HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Naskah Publikasi Diajukan Oleh : SARI BEKTI RAHMAWATI F 100 080 088 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KEPUASAAN KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat (S-1) Psikologi Diajukan oleh : SARI BEKTI RAHMAWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ii iii iv ABSTRAKSI Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif dengan Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan satu gambaran kepuasan yang disertai keberhasilan pekerjaan dari para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan persepsi dan patut terhadap peraturan perusahaan. Untuk mencapai tujuan persepsi yang maksimal, maka kepuasan kerja karyawan harus tinggi.Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu persepsi terhadap insentif.Persepsi terhadap insentif salah satu komponen penting yang berperan dalam keberhasilan peningkatan produktivitas. Persepsi terhadap insentif salah satu komponen penting yang berperan dalam keberhasilan peningkatan kualitas produktivitas.Berdasarkan pemikiran yang telah penulis uraikan,maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan :1) Untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan kepuasan kerja karyawan. 2)Untuk mengetahui peran persepsi terhadap insentif dengan kepuasan kerja. 3)Untuk mengetahui tingkat insentif.4) Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Safariejuni Texto Indo Industry Boyolali pada bagian produksi (finishing) yang berjumlah 100 subjek ini dipergunakan semua sebagai sampel,maka dalam penelitian ini disebut study populasi. Alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala. Kesimpulan dalam penelitiuan ini yaitu : 1. ) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kepuasan kerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,633 dan p = 0,000 sehingga p = ≤ 0,01 artinya semakin tinggi persepsi terhadap insentif maka semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. 2.) Peranan atau sumbangan Efektif (SE) pada variabel persepsi terhadap insentifterhadap kepuasan kerja sebesar 40,1%.3.) Persepsi terhadap insentif pada subjek tergolong positif 4.) Kepuasan kerja pada subjek tergolong tinggi. Kata Kunci : Persepsi terhadap insentif,Kepuasan Kerja v besar dalam memilih barang yang sesuai PENDAHULUAN Setiap perusahaan perusahaan besar, dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena menengah, maupun konsumen sekarang ini semakin selektif perusahaan kecil, dalam menjalankan dalam memilih barang yang berkualitas aktivitasnya tentu akan berorientasi untuk dengan harga yang layak dan sesuai mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dengan kemampuan mereka. Hal ini juga Tujuan didirikan perusahaan adalah dipengaruhi oleh banyaknya produk yang untuk mendapatkan suatu keuntungan, sejenis yang di tawarkan oleh perusahaan karena kita sadar apapun tujuan utama lain.Karena masing-masing perusahaan perusahaan tanpa ada suatu keuntungan ingin menonjolkanproduk mereka dengan yang diperoleh, maka tujuan perusahaan kualitas masing-masing yang telah tersebut tidak akan tercapai. Bahkan mereka hasilkan. Perusahaan ini telah perusahaan tersebut tidak akan bertahan berproduksi kain juga berhadapan dengan dalam menjaga kontinuitas produksi, perusahaan yang menghasilkan barang karena keuntungan yang diperoleh suatu yang sejenis.Untuk mengatasi kenyataan perusahaan adalah mencerminkan tersebut, maka pimpinan perusahaan kebersihan perusahaan tersebut. Dalam perlu memberikan informasi kepada memberikan keputusan kepada konsumen khalayak tentang keberadaan