Persepsi Karyawan tentang Hubungan

advertisement
29
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD
Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman
dan panduan langkah untuk menentukan arah jangka panjang dalam
mencapai tujuan perusahaan perlu penyamaan dan pembudayaan visi
perusahaan.
Di
samping
menetapkan
visi
perusahaan,
perusahaan
menetapkan beberapa misi yang merupakan pernyataan manajemen puncak
dari keseluruhan maksud organisasi. Misi juga dapat digunakan untuk
mengetahui secara nyata kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan,
sehingga dengan mudah perusahaan mencapai visi yang telah ditetapkan. Visi
dan misi yang telah ditetapkan perusahaan akan terlaksana sesuai rencana
apabila tidak terdapat hambatan. Hambatan merupakan tantangan bagi
perusahaan dan perusahaan harus melakukan berbagai cara agar hambatan
tersebut tidak berpengaruh terhadap visi, misi, serta tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Salah satu hambatan yang dihadapi PD Pasar Jaya adalah persaingan
yang ketat dengan hadirnya pasar modern. Dengan adanya hambatan ini,
perusahaan menetapkan kebijakan organisasi agar tetap bertahan dalam
menjalankan perusahaan. Kebijakan memiliki peran penting dalam
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kesuksesan serta
keefektifan kebijakan yang dijalankan dapat dilihat dari tujuan yang dicapai.
Apabila tujuan tercapai, maka kebijakan yang dijalankannya sangat tepat.
Apabila tujuan tidak tercapai maka kebijakan yang diterapkan tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan.
Perusahaan dapat melakukan perubahan organisasi sebagai kebijakan
dalam mempertahankan operasional perusahaan, salah satunya dikarenakan
adanya hambatan dalam pencapaian visi perusahaan. Terdapat tiga bidang
utama dalam melakukan perubahan organisasi antara lain perubahan
teknologi, perubahan struktur, dan perubahan sumber daya manusia
30
(Cahayani, 2003). Perubahan teknologi merupakan perubahan dalam
penggunaan teknologi. Perubahan sumber daya manusia merupakan
perubahan kuantitas serta kualitas karyawan. Sedangkan perubahan struktur
terjadi karena adanya kebijakan baru atau proses baru.
Perubahan organisasi yang dilakukan PD Pasar Jaya merupakan
perubahan struktur perusahaan atau biasa disebut dengan restrukturisasi
organisasi. Restrukturisasi organisasi dapat dilakukan dengan dua bentuk
yaitu perbesaran struktur serta perampingan struktur. Dalam pengertian
perbesaran termasuk akusisi dan merger (penggabungan). Sebaliknya dalam
perampingan (down sizing) termasuk penjualan unit (sell off), pemisahan unit
(spin off), dan pemecahan usaha (split off) (Husnan, 1998). Restrukturisasi
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka penyehatan suatu perusahaan
agar dapat beroperasi secara efisien, transparan, dan profesional. Perubahan
organisasi termasuk perubahan struktur atau restrukturisasi organisasi
bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi (Cahayani, 2003). Salah
satu indikator untuk melihat kinerja organisasi adalah dengan melihat kinerja
karyawannya. Efektif atau tidaknya perubahan struktur yang telah dilakukan
dapat memengaruhi kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Apabila
perubahan struktur tersebut efektif maka kepuasan kerja meningkat, motivasi
meningkat, kinerja karyawan meningkat, dan kinerja perusahaan juga
meningkat. Misalnya, apabila karyawan dilibatkan dalam proses keputusan,
maka akan meningkatkan komitmen karyawan tersebut sehingga karyawan
tersebut akan termotivasi dan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 1.
