Etika Profesi Pertemuan 3

advertisement
PERTEMUAN 4
PERKEMBANGAN FILSAFAT
HUKUM SEJAK JAMAN
PURBAKALA HINGGA SAAT INI
1.
A.
JAMAN PURBAKALA
Masa Yunani
1. Jaman Prasokrates
- filsafat masa prasokrates merupakan awal
kebangkitan filsafat tidak hanya di belahan
dunia
barat, tetapi juga kebangkitan
filsafat secara
umum. Dikatakan
jaman prasokrates karena para
filsuf pada
masa itu tidak dipengaruhi oleh filsafat
besar Sokrates, bahkan filsafat hukum belum
berkembang. Filsuf pada masa itu memusatkan
perhatiannya kepada alam semesta yaitu
tentang
tentang bagaimana terjadinya alam
semesta,
mereka berusaha mencari
apa yang menjadi inti a l a m .
- persoalan filsafat yang ditujukan
pada masa itu adalah tentang
keberadaan alam semesta,
termasuk apa yang menjadi asal
muasal alam ini. Hasil pemikiran
filsuf pada masa itu barangkali
sangat sederhana untuk ukuran
saat ini, tetapi untuk sampai
pada kesimpulan tersebut,
masing-masing filsuf melakukan
perenungan/kontemplasi yang
c u k u p
l a m a
• Dari sekian filsuf di jaman prasokrates
Pythagoras merupakan salah satu filsuf
yang menyinggung sepintas tentang salah
satu isi dari semesta yaitu manusia.
Menurut Pythagoras setiap manusia itu
memiliki jiwa yang selalu berada dalam
proses katharsis yaitu pembersihan diri.
• Pandangan Pythagoras sangat penting
dalam kaitannya dengan manusia sebagai
obyek filsafat, karena hanya dengan
kaitan manusia maka akan sampai kepada
p e r s o a l a n
h u k u m .
Tokoh-tokoh/filsuf prasokrates lainnya :
1.Paramenides (515-440 SM)
2.Empedokles (492-432 SM)
3.Anaxagoras (499-428 SM)
4.Demokritus
2. Jaman Keemasan Yunani
Jaman keemasan yunani diawali oleh tokoh
pemikir sokrates (470-399 SM), yang
kemudian diikuti oleh Plato (427-347 SM),
• Dan Aristoteles (384-322 SM). Berbeda dengan
masa Thales pada era Prasokrates, kehidupan
bermasyarakat sudah jauh berkembang. Interaksi
antar individu telah jauh lebih intensif, terutama
d a l a m
p o l i s - p o l i s .
• Filsuf-filsuf Jaman Keemasan Yunani :
1. Sokrates :
Sokrates membenarkan bahwa nilai-nilai
yang berkembang di dalam suatu
masyarakat
memang
t i d a k
d a p a t
t a h a n
terhadap kritik tetapi di dalam
hatinya ia
merasa
bahwa nilai- nilai yang tetap
i t u
pasti
ada,yang menuju kepada tercapainya
suatu norma yaitu
norma yang bersifat
m u t l a k
d a n
a b a d i .
Sokrates banyak mengemukakan
pemikiran yang menentang kebijakan
penguasa harus ditebus oleh Sokrates
yakni dengan menerima hukuman mati
d a r i p e n g u a s a Yu n a n i .
2. PLATO
- Plato adalah salah satu murid Sokrates,
dasar ajaran Plato adalah budi yang baik.
Budi adalah tahu, orang yang
berpengetahuan dengan sendirinya
b e r b u d i
b a i k .
• Pengetahuan tersebut diperoleh melalui
proses dialektika, karena itu Plato
menamakan pengetahuna dengan
pengertian, yang kemudian menimbulkan
tingkat yang lebih tinggi daripada sekedar
pengetahuan, yang disebut budi. Menurut
Plato filsafat tidak lain adalah ilmu yang
berminat mencapai kebenaran yang asli.
• P la t o memp uny ai k eduduk an yang
istimewa sebagai seorang Filosof, ia
pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni
d a n
f i l o s o f i .
• Dalam pandangan Plato, tujuan hidup ialah
mencapai kesenangan hidup, kesenangan hidup
itu bukanlah memuaskan nafsu di dunia ini.
Kesenangan hidup diperoleh dengan
pengetahuan yang tepat tentang nilai-nilai
barang dituju. Dibawah cahaya idea kebaikan,
orang harus mencapai terlaksananya keadilan
dalam pergaulan hidup. Apa yang baik pula bagi
masyarakat. Antara kepentingan perorangan
dan masyarakat tidak boleh ada pertentangan.
