 2 Kontak 3 30 Untuk menyimpulkan latihan Kelas Menular, mintalah siswa untuk membuat daftar Menit langkah-langkah yang mereka ikuti dalam penyelidikan wabah, dengan menulis di lembar balik, papan tulis, atau menggunakan layar komputer yang diproyeksikan. Kemudian meminta mereka untuk meninjau daftar tersebut dan memutuskan apakah ada langkahEvaluasi langkah penting yang hilang. Jika memang demikian, tambahkan langkah-langkah yang Kelompok diperlukan. Besar Berikutnya, mintalah mereka untuk membuat daftar tujuan utama dari penyelidikan wabah penyakit. Sebagaimana sebelumnya, mintalah mereka meninjau dan memodifikasi daftar tersebut dalam kelompok. Kemudian bersama para siswa tinjaulah tujuan dan langkah-langkah berikut dalam penyelidikan wabah yang serupa (slide dalam dek PowerPoint). 290 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Penyelidikan Wabah Penyakit Tujuan dari investigasi wabah adalah untuk: Menghentikan perkembangan penyakit. Menentukan penyebab wabah. Mengontrol wabah. Mencegah wabah di masa depan. Langkah-langkah untuk diikuti: 1. Lakukan verifikasi wabah. • Apakah penyakit itu (definisi kasus awal, diagnosis akhir), seberapa parah penyakit tersebut dan apakah itu kelebihan dari penyakit tersebut? • Mengidentifikasi dan meninjau insiden zoonotik potensial, melihat kelompok akut atau wabah, peningkatan kecenderungan infeksi atau sindrom yang telah diketahui, atau infeksi baru atau sindrom yang belum terdiagnosis. 2. Jelaskan tanda-tanda klinis dari penyakit ini. Identifikasi karakteristik umum untuk semua anggota yang terkena dan bagaimana orang-orang yang sakit dapat dibedakan dari individu yang sehat. 3. Tentukan masalah dalam hal waktu, tempat, dan populasi yang terkena penyakit. Menilai risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan dan apakah itu adalah risiko zoonosis yang mungkin. 4. Meningkatkan pengawasan manusia dan hewan di daerah yang terkena dan wilayah sekitarnya. Hal ini membantu mengidentifikasi kasus tambahan. 5. Menjelaskan wabah. Mengumpulkan data historis dan bandingkan individu yang terkena dan tidak. Plot kurva epidemi untuk menentukan sumber, inkubasi, dan penyebaran agen penyakit. Petakan data, pergerakan manusia dan hewan, hambatan pergerakan, dsb. 6. Mengembangkan hipotesis tentang penyebab. 7. Lakukan studi analisis pada data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi faktor risiko. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi dan rendah. 8. Kontrol Penyakit Menggunakan informasi di atas strategi pengendalian dapat diimplementasikan bahkan jika agen infeksi belum diidentifikasi secara positif. Penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab penyakit ini mungkin diperlukan. 9. Strategi Pencegahan Hal ini termasuk komunikasi, pendidikan, dsb. 10.Sesuaikan pengawasan dan monitoring program. 291 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Mengalami wabah sebuah penyakit beserta investigasinya Pembelajaran: Mendata langkah-langkah spesifik yang diambil dalam mengadakan investigasi wabah penyakit. Serangan Wabah di Dalam Kelas Anda Dari penyakit pes ke malaria ke leptospirosis, para ilmuwan dan petugas kesehatan komunitas yang berwenang berjuang untuk memahami dan mengontrol penyebaran penyakit menular tersebut. Hari ini, kita akan mensimulasikan terjadinya wabah penyakit! Orang 1 Kontak 1 Kontak 2 Kontak 3 Kontak 4 Kontak 5 Kontak 6 Catatan: 292 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang 7 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Bagaimana Pendapat Anda? Sebutkanlah langkah-langkah yang Anda ikuti dalam investigasi wabah. Apakah ada langkah penting yang tertinggal? Apa saja tujuan utama dari investigasi wabah penyakit? Catatan: 293 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pendahuluan Analisis Risiko Penyakit Tujuan Pembelajaran: Memahami tujuan dan terminologi dasar dari analisis risiko Memaparkan komponen-komponen dari proses analisis risiko Memberikan beberapa penerapan analisis risiko dari penyakit menular zoonotik Menjelaskan beberapa kerangka analisis risiko yang banyak dikenal dan digunakan Tipe Pengajaran: Presentasi; Latihan Kelompok Kecil; Evaluasi Kelompok Besar Durasi: 60–120 Menit Peralatan dan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Materi: Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 60 Catatan: Untuk informasi tambahan dan pilihan pengajaran, termasuk latihan dalam Menit Penilaian Risiko Mikrobial Kuantitatif, mohon meninjau bahan penilaian