31
Visi dan misi PD Pasar
Jaya
Kebijakan organisasi
Perubahan organisasi
Perubahan teknologi
Perubahan struktur
Perubahan SDM
Restrukturisasi organisasi
Perbesaran struktur
Perampingan
struktur
Efektif
Kepuasan kerja meningkat
Motivasi meningkat
Kinerja karyawan
meningkat
Kinerja perusahaan
meningkat
Gambar 1. Kerangka pemikiran konseptual
32
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat di bidang pelayanan
umum perpasaran, mengharuskan PD Pasar Jaya memiliki kompetensi yang
lebih agar dapat bertahan atau bahkan dapat unggul dalam persaingan
tersebut. PD Pasar Jaya melakukan suatu kebijakan untuk memperbaiki
kondisi perusahaan. Pada tahun 2003, PD Pasar Jaya mengeluarkan suatu
kebijakan untuk mengubah organisasinya. Perubahan organisasi dilakukan
dengan merestrukturisasinya.
Sebelum terjadi perubahan struktur, pada tahun 2000 usaha-usaha
yang dikelola oleh PD Pasar Jaya meliputi unit usaha pasar, unit cabang, dan
unit usaha jasa sarana. Pada tahun 2003, terjadi perubahan pengelolaan pasar
seiring dengan berubahnya struktur. Usaha-usaha yang dikelola PD Pasar
Jaya meliputi unit area, unit usaha perparkiran, dan unit usaha jasa sarana.
PD Pasar Jaya mengelola 148 pasar yang tersebar di 5 wilayah Jakarta dan
mengklasifikasikan pasar-pasar tersebut ke dalam 20 unit area (Lampiran 3).
Unit area-unit area ini dipimpin oleh seorang Manajer Area dan dibentuk
berdasarkan jarak lokasi antar pasar, jumlah tempat usaha, dan aktivitas
tempat usaha. Selain itu, PD Pasar Jaya melakukan beberapa perubahan
struktur baik struktur pasar maupun susunan organisasi secara hirarki.
Restrukturisasi merupakan langkah yang diambil manajemen PD
Pasar Jaya dalam rangka perbaikan organisasi agar lebih efektif dan efisien.
Perubahan struktur organisasi yang menyangkut modifikasi dan pengaturan
kembali berbagai sistem internal seperti ukuran (struktur dan jumlah
karyawan), arus kerja, kompleksitas tugas, infrastruktur, hubungan
kewenangan formal, kontrol formal, dan sistem komunikasi.
Restrukturisasi
bertujuan
untuk
meningkatkan
kinerja
nilai
perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kinerja para
karyawannya. Dalam mengukur kinerja karyawan, akan diteliti melalui
kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, penguasaan pekerjaan, tanggung
jawab, disiplin, hubungan kerja, sikap, inisiatif, dan partisipasi. Peningkatan
karakteristik-karakteristik
ini dapat meningkatkan kompetensi para
karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan.
33
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis persepsi karyawan
mengenai restrukturisasi organisasi dan kaitannya dengan kinerja karyawan.
Restrukturisasi organisasi dan kinerja karyawan akan diukur dengan
menggunakan korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 12.00
for window. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2
sebagai berikut.
Visi, misi, dan tujuan PD Pasar Jaya
Kebijakan Organisasi
Restrukturisasi :
1. Ukuran : jumlah,
struktur
Rank
5. Hubungan
kewenangan formal
2. Arus kerja
6. Kontrol formal
3. Kompleksitas tugas
7. Sistem komunikasi
Persepsi
4. Infrastruktur
Spearman
Kinerja Karyawan
1. Kualitas pekerjaan
2. Kuantitas pekerjaan
3. Tanggung jawab
4. Disiplin,
5. Hubungan kerja
6. Penguasaan pekerjaan
7. Sikap
8. Inisiatif
9.
Partisipasi
Kinerja organisasi
Gambar 2. Kerangka pemikiran operasional
34
3.3. Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu terdapat
hubungan yang positif antara restrukturisasi organisasi dengan kinerja
karyawan pada PD Pasar Jaya unit area 03 Pramuka. Untuk keperluan
pengujiannya hipotesis tersebut dirinci sebagai berikut :
1. Ukuran
a. Ukuran struktur memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan. Semakin efisien struktur organisasi maka akan
meningkatkan kinerja karyawan.
b. Ukuran jumlah karyawan memiliki hubungan yang nyata dengan
kinerja karyawan. Semakin efisien ukuran jumlah karyawan maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
2. Arus kerja memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja karyawan.
Semakin terspesialisasi arus kerja maka akan meningkatkan kinerja
karyawan.