• Buku-buku penting karya Plato a.l : Politeia
(Republik), Politicos (ahli negara), Nomoi
(Undang-Undang), Sophis (Hakikat
Pengetahuan), Phaedo (Keabadian Jiwa),
Phaedrus (Cinta Kasih), Protagoras (Hakikat
K
e
b
i
j
a
k
a
n
)
.
3. ARISTOTELES
• Melalui pemikiran Aristoteles yang cemerlang
maka masuk berbagai cabang filsafat yang baru,
menurutnya filsafat adalah ilmu yag meliputi
kebenaran yang tercakup didalamnya ilmu-ilmu
matematika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika.
• Aristoteles mengakui bahwa hakikat daripada
sesuatu tidak terletak pada keadaan bendanya,
melainkan pada pengertian adanya pada idea.
Tetapi idea itu tidak terlepas sama sekali dari
keadaan yang nyata.
• Aristoteles berpendapat bahwa manusia hanya
dapat berkembang dan mencapai kebahagiaan,
jika ia hidup dalam polis. Aristoteles
berpendirian bahwa manusia adalah warga polis
sepeti halnya bagian dari suatu keseluruhan,
manusia menurut hakikatnya adalah “Makhluk
Polis/Makhluk Sosial (Zoon Politikon), Aristoteles
menyebut keadilan sebagai keutamaan moral”.
• Bagi Aristoteles keadilan menurut hukum adalah
sama dengan keadilan umum Menurut
Aristoteles dengan menjalankan keadilan
manusia mewujudkan segala ketentuan lain.
• Aristoteles berpendapat bahwa manusia hanya
dapat berkembang dan mencapai kebahagiaan,
jika ia hidup dalam polis. Aristoteles
berpendirian bahwa manusia adalah warga polis
sepeti halnya bagian dari suatu keseluruhan,
manusia menurut hakikatnya adalah “Makhluk
Polis/Makhluk Sosial (Zoon Politikon), Aristoteles
menyebut keadilan sebagai keutamaan moral”.
• Bagi Aristoteles keadilan menurut hukum adalah
sama dengan keadilan umum Menurut
Aristoteles dengan menjalankan keadilan
manusia mewujudkan segala ketentuan lain.
3). MASA STOA
• Masa ini ditandai dengan adanya Mazhab Stoa,
yaitu suatu mazhab yang mempunyai kebiasaan
memberi pelajaran di lorong-lorong tonggak (Stoa).
PEmikir utamanya yang juga bertindak sebagai
pemimpin mazhab adalah Filsuf Zeno. Dengan
mengambil sebagian jaran Aristoteles yaitu bahwa
akal manusia itu merupakan bagian dari rasio alam,
dikembangkan suatu pemikiran hukum alam yang
bersumber dari akal ketuhanan (Logos dimana
manusia dimungkinkan hidup menyesuaikan diri
padanya. Hukum alam ini merupakan dasar segala
hukum positif. Pandangan Stoa kemudian sangat
berpengaruh pada filsuf Romawi seperti, Marcus
A u r e l i u s d a n j u g a C i c e r o .
b. MASA ROMAWI
• Pada masa Romawi perkembangan filsafat hukum
tidak segemilang pada masa Yunani. Para ahli
filsafat Romawi lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah bagaimana hendak mempertahankan
ketertiban di seluruh kawasan kekaisaran Romawi
y a n g
s a n g a t
l u a s .
• Para pemikir Romawi dituntut untuk lebih banyak
menyumbangkan konsep-konsep dan teknik-teknik
yang berkaitan dengan hukum positif, seperti
bidang-bidang kontrak, kebendaan dan ajaranajaran tentang kesalahan, namun sumbangan
pemikiran para filsuf Romawi seperti Polyios,
Cicero, Seneca, Marcus Aurelius masih
berpengaruh hingga saat ini.
“PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM PADA ABAD
PERTENGAHAN”
• Abad pertengahan muncul setelah kekuasaan Romawi jatuh
pada abad ke-5, masa ini ditandai dengan kejayaan agama
Kristen di Eropa, dan mulai berkembangnya agama islam. Di
masa ini terjadi perubahan orientasi dasar ketaatan manusia
terhadap hukum positif, bukan lagi karena ia sesuai dengan
hukum alam, tetapi karena sesuai dengan kehendak ilahi.
• Filsuf-filsuf abad pertengahan al : augustinus (354-430),
Thomas Aquinas (1225-1275), Marsilius Padua (1270-1340),
William Occam (1280-1317), John Wycliffe (1320-1384),
J o h a n e s H u s s d an j u g a P l a t in u s .
• Dalam mengembangkan pemikirannya filsuf abad
pertengahan tidak terlepas dari pengaruh filsuf Yunani Kuno.
