PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: CHAIRUNNISAA AZIZAH NIM. 1110082000050 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: CHAIRUNNISAA AZIZAH NIM. 1110082000050 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 i PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: CHAIRUNNISAA AZIZAH NIM. 1110082000050 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas : : : : Chairunnisaa Azizah 1110082000050 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya tulis dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan salah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. II. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Alamat : : : : : 6. Telepon 7. Email : : Chairunnisaa Azizah Solok, 19 April 1992 Perempuan Islam Perumahan Mutiara Bogor Raya F6 No.17 Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor 085777420804 [email protected] PENDIDIKAN 1. SD (1998-2004) 2. SMP (2004-2007) 3. SMA (2007-2010) 4. S1 (2010-2017) : : : : MIN Kota Solok SMPN 6 Solok SMAN 2 Solok UIN Syarif Hidayatullah Jakarta III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Zulkarnain 2. Ibu : Zurhaya 3. Anak ke- dari : 1 dari 4 bersaudara vi The Effect Of Audit Quality, Managerial Report, And Audit Committee To Quality Of Financial Reporting Company Listed In Indonesia Stock Exchange ABSTRACT The purpose of this study is to a) Analyze the effect of audit quality on the quality of financial reporting; B) Analyzing the effect of managerial reports on the quality of financial reporting; C) Analyze the influence of audit committees on the quality of financial statements, and d) Analyze the effect of audit quality, managerial reports, and audit committees simultaneously on the quality of financial reporting. This research uses quantitative approach. Data collection using data of property and real estate companies listed on the BEI from 2013-2016. The result of the research shows that: a) Simultaneously audit quality, managerial report, and audit committee have a significant effect on the quality of financial reporting; B) Partially audit quality significantly influence the quality of financial reporting; C) Partially the managerial report has a significant effect on the quality of financial reporting, and d) Partially audit committee has no significant effect on the quality of financial reporting. Keywords: Audit Quality, Managerial Report, Audit Committee, and Quality of Financial Reporting. vii PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk a) Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap kualitas pelaporan keuangan; b) Menganalisis pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan; c) Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas laporan keuangan, dan d) Menganalisis pengaruh kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit secara bersamasama terhadap kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan data perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2013-2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa: a) Secara serempak kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan; b) Secara parsial kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan; c) Secara parsial laporan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan, dan d) Secara parsial komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Kata Kunci: Kualitas Audit, Laporan Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas Pelaporan Keuangan. viii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu’wata’ala Yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk melengkapi persyaratan meraih gelar Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi ini adalah PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pada kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tua, Bapak Zulkarnain dan Ibu Zurhaya yang telah memberikan semangat, motivasi dan pelajaran hidup kepada penulis. 2. Keluarga besar penulis yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan kuliah. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staff karyawan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu kelancaran dan kemudahan selama perkuliahan berlangsung. 7. Teman-teman mahasiswa pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata dari penulis berharap, semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis pada khususnya maupun bagi masyarakat pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, Juli 2017 Penulis Chairunnisaa Azizah NIM. 111008200050 ix DAFTAR ISI COVER COVER DALAM .................................................................................... i LEMBAR PENGESAHANSKRIPSI....................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. vi ABSTRACT ..................................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI ..................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 11 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ...... 11 1 Teori Kualitas Audit ........................................................ 11 2 Teori Laporan Manajerial .............................................. 22 3 Teori Komite Audit ........................................................ 24 4 Teori Kualitas Laporan Keuangan ................................. 25 B. Penelitian Sebelumnya ....................................................... 34 C. Kerangka Pemikiran ........................................................... 38 x BAB III BAB IV BAB V D. Perumusan Hipotesis .......................................................... 40 METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 42 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 42 B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 42 C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 43 D. Metode Analisis Data ......................................................... 43 E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 46 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 48 A. Gambaran Obyek Penelitian ............................................. 48 B. Uji Statistik Deskripsi ......................................................... 49 C. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................... 50 D. Pembahasan ........................................................................ 59 PENUTUP ............................................................................... 61 A. Simpulan ........................................................................... 61 B. Saran .................................................................................. 61 Daftar Pustaka .......................................................................... 63 Lampiran .......................................................................... 65 xi DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 34 Tabel 4.1 Sampel Penelitian ............................................................... 48 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ............................................................. 49 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas (Tolerance dan VIF) ............... 52 Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................... 54 Tabel 4.5 Hasil Uji F .......................................................................... 56 Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ....................................................... 57 Tabel 4.7 Hasil Uji t (Uji Parsial) ...................................................... 58 xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 38 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 51 Gambar 4.2 Hasil Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Pendekatan Grafik .......................................................................... xiii 53 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran 1 Daftar Perusahaan Properti dan Real Estate....................... 66 Lampiran 2 Daftar Nama Sampel Penelitian ......................................... 69 