JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 19, No. 1, Juni 2017, Hlm. 92-102 ISSN: 1410 - 9875 http://www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN NOVIA WIJAYA STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze the factors affecting on dividend policy of non financial company that listed in Indonesian Stock Exchange for period 2011 until 2013. This research use return on equity (ROE), current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), sales growth (SG), investment opportunity set (IOS), size of firm (SIZE), and total asset turnover (TATO). The data are collected from 99 non financial company listed at Indonesian Stock Exchange (BEI) and the observation period are three years. Sampling method used is purposive sampling and data analysis with multiple linear regression. Empirical evidence shows that, sales growth has influence to dividend policy and return on equity, current ratio, debt to equity ratio, investment, size firm, and total asset turnover have not influence to dividend policy. Keywords: Profitability, liquidity, leverage, sales growth, investment opportunity set, size of firm, total asset turnover. Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2013. Penelitian ini menggunakan return on equity, current ratio, debt to equity, pertumbuhan penjualan, investasi, ukuran perusahaan, perputaran total aset. Data penelitian ini menggunakan 99 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan analisis data dengan menggunakan multiple linear regression. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kebijakan dividen dan profitabilitas, likuiditas, leverage, investasi, ukuran perusahaan, dan perputaran total aset yang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kata kunci: Profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan penjualan, kesempatan investasi, ukuran perusahaan, perputaran total aset. 92 ISSN: 1410 – 9875 Novia Wijaya PENDAHULUAN pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return), yang salah satunya berupa pendapatan dividen. Dalam kondisi demikian, setiap perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi supaya tetap mempunyai keunggulan dan daya saing dalam upaya menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin (Rahmawati et al. 2014). Tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan pendapatan yang berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun capital gain. Dividen yaitu pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki (Baridwan 2004 dalam Mahaputra dan Wirawati 2014). Kebijakan dividen perusahaan terlihat dalam dividend payout ratio. Keputusan investasi pemegang saham dipengaruhi oleh besar kecilnya dividend payout ratio serta disisi lain memiliki pengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Dividend Payout Ratio yaitu perbandingan antara dividend per share dengan earning per share (Simatupang 2010 dalam Mahaputra dan Wirawati 2014). Kebijakan dividen pada suatu perusahaan menjadi pusat perhatian bagi investor. Kebijakan tersebut akan menjadikan seorang investor akan membeli, mempertahankan atau memutuskan untuk tidak membeli atau menjual saham yang investor miliki. Apabila dividen yang dibagikan kepada pemegang saham telah maksimal, maka langkah yang sebaiknya diambil oleh para investor adalah mempertahankan saham perusahaan. Apabila pembagian dividen kepada para investor dinilai kurang cukup atau tidak maksimal maka yang dilakukan para investor yaitu menjual saham perusahaan dengan harapan masih memperoleh keuntungan dari capital gain pada pasar modal. Hal ini bisa menyebabkan turunnya nilai suatu perusahaan yang juga dapat berdampak pada turunnya harga saham perusahaan. Oleh karena itu, penentuan rasio pembayaran dividen merupakan keputusan penting yang nantinya akan menunjukkan presentase laba suatu perusahaan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Perkembangan ekonomi di Indonesia pada saat ini sudah memasuki era pasar bebas atau globalisasi dimana sektor industri harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dari sektor lain maupun dari sektor sejenis di dalam negeri. Sehingga dibutuhkan dana yang yang besar untuk mampu bersaing di pasar global. Perusahaan membutuhkan pasar modal sebagai sarana mobilitas dana yang bersumber dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke berbagai sektor yang membutuhkannya. Sehingga para pemilik modal atau investor mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen, yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen dengan proporsi laba yang ditahan perusahaan untuk diinvestasikan kembali (Deitiana 2009). Kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembagian dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan untuk menentukan berapa besar bagian laba bersih yang akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen dan laba yang akan diinvestaksikan kembali ke perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang (Van Horne dan Wachowicz 2007 dalam Mardiyati et al. 2014). Investor menanamkan modalnya akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya keperusahaan mana modal akan ditanamkan. Untuk itulah para investor memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya guna melihat prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Pada umumnya tujuan utama investor dalam menanamkan dananya di perusahaan adalah untuk mencari 93 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Bird in The Hand Theory Teori bird in the hand dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner bahwa, “Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap hargapasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya”. (Sudana 2011 dalam Kartika et al. 2015). Menurut Gordon dan Lintner (1956) dalam Gitman (2012) menyatakan bahwa investor melihat dividen saat ini lebih tidak berisiko daripada dividen dimasa depan atau capital gain, sebagian besar investor akan memilih dividen saat ini daripada capital gain untuk mengurangi ketidakpastian investor dan meningkatkan nilai saham perusahaan. Di sisi lain, jika dividen tidak dibayarkan, ketidakpastian investor yang memerlukan pengembalian menjadi meningkat dan menurunkan nilai saham, artinya perusahaan denegan rasio pembayaran dividen yang tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang juga lebih tinggi.Menurut Mardiyati et al. (2014), Teori ini menyatakan bahwa investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara yang berarti investor lebih menyukai dividen karena dividen merupakan sesuatu yang pasti untuk didapatkan dibandingkan capital gain yang terdapat ketidakpastian mengenai saat naiknya harga pasar saham dimasa yang akan datang. Signalling Theory Teori ini berpendapat bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba manajemen. Manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberikan sinyal tentang ekspektasi mereka mengenai prospek masa depan perusahaan pada investor. Kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan menjadi sinyal bagi investor bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan laba yang baik, begitu juga sebaliknya. Sehingga, jika ada kenaikan dividen maka harga saham perusahaan tersebut akan ikut naik (Mardiyati et al. 2014). Dividend signalling theory digunakan untuk membuktikan bahwa pengumuman pem- 94 Juni 2017 bayaran dividen mengandung informasi (Embara et al. 2012). Menurut Ross (1977) dalam Embara et al. (2012) berpendapat bahwa manajer sebagai orang dalam yang mempunyai informasi yang lengkap tentang arus kas perusahaan, akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya, kenaikan pada dividen yang dibayarkan dapat menimbulkan isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan telah mengalami kemajuan. Dividend Signaling Model yang dikemukakan oleh Bhattacharya (1979) dalam Embara et al. (2012) merupakan salah satu model yang mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan dividen tunai mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan adanya reaksi harga saham. Model ini menjelaskan bahwa informasi tentang perubahan yang dibayarkan digunakan oleh investor sebagai signal tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pemegang saham akan menginterpretasikan peningkatan pembayaran dividen oleh perusahaan, sebagai sinyal bahwa pihak manajemen memiliki prediksi arus kas yang tinggi di masa yang akan datang (Black 1976 dalam Embara et al. 2012). Penurunan pembayaran dividen diinterpretasikan sebagai antisipasi manajer terhadap terbatasnya arus kas dimasa yang akan datang (Embara et al. 2012). Perusahaan meningkatkan pembayaran dividen hanya bila manajer yakin bahwa pembayaran dividen yang tinggi tersebut mampu dipertahankan dimasa yang akan datang (Lintner 1956 dalam Embara et al. 2012). Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Profitabilitas mutlak diperlukan oleh perusahaan apabila akan membayar dividen karena profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Mahaputra dan Wirawati 2014). Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi yang nampak ISSN: 1410 – 9875 pada efektivitas pengelolaan modal sendiri (Sartono 2008 dalam Mardaleni 2014). Profitabilitas bagi perusahaan merupakan kemampuan penggunaan modal kerja tertentu untuk menghasilkan laba tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang serta pembayaran dividen bagi para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang mampu dicapai perusahaan maka semakin lancar pula pembayaran dividen kepada para investornya (Haryetti dan Ekayanti 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diambil adalah : H1 Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya (Bambang 2000 dalam Mawarni dan Ratnadi 2014). Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden (Mawarni dan Ratnadi 2014). Alat-alat likuiditas yang dimiliki perusahaan merupakan kekuatan membayar kewajibankewajiban yang harus dipenuhi. Apabila suatu perusahaan mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi kewajiban financial yang harus dipenuhi, maka dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, sebaliknya apabila perusahaan tidak memiliki kekuatan untuk membayar maka perusahaan dikatakan inlikuid (Wibisono 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diambil adalah: H2 Likuiditas berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Novia Wijaya Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen Leverage menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik untuk kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek. Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjakan melalui hutang. Penggunaan data hutang bagi perusahaan mempunyai dua dimensi, yaitu: 1) pemberian kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan, 2) menggunakan dana hutang. Leverage dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu leverage financial dan leverage operation (Wibisono 2008). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya (Swastyastu et al. 2014). Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya oleh karena itu semakin besar Leverage semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, hal ini dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga dancicilan hutang. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan dalam struktur modal makasemakin besar pula kewajiban (beban tetap) yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban (beban tetap) tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen kepada sekutu (Pasaribu et al. 2014). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diambil adalah: H3 Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. 95 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Dividen Pertumbuhan penjualan menunjukkan pertumbuhan perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang dianggap sebagai perkembangan usaha perusahaan. Besarnya pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan akan berpengaruh pada jumlah dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi atau investasi. Jika perusahaan lebih memfokuskan pada pertumbuhan perusahaan maka kebutuhan dana pun akan semakin tinggi yang memaksa manajemen membayar dividen yang rendah atau tidak sama sekali (Hardiatmo dan Daljono 2013 dalam Mardiyati et al. 2014).Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Ilmiah dan Asandimitra (2014), pertumbuhan penjualan adalah perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diambil adalah: H4 Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Kebijakan Dividen Istilah Investment Oppportunity Set (IOS) pertama kali diperkenalkan oleh Myers (1977) dalam Yakub et al. (2014) yang menguraikan perusahaan sebagai suatu kombinasi antara aset riil dan opsi investasi dimasa depan. Opsi investasi di masa depan kemudian dikenal dengan istilah IOS atau set kesempatan investasi. IOS sebagai opsi investasi dimasa depan dapat ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi di dalam mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Hartono (2003) dalam Yakub et al. (2014) mengemukakan “Kesempatan Investasi” atau Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi 96 Juni 2017 suatu perusahaan. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Investment opportunity set merupakan nilai kesempatan investasi dan merupakan pilihan untuk membuat investasi dimasa yang akan datang. Investment opportunity set ini berkaitan dengan peluang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan seperti adanya kesempatan untuk melakukan investasi dimasa yang akan datang. Kesempatan berinvestasi ini juga dipengaruhi oleh kebijakan dividen yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan. Perusahaan yang telah lama beroperasi dan menjalankan aktifitas bisnisnya serta berada dalam posisi yang mapan dan berada dalam tahap kedewasaan biasanya lebih berfokus pada upaya menghasilkan keuntungan serta membagikannya kepada pemilik saham. Perusahaan dalam tahap dewasa ini telah memiliki banyak cadangan laba yang dapat digunakan untuk melakukan investasi kembali tanpa harus mengurangi proporsi dividen yang akan dibagikan pada para pemilik saham (Haryetti dan Ekayanti 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diambil adalah: H5 Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, total penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aset (Ilmiah dan Asandimitra 2014). Besar kecilnya suatu perusahaan ditunjukkan oleh logaritma natural ISSN: 1410 – 9875 total aset. Total aset dinilai lebih stabil dibandingkan dengan total penjualan dan kapitalisasi pasar (Imran, 2011 dalam Ilmiah dan Asandimitra 2014). Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih luas seharusnya membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Sedangkan perusahaan kecil mempunyai akses yang terbatas ke pasar modal dan meningkatkan sumber pendanaan internal dengan meningkatkan retention ratio yang secara potensial mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen (Ritha dan Koestiyanto 2014). Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar mungkin lebih memiliki pemikiran yang luas, keahlian karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karyawan, aset, penjualan, market value dan value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang juga lebih besar (Pasaribu et al. 2014). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diambil adalah: Novia Wijaya ini menunjukkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan (Hanafi 2013 dalam Mardiyati et al. 2014). Rasio ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan kata lain, kemampuan dari modal yang ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin efisien dana yang tertanam diperusahaan (Pasaribu et al. 2014). Semakin cepat suatu aset berputar, maka akan semakin baik dan efektif penggunaan aset yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat pengembalian piutang dalam bentuk kas. Rasio ini semuanya mempergunakan perbandingan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam beberapa aset. Asumsi yang diambil adalah terdapat hubungan antara penjualan dengan berbagai aset tersebut (Riyanto 2001 dalam Deitiana 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diambil adalah: H7 Perputaran Total Aset berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. METODA PENELITIAN Berikut adalah prosedur pemilihan sampel tersaji dalam tabel berikut : H6 Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Pengaruh Perputaran Total Aset terhadap Kebijakan Dividen Total Assets Turnover merupakan ukuran rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. Rasio 97 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017 Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaaan Data Perusahaan non keuangan yang terdaftar secara berturut-turut di BEI dari tahun 2011-2013 333 999 Perusahaan non keuangan yang mempunyai laporan keuangan yang tidak berakhir pada tanggal 31 Desember. (21) (63) Perusahaan non keuangan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya. (52) (156) Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki net income positif dari tahun 2011-2013. (66) (198) Perusahaan non keuangan yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut untuk tahun 2011-2013. (95) (285) 99 297 Jumlah data Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan yang akan dibagikan pada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan perusahaan (Haryetti dan Ekayanti 2012). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Komala dan Nugroho (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung kebijakan dividen adalah sebagai berikut : DPR = Penelitian ini menggunakan return on equity sebagai proksi dari profitabilitas. Return on equity merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi yang nampak pada efektivitas pengelolaan modal sendiri (Sartono 2008 dalam Mardaleni 2013). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Komala dan Nugroho (2013) dalam penelitiannya, 98 rumus yang digunakan untuk menghitung return on equity adalah : ROE = Penelitian ini menggunakan current ratio sebagai proksi dari likuiditas. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya (Mardaleni 2013). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Komala dan Nugroho (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung current ratio adalah: CR = Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio sebagai proksi dari leverage. Debt to ISSN: 1410 – 9875 Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir 2012 dalam Rahmawati 2014). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Komala dan Nugroho (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung debt to equity ratio adalah: DER = Pertumbuhan penjualan dapat diartikan sebagai kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Ilmiah dan Asandimitra, 2014). Variablel ini diukur menggunakan skala rasio. Menurut Hikmah dan Astuti (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut : Keterangan : St : Penjualan pada periode t St-1 : Penjualan pada periode t-1 Investment opportunity set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki dengan pilihan investasi yang akan datang (Haryatti dan Ekayanti 2012). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Hikmah dan Astuti (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung investasi adalah sebagai berikut : Novia Wijaya Menurut Hatta (2002) dalam Mahaputra dan Wirawati (2014), ada beberapa ukuran perusahaan, misalnya jabatan, penjualan, dan aset. perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diprediksi akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih tinggi, serta akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Hikmah dan Astuti (2013) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan adalah sebagai berikut: SIZE = Ln of Total Asset Rasio perputaran total aset atau sering disebut sebagai Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset (Kasmir 2012 dalam Rahmawati et al. 2014). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Rahayuningtyas et al. (2014) dalam penelitiannya, rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat perputaran aktiva adalah sebagai berikut : TATO = HASIL PENELITIAN Pengujian statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel yang digunakan. Deskripsi dari masing-masing variable penelitian dilihat dalam tabel berikut : INV = (Tat – Tat-1) / Tat-1 99 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017 Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel DPR ROE CR DER SG INV SIZE TATO Minimum Maximum Mean Std. Deviation 0.01608 0.01179 0.36239 0.10824 -0.48029 -0.96908 25.30843 4.53659 1.25806 11.74282 5.66606 1.48547 1.89515 32.99697 0.42287 0.19385 2.35059 1.01139 0.19310 0.19690 28.96694 0.04892 3.63455 1.10933 0.45983 0.15146 1.82078 0.89353 0.20926 0.32912 1.52769 0.73479 Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3 Pengujian Hipotesis Variabel (Constant) ROE CR DER SG INV SIZE TATO B -0.086 0.298 -0.003 -0.049 -0.345 -0.125 0.019 0.040 Sig 0.875 0.112 0.865 0.149 0.008 0.121 0.299 0.315 Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikan sebesar 0,112 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien 0,298. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel likuiditas memiliki nilai signifikan sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien -0,003. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel leverage memiliki nilai signifikan sebesar 0,149 lebih besar dari 0,05 dengan nilai 100 koefisien -0,049. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki nilai signifikan sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai koefisien -0,345. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menggunakan keuntungan atau laba untuk membiayai ekspansi perusahaan dari pada membagikannya sebagai dividen. Variabel set kesempatan investasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,121 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien -0,125. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel investasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,299 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien 0,019. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel perputaran total aset memiliki nilai signifikan sebesar 0,315 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien 0,040. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel perputaran total aset tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. ISSN: 1410 – 9875 PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan profitabilitas, likuiditas, leverage, investasi, ukuran perusahaan dan perputaran total aset tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI sehingga hasil penelitian kurang dapat digeneralisasi. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama tiga tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Penelitian ini hanya Novia Wijaya menggunakan tujuh variable independen yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan penjualan, investasi, ukuran perusahaan, dan perputaran total aset yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan untuk Peneliti selanjutnya seharusnya memperbanyak populasi penelitian dan tidak hanya terbatas pada perusahaan non keuangan saja. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode penelitian yang lebih panjang yaitu 2010-2014. Penelitian selanjutnya diharapkan merubah atau menambah jumlah variabel independen seperti kepemilikan institusional, aliran kas bebas dan risiko pasar sehingga hasil penelitian lebih dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. REFERENSI : Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No. 1, April 2009, Hlm.57-64. Deitiana, Tita. 2013. Pengaruh Current Ratio, Return On Equity dan Total Asset Turnover terhadap Dividend Payout Ratio dan Implikasi pada Harga Saham Perusahaan LQ 45, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 15 No. 1. Juni 2015, Hlm.82-88. Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari., Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus Bradja. 2012. Variabel-Variabel yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen serta Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus 2012. Gitman, Lawrence J., dan Chad J. Zutter. 2012. Principal of Managerial Finance Thirteenth Edition. United states. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Haryetti., dan Ririn Araji Ekayanti. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di BEI, Jurnal Ekonomi Vol. 20, No. 3, September 2012. Hikmah, Khoirul., dan Ririn Astuti. 2013. Growth of Sales, Investment, Liquidity, Profitability, dan Size of Firm terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 2, Nomor 1, April 2013. Ilmiah, Hidayatul., dan Nadia Asandimitra. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, MTBV, Arus Kas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2, No.2, April 2014. Kartika, Amalia Viya., Topowijoyo, dan M.G.Wi Endang. 2015. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan Assets Growth terhadap Dividend Payout ratio, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.1 No.2, Januari 2015. Komala, Lievia Angela Pinkan dan Paskah Ika Nugroho. 2013. The Effect of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards Investment Return, Journal of Business and Economics, USA, Vol. 4, No. 11, November 2013. Mahaputra, Gede Agus., dan Ni Gusti Putri Wirawati. 2014. Pengaruh Faktor Keuangan dan Ukuran Perusahaan pada Dividend Payout Ratio Perusahaan Perbankan, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 695-708. 101 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017 Mardaleni. 2014. Analisis Pengaruh Return On Equity, Debt Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012, E-Jurnal Apresiasi Ekonomi, Vol.2 No.2, Mei 2014. Mardiyati, Umi., Destyarsah Nusrati, dan Hamidah. 2014. Pengaruh Free Cash Flow, Return on Assets, Total Assets Turnover dan Sales Growth Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012), Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol. 5, No. 2, 2014 . Marwani, Luh Fajarini Indah., dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2014. Pengaruh Kesempatan Investasi, Leverage, dan Likuiditas pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.1 (2014) : 200-208. Pasaribu, Rowland Bismark Fernando., Dionysia Kowanda, dan Kholid Nawawi. 2014. Determinan Dividend Payout Ratio pada Emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 8, No. 1, Maret 2014 : 1-12. Rahayuningtyas, Septi., Suhadak, dan Siti Ragil Handayani. 2014. Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Studi pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2009-2011), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 7, No.2, Januari 2014 Rahmawati, Nining Dwi., Ivonne S.Saerang, Paulina Van Rate. 2014. Kinerja Keuangan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA Vol.2, No.2, Juni 2014, Hal. 1306-1317. Ritha, Henny., dan Eko Koestiyanto. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio, e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013. Santoso Habib Dwi., dan Andri Prastiwi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009), Diponegoro Journal of Accounting, Vol.1, No. 1, 2012, Hal.2. Santoso, Singgih.2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametik. Elek Media Komputindo : Jakarta. Sekaran, Uma., dan Roger Bougie,2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fifth Edition, John Willey and Sons. Swastyastu, Made Wiradharma., Gede Adi Yuniarta, Anantawikrama Tungga Atmadja. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) eJournal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol. 2, No. 1,2014). Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Wibisono, Anjar. 2010. Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta ), Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.8, No. 3, Agustus 2010. Yakub, Suardi., Suharsil, dan Jufri Halim. 2014. Pengaruh profitabilitas dan Investment Opportunity Set terhadap Deviden Tunai Perusahaan Go Public Sektor Perbankan Bursa Efek Indonesia, Jurnal SAINTIKOM Vol. 13, No. 1, Januari 2014. 102