3. Kompleksitas tugas memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan. Semakin terprogramnya tugas maka akan meningkatkan
kinerja karyawan.
4. Kualitas infrastruktur memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan.
Semakin
baik
kualitas
infrastruktur
maka
akan
meningkatkan kinerja karyawan.
5. Kewenangan formal memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan. Semakin banyaknya wewenang yang diberikan kepada
level bawah sesuai dengan bidang kerja yang ditekuninya maka akan
meningkatkan kinerja karyawan.
6. Kontrol formal memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan. Semakin efektif kontrol yang dilakukan perusahaan maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
7. Sistem komunikasi memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja
karyawan. Semakin efektif sistem komunikasi yang diterapkan maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
35
3.4.Definisi Operasional
1. Ukuran
Ukuran merupakan jumlah atau besarnya sebuah organisasi. Ukuran
dapat dibedakan menjadi dua yaitu ukuran berdasarkan jumlah
karyawan dan ukuran berdasarkan struktur organisasi.
a. Ukuran berdasarkan struktur organisasi
Ukuran berdasarkan struktur organisasi memperlihatkan struktur
organisasi
yang
sederhana
atau
kompleks.
Pengukuran
berdasarkan penilaian karyawan terhadap keefisienan struktur
organisasi PD Pasar Jaya.
b. Ukuran berdasarkan jumlah karyawan
Ukuran berdasarkan jumlah karyawan merupakan ukuran yang
memperlihatkan banyaknya karyawan yang bekerja di sebuah
organisasi.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Efektivitas perusahaan dalam hal penurunan jumlah
karyawan.
2. Kesejahteraan karyawan dalam hal penurunan jumlah
karyawan.
3. Keefisienan mengenai jumlah karyawan saat ini terhadap
beban kerja.
2. Arus kerja
Arus pekerjaan merupakan tingkat spesialisasi dalam suatu
pekerjaan di sebuah perusahaan yang menunjukkan ruang lingkup
pekerjaan dan saling bergantungnya dari karyawan-karyawan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Lingkup pekerjaan dalam jabatan seorang karyawan.
2. Kesesuaian tugas yang dilakukan karyawan dengan tugas pokok
dan fungsi (TUPOKSI) di pekerjaan.
3. Keterkaitan pekerjaan seorang karyawan dengan karyawan di
unit kerja lainnya.
36
3. Kompleksitas tugas
Kompleksitas tugas merupakan tingkat kerumitan secara menyeluruh
dari suatu masalah dalam melaksanakan tugas yang diprogram atau
tidak diprogram yang menunjukkan bahwa masalah-masalah tersebut
dapat diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Kejelasan pembagian tugas.
2. Jenis tugas yang dilakukan.
4. Infrastruktur
Infrastruktur adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya proses usaha dan pembangunan proyek.
Infastruktur dibagi ke dalam dua jenis yaitu infrastruktur fisik dan
infrastruktur non-fisik.
a. Infrastruktur fisik
Infrastruktur fisik adalah pendukung atau fasilitas yang dapat
dilihat secara kasat mata dalam mengembangkan atau
membangun pelayanan publik melalui penyediaan barang dan
jasa.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
a.1. Pembangunan pasar-pasar di area 03.
a.2. Penggunaan fasilitas komputer.
b. Infrastuktur non-fisik
Infrastruktur non-fisik atau infrastruktur yang bersifat lunak
merupakan pendukung utama fungsi-fungsi dari sistem sosial.
Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai/standar,
ukuran, kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antar
sistem. Suatu sistem yang dibuat oleh perusahaan memiliki
peraturan atau kebijakan tertentu. Peraturan dan kebijakan yang
diterapkan perlu dilakukan suatu kontrol. Infastruktur non-fisik
dapat berupa dukungan dan coaching yang dilakukan oleh
atasan kepada karyawannya. Dalam penelitian ini, infrastruktur
non-fisik memiliki persamaan dengan kontrol formal.