risiko dalam Modul Manajemen Penyakit Menular. Catatan Fasilitator yang lebih rinci termasuk dalam bagian catatan slide PowerPoint untuk sesi ini. Dalam sesi ini, kita akan memeriksa proses analisis risiko, yang: • Apakah logis untuk mendukung pengambilan keputusan dalam kondisi tidak menentu, ketika informasi tidak lengkap. • Menambahkan ilmu pengetahuan ke dalam kebijakan untuk membantu meminimalkan risiko dan dampaknya. • Menyampaikan risiko kepada pemegang kepentingan. Analisis risiko bersifat berulang dan melibatkan identifikasi risiko (juga disebut bahaya), membentuk pertanyaan, mengembangkan model, menambahkan data ke model (kualitatif, kuantitatif atau di antaranya) dan kemudian menjalankan model tersebut. Temuantemuan dan hasil analisis biasanya ditafsirkan dengan hati-hati; misalnya, ditinjau dalam kaitannya dengan isu-isu seperti apakah masuk akal secara biologis, adanya bukti efek dosisrespon, bersifat kronologis (yaitu, menjamin paparan terjadi sebelum onset penyakit), dan konsistensi dengan literatur terkini untuk menjamin bahwa hipotesis tentang penyebab penyakit yang diusulkan adalah logis dan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang “baik” atau praktik terbaik, dsb. Hal ini membantu menyoroti kesenjangan dalam data, titik kritis di jalur risiko dan pilihan untuk mengurangi risiko. Ada beberapa kerangka kerja yang diakui secara internasional untuk menyelesaikan analisis risiko dan kita akan melihat beberapa dari mereka. Semua pada dasarnya sama, dengan terminologi yang sedikit berbeda. 294 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Risk assessment • Hazard identification • Hazard characterization • Exposure assessment • Risk characterization Risk management • Risk evaluation • Option assessment • Option implementation • Monitoring and review Risk communication SOURCE: FAO, 1997 30-60 Instruktur dapat menugaskan kelompok kecil untuk membaca dan menafsirkan artikel Menit yang dipublikasikan mengenai analisis risiko penyakit. Beberapa contoh referensi potensial tercantum di bawah ini. Aktivitas Anda memiliki artikel penelitian yang menerapkan Analisis Risiko Penyakit. Silakan Kelompok membacanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Kecil Apa yang menjadi kerangka pertanyaan? Apa saja bahaya yang teridentifikasi? Apa yang disebut dengan risiko? Apakah analisis risiko bersifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya? Siapa saja pemegang kepentingan yang teridentifikasi? Siapa saja yang perlu diinformasikan mengenai hasil dari analisis risiko? Bagaimana hasil tersebut bisa diaplikasikan? Hasil dapat dibagi dan dibandingkan di antara kelompok-kelompok atau disajikan kembali ke kelas dan dibahas, tergantung pada preferensi instruktur, ketersediaan waktu dan ukuran kelas. Referensi yang dapat digunakan: Latihan Kelompok Kecil de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen, F. and de Roda Husman, A. M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use rainwater as source water. Water Research. Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of remote sensing data and environmental-related parameters for dengue transmission risk assessment in Subang Jaya, Malaysia. Geocarto International, 28(3), 258–272. Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes, R. C. (2006). Considering human–primate transmission of measles virus through the prism of risk analysis. American Journal of Primatology, 68(9), 868–879. Abstract available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498. Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein, P. (2012). Leptospirosis in American Samoa – estimating and mapping risk using environmental data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5), e1669. Article available free online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/. 60 Untuk latihan elektif ini, bagilah siswa ke dalam kelompok empat hingga enam orang. Menit Lihatlah petunjuk untuk Penilaian Risiko Mikroba Kuantitatif dalam aktivitas kelas dalam modul Manajemen Penyakit Menular. 