ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PERAWATAN

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PERAWATAN
LUKA JAHITAN PERINEUM DI BPS NY. AMIRUL CHOLIFAH Amd Keb
DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL
KABUPATEN MOJOKERTO
VIVI NOVITASARI
1211010145
Subject : Ibu Nifas, Perawatan Luka Jahitan Perineum
DESCRIPTION
Persalinan sering mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya
ringan tetapi kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sehingga setelah
persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Perlukaan
jalan lahir merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh sehingga
menimbulkan infeksi puerperalis.
Studi kasus dilakukan di BPS Ny. Amirul Cholifah Amd. Keb Desa
Sumberwono Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto, subyek study kasus ibu
nifas Ny. L dengan perawatan luka jahitan perineum.Waktu study kasus pada
tanggal 16 April – 6 mei 2015, Proses manajemen kebidanan dan diselesaikan
melalui lima langkah yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentu diagnosa
kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan kebidanan pada Ny. L umur 23 tahun dengan perawatan luka
jahitan perineum,pemeriksaan pada genetalia adanya luka jahitan perineum
terdapat 8 jahitan,tidak ada kondiloma akuminata dan talata ada pembesaran
kelenjar bartholini dan kelenjar skin, adanya perdarahan lochea rubra, berwarna
kecoklatan dan berlendir tidak oedem jahitan masih basah. Pelaksanaan asuhan
kebidanan yaitu melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dengan menjalin
hubungan baik dengan klien,memantau tanda-tanda vital dengan melakukan
pemeriksaaan TTV,observasi luka jahitan perineum. Kunjungan rumah dan
melakukan penyuluhan kesehatan.
Pada pemberian asuhan kebidanan pada Ny.L dengan perawatan luka
jahitan perineum penullis menentukan kesamaan antara teori dan kasus yang ada
yaitu pada tahap pengkajian dan pemeriksaan fisik. Diharapkan bidan dapat
meningkatkan profesionalisme dalam melakukan manajemen kebidanan pada ibu
nifas dengan perawatan luka jahitan perineum sehingga pelayanan klien sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
ABSTRACT
Parturition often resulted in the birth canal injury, the wounds are usually
mild, but sometimes there is also a wide and dangerous wound, so that after
parturition should always be carried out inspection of the vulva and perineal.
The case study was conducted in BPS Mrs. Amirul Cholifah Amd. Keb
Sumberwono, Bangsal Mojokerto, the subject of a case study was Mrs L
postpartum mothers,with treatment of perineal stitches. Case study was
conducted on 16 April to 6 May 2015, The midwifery management processes
were done through the five steps namely assessment of midwifery care data,
determination of midwifery diagnosis, midwifery care plan, implementation and
evaluation.
Midwifery care in Mrs L age 23 years with perineal stitches wound care,
stitches, KU mother : good, consciousness : composmentis, TTV : BP : 120/80
MMH, R :20 /min, N : 82 /min, S : 36 oC, checks on their genitalia there were
8 sutures of perineal stitches, there was no condyloma acuminata and lata there
were bartholin gland and skin glands enlargement there was lochea rubra
bleeding, brown and slimy there was no edema, stitches still wet. Implementation
of midwifery care was approach the mother and family to establish good
relationships with clients, monitor vital signs by doing vital signs checks,did
observation to the perineal stitches, home visits and health counseling.
In the provision of midwifery care in Mrs L with treatment of perineal
stitches researches found the similarities between theory and the existing case
that were at the stage of assessment and physical examination. It is expected that
midwives can improve professionalism in conducting midwifery management in
postpartum mothers with perineal stitches wound care so that services to the
clients in accordance with established procedures.
Keywords: Postpartum, perineal stitches wound care
Contributor
Date
Type Material
Identifier
Right
Summary
: 1. Sari Priyanti,S.SiT.SKM,M.Kes
2. Zulfa Rufaida,S.Keb.Bd,M.Sc
: 03 Juni 2015
: Laporan Penelitian
: : Open Document
:
LATAR BELAKANG
Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir, luka-luka
biasanya ringan tetapi kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya sehingga
setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perinium.
Robekan perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya (Sumarah, 2009).
Infeksi vulva dan vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina
atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi
ulkus,serta getah yang mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus.
Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tertinggal terbatas
(Elisabeth, 2015).
Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pasca
persalinan.Ibu takut menyentuh luka yang ada diperineum sehingga memilih tidak
membersihkannya.Padahal, dalam keadaan luka. Perineum rentan didatangi
kuman dan bakteri sehingga mudah di infeksi (Eka puspita, 2014)
AKI di Indonesia tahun 2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup
(Profil kesehatan indonesia, 2013). AKI di Jawa Timur tahun 2012 mencapai
97,43 per 100.000 kh. AKI di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 mencapai 116,89
per 100.000 kh. AKB di Indonesia tahun 2012 mencapai 32 per 1.000 kh (SDKI,
2012). AKB di Jawa Timur tahun 2012 telah mencapai 28,31 per 1.000 kh dan
AKB di Kabupten Mojokerto tahun 2012 mencapai 25.54 per 100,000 kh (Profil
Kesehatan Jawa Timur, 2012). Hasil studi pendahuluan di BPS ibu Amirul
cholifah pada tanggal 1 januari 2015 – 9 maret 2015 terdapat 15 persalinan
pervaginam. Diantaranya ibu postpartum yang mengalami perawatan luka jahitan
perineum ada sekitar 5 orang.