37
5. Kewenangan formal
Wewenang formal adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
perintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu yang mengacu pada suatu peraturan
tertentu.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Keterbatasan wewenang karyawan.
2. Keterbatasan pengambilan keputusan karyawan dikarenakan
adanya kebijakan, prosedur, dan peraturan yang berlaku.
3. Kesederhanaan jalur birokrasi.
6. Kontrol formal
Kontrol formal adalah kontrol yang biasa digunakan oleh organisasi
besar yang diterapkan dengan cara tekanan sosial, diberlakukannya
aturan dan hukum formal serta bentuk-bentuk sanksi yang resmi, dan
juga kontrol sosial melalui kekuatan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Kesesuaian antara perilaku karyawan dan SOP serta tuntutan
atasan.
2. Pengontrolan kerja yang mengacu pada peraturan yang berlaku.
3. Ketegasan peraturan yang berlaku.
4. Ketatnya pengontrolan kerja.
7. Sistem komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator ke
komunikan. Komunikasi yang biasa dilakukan organisasi besar
adalah komunikasi formal. Komunikasi formal adalah suatu sistem
dimana para anggotanya bekerjasama secara tepat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dan berhubungan dengan masalah kedinasan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Kelancaran komunikasi antar karyawan dan antar unit kerja.
2. Keefektifan komunikasi dengan menggunakan memo atau
laporan.
38
8. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dapat diukur
dari kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, penguasaan pekerjaan,
hubungan kerja, disiplin, tanggung jawab, sikap, inisiatif, dan
partisipasi.
a.
Kualitas pekerjaan
Kualitas pekerjaan adalah mutu pekerjaan yang dilakukan
karyawan dalam rangka pemenuhan standar kerja demi
tercapainya
tujuan
perusahaan.
Pengukuran
berdasarkan
penilaian karyawan terhadap kesesuaian antara hasil kerja dan
standar kerja.
b.
Kuantitas pekerjaan
Kuantitas pekerjaan adalah banyaknya jumlah pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
2. Tingkat kompleksitas tugas dilihat dari banyaknya beban
pekerjaan atau beban tugas.
3. Kejelasan deskripsi dari banyaknya tugas yang dikerjakan.
c.
Penguasaan pekerjaan
Penguasaan pekerjaan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan agar mampu bahkan memiliki keahlian untuk
mengerjakan pekerjaannya.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Pemahaman dan pengetahuan mengenai tugas yang
diberikan.
2. Kemampuan dalam mengerjakan tugas.
3. Keahlian dalam bidang kerja.
39
d.
Hubungan kerja
Hubungan kerja adalah hubungan yang terjalin antara atasan
dan sesama rekan kerja dalam lingkungan kerja. Pengukuran
berdasarkan penilaian karyawan terhadap intensitas diskusi
mengenai pekerjaan dengan atasan.
e.
Disiplin
Disiplin
adalah
kepatuhan
untuk
menghormati
dan
melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan karyawan
untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang
berlaku di perusahaan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Ketaatan terhadap peraturan kepegawaian yang berlaku.
2. Perolehan teguran dari atasan.
f.
Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang harus seseorang
lakukan.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap :
1. Pemenuhan tanggung jawab sebagai karyawan.
2. Kenikmatan dalam melakukan tanggung jawab yang lebih
besar.
g.
Sikap
Sikap adalah perasaan karyawan tentang obyek, aktivitas,
peristiwa dan orang lain yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Pengukuran berdasarkan penilaian karyawan terhadap kesiapan
dalam menghadapi perubahan.
h.
Inisiatif
Inisiatif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan dan
menciptakan peluang baru. Pengukuran berdasarkan penilaian
40
karyawan terhadap penemuan cara-cara baru yang kreatif dan
inovatif untuk memecahkan masalah.
i.
Partisipasi
Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik
secara mental, pikiran atau emosi,
dan perasaan yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut bertanggung
jawab
terhadap
Pengukuran
kegiatan
berdasarkan
pencapaian
penilaian
tujuan
tersebut.
karyawan
terhadap
keikutsertaan dalam mengambil keputusan di unit kerja.
Download