52 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil

advertisement
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai tingkat
pengungkapan akun aset tetap pada LKPD tahun 2014 se-Jawa dan Bali
pada Bab IV, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Rata-rata persentase pengungkapan akun aset tetap pada LKPD tahun
2014 se-Jawa dan Bali sebesar 48,58%. Tidak ada pemerintah daerah
yang mengungkapkan akun aset tetap sebesar 100% sesuai kriteria
pengungkapan yang telah ditetapkan dalam PSAP 07 tentang Akuntansi
Aset Tetap. Hal tersebut berarti seluruh pemerintah daerah termasuk
dalam kategori tidak patuh dalam mengungkapkan akun aset tetap
dalam LKPD. Persentase pengungkapan terendah sebesar 11,11% pada
LKPD Kabupaten Tasikmalaya yang memperoleh opini WTP, sedangkan
persentase
pengungkapan
tertinggi
sebesar
77,78%
pada
LKPD
Kabupaten Semarang yang memperoleh opini WTP.
2.
Berdasarkan hasil uji beda, tidak terdapat perbedaan pengungkapan
akun aset tetap antara LKPD yang memperoleh opini WTP, WDP, dan
TMP.
3.
Berdasarkan temuan pemeriksaan BPK RI mengenai kelemahan dalam
pengelolaan aset tetap, hanya terdapat 12 LHP yang mencantumkan
kelemahan dalam pengungkapan aset tetap, meskipun rata-rata
persentase pengungkapan akun aset tetap sebagian besar LKPD masih
52
53
rendah. Hal tersebut menandakan kelemahan dalam pengungkapan
akun aset tetap belum menjadi perhatian dibandingkan temuan
terhadap kelemahan pengelolaan aset tetap secara umum.
Ketidakpatuhan pemerintah daerah dalam mengungkapkan akun
aset tetap sejalan dengan ketidakpatuhan dalam mengungkapkan akun
persediaan, sebagaimana hasil penelitian Suwarjono (2016). Hasil penelitian
tersebut mengungkapkan bahwa meskipun tidak ada pemda yang patuh
dalam mengungkapkan akun persediaan dalam LKPD, namun mayoritas
LKPD memperoleh opini WTP dan tiap tahun persentasenya bertambah.
Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pada penjelasan Pasal 16 ayat (1)
disebutkan bahwa opini yang diberikan oleh pemeriksa mengenai kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan didasarkan
pada kriteria; (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan; (ii)
kecukupan pengungkapan (adequate disdosures); (iii) kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan; dan (iv) efektivitas sistem pengendalian
intern. Hal tersebut mengindikasikan bahwa BPK dalam memeriksa
kewajaran laporan keuangan pemda belum memerhatikan faktor kecukupan
pengungkapan, karena akun persediaan dan aset tetap merupakan akun
yang signifikan dan material dalam neraca.
Penelitian lainnya terkait pengungkapan yang dilakukan oleh Iqbal
(2016) juga menemukan bahwa rata-rata tingkat pengungkapan wajib LKPD
tahun 2013 dan 2014 yang memperoleh opini WTP masih rendah, yaitu
45,88% dan 47,29%. Menurut Iqbal (2016) kekurangan pengungkapan tidak
54
dipertimbangkan oleh auditor dalam perumusan opini karena dinilai tidak
material. Hal tersebut terjadi karena belum adanya ketentuan, standar,
maupun kebijakan BPK untuk menilai kecukupan pengungkapan. Auditor
BPK juga tidak memiliki acuan dalam menentukan ambang batas
materialitas salah saji pengungkapan. Permasalahan tersebut tampaknya
juga dialami oleh pemerintah daerah dalam mengungkapkan akun aset tetap
dalam LKPD, yaitu tidak adanya acuan atau standar yang dapat digunakan
dalam mengungkapkan akun aset tetap.