Kebanyakan robekan pada perineum terjadi sewaktu melahirkan dan
penanganannya merupakan masalah kebidanan. Robekan perineum dibagi atas
empat tingkat/derajat. Derajat satu dimana melewati mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum tidak perlu dijahit jika tidak ada
perdarahan dan aposisi luka baik.Derajat dua yang melewati mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum, otot perineum maka luka tersebut dijahit.
Derajat tiga yang melewati mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum, otot stringver ani serta derajat empat yang melewati mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot spingterani dan dinding depan
rectum bidan tidak dibekali keterampilan untuk menjahit laserasi perineum pada
derajat ini maka bidan harus merujuk ke fasilitas rujukan. Robekan terjadi bisa
karena robekan spontan bisa juga karena tindakan episiotomi.Beberapa cidera
jaringan penyokong, baik cidera akut maupun nonakut, baik telah diperbaiki atau
belum, dapat menjadi masalah ginekologis dikemudian hari.Kerusakan pada
penyokong panggul biasanya segera terlihat dan diperbaiki setelah persalinan
(Viska, 2013).
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,
meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. perawatan luka
perineum dapat di lakukan dengan cara mencuci daerah genetal dengan air sabun
setiap kali habis BAK/BAB yang di mulai dengan mencuci bagian depan, baru
kemudian daerah anus. Sebelum dan sedudahnya ibu dianjurkan untuk mencuci
tangan. Pembalut hendaknya di ganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang
dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan
dicuci, dijemur di bawah sinar matahari dan disetrika (Eka puspita 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Jahitan
Perineum Di BPS Amirul Cholifah Amd.Keb Desa Sumberwono Kecamatan
Bangsal Kabupaten Mojokerto”.
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan hasil penerapan asuhan kebidanan dimulai dengan
pengkajian,identifikasi diagnosa, antisipasi masalah potensial,identifikasi
kebutuhan segera, intervensi dan implementasi. Teknik penelitian dilakukan di
BPS Amirul Cholifah Amd.Keb Desa Sumberwono kecamatan Bangsal
Mojokerto pada tanggal 6 April - 6 mei2015. Pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung serta
didukung oleh sumber catatan perawatan dan catatan medis sehingga didapat data
yang diperlukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan data penulis yang dilakukan dengan metode
wawancara pada pengkajian data klien mengeluh luka pada perineum sudah mulai
menyatuh tetapi masih basahkeadaan ibu ini masih dalam kategori normal
walaupun luka masih basah namun sudah terjadi penyatuan jahitan dan tidak ada
tanda-tanda infeksi.Secara teori luka perineum adalah daerah antara vulva dan
anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum menjadi agak bengkak / edema dan
mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk
memperluas pengeluaran bayi (Maryuyani, 2009; h.15). Penyembuhan luka
perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan
baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum.Di
tinjau dari kasus yang terjadi pada klien bahwa klien mengalami luka pada daerah
perineum sudah mulai menyatuh tetapi masih basah keadaan ibu ini masih dalam
kategori normal sedangkan dari teori menjelaskan luka perineum mulai
membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi
luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Terdapat
kesenjangan/kesamaan antara teori dan fakta
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di BPS Amirul Cholifah
Amd.Keb Desa Sumberwono Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
melakukan pengkajian secara menyeluruh sehingga dapat mengumpulkan data
dengan benar, dengan teknik wawancara, kunjungan rumah. Pada data subyektif
pasien mengatakan mengeluh nyeri pada daerah luka jahitan perineum. Ny “L”
Pada data obyektif genetalia terdapat luka jahitan perineum, tidak ada kondiloma
akuminata dan talata tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan kelenjar skin,
adanya perdarahan lochea rubra, berwarna kecoklatan dan berlendir tidak oedema
jahitan masih basah. Dari hasil penelitian yang saya dapatkan di BPS Amirul
Cholifah Amd. Keb pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum ada sebagian
ibu yang mengerti cara melakukan perawatan luka jahitan.
REKOMENDASI
Tenaga kesehatan mampu memberikan konseling dan informasi mengenai
perawatan luka perineum sehingga pasien tidak cemas dan bersedia melaksanakan
perawatan luka perineum.
Tenaga kesehatan hendakanya memberikan informasi selama masa ibu
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu dengan menyampaikan pendidikan
kesehatan bagi pasien, tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan
tentang cara perawatan luka perineum.
Untuk peneliti selanjutnya agar lebih detail dalam hal pemeriksaan fisik
pada genetalia terutama pada luka jahitan perineum dan rutin melakukan
kunjungan ke rumah klien dan memberikan penyuluhan kesehatan pada klien ibu
nifas.
ALAMAT KORESPONDENSI:
Email
: [email protected]
No. Hp
: 082337517025
Alamat
: Jl.Karang Taruna RT 08/RW 02 Juwet Kenongo Kec. Porong Kab.
Sidoarjo
Download