PENDAHULUAN Latar Belakang Institut Pertanian Bogor mempunyai motto “Mencari dan Memberi yang Terbaik”. Untuk melaksanakan motto tersebut, IPB berusaha memerbaiki kualitas dari mahasiswanya baik dalam nilai akademik maupun sikap. Dalam hal ini, IPB berusaha meningkatkan jumlah lulusan yang terbaik baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kualitas mahasiswa dapat dilihat dari kondisi akademik mahasiswa tersebut selama menempuh kuliah, yaitu melalui nilai tiap mata kuliah yang diambilnya. Semakin tinggi nilai yang diperoleh maka predikat kelulusan juga akan semakin baik. Untuk memantau prestasi mahasiswa dibutuhkan Informasi tentang nilai mata kuliah dan perkembangan nilai indeks prestasi sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut mengenai perkembangan IP maupun IPK tiap angkatan. Untuk menganalisis dan mengetahui perkembangan IPK tiap angkatan mahasiswa serta kecenderungan nilai mata kuliah tertentu tiap tahunnya dapat dilakukan dengan membangun aplikasi OLAP yang diintegrasikan dengan data warehouse. Proses pembuatan data warehouse dilakukan dengan mengambil, mengumpulkan, mempersiapkan, menyimpan, dan menyediakan data untuk aplikasi yang menyimpan query atau reporting. Saat ini telah tersedia beberapa teknologi data warehouse yang menggunakan OLAP server sebagai tool pembantu untuk analisis data, salah satu teknologi yang akan digunakan adalah OLAP Mondrian. (http://pentaho.phiintegration.com/Mondrian) Herlambang (2007) membangun data warehouse dan operasi-operasi OLAP untuk data PPMB IPB dan data IPK TPB IPB menggunakan Palo Server 1.0c. Penelitian ini menghasilkan data warehouse data PPMB yang terdiri dari dua kubus data. Kubus data yang pertama adalah Pelamar, berisi nilai-nilai agregasi siswa atau siswi SMU yang melamar ke IPB melalui jalur USMI. Kubus data yang kedua adalah Mahasiswa, berisi nilai-nilai agregasi mahasiswa IPB. Permana (2009) telah melakukan penelitian serupa menggunakan data akademik Ilmu Komputer tahun masuk 2001 sampai 2004 (pashing out). Penelitian tersebut dibangun mengunakan Palo 2.0 sebagai OLAP server. Untuk memerbaiki kualitas mahasiswa, dilakukan revisi kurikulum secara berkala di tingkat IPB maupun Departemen. Mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi dan kebijakan dasar pendidikan Program Sarjana, IPB mencoba mengembangkan sistem mayor-minor yang diterapkan mulai tahun 2005. Kurikulum sistem mayor-minor diterapkan dengan tujuan untuk menjamin fleksibilitas guna meningkatkan kompetensi dan softskill lulusan terbaik di Indonesia. Pada sistem ini mahasiswa difasilitasi untuk memiliki kompetensi utama (mayor) dan kompetensi pelengkap (minor). Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan sistem mayor-minor merupakan hal yang pertama dilakukan di Indonesia. Kurikulum sistem mayor-minor adalah kurikulum berbasis kompetensi dimana setiap mahasiswa mengikuti pendidikan dalam salah satu mayor sebagai bidang keahlian (kompetensi) utama dan dapat mengikuti pendidikan dalam salah satu bidang minor sebagai sebagai bidang (kompetensi) pelengkap. Mayor merupakan bidang keahlian berdasarkan disiplin (keilmuan) utamanya pada suatu departemen atau fakultas, dimana mahasiswa dapat memperdalam kompetensi tertentu dalam suatu paket mata kuliah. Minor merupakan bidang keahlian pelengkap yang diambil oleh mahasiswa yang berasal dari departemen lain di luar departemen utamanya (mayor). Minor yang diambil harus sesuai dengan mayor yang dipilih sehingga dapat menunjang pemahaman mahasiswa terhadap mayornya. Karena terjadi perubahan kurikulum, perlu dibangun aplikasi OLAP yang mengakomodasi sistem kurikulum tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna di Departemen Ilmu Komputer dalam mempermudah analisis data akademik ukuran besar sehingga dapat membantu dalam pengaksesan data tersebut, penyampaian informasi, pembuatan laporan dan pembuatan keputusan yang lebih baik. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah membangun data warehouse dan aplikasi OLAP untuk data akademik mayor-minor Program Sarjana Departemen Ilmu Komputer. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada perancangan data warehouse dan aplikasi OLAP. Data yang digunakan adalah data akademik mayor-minor Program Studi Ilmu Komputer IPB tahun masuk 2005 sampai 2009 dengan menggunakan Mondrian 3.1.6 sebagai OLAP server. 1 iii Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait di IPB khususnya Departemen Ilmu Komputer dalam memberikan informasi yang cepat dan menarik. Selain itu juga dapat mempermudah analisis data dan membantu dalam proses pengambilan keputusan. TINJAUAN PUSTAKA Mondrian Mondrian merupakan aplikasi server OLAP (Online Analytical Processing) berbasis open source yang menggunakan bahasa pemrograman Java. Mondrian mengeksekusi query yang ditulis dengan bahasa MDX (MultiDimensional Expression), membaca data dari database relasional (RDBMS), dan merepresentasikan hasil multidimensional dengan format Java API. (Julian Hyde 2005) Saat ini bernaung di bawah Pentaho Corporation. Pemrakarsa proyek ini adalah Julian Hyde dari Amerika Serikat dan sekarang ini tetap sebagai project leader dari Mondrian. Proyek Mondrian ini merupakan kombinasi yang sangat baik dengan JPivot - interface berbasis web yang juga merupakan proyek open source. Arsitektur Mondrian dapat dilihat pada Lampiran 2. (http://pentaho.phiintegration.com/Mondrian). Data Warehouse Data warehouse dibangun untuk mengatasi masalah teknis dan bisnis yang berkaitan dengan penggunaan data dan informasi untuk mengambil keputusan. Secara rinci dijelaskan oleh Han dan Kamber (2006) bahwa data warehouse mempunyai empat karakteristik yaitu : Berorientasi subjek, terorganisasi pada subjek utama sesuai topik bisnis atau berdasarkan subjek dari organisasi. Terintegrasi, data dibangun dengan mengintegrasikan berbagai sumber data. Time-variant, dimensi waktu secara eksplisit termasuk dalam data, jadi model dan perubahannya dapat diketahui setiap saat. berubah atau tetap. Data tidak dapat diupdate secara real time tetapi selalu diperbaharui setiap saat. Data warehouse merupakan ruang penyimpanan atau arsip informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, disimpan dengan sebuah skema terintegrasi pada satu tempat. Data atau informasi tersebut tersimpan dalam jangka yang lama sehingga memungkinkan pengguna menciptakan query untuk proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. Dengan mengakses informasi dari data warehouse, proses transaksi online tidak terganggu oleh beban kerja proses pengambilan keputusan. (Han dan Kamber 2006). Keuntungan yang didapat jika menggunakan data warehouse antara lain (Connolly & Begg 2002) : menghasilkan keuntungan yang kompetitif dengan cara memperbolehkan pembuat keputusan mengakses data yang dapat memunculkan informasi yang sebelumnya tidak ada, tidak diketahui, dan tidak digunakan. meningkatkan produktivitas para pembuat keputusan dengan cara menciptakan basis data terintegrasi yang terdiri atas data historis yang konsisten dan berorientasi subjek. Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan beragam data ke dalam sebuah tempat penyimpanan sehingga pengguna dapat dengan mudah menjalankan query, menghasilkan laporan, dan melakukan analisis terhadap data yang ada. Arsitektur Three-Tier Data warehouse pada umumnya mengadopsi arsitektur three-tier, seperti digambarkan pada Lampiran 1. Menurut Han & Kamber (2006), lapisan-lapisan arsitektur data warehousing tersebut antara lain : Lapisan bawah (bottom tier) Lapisan bawah adalah server data warehouse yang berupa sebuah sistem basis data relasional. Pada lapisan ini data diambil dari basis data operasional dan sumber eksternal lainnya, diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasi. Data disimpan sebagai data warehouse. Non-volatile, data terpisah dari basis data operasional sehingga hanya memerlukan pemuatan dan akses data. Data tidak dapat 2 iii