5.2 Rekomendasi
Kriteria pengungkapan akun aset tetap telah tercantum dalam PSAP
07 tentang Akuntansi Aset Tetap pada paragraf 80 s.d. 83. Namun
berdasarkan hasil analisis, rata-rata persentase pengungkapan akun aset
tetap masih rendah karena tidak sepenuhnya sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. PSAP 07 dan Buletin Teknis Nomor 15 tentang Akuntansi
Aset
Tetap
hanya
mencantumkan
kriteria
pengungkapan
tanpa
melampirkan contoh atau ilustrasi pengungkapan, sehingga pengungkapan
akun aset tetap pemerintah daerah berbeda-beda sesuai interpretasi masingmasing. Rekomendasi pengungkapan akun aset tetap dalam CaLK sesuai
kriteria dalam PSAP 07 tersaji dalam Gambar 5.1 berikut.
Gambar 5.1 Rekomendasi Ilustrasi Pengungkapan Aset Tetap di
Tingkatan Pemerintah Daerah
1.
Pengungkapan dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat (carrying amount) (PSAP 07 Paragraf 80a).
Pada Pemda yang belum menerapkan penyusutan aset tetap:
Aset tetap pada Pemda “ABC” dinilai dengan menggunakan metode harga
perolehan (acquisition cost) dan belum memperhitungkan akumulasi
55
penyusutan.
atau
Pada pemda yang sudah menerapkan penyusutan aset tetap:
Aset tetap pada Pemda “ABC” dinilai dengan menggunakan metode harga
perolehan (acquisition cost) dikurangi akumulasi penyusutan.
2.
Pengungkapan rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan
perubahan nilai (jika ada), dan mutasi aset tetap lainnya (PSAP 07
Paragraf 80b).
Nilai buku aset tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masingmasing sebesar Rp820.000.000,00 dan Rp750.000.000,00. Aset tetap dinilai
dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dikurangi
akumulasi penyusutan. Adapun rincian aset tetap Pemda “ABC” terdiri atas:
Uraian
Saldo
31-12-2014
Tambah
Kurang
Saldo
31-12-2015
200.000.000,00
50.000.000,00
40.000.000,00
210.000.000,00
50.000.000,00
40.000.000,00
30.000.000,00
60.000.000,00
c. Gedung dan Bangunan
200.000.000,00
60.000.000,00
50.000.000,00
210.000.000,00
d. Jalan, Irigasi dan Jaringan
200.000.000,00
50.000.000,00
10.000.000,00
240.000.000,00
e. Aset Tetap Lainnya
100.000.000,00
20.000.000,00
10.000.000,00
110.00.000,00
50.000.000,00
20.000.000,00
10.000.000,00
60.000.000,00
240.000.000,00
150.000.000,00
a. Tanah
b. Peralatan dan Mesin
f. Konstruksi Dalam
Pengerjaan
g. Akumulasi Penyusutan
(50.000.000,00)
Jumlah
750.000.000,00
Mutasi
(70.000.000,00)
820.000.000,00
Mutasi aset tetap Pemda “ABC” selama periode tahun 2015 yaitu sebagai
berikut:
Mutasi tambah
240.000.000,00
a. Pembelian
130.000.000,00
b. Pembangunan
20.000.000,00
c. Mutasi Masuk
70.000.000,00
d. Hibah Masuk
10.000.000,00
e. Koreksi Tambah
10.000.000,00
f. ………………………
Mutasi kurang
a. Mutasi keluar
b. KDP yang selesai dibangun
c. Koreksi kurang
d. …………………..
150.000.000,00
90.000.000,00
10.000.000,00
50.000.000,00
a) Tanah
Nilai aset tetap berupa Tanah per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
56
masing sebesar Rp210.00.000,00, dan Rp200.000.000,00. Kenaikan nilai
aset tetap sebesar Rp10.000.000,00, yaitu karena penambahan sebesar
Rp50.000.000,00 dan pengurangan sebesar Rp40.000.000,00, dengan
rincian sebagai berikut:
Penambahan aset tetap berasal dari:
a. Pembelian
10.000.000,00
b. Mutasi Masuk
20.000.000,00
c. Hibah Masuk
10.000.000,00
d. Koreksi Tambah
10.000.000,00
e. ………………………
Jumlah Penambahan
50.000.000,00
Pengurangan aset tetap berasal dari:
a. Mutasi Keluar
30.000.000,00
b. Koreksi Kurang
10.000.000,00
c. ………………………
Jumlah Pengurangan
40.000.000,00
Kenaikan tahun 2015
10.000.000,00
Penilaian tanah berdasarkan harga perolehan. Status kepemilikan tanah
adalah hak milik.
b) Peralatan dan Mesin
Nilai aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp60.00.000,00 dan Rp50.000.000,00.