295 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Memahami tujuan dan terminologi dasar dari analisis risiko Memaparkan komponen-komponen dari proses analisis risiko Memberikan beberapa penerapan analisis risiko dari penyakit menular zoonotik Menjelaskan beberapa kerangka analisis risiko yang banyak dikenal dan digunakan Penilaian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi Risk assessment • Hazard identification • Hazard characterization • Exposure assessment • Risk characterization Risk management • Risk evaluation • Option assessment • Option implementation • Monitoring and review Risk communication SOURCE: FAO, 1997 Catatan: 296 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Artikel Analisi Risiko Penyakit Instruktur akan menugaskan kelompok Anda satu artikel penelitian dari daftar di bawah ini: de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen, F. and de Roda Husman, A. M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use rainwater as source water. Water Research. Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of remote sensing data and environmental-related parameters for dengue transmission risk assessment in Subang Jaya, Malaysia. Geocarto International, 28(3), 258–272. Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes, R. C. (2006). Considering human–primate transmission of measles virus through the prism of risk analysis. American Journal of Primatology, 68(9), 868–879. Abstract available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498. Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein, P. (2012). Leptospirosis in American Samoa – estimating and mapping risk using environmental data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5), e1669. Article available free online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/. Lakukan analisis terhadap artikel tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Apa yang menjadi kerangka pertanyaan? Apa saja bahaya yang teridentifikasi? Apa yang dimaksud dengan risiko? Apakah analisis risiko bersifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya? Siapa saja pemegang kepentingan yang teridentifikasi? Siapa saja yang perlu diinformasikan mengenai hasil dari analisis risiko? Bagaimana hasil tersebut bisa diaplikasikan? Catatan: 297 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Analisis Risiko Penyakit: Sebuah Latihan Lapangan untuk Penilaian Risiko Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Melengkapi penilaian risiko dasar untuk penyakit zoonotik di komunitas lokal. Presentasi; Studi lapangan Bervariasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide Power Point opsional – Instruktur dapat membuatnya berdasarkan rencana studi lapangan yang spesifik Panduan Siswa Logistik untuk perjalanan dari/ke tujuan studi lapangan, makanan/minuman di lokasi Peta, telepon seluler dan/atau kamera, kamera video jika pengambilan foto dan video memungkinkan. Memastikan bahwa persetujuan perlindungan subyek hewan dan manusia yang diperlukan tersedia sebagaimana seharusnya. Memastikan kontak yang sepantasnya dengan dan izin dari pemuka masyarakat dan pejabat lokal yang berwenang sudah diatur dan dilakukan dengan baik sebelum kunjungan. Catatan untuk Fasilitator 30-45 Berikanlah gambaran studi lapangan yang akan dilakukan: Menit Tujuan dari kunjungan lapangan Kuliah Rincian tentang budaya, tradisi, populasi manusia dan populasi hewan di dalam dan di sekitar masyarakat setempat yang akan para siswa kunjungi Faktor risiko penyakit zoonosis yang telah diketahui Peternakan dan satwa liar yang diketahui ada di dalam dan di sekitar masyarakat Setiap ternak, satwa liar, penyakit zoonosis yang diketahui ada dalam populasi Bagaimana penyakit zoonosis telah mempengaruhi budaya atau praktek-praktek lokal Bagaimana berinteraksi dengan masyarakat 298 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Mini- Studi Lapangan mal Siswa berpartisipasi dalam kunjungan lapangan ke masyarakat atau peternakan lokal. 180 Selama kunjungan siswa membuat catatan tentang praktik yang mereka amati dan faktorMenit faktor yang dapat mempengaruhi penularan penyakit zoonosik yang dapat berdampak Kelompok pada kesehatan manusia, kesehatan hewan dan/ atau kesehatan lingkungan. kecil 4–5 per − Apakah ada wabah penyakit zoonosis yang terjadi di masyarakat? Jika ya, fokus pada kelompok penyakit ini. − Apa yang bisa Anda amati dalam masyarakat (pekerjaan, pertanian, peternakan, makanan yang dikonsumsi, suplai makanan dan air, pengawetan makanan, sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah, perdagangan dan pariwisata, dan sebagainya). − Binatang apa (ternak, satwa liar, hewan peliharaan ...) yang ada? Sistem manajemen, lingkungan, pengelolaan limbah hewan? − Apa ekosistem yang tercatat? Apakah ada penyakit yang diketahui terkait dengan ekosistem tersebut? − Apa faktor yang terkait dengan manusia, hewan, dan lingkungan mereka yang dapat mempengaruhi penularan penyakit zoonosik? − Apakah ada akses ke fasilitas kesehatan manusia dan hewan? 