produk dan untuk menjaga kelestarian yang telah dihasilkan. perusahaan. Kepuasan kerja adalah Akan tetapi dalam persaingan menekankan pada persepsi karyawan yang tajam saat ini, dimana banyak mengenai keuntungan-keuntungan yang perusahaan sejenis yang menghasilkan di peroleh dari pekerjaannya. Dalam produk yang sama dengan kualitas serta memenuhi kepuasan kerja karyawan harga yang mendapatkan berbeda, pelanggan mempertahankan pekerja yang banyak produk dilepaskan maka baru pelanggan tidak kepasaran, dan memberikan insentif lebih kepada adalah karyawan. mudah. yang untuk dalam perusahaan, sebaiknya perusahaan Karena sejenis “Kepuasan merupakan fungsi dan yang kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja sehingga melebihi harapan yang diinginkan, maka konsumen mempunyai peluang yang karyawan sangat puas, 1 jika kinerja belum memenuhi apa yang diinginkan salah satu dan jika kinerja dibawah harapan yang beberapa perusahaan cabang diinginkan maka karyawan tidak puas” mempunyai (Tjiptono, F., danDiana, A., 1995:102). di milik Indonesia banyak asing dan karyawannya. Adapun perusahaan tersebut merupakan Kepuasan kerja seseorang dalam perusahaan kimia milik asing yang suatu perusahaan sangat mungkin akan memproduksi bahan bubuk (powder) berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan pewarna tas, adanya kebutuhan individu pakaian dan sebagainya yang yang merupakan perusahaan yang cukup berbedabeda pula atau situasi dan kondisi besar dengan mengekspor dalam negeri dalam perusahaan yang dapat dan luar negeri. menyebabkan seseorang menjadi puas Terlepas dari permasalahan dan dalam bekerja. Pada perusahaan milik kebutuhan-kebutuhan karyawan apakah dalam negeri sendiri, pemberian upah, dalam hal perusahaan tersebut sudah memberikan jaminan kesehatan, seperti, tunjangan fasilitas, jaminan tunjangan dan sebagainya tampaknya kesehatan dan kebutuhan lainnya, sudah layak perusahaan harus agar diberikan pekerja ini oleh merupakan suatu keadaan atau kondisi mencapai dimanan segala kebutuhan karyawan kepuasan dan kesejahteraan hidupnya. harus dipenuhi agar karyawan bisa terus Bagaimana dengan halnya perusahaan bekerja milik asing apakah juga dan mungkin memberikan sudah kontribusi yang lebih kepada perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas tersebut. dan mungkin bisa tercapai suatu Apakah bisa mencapai kepuasan atau kepuasan dalam bekerja. memenuhi kebutuhan-kebutuhan PT.Safarijunie Textindo Industry karyawan. Pada umumnya perusahaan Boyolali merupakan perusahaan yang besar yang memproduksi suatu barang bergerak di bidang texstil. Perusahaan ini biasanya menitikberatkan sumberdaya di samping berusaha mencari laba dengan manusianya pada bagian produksi, memenuhi kebutuhan masyarakat karena mungkin pada bagian ini sangat terhadap texstil, perusahaan ini telah penting dalam perusahaan.Berdasarkan memproduksi kain setengah jadi yaitu hal itu peneliti ingin mengkaji lebih kain putih dengan kualitas ready for mendalam mengenaikepuasan kerja pada print. Kain tersebut harus di olah lagi 2 menjadi kain jadi yang dipasarkan.Salah satu cara siap langsung menentukan keinginan mereka untuk untuk mempertahankan karirnya atau mempengaruhi serta merebut pasaran pindah ke lingkungan perusahaan yang antara lain dengan meningkatkan kualitas lebih besar,sehingga kepuasan kerja itu serta hasil produksi.Untuk meningkatkan sendiri sangat mempengaruhi kinerja dan kualitas serta hasil produksi, jalan yang hasil produk yang dikerjakan oleh di tempuh perusahaan tersebut adalah karyawan itu sendiri. Maka seharusnya dengan cara memberi semangat