Kenaikan nilai aset tetap sebesar Rp10.000.000,00, yaitu karena
penambahan sebesar Rp40.000.000,00 dan pengurangan sebesar
Rp30.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
Penambahan aset tetap berasal dari:
a. Pembelian
30.000.000,00
b. Mutasi Masuk
10.000.000,00
c. ………………………
Jumlah Penambahan
40.000.000,00
Pengurangan aset tetap berasal dari:
a. Mutasi Keluar
20.000.000,00
b. Koreksi Kurang
10.000.000,00
c. ………………………
Jumlah Pengurangan
30.000.000,00
Kenaikan tahun 2015
10.000.000,00
Penilaian peralatan dan mesin berdasarkan harga perolehan.
c) …………………….
3.
Pengungkapan informasi penyusutan, meliputi: nilai penyusutan,
metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan, dan nilai tercatat bruto dan akumulasi
penyusutan pada awal dan akhir periode (PSAP 07 Paragraf 80c).
57
Nilai akumulasi penyusutan pada Pemda “ABC” per 31 Desember 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap
Saldo
31 Desember 2015
(70.000.000,00)
Saldo
31 Desember 2014
(50.000.000,00)
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang
nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan
operasional.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus (straight line
method), dimana metode ini menetapkan tarif penyusutan untuk masingmasing periode dengan jumlah yang sama.
Perhitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan setiap akhir
semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Formula besaran persentase penyusutan per tahun adalah:
Persentase penyusutan per tahun = Nilai yang dapat disusutkan
Masa Manfaat
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah
atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan
untuk dilakukan penghapusan.
Masa manfaat/umur ekonomis aset tetap adalah sebagai berikut:
No.
A
Aset Tetap
Peralatan dan Mesin
1. Alat-Alat Besar
a. Alat-alat besar darat
b. Alat-alat besar apung
c. Alat-alat bantu
2. Alat-Alat Angkutan
a. Alat angkutan darat bermotor
b. Alat angkutan darat tak bermotor
c. Alat angkut apung bermotor
d. Alat angkut apung tak bermotor
e. Alat angkut bermotor udara
3. ………………………………
Masa Manfaat
(tahun)
10
8
7
7
2
10
3
20
58
B
Gedung dan Bangunan
1. Bangunan Gedung
a. Bangunan gedung tempat kerja
b. Bangunan gedung tempat tinggal
c. Bangunan menara
2. Monumen
a. Bangunan bersejarah
b. ……………………….
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1. …………………….
dst. ……………………………
C
50
50
40
50
…
…
…
Rincian akumulasi penyusutan aset tetap per 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut:
No.
Aset Tetap
1
2
3
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan
Bangunan
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Jumlah
4
5
6
4.
Nilai Perolehan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
210.000.000,00
60.000.000,00
210.000.000,00
20.000.000,00
20.000.000,00
210.000.000,00
40.000.000,00
190.000.000,00
240.000.000,00
20.000.000,00
220.000.000,00
110.000.000,00
60.000.000,00
10.000.000,00
-
100.000.000,00
60.000.000,00
890.000.000,00
70.000.000,00
820.000.000,00
Pengungkapan eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap (PSAP
07 Paragraf 81a).
Tanah senilai Rp210.000.000,00 merupakan tanah yang dimiliki pemerintah
daerah, yang terdiri atas:
No. SKPD
Nilai 31 Desember 2015
1. Dinas Pendidikan
Rp100.000.000,00
2. Sekretariat Daerah
Rp 50.000.000,00
3. ……………………...
Peralatan dan Mesin senilai Rp60.000.000,00 merupakan peralatan dan
mesin yang dimiliki pemerintah daerah, yang terdiri atas:
No. SKPD
1. Dinas Pendidikan
2. Sekretariat Daerah
3. ……………………...
Nilai 31 Desember 2015
.Rp30.000.000,00
Rp20.000.000,00
59
5.