Augustinus misalnya banyak mendapat pengaruh dari
pemikiran Plato tentang hubungan antara ide-ide abadi
d e n g a n
b e n d a - b e n d a
d u n i a w i .
• Pada abad pertengahan muncul pemikiran
tentang adanya hukum yang abadi yang
berasal dari rasio Tuhan yang disebut Lex
Aeterna. Hukum abadi dari Tuhan itu
mengejawantah pula dalam diri manusia,
sehingga manusia dapat merasakan apa
yang disebut keadilan itu.
“PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM PADA JAMAN
RENAISANCE DAN JAMAN BARU”
• Ciri utama jaman ini ialah manusia menemukan kembali
kepribadiannya (Renaissance berasal dari kata “re”
artinya kembali dan “nasci” artinya lahir. Jadi
renaissance diartikan lahir kembali, artinya alam pikiran
manusia tidak terikat lagi oleh ikatan-ikatan keagamaan,
demikian besarnya kekuasaan gereja sehingga manusia
m e r a s a d i r i n y a t i d a k b e r a r t i t a n p a Tu h a n .
• Lahirnya rennaissance mengakibatkan perubahan yang
tajam dalam berbagai segi kehidupan manusia, teknologi
berkembang dengan pesat, benua-benua baru
ditemukan, negara-negara baru didirikan, tumbuh
b e r b a g a i
d i s i p l i n
i l m u
b a r u
• Dalam dunia pemikiran hukum, jaman ini
ditandai dengan adanya pendapat bahwa
akal manusia tidak lagi dilihat sebagai
penjelmaan dari akal Tuhan. Akal manusia
merupakan sumber satu-satunya dari
hukum. Pangkal tolak pemikiran ini
nampak pada penganut aliran hukum alam
yang rasionalistis (Hugo de Groot atau
Grotius) dan para penganut paham
politivisme (John Austin) yang
menyebutkan bahwa logika manusia
memegang peranan penting dalam
p e m b e n t u k a n
h u k u m .
“PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM PADA JAMAN
MODERN”
• Pada masa ini muncul berbagai aliran dalam
filsafat hukum yang menganut ketergantungan
manusia pada rasio Tuhan sebagaimana telah
diajarkan para filsuf abad pertengahan .
• Jaman modern menempatkan posisi manusia
secara lebih mandiri, dengan rasionya manusia
dapat menentukan apa yang terbaik untuk
dirinya. Para filsuf di jaman modern ini merasa
jenuh dengan pembicaraan tentang hukum
abadi yang berasal dari Tuhan itu berada diluar
j a n g k a u a n r a s i o m a n u s i a .
• Pada jaman modern, hukum positif tidak harus
bergantung pada rasio Tuhan, tetapi bergantung
pada rasio manusia. Untuk mempersatukan
raisio-rasio manusia ditempuh melalui perjanjian
(konsensus) sehingga dikenal berbagai teori
p
e
r
j
a
n
j
i
a
n
.
• Dasar rasionalisme diletakkan oleh Rene
Descartes (1956-1650), khususnya dalam buku
“Discours De La Methode”. Gagasan
rasionalisme membawa pengaruh dalam hukum,
negara, dan warganya. Absolutisme dan
feodalisme menjadi tidak populer yang ditandai
dengan meletusnya Revolusi Perancis (1789).
Descartes dikenal sebagai Bapak Filsafat
M
o
d
e
r
n
.
“PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM PADA JAMAN
SEKARANG”
• Perkembangan filsafat hukum pada jaman
sekarang maksudnya adalah jaman mulai abad
ke-19. Pada jaman modern berkembang
rasionalisme, pada jaman sekarang
rasionalisme dilengkapi dengan empirisme.
• Filsuf yang hidup dijaman sekarang al:Hegel
(1770-1854), Karl Mark (1818-1883), J.F. Fichte
(1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854), Von
Savigny (1779-1861), Engels (1820-1883),
Jeremy Bentham (1748-1832) dan J.S. Mill
( 1 8 0 6 - 1 9 0 3 ) .
• Hegel pada dasarnya meneruskan pemikiran
Immanuel Kant. Hegel dikenal sebagai tokoh
paling penting dalam idealisme Jerman. Hegel
sangat mementingkan rasio, tetapi tidak hanya
rasio individual tetapi juga rasio keilahian.
Menurut Hegel yang mutlak adalah kesadaran,
namun kesadaran menjelma dalam alam,
dengan maksud agar dapat menyadari diri
sendiri. Pada hakikatnya kesadaran adalah idea,
a r t i n y a
p e m i k i r a n .
• Karl Mark dan Engels merupakan tokoh aliran
materialisme, dimana hukum dipandang sebagai
pernyataan hidup bermasyarakat.
Download