60– 120 Menit atau Evaluasi lebih Kelompok Besar Pilihan 1: Dalam kelompok besar, bersama-sama menyelesaikan penilaian risiko dasar. Penilaian ini bisa bersifat kualitatif, kuantitatif atau semi-kuantitatif, tergantung pada waktu yang tersedia bagi siswa untuk melakukan pencarian literatur untuk mengumpulkan data. Juga tergantung pada waktu, manajemen risiko dan bagian komunikasi risiko juga dapat diselesaikan. Pilihan 2: Mintalah siswa tetap dalam kelompok kecil mereka untuk melengkapi penilaian dasar risiko (dan manajemen risiko dan komunikasi risiko yang bersifat elektif, seperti di atas). Mintalah masing-masing kelompok melaporkan kembali dalam pleno. 299 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Melengkapi penilaian risiko dasar untuk penyakit zoonotik di komunitas lokal. Mempersiapkan Studi Lapangan http://hiddencityphila.org Catatan: Catatan Lapangan: Selama melakukan studi lapangan, lakukan pencatatan mengenai praktik yang Anda observasi dan semua faktor yang mungkin mempengaruhi transmisi penyakit zoonotik yang bisa berdampak pada kesehatan manusia maupun hewan. Temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah ada wabah penyakit zoonotik yang terjadi dalam komunitas ? Jika ya, fokuslah pada penyakit ini. Apa yang dapat kamu amati dalam komunitas (pekerjaan, agrikultur, binatang ternak, makanan yang dikonsumsi, suplai air dan makanan, pengawetan makanan, sanitasi lingkungan, penanganan limbah, perdagangan dan turisme, serta lain sebagainya) Binatang apa saja (ternak, liar, peliharaan…) yang ada? Sistem pengelolaan, lingkungan, dan penanganan limbah binatang? Ekosistem apa saja yang bisa teridentifikasi? Apakah terdapat penyakit yang diketahui terkait dengan ekosistem tersebut? Faktor-faktor apa yang terkait dengan manusia, binatang, dan lingkungan mereka yang mungkin berdampak pada transmisi penyakit zoonotik? Apakah tersedia akses menuju fasilitas kesehatan manusia ataupun binatang? 300 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Catatan: 301 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Review Kosakata dan Konsep dengan Menyaksikan film Contagion (aktivitas pilihan) Tujuan Pembelajaran: Melakukan review mengenai kosa kata dan konsep epidemiologi (dan penyakit menular zoonotik) Bisa dengan/tanpa melibatkan tujuan pembelajaran di bawah ini (tumpang tindih dengan Dasar-Dasar Penyakit Menular dan Manajemen Penyakit Menular) Menjelaskan progresivitas sebuah penyakit pada individu Menggambarkan bagaimana infeksi ditransmisikan dari satu individu ke individu lainnya Menggambarkan transmisi penyakit dalam populasi Tipe Pengajaran: Film, Presentasi dan Evaluasi Kelompok Besar Durasi: Menonton film (di dalam atau di luar kelas) 120 Menit Peralatan dan Materi: Presentasi, evaluasi 120 Menit Layar/dinding kosong, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Akses menuju DVD atau duplikat streaming film (akses internet jika streaming dilakukan dalam kelas) Catatan untuk Fasilitator 120 Menonton Contagion Menit Sebelum menonton film, bagikan daftar kosakata di bawah ini, dan minta siswa untuk melengkapi arti kosa kata tersebut sebanyak mungkin sambil menonton film. Bahkan jika istilah tersebut terasa asing bagi mereka, mereka Pra-Kelas harus mencoba untuk menyimpulkan makna dari konteks dalam film. ATAU Dilarang mencontek! Di Kelas Agen Transmisi horizontal Kurva wabah Rentan Bakteri Inang Pandemik Transmisi Karier Periode inkubasi Parasit Vaksin Endemik Kasus indeks Patogen Vektor Enzootik Infektif R0 Transmisi vertikal Epidemik Wabah Pulih Virus Epizootik Perantara Zoonosis Fomit Resisten 120 Catatan Fasilitator yang lebih rinci termasuk dalam bagian catatan slide PowerPoint untuk Menit sesi ini. Diskusi Kelompok Besar 302 Agen: faktor (misalnya mikroorganisme atau zat kimia) atau bentuk energi yang kehadirannya, berlebihan atau, dalam kasus penyakit defisiensi, ketiadaan relatifnya sangat penting dalam terjadinya penyakit atau hasil keluaran kesehatan yang merugikan lainnya. Bakteri: Anggota dari kelompok besar mikroorganisme uniseluler yang minim akan organel dan inti sel yang terorganisir, termasuk beberapa yang dapat menyebabkan penyakit Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pembawa/karier: Seorang individu yang terinfeksi dan, walaupun biasanya memiliki sedikit atau tidak ada gejala penyakit, dapat berfungsi sebagai perantara untuk menularkan infeksi kepada orang lain. Istilah ini juga dapat berlaku untuk seorang individu yang dalam masa penyembuhan dan mungkin memiliki beberapa gejala, tetapi tetap menular. Durasi status pembawa mungkin singkat (hari) atau bisa berlangsung dalam waktu lama; misalnya orang dengan infeksi tuberkulosis (TB) laten (tidak aktif) adalah pembawa laten yang mungkin mengalami reaktivasi TB setelah beberapa dekade dan menjadi menular kepada orang lain jika tidak ditangani dengan baik. Selanjutnya, “pembawa” mungkin juga berlaku untuk individu dengan kondisi genetik yang menderita penyakit, namun dapat menurunkan gen kepada keturunannya. Jadi, istilah pembawa “diam” dapat merujuk kepada individu yang tidak memiliki gejala, tetapi dapat menularkan penyakit menular atau gen resesif (misalnya, anemia sel sabit sifat atau alpha thalassemia trait). Dengan demikian, pembawa diam mempertahankan sifat menular mereka, sementara pembawa laten tidak menular. Endemik /enzootik: Frekuensi normal penyakit dalam suatu populasi. Ada pola yang dapat diprediksi, misalnya, wabah penyakit musiman yang dibawa nyamuk seperti malaria atau influenza musiman. Penyakit endemik menunjukkan bahwa agen dan inang telah beradaptasi satu sama lain dari waktu ke waktu, dan penyakit ini bertahan dalam suatu populasi (tanpa migrasi atau masukan baru dari patogen); penyakit yang selalu ada dalam suatu populasi. Untuk virus campak, istilah ini digunakan sedikit berbeda untuk menunjukkan infeksi yang dapat bertahan dalam populasi dalam jangka panjang tanpa perlu diperkenalkan kembali dari luar. Endemisitas stabil (kadang-kadang disebut sebagai “endemnisitas”) adalah ketika kejadian infeksi atau penyakit tidak menunjukkan kecenderungan sekuler untuk naik atau turun. Epidemi/epizootic: Sebuah peningkatan dari kejadian penyakit melebihi dari jumlah yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara inang, agen, dan lingkungan serta menyiratkan pengelompokan kasus dalam ruang dan waktu. Sebuah peningkatan pesat dari sebuah tingkat infeksi. Umumnya infeksi mikroparasit (dengan kekebalan yang bertahan lama dan waktu generasi yang pendek), epidemi biasanya ditandai oleh kenaikan eksponensial jumlah kasus dalam waktu dan diikuti dengan sebuah penurunan ketika jumlah populasi yang rentan habis. Epidemi mungkin timbul dari pengenalan patogen baru (atau strain) ke populasi yang sebelumnya tidak terpajan (naif) atau sebagai akibat dari pertumbuhan kembali populasi yang rentan beberapa waktu setelah epidemi sebelumnya terjadi karena agen infeksi yang sama. Untuk beberapa agen infeksi prioritas tinggi (misalnya, virus polio), bahkan seorang individu dengan kelumpuhan akut akibat infeksi virus polio liar dapat dianggap sebagai “epidemi,” karena baik kebutuhan mendesak untuk tindakan pencegahan (kampanye vaksinasi polio untuk mencegah kelumpuhan akut pada individu yang rentan) dan fakta bahwa untuk setiap kasus infeksi polio paralitik yang teridentifikasi dapat terjadi hingga 100 infeksi asimtomatik pada anak-anak. Fomite/ Kendaraan: Sebuah benda mati, termasuk selimut, perlengkapan atau peralatan rumah sakit yang mampu membawa patogen dan berperan sebagai sarana untuk penularan penyakit. Host: Inang di mana parasit (makro atau mikro) melakukan reproduksi seksual atau aseksual. Organisme hidup yang rentan terhadap atau menjadi agen infeksi dalam kondisi alamiah. Masa inkubasi: Waktu antara infeksi awal dan munculnya gejala penyakit. Tidak sama dengan periode laten. 303 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Index case: The first case of a new disease, or initial person ill (initial “case”) in a disease outbreak. Also called patient zero. Kasus indeks: Kasus pertama dari suatu penyakit baru, atau orang yang sakit pertama kali (“kasus” inisial) dalam wabah penyakit. Juga disebut pasien nol. Infektif: Mampu menyebarkan infeksi kepada inang lain Imun: 1) Sebuah keadaan di mana inang tidak rentan terhadap infeksi atau penyakit, atau 2) mekanisme dalam pencapaian hal yang disebutkan sebelumnya. Imunitas biasanya dicapai oleh seorang individu melalui salah satu dari tiga rute: - - - Kekebalan alami atau bawaan yang diturunkan secara genetik atau diperoleh melalui antibodi maternal. Kekebalan bawaan juga dapat merujuk ke hambatan fisiologis terhadap infeksi (misalnya, kulit, mukosa) atau mekanisme proteksitf, seperti fagositosis bakteri atau virus oleh sel darah putih, atau protein enzimatik (misalnya, lisozim). Kekebalan yang didapat adalah kekebalan yang terjadi setelah kontak dengan agen infeksi atau antigen; proses ini melibatkan dua jenis limfosit: imunitas yang”diperantarai sel” (melibatkan sel-T) atau kekebalan “humoral” (sel B). Kekebalan buatan adalah istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan kekebalan pasca vaksinasi (contohnya, kekebalan “alami” setelah infeksi vs “buatan” pasca vaksinasi). Istilah “buatan” juga dapat digunakan ketika kekebalan pasif ditransfer (misalnya, ketika imunoglobulin manusia digunakan untuk mengobati botulisme pada bayi atau immunoglobulin digunakan bersama dengan vaksin untuk mencegah rabies). Wabah: Terjadinya kasus penyakit yang melebihi apa yang biasanya diharapkan pada masyarakat, wilayah geografis atau musim tertentu. Mirip dengan istilah “epidemi,” mungkin lebih sering digunakan untuk lingkup yang lebih kecil. Istilah ini mungkin berlaku untuk satu kasus penyakit prioritas tinggi infeksi (misalnya, kasus poliomyelitis paralitik akut). Kurva wabah: Juga disebut kurva epidemi. Sebuah representasi grafis, biasanya dalam bentuk histogram, menunjukkan jumlah insidensi penyakit dari waktu ke waktu. Pandemi: Sebuah epidemi yang meluas dan mempengaruhi populasi di berbagai negara atau benua. Parasit: Setiap organisme penyebab penyakit; juga suatu organisme menunjukkan ketergantungan pasti pada organisme lain, yaitu inang, yang bersifat merugikan inangnya. -Makroparasit: Biasanya adalah cacing parasit dan arthropoda. Secara umum, parasit yang tidak berkembang biak dalam inang definitif mereka, melainkan menghasilkan tahap transmisi (telur dan larva) yang masuk ke dalam lingkungan eksternal. -Mikroparasit: Biasanya, virus, bakteri, jamur dan protozoa. Secara umum, parasit yang berkembang biak dalam host definitif mereka. Microparasites ditandai dengan ukuran kecil, waktu kembang biak yang pendek dan kecenderungan untuk menginduksi kekebalan terhadap reinfeksi pada inang yang bertahan hidup. Durasi infeksi biasanya pendek dalam kaitannya dengan umur inang, tetapi ada pengecualian penting, seperti virus dengan durasi lambat. Patogen: Agen biologis menular yang menyebabkan penyakit atau sakit untuk inangnya. R0: tingkat reproduksi dasar, atau intrinsik; ukuran kebugaran parasit/patogen. Pada mikroparasit, didefinisikan sebagai jumlah perkiraan infeksi sekunder yang dihasilkan pada populasi rentan oleh satu inang infektif (dengan infeksi primer). Pada makroparasit, didefinisikan sebagai jumlah parasit dewasa yang diproduksi oleh satu parasit dewasa. 304 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pulih: Individu yang telah terkena infeksi, mengalami gejala dan, setelah beberapa waktu, tidak lagi menderita gejala. Individu ini mungkin masih terinfeksi, masih menular atau mungkin sudah bebas dari agen infeksi. Seorang individu yang sudah pulih mungkin telah mengembangkan kekebalan parsial, sementara, penuh atau seumur hidup, atau bahkan mungkin masih rentan terhadap infeksi yang sama. Perantara: Setiap orang, hewan, tumbuhan, tanah atau zat lainnya di mana seorang agen infeksi biasanya hidup dan berkembang biak. Reservoir biasanya ditempati oleh agen infeksi tanpa mengalami kesakitan dan berfungsi sebagai sumber di mana orang lain dapat terinfeksi. Agen infeksi terutama tergantung pada perantara untuk kelangsungan hidupnya. Perantara memungkinkan substansi menular ditularkan ke inang lainnya yang rentan. Resisten: Tidak dapat diinfeksi oleh patogen; juga dapat merujuk kepada resistensi antimikroba oleh bakteri. Rentan: Seorang individu yang dapat terinfeksi oleh patogen karena kurangnya kekebalan terhadap agen itu. Transmisi: Proses di mana patogen berpindah dari sumber infeksi ke inang baru. Ada dua jenis utama: transmisi horisontal dan vertikal. Mayoritas proses transmisi beroperasi secara horizontal. -Transmisi langsung: mikroorganisme menyebar langsung dari orang yang terinfeksi kepada orang yang sehat melalui kontak fisik langsung dengan darah atau cairan tubuh. Contoh kontak langsung adalah sentuhan, mencium, kontak seksual, kontak dengan sekret mulut atau kontak dengan lesi tubuh. -Transmisi Horizontal: Transmisi yang terjadi umumnya dalam populasi, tetapi tidak termasuk transmisi vertikal. -Transmisi Vertikal: Penularan infeksi dari orangtua kepada anaknya yang belum lahir. Infeksi perinatal adalah bentuk khusus transmisi vertikal. Vektor: Sebuah perantara hidup dimana infeksi yang ditularkan dari satu host ke yang lain (misalnya nyamuk atau kutu). Virus: Sebuah agen infeksi yang biasanya nonseluler, terdiri dari molekul asam nukleat (RNA atau DNA) dalam selubung protein, terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop cahaya, dan mampu berkembang biak hanya dalam sel-sel hidup dari sebuah inang (diklasifikasikan sebagai parasit intraseluler obligat). Zoonosis: Penyakit yang biasanya ditularkan antara hewan manusia dan non-manusia. 305 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Melakukan review mengenai kosa kata dan konsep epidemiologi (dan penyakit menular zoonotik) Bisa dengan/tanpa melibatkan tujuan pembelajaran di bawah ini (tumpang tindih dengan Dasar-Dasar Penyakit Menular dan Manajemen Penyakit Menular) Menjelaskan progresivitas sebuah penyakit pada individu Menggambarkan bagaimana infeksi ditransmisikan dari satu individu ke individu lainnya Menggambarkan transmisi penyakit dalam populasi Contagion Tontonlah film berjudul CONTAGION dan sepanjang mengikuti film ini, temukan daftar kata di bawah sebanyak-banyaknya. Kosa Kata Agen Transmisi horizontal Kurva wabah Rentan Bakteri Inang Pandemik Transmisi Karier Periode inkubasi Parasit Vaksin Endemik Kasus indeks Patogen Vektor Enzootik Infektif R0 Transmisi vertikal Epidemik Wabah Pulih Virus Epizootik Perantara Zoonosis Fomite Resisten Catatan: 306 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Refleksi Pembelajaran dan Evaluasi Tujuan Pembelajaran: Merefleksikan pembelajaran yang diperoleh dalam Modul Epidemiologi dan Analisis Risiko Menyediakan umpan balik mengenai kekuatan dari modul ini dan juga area dalam modul yang masih perlu ditingkatkan Tipe Pengajaran: Penilaian perorangan; Umpan balik Kelompok Durasi: 60 Menit Peralatan dan Panduan Siswa Materi: Catatan untuk Fasilitator Menilai/ membuat Menerapkan Bagaimana Anda menilai level Anda berdasarkan kompetensi Epidemiologi dan Analisis Risiko: Memahami Penilaian Pembelajaran Individu 20 Arahkan siswa untuk melengkapi penilaian pembelajaran berikut dalam Panduan Siswa Menit yang mereka miliki. Setelah mereka selesai, kumpulkan umpan balik untuk menginformasikan pengadaan modul di masa mendatang. Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep yang digunakan dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen penting dari praktik epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Tuliskan dua atau tiga hal yang Anda pelajari dari sesi ini. Pikirkan mengenai: Apa yang baru atau mengejutkan Anda? Apa yang berubah mengenai pemikiran Anda? Hal apa yang masih Anda ragukan? Apa yang menarik bagi Anda/ apa yang Anda minati untuk Anda pelajari secara lebih mendetail? Apakah ada perilaku baru yang akan Anda terapkan berdasarkan kelas ini? Topik apa dari kelas ini yang akan Anda bagikan pada orang-orang di luar kelas? Dalam kelompok kecil, mintalah setiap siswa untuk berbagi tentang: 20 Menit Pembelajaran utama mereka dari modul. Diskusi Kelompok Kecil Bagaimana mereka akan menerapkan konsep-konsep, pengetahuan, keterampilan yang mereka peroleh dari modul. 307 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 20 Menanyakan para siswa: Menit Apa salah satu unsur dari modul yang mereka sukai/yang dirasa sebagai sebuah kelebihan/kekuatan? Kelompok Umpan Balik Apa satu hal dalam modul yang mereka sarankan untuk diubah? Adakah komentar tambahan? Referensi untuk Peserta 1. Bonita, Ruth; Beaglehole, R; Kjellstrom, T. 2006. Basic epidemiology. World Health Organization, Geneva. Available free online: http://apps.who.int/iris/handle/10665/43541. 2. de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen, F. and de Roda Husman, A. M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use rainwater as source water. Water Research. 3. Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of remote sensing data and environmental-related parameters for dengue transmission risk assessment in Subang Jaya, Malaysia. Geocarto International, 28(3), 258–272. 4. European Environmental Agency. Introduction to Risk Assessment Concepts. Available freely online at http://www.eea. europa.eu. 5. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). The Basics of Risk Assessment. Available freely online at www.fao.org. 6. International Union for Conservation of Nature and the World Organization for Animal Health (IUCN and OIE). 2014. Wildlife Disease Risk Analysis: Handbook of Procedures and Guidelines. Available online from www.oie.int. 7. Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes, R. C. (2006). Considering human–primate transmission of measles virus through the prism of risk analysis. American Journal of Primatology, 68(9), 868–879. Abstract available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498. 