Pengungkapan kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan aset tetap (PSAP 07 Paragraf 81b).
a. Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua
pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk
meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur
teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.
b. Pengeluaran Belanja Modal yang nilainya melebihi batasan minimum
kapitalisasi aset tetap yang ditetapkan dan dimanfaatkan untuk kegiatan
pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual, harus dikapitalisasi.
c. Pengeluaran Belanja Barang dan Jasa yang mengakibatkan adanya
perolehan aset tetap hingga siap pakai, peningkatan kapasitas/efisiensi
dan memperpanjang umur teknis barang milik daerah harus dilakukan
kapitalisasi.
d. Pengeluaran yang tidak dikapitalisasi terdiri atas:
1) Pengeluaran belanja pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk
mempertahankan fungsi aset tetap yang sudah ada ke dalam kondisi
normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja.
2) Pengeluaran Belanja Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi yang tidak
memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap.
3) Pengeluaran belanja barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa baik untuk dipasarkan maupun tidak
dipasarkan.
e. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap ditetapkan sebagai berikut:
1) Peralatan dan mesin dan peralatan olahraga yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).
2) Gedung dan bangunan dan jalan, irigasi, dan jaringan yang nilainya
sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/ jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak ke senian.
f. Batas minimum kapitalisasi aset tetap dikecualikan terhadap
pengeluaran untuk:
1) Pengadaan/pembelian tanah.
2) Pengadaan/pembelian/pembuatan aset tetap lainnya berupa koleksi
perpustakaan, barang bercorak kesenian, hewan/ternak, dan
tumbuhan.
3) Pengeluaran belanja pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk
mempertahankan fungsi aset tetap yang sudah ada ke dalam kondisi
normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja.
4) .…………...
6.
Pengungkapan jumlah pengeluaran
konstruksi (PSAP 07 Paragraf 81c).
pada
pos
aset tetap
dalam
Nilai aset tetap berupa Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2015
60
dan 2014 masing-masing sebesar Rp60.00.000,00 dan Rp50.000.000,00.
No.
Jenis
1.
Konstruksi
dalam
Pengerjaan
Mutasi
Saldo
31-12-2014
Tambah
Kurang
Rp
Rp
Rp
50.000.000,00 20.000.000,00 10.000.000,00
Saldo
31-12-2015
Rp
60.000.000,00
Konstruksi dalam Pengerjaan merupakan pembangunan gedung kantor yang
belum selesai pada Dinas Pendidikan sebesar Rp60.000.000,00. Kenaikan
nilai aset tetap sebesar Rp10.000.000,00, yaitu karena penambahan sebesar
Rp20.000.000,00 dan pengurangan sebesar Rp10.000.000,00, dengan rincian
sebagai berikut:
Penambahan aset tetap berasal dari:
a. Pembangunan
b. ………………………
Jumlah Penambahan
Pengurangan aset tetap berasal dari:
a. KDP yang selesai dibangun
b. ……………………
Jumlah Pengurangan
Kenaikan tahun 2015
7.
20.000.000,00
20.000.000,00
10.000.000,00
10.000.000,00
10.000.000,00
Pengungkapan jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap (PSAP 07
Paragraf 81d).
Pemda “ABC” pada tahun anggaran 2010 melakukan pembangunan pasar
modern pada Dinas Pengelolaan Pasar senilai Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah). Pembangunan tersebut terhenti pada tanggal 26 Oktober
2010 karena adanya force majeure berupa bencana erupsi gunung berapi.
Dinas Pengelolaan Pasar akan meneruskan pembangunan pasar modern
tersebut pada tahun 2015. Jumlah komitmen Pemda “ABC” pada tahun 2015
untuk akusisi gedung pasar modern sebesar Rp500.000,000,00 (lima ratus
juta rupiah).
8.
Pengungkapan jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali,
maka diungkapkan dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap,
tanggal efektif penilaian kembali, nama penilai independen (jika ada),
hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya
pengganti, dan nilai tercatat setiap jenis aset tetap (PSAP 07 Paragraf
82).