atau pihak pemimpin perusahan juga harus motivasi kerja tersebut seperti pemberian memperhatikan kepuasan kerja karyawan insentif. itu sendiri baik pada kepuasan kinerja Salah satu aspek yang sering di karyawan, kompensasi, tunjangan, gunakan untuk melihat kondisi suatu penghargaan ataupun kenaikan jabatan organisasi adalah kepuasan kerja Kepuasan kerja melihat para yang tingkat sesuai dengan kinerja masing-masing anggotanya. karyawan itu sendiri dan ditinjau dari rendah akan segi prestasi yang dihasilkan/diperoleh menimbulkan dampak negatif sepewrti karyawan tersebut.Kepuasan kerja tinggi mangkir kerja,pindah kerja,produktifitas saat rendah,kesehatan membantu tubuh kondisi yang menurun,kecelakaan kerja,pencurian dan sehingga lain lain.(Robbins ,2001) dan positif memberi mempengaruhi dan dinamis, keuntungan yang nyata,tidak hanya bagi perusahan tetapi Munandar ( 2001) mengatakan karyawannya sendiri. Kondisi seperti persepsi akan tidak sejalan bila inilah yang diharapkan setiap manajemen terdapatnya permasalahan pada kerja perusahaan dan menjadi salah satu alasan karyawan seperti sering bolosnya para peneliti untuk melakukan studi karyawan pada saat jam kerja, keluar kepuasan kerja,karena berkaitan dengan masuk kerja sesukanya, hubungan kerja tenaga kerja produktivitas kerja dan tidak baik, kendali kualitas buruk, dan kelangsungan hidup perusahan yang hal itulah yang dapat berimbas pada bersangkutan. kepuasan kerja karyawan. Persepsi, menurut Rakhmat Kepuasan kerja pada karyawan Jalaludin (1998), adalah pengalaman PT Safarijunie Textindo Industry secara tentang objek, peristiwa, atau hubungan- 3 hubungan yang diperoleh menyimpulkan dengan dalam informasi otak, kernudian diartikan, dan ditafsirkan serta diberi makna melalui menafslrkan pesan.Menurut Ruch (1967), proses yang persepsi adalah suatu proses tentang dihasilkan rumit baru persepsi kemudian (Atkinson dan petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan Hilgard, 1991). Dalam hal ini, persepsi pengalaman masa lampau yang relevan mencakup penerimaan stimulus (inputs), diorganisasikan untuk memberikan pengorganisasian stimulus dan kepada kita gambaran yang terstruktur penerjemahan atau penafsiran stimulus dan bermakna pada suatu situasi tertentu. yang telah diorganisasidengan cara yang Senada dengan hal tersebut Atkinson dan dapat mempengaruhi perilaku dan Hilgard (1991) mengemukakan bahwa membentuk sikap, sehingga orang dapat persepsi adalah proses dimana kita cenderung menafsirkan perilaku orang menafsirkan dan mengorganisasikan pola lain sesuai dengan keadaannya sendiri stimulus dalam lingkungan. Gibson dan (Gibson, 1986). Donely (1994) menjelaskan bahwa Insentif merupakan salah satu persepsi adalah proses pemberian arti pendorong terhadap lingkungan oleh bagi karyawan untuk lebih seorang giat bekerja, karena upah yang tinggi individu. akan meningkatkan Dikarenakan persepsi bertautan karyawan dan kepuasan kerja mempertahankan dengan cara mendapatkan pengetahuan karyawan yang berprestasi untuk tetap khusus tentang kejadian pada saat berada dalam perusahaan. tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja Salah satu cara memberikan stimulus menggerakkan indera. Hal ini penghargaan terhadap terhadap prestasi persepsi diartikan sebagai proses kerja karyawan yaitu dengan melalui mengetahui atau mengenali obyek dan upah dan insentif.Upah dan insentif kejadian obyektif dengan bantuan indera merupakan faktor fundamental yang (Chaplin, 1989) Sebagai cara pandang, penting bagi perusahaan, karena upah persepsi timbul karena adanya respon dan insentif mempunyai andil