8. Khuntirat, Benjawan P., et. al., Évidence for subclinical avian influenze virus infections among rural Thai villagers,” Clinical Infectious Diseases, 53(8) (2011) 9. Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein, P. (2012). Leptospirosis in American Samoa – estimating and mapping risk using environmental data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5), e1669. Article available free online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/ 10.Moen, A.R., Wouda, W., Mul, M.F., Graat, E.A.M., and van Werven, T., “Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study I four dairy herds,” Theriogenology 49 1301-1309 (1998) 11.Office International des epizooties (OIE) 2010. Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products; Introduction and qualitative risk analysis. Available online from www.oie.int. 12.National Research Council. Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases. Washington, DC: The National Academies Press, 2009. Available free online at www.nap.edu. 13.Ng V, Sargeant JM (2013) A Quantitative Approach to the Prioritization of Zoonotic Diseases in North America: A Health Professionals’ Perspective. PLoS ONE 8(8): e72172. doi:10.1371/journal.pone.0072172. Available free online at http://www.plosone.org. 14.Parashar, Umesh, et. al., “Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, nipah virus during a 1998 – 1999 outbreak of severe encephalitis in Malaysia,” The Journal of Infectious Diseases 181:1755-9 (2000) 15.Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, A., Serological Survey of Leptospirosis in Livestock in Thailand, ´Epidemiol. Infect. (2013) 141, 2269-2277 16.Scurr, John H., Machin, Samuel J., Bailey-King, Sarah, Mackie, Ian J., McDonald, Sally, Smith, Philip D. Coleridge, “Frequency and prevention of symptomless deep-vein thrombosis in ong-haul flights: a randomized trial,” Lancet 357 (2001) 17.Stirling, Andy C., and Scoones, Jan, “From risk assessment to knowledge mapping: science, precaution, and participation in disease ecology,” Ecoogy and Society 12(2);14 (2009) 18.U.S. General Accounting Office (GAO). West Nile Virus Outbreak – Lessons for Public Health Preparedness. September 2000. GAO/HEHS-00-180. Available free online at http://www.gao.gov/products/GAO/HEHS-00-180. 19.Veterinarians Without Borders. One Health for One World: A Compendium of Case Studies. Available free online at http://www.onehealthinitiative.com. 20.World Bank. People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic Diseases. Report no. 50833-GLB. 2010. Available online at: http://www.worldbank.org. 21.World Health Organization (WHO). 2005. Outbreak Communication Guidelines. Available online at Institutional Repository for Information Sharing (IRIS), WHO: http://apps.who.int/iris/handle/10665/69369. 308 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Merefleksikan pembelajaran yang diperoleh dalam Modul Epidemiologi dan Analisis Risiko Menyediakan umpan balik mengenai kekuatan dari modul ini dan juga area dalam modul yang masih perlu ditingkatkan Menilai/ membuat Menerapkan Penilaian Pembelajaran Individu Bagaimana Anda menilai level Anda -- dari memahami ke mampu mengaplikasikan hingga mampu mengevaluasi dan membuat -- dalam Epidemiologi dan Analisis Risiko: Memahami Evaluasi Diri Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep yang digunakan dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen penting dari praktik epidemiologi. Menganalisis kebijakan publik lokal ataupun nasional Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Tuliskan dua atau tiga hal yang Anda pelajari dari sesi ini. Pikirkan mengenai: Apa yang baru atau mengejutkan Anda? Apa yang berubah mengenai pemikiran Anda? Hal apa yang masih Anda ragukan? Apa yang menarik bagi Anda/ apa yang Anda minati untuk Anda pelajari secara lebih mendetail? Apakah ada perilaku baru yang akan Anda terapkan berdasarkan kelas ini? Topik apa dari kelas ini yang akan Anda bagikan pada orang-orang di luar kelas? Membagikan Pembelajaran Dalam kelompok kecil, berbagilah mengenai: Kunci pembelajaran Anda mengenai modul ini. Diskusi Kelompok Kecil Bagaimana Anda akan mengaplikasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang Anda peroleh dari modul ini. 309 INDOHUN Catatan: 310 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health