Tanah milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan nilai Rp1,00 telah
dilakukan penilaian kembali dengan menggunakan data Nomor Jenis Obyek
Pajak (NJOP) dan telah diperoleh hasil penilaian terhadap 100 bidang tanah
dengan luas 400.000m² dengan nilai sebesar Rp20.000.000.000,00. Metode
penilaian tersebut telah sesuai dengan SAP dan telah ditetapkan dengan SK
61
Bupati Nomor 030/Kep.169-aset/2015 Tanggal 30 Januari 2016 tentang
Penetapan Penilaian kembali Barang Milik Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten “ABC” dan telah disajikan di neraca Tahun 2015.
Penilaian kembali tersebut berlaku efektif mulai tanggal 1 Februari 2015.
Pemerintah Kabupaten “ABC” telah membentuk Tim Penilai Barang Milik
Daerah berdasarkan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 030/Kep.55Aset/2014 tanggal 8 Desember 2015 tentang Pembentukan Tim Penilai
Barang Milik Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten ABC. Selain itu
Pemerintah Kabupaten “ABC” juga bekerja sama dengan KJPP FA & Rekan
dalam melakukan penilaian terhadap aset milik Pemerintah Kabupaten
“ABC”.
9.
Pengungkapan aset bersejarah secara rinci, antara lain nama, jenis,
kondisi, dan lokasi aset dimaksud (PSAP 07 Paragraf 83).
Aset bersejarah pada Pemda “ABC” per 31 Desember 2015 terdiri atas:
No.
Nama
Jenis
Kondisi
1.
Situs Tugu
Situs
Baik
2.
Cagar Budaya
Kampung Naga
…………………
Cagar
Budaya
Baik
dst.
Lokasi
Kec. Culamega,
Tasikmalaya
Kec. Salamu,
Tasikmalaya
Jumlah
1 unit
1 unit
Rekomendasi ilustrasi pengungkapan tersebut dapat digunakan oleh
pemerintah daerah sebagai acuan dalam mengungkapkan akun aset tetap
dalam LKPD agar sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam PSAP 07
tentang Akuntansi Aset Tetap. Pihak pemeriksa dapat menggunakan
ilustrasi pengungkapan tersebut sebagai acuan dalam memeriksa kecukupan
pengungkapan wajib akun aset tetap dalam laporan keuangan. Pihak
penyusun standar akuntansi juga dapat menggunakan ilustrasi tersebut
sebagai contoh ilustrasi pengungkapan aset tetap dalam PSAP atau buletin
teknis tentang Akuntansi Aset Tetap.
62
5.3 Keterbatasan dan Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,
terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
1.
Penelitian ini hanya fokus menganalisis tingkat pengungkapan akun
aset tetap dalam LKPD tahun 2014 se-Jawa dan Bali, sehingga hasil
penelitian
tidak
dapat
digeneralisasi
untuk
menilai
tingkat
pengungkapan seluruh aset atau pengungkapan secara umum.
2.
Penelitian ini hanya dilakukan terhadap LHP atas LKPD tahun 2014 seJawa dan Bali, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi
terhadap seluruh LKPD di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan terhadap seluruh LKPD di Indonesia atau meneliti tingkat
pengungkapan pada LKKL.
3.
Objek penelitian adalah LKPD tahun 2014 yang merupakan tahun
terakhir sebelum penerapan laporan keuangan berbasis akrual penuh.
Pada LKPD tahun 2014 masih dimungkinkan pemerintah daerah belum
menerapkan
kebijakan
penyusutan
aset
tetap
sehingga
terjadi
ketidakseragaman. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap
LHP BPK RI atas LKPD mulai tahun 2015 yang sudah mewajibkan
penerapan laporan keuangan berbasis akrual penuh.
4.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi
(documentary research) berupa LHP BPK RI atas LKPD tahun 2014 seJawa dan Bali untuk menjawab pertanyaan bagaimana tingkat
pengungkapan akun aset tetap dalam LKPD. Penelitian selanjutnya
63
dapat menambahkan teknik wawancara, focus group discussion, atau
obvervasi untuk mengetahui mengapa pemerintah daerah tidak patuh
dalam mengungkapkan akun aset tetap dalam laporan keuangan.
Download