yang terhadap stimulus. sangat besar terhadap Stimulus yang diterima seseorang kepuasan kerja karyawan. sangat komplek, stimulus masuk ke 4 penigkatan Insentif merupakan bagian dari Demikian insentif sangat penting imbalan yang berlaku bagi karyawan dan perlu mendapatkan perhatian karena untuk meningkatkan produktivitas kerja hal ini sangat berhubungan erat dengan yang lebih tinggi.Sistem insentif dapat peningkatan kepuasan suatu perusahaan. diberikan pada seseorang maupun pada Berdasarkan uraian tersebut di tingkat kelompok. Pada perorangan untuk atas dapat disimpulkan bahwa persepsi meningkatkan produktivitas kerjanya terhadap insentif merupakan penilaian dengan memberikan insentif finansial karyawan berdasarkan jumlah hasil terhadap segala bentuk pekerjaan kembalian finansial yang diberikan oleh karyawan yang dijelaskan dalam unit perusahaan sebagai bagian dari hubungan produksi. Termasuk sistem insentif kepegawaian. Besarnya insentif yang perorangan adalah bonus, komisi, dan diterima oleh insentif bagi eksekutif. Sedangkan sistem mempengaruhi insentif pada tingkat kelompok terhadap karyawan persepsi insentif. mencakup antara lain, insentif produksi mempunyai akan karyawan Karyawan persepsi yang yang positif bagi keuntungan dan pengurangan biaya terhadap insentif yaitu apabila insentif insentif dalam bentuk bonus diberikan dianggapnya adil maka karyawan akan kepada karyawan yang mampu bekerja lebih puas dalam bekerja dan sebaliknya, melampaui target yang telah ditentukan. Upah insentif dan karyawan yang mempunyai persepsi tunjangan negatif terhadap insentif yaitu apabila kesejahteraan karyawan adalah faktor insentif dianggapnya tidak adil maka yang harus diperhatikan dalam sistem karyawan akan kurang puas dalam imbal jasa atau sistem pemberian bekerja. Penelitian ini difokuskan pada upah.Upah insentif merupakan salah satu variabel insentif yang terdiri dari gaji, pendorong bagi karyawan untuk lebih bonus, dan tunjangan. Peneliti tertarik giat bekerja, karena upah yang tinggi untuk mengetahui akan meningkatkan produktivitas kerja terhadap karyawan dan insentif apakah yang persepsi adil akan mempertahankan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. karyawan yang berprestasi untuk tetap Kepuasan berada di perusahaan. kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak 5 menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. kendali Kepuasan kerja mencerminkan perasaan kemajemukan, dan kreativitas. seseorang terhadap terhadap metode kerja, pekerjaannya. b. Gaji Kepuasan kerja ini nampak dalam sikap Menurut penelitian Theriault, positif karyawan terhadap pekerajaan dan kepuasan kerja merupakan fungsi dari segala jumlah sesauatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (Handoko, 1996). Kepuasan merupakan absolute dari gaji yang diterima, derajad sejauh mana gaji sebuah memenuhi harapan-harapan tenaga hasil yang dirasakan oleh karyawan. jika kerja, dan bagaimana gaji diberikan. karyawan puas dengan pekerjaannya, Upah dan gaji diakui merupakan maka ia faktor akan betah bekerja pada organisasi tersebut.output yang yang signifikan terhadap kepuasan kerja. dihasilkan, maka perlu kita ketahui c. Kesempatan atau promosi penyebab yang bisa mempengaruhi Karyawan memiliki kepuasan tersebut. Ada lima faktor kesempatan untuk mengembangkan penentu kepuasan kerja yang disebut diri dan memperluas pengalaman dengan Job Descriptive Index (JDI) kerja, dengan terbukanya kesempatan (Luthans dan Spector dalam Robins, untuk kenaikan jabatan. 2006), yaitu : d. Supervisor a. Pekerjaan itu sendiri Tingkat dimana Kemampuan supervisor untuk sebuah menyediakan bantuan teknis dan pekerjaan menyediakan tugas yang perilaku dukungan. Menurut Locke, menyenangkan, kesempatan belajar hubungan fungsional dan hubungan dan kesempatan untuk mendapatkan keseluruhan yang positif memberikan tanggung jawab. Hal ini mejadi tingkat kepuasan kerja yang paling sumber mayoritas kepuasan kerja. besar dengan atasan. Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik e. Rekan kerja yang menentukan kepuasan kerja Kebutuhan dasar manusia adalah keragaman, kesulitan, jumlah untuk melakukan hubungan sosial pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, akan terpenuhi dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika 6 terjadi konflik dengan rekan kerja, dengan pengharapan mereka. Bila maka akan berpengaruh pada tingkat upah kepuasan didasarkan pada tuntutan pekerjaan, karyawan terhadap pekerjaan. dilihat sebagai adil yang tingkat keterampilan individu, dan Robbins (2001) menyatakan standar pengupahan komunitas, bahwa terdapat beberapa aspek yang kemungkinan besar akan dihasilkan menentukan kepuasan. Tentu saja, tidak semua kepuasan kerja. Aspek- aspek tersebut adalah sebagai berikut: orang mengejar uang. Banyak orang a. Kerja yang secara mental menantang bersedia menerima baik uang yang Karyawan cenderung lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi menyukai pekerjaan-pekerjaan yang yang lebih diinginkan atau dalam memberi mereka kesempatan untuk pekerjaan yang kurang menuntut atau menggunakan dan mempunyai keleluasaan yang lebih kemampuan mereka dan menawarkan besar dalam kerja yang mereka tugas, kebebasan dan umpan balik lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi mengenai kunci hubungan antara upah dengan keterampilan betapa mengerjakan. baik mereka ini kepuasan bukanlah jumlah mutlak mental yang dibayarkan; yang lebih penting menantang. Pekerjaan yang terlalu adalah persepsi keadilan. Serupa pula kurang karyawan membuat Karakteristik kerja secara menantang kebosanan, tetapi menciptakan mendapatkan banyak kebijakan dan praktik promosi yang menantang menciptkan frustasi dan lebih banyak, dan status sosial yang perasaan ditingkatkan. Oleh karena itu individu gagal. terlalu berusaha Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan yang karyawan keputusan promosi dibuat dalam cara akan mengalami kesenangan dan kepuasan. mempersepsikan bahwa yang adil (fair andjust) kemungkinan b. Ganjaran yang pantas besar akan mengalami kepuasan dari Para karyawan menginginkan pekerjaan mereka. sistem upah dan kebijakan promosi c. Kondisi kerja yang mendukung yang mereka persepsikan sebagai Karyawan adil, tidak kembar arti, dan segaris lingkungan 7 kerja peduli akan baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk e. Kesesuaian memudahkan kepribadian dengan mengerjakan tugas. memperagakan bahwa Pada hakikatnya orang yang karyawan lebih menyukai keadaan tipe kepribadiannya kongruen (sama sekitar fisik yang tidak berbahaya dan sebangun) dengan pekerjaan atau merepotkan. Temperatur (suhu), yang cahaya, mendapatkan Studi-studi kebisingan, dan pekerjaan faktor mereka pilih seharusnya bahwa mereka lingkungan lain seharusnya tidak mempunyai bakat dan kemampuan esktrem (terlalu banyak atau sedikit). yang tepat untuk memenuhi tuntutan d. Rekan kerja yang mendukung Orang-orang dari mendapatkan pekerjaan demikian mereka. akan Dengan lebih besar lebih daripada sekedar uang atau kemungkinan untuk berhasil pada prestasi yang berwujud dari dalam pekerjaan tersebut, dan karena sukses kerja. Bagi kebanyakan karyawan, ini, mempunyai kebolehjadian yang kerja juga mengisi kebutuhan akan lebih besar untuk mencapai kepuasan interaksi sosial. Oleh karena itu yang tinggi dari dalam kerja mereka. tidaklah mengejutkan Persepsi bila mempunyai rekan sekerja yang ramah proses dan mengorganisasikan mendukung kepuasan kerja Perilaku atasan menghantar yang ke mana menginterprestasikan meningkat. seorang yang merupakan sensorinya juga dalam suatu seseorang dan kesan-kesan usahanya merupakan determinan utama dari memberikan suatu makna tertentu kepuasan. studi pada lingkungannya (Siagian, 1995). kepuasan Lebih lanjut Siagian mengatakan, bila pesepsi tiap orang dapat berbeda- mendapatkan karyawan Umumnya bahwa ditingkatkan penyeliaan langsung bersifat ramah beda karena persepsi seseorang dan dapat memahami, menawarkan sangat dipengaruhi oleh keinginan pujian untuk kinerja yang baik, dari individu tersebut. Pada hakekatnya sikap adalah mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen pada mereka. 8 tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, diterima seseorang sangat komplek, 1991) ada tiga 3 aspek yaitu: stimulus masuk ke dalam otak, kernudian 1. Komponen Kognitif diartikan, ditafsirkan serta diberi makna Yaitu komponen yang tersusun atas melalui proses yang rumit baru kemudian dasar pengetahuan atau informasi dihasilkan yang dimiliki seseorang akan terbentuk Hal ini suatu penerimaan persepsi dan mencakup stimulus keyakinan tertentu tentang obyek pengorganisasian 2 (Atkinson tentang Hilgard, 1991 : 209). obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian persepsi (inputs), stimulus dan sikap tersebut. penerjemahan atau penafsiran stimulus Komponen Afektif yang telah diorganisasi dengan cara yang Afektif berhubungan dengan rasa dapat mempengaruhi perilaku dan senang dan tidak senang.Jadi sifatnya membentuk sikap, sehingga orang dapat evaluatif yang berhubungan erat cenderung menafsirkan perilaku orang dengan nilai-nilai kebudayaan atau lain sesuai dengan keadaannya sendiri sistem nilai yang dimilikinya. (Gibson, 1986: 54). 3. Komponen Konatif Persepsi meliputi juga kognisi Yaitu merupakan kesiapan seseorang (pengetahuan), untuk bertingkah laku yang mencakup yang penafsiran objek, tanda dan orang dari berhubungan dengan obyek sikapnya. sudut pengalaman yang bersangkutan Persepsi bertautan dengan cara (Gibson, mendapatkan pengetahuan 1986).Selaras dengan khusus pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam tentang kejadian pada saat tertentu, maka Sri Tjahjorini persepsi terjadi kapan saja stimulus mengemukakan Sugiharto bahwa 2001) persepsi menggerakkan indera. Dalam hal ini seseorang ditentukan oleh dua faktor persepsi diartikan sebagai proses utama, yakni pengalaman masa lalu dan mengetahui atau mengenali obyek dan faktor pribadi. Penelitian ini yang kejadian obyektif dengan bantuan indera dimaksud dengan faktor pribadi adalah (Chaplin, 1989: 358) Sebagai cara faktor insternal anggota pandang, persepsi timbul karena adanya Swadaya Masyarakat (KSM) respon terhadap stimulus. Stimulus yang 9 Kelompok yaitu Pada dasarnya dibagi menjadi 2 stimulus, Intensitas dan kekuatan dari Faktor stimulus, Motion atau gerakan. Internal dan Faktor Eksternal. a. Faktor Internal yang mempengaruhi METODE YANG DIGUNAKAN persepsi, yaitu faktor-faktor yang Populasi pada peelitian ini adalah terdapat dalam diri individu, yang sebagian mencakup beberapa hal antara lain : karyawan PT Safarijunie Textindo Industri yang berjumlah 100 Fisiologis, orang karyawan. Menurut Hadi (2001) Perhatian,minat,kebutuhan yang populasi adalah merupakan keseluruhan searah,pengalaman dan dari individu yang akan diselidiki dimana ingatan,suasana hati. memiliki sedikitnya satu sifat atau ciri b. Faktor Eksternal Eksternal yang yang sama dan untuk siapa kenyataan mempengaruhi persepsi, merupakan yang diperoleh dari subyek penelitian karakteristik dari obyek-obyek linkungan yang dan hendak digeneralisasikan. terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut HASIL DAN PEMBAHASAN pandang Berdasarkan hasil perhitungan seseorang terhadap dunia sekitarnya teknik analisis product moment dari dan mempengaruhi seseoarang bagaimana Pearson yang ditunjukan oleh nilai merasakannya atau koefisien korelasi (r) = 0,633, (p) = 0,000 menerimanya. Sementara itu faktor- (p < 0,01).Hasil ini menunjukkan ada faktor eksternal yang mempengaruhi hubungan positif yang sangat signifikan persepsi adalah : antara persepsi terhadap insentif dengan Ukuran dan penempatan dari kepuasan kerja karyawan PT. Safarijunie obyek atau stimulus, Warna dari Textindo obyek-obyek. Obyek-obyek Industry, Artinya semakin yang tinggi persepsi terhadap insentif maka mempunyai cahaya lebih banyak, semakin tinggi pula kepuasan kerja. akan lebih mudah dipahami (to be Maka hipotesis penelitian yang diajukan perceived) dibandingkan dengan yang penulis dapat diterima atau terbukti. sedikit, Keunikan dan kekontrasan Persepsi terhadap insentif merupakan faktor yang mempengaruhi 10 kepuasan kerja,adapun berpengaruh variabel faktor lain yang sebesar 106,990 dan rerata hipotetik menurut (RH) sebesar 57,5 yang berarti pada Robbins (2006) antara lan : pekerjaan itu umumnya subjek dalam penelitian ini sendiri, gaji/upah,kesempatan atau mempunyai persepsi terhadap insentif promosi,supervisor ,dan rekan kerja. pada kategori sangat tinggi. Kondisi ini Adapun faktor lain yang mempengaruhi dapat diartikan aspek-aspek yang variabel lain menurut Mas”ud (2004) terdapat pada persepsi terhadap insentif yaitu: Kepuasan intrinsik meliputi variasi menurut Sarwoto ( 1996) yaitu Insentif tugas, kesempatan berkembang, Finansial, Insentif non financial, Social kesempatan menggunakan kemampuan insentif. dan ketrampilan, otonomi, kepercayaan, pekerjaan yang menantang Sedangkan variabel kepuasan dan kerja diketahui rerata empiric (RE) bermakna. Kepuasan ekstrinsik meliputi: sebesar 114,070 yang berarti kepuasan gaji (upah) yang supervise,jaminan diperoleh, kerja kerja, status subjek tergolong sangat dan tinggi.Kondisi ini dapat diketahui bahwa prestise. karyawan sudah mencapai kepuasan Sumbangan Efektif (SE) variabel kerja yang diharapkan perusahaan dan persepsi terhadap insentif dengan ada beberapa karyawan yang telah kepuasan kerja sebesar 40,1% yang mencapai tujuan dan harapan yang ditunjukan oleh koefisien determinan (r²) didapatkan dari perusahaan. Hal ini sebesar 0,401. Berarti masih terdapat dipengaruhi olehpembayaran, promosi, 59,9% faktor-faktor lain yang penyeliaan/ supervise, rekan kerja dan mempengaruhi persepsi terhadap insentif pekerjaan itu sendiri. Locke (dalam di luar variabel kepuasan kerja, misalnya Gruneberg &Wall.1984). pembayaran, promosi, penyeliaan/ Berdasarkan uraian di atas dapat supervise, rekan kerja dan pekerjaan itu diambil kesimpulan ada hubungan yang sendiri. Hal ini antara lain sesuai dengan sangat signifikan antara persepsi terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Locke insentif dengan kepuasan kerja namun (dalam Gruneberg & Wall, 1984) Variabel persepsi ada beberapa keterbatasan pada terhadap penelitian ini, antara lain: Generalisasi insentif mempunyai rerata empirik (RE) dari hasil-hasil penelitian ini terbatas 11 pada populasi dilakukan tempat sehingga penelitian Berdasarkan analisis dan pembahasan penerapan pada yang telah dilakukan pada bab ruang lingkup yang lebih luas dengan sebelumnya, karakteristik yang berbeda kiranya perlu kesimpulan sebagai berikut : dilakukan penelitian lagi maka dapat ditarik dengan 1. Ada hubungan positif yang sangat menggunakan atau menambah variabel- signifikan antara persepsi terhadap variabel lain yang belum disertakan insentif dalam penelitian ini ataupun dengan karyawan. menambah dan memperluas dengan kepuasan kerja ruang 2. Peranan atau sumbangan Efektif (SE) lingkup penelitian. Namun ada beberapa pada kelemahan penelitian antara lain: insentifterhadap Jumlah sampel yang terbatas disatu kerjatergolong tinggi. variabel persepsi terhadap kepuasan wilayah saja yakni di PT. Safarijunie 3. Persepsi terhadap insentif pada subjek Textindo Industry bagian tergolong positif Produksi(finishing), sehingga dapat 4. Kepuasan kerja pada subjek tergolong menimbulkan keterbatasan tinggi. generalisasi hasil penelitian. Metode pengumpulan data Berdasarkan yang dari kesimpulan digunakan hanya angket atau skala diatas,maka dapat di berikan saran-saran dan dokumentasi sehingga kurang sebagai berikut : dapat mengungkap secara mendalam 1. Pimpinan Perusahaan gejala psikologis yang tidak nampak 2. Ilmuwan psikologi dalam diri karyawan, oleh karena itu peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data yang lain, DAFTAR PUSTAKA As’ad, Moh. (2001). Psikologi Industri.Liberty, Yogyakarta. misalnya dengan teknik observasi, Arikunto,Suharsimi.2002.Edisikelima.ProsedurPenelitian.Jakarta:R inekaCipta. akan lebih dapat mengungkap secara psikotest maupun yang lain sehingga mendalam kondisi psikologis subjek penelitian. Ayuningtyas (2008) Skala persepsi terhadap insentif ;Pustaka pelajar 12 Azwar, S. (1996).Tes Prestasi. Susilo Martoyo,1992.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : BPFF. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Malayu SP. Hasibuan, 1996. Organisasi ---------dan Kepuasan Kerja Karyawan. (1997).MetodePenelitian.Yogyaka Bandung: Bina Aksara. rta: Pustaka Pelajar. ----------(2003). Reliabilitas dan Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Validitas. Yogyakarta: Pustaka Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Pelajar. -----------. (2009). Penyusunan Skala Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Revisi Bumi Aksara. Belajar. Fred. 2006., Perilaku Amstrong,.Michael .(1997). Manajemen Luthans, Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Sumber Daya Manusia. PT media Yogyakarta: Penerbit ANDI. komputindo,kelompok anggotaIKAPI,Jakarta. Robbin, Stephen.1996. Perilaku Dessler, Garry, 2000.Manajjemen Organisasi, Konsep, KontroversiAplikasi.Jilid 2 Edisi Bahasa Sumber Daya Manusiia,,jilid 2, Indonesia.Jakarta : Prenhallindo. Phenhallindo,Jakarta Handoko, H. 1997. Manajjemen Robbin, Stephen P.(2008). Perilaku Organisasi.Jakarta.PT.Indeks. Personalliia Dan Sumber Daya Manusiia,,Badan Pengkajian Fakultas Ekonomi UGM, Sutrisno Hadi dan Yuni (2000) (Seri Yogyakarta. Program Statistik2000).Yogyakarta. Harsono, 1998.Manajjemen Pabriik. Walpole, Ronald. (1995).Pengantar Penerbit Balai Aksara, Jakarta. Statistika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: Erlangga. Hasibuan , Melayu Sp. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Wibowo,2007.Kepuasan Kerja:Pustaka Revisi : Bumi Aksara. Pelajar Lock (1996) Aspek-Aspek Kepuasan Wijayanti,2006.Modifikasi Skala Kerja Balai Aksara,Jakarta. Kepuasan Mathis dan Lackson (2002).Pengertian gaji,Edisi Revisi :Bumi Aksara. Moch.As’ad.1995.Psikologi Industri.Jakarta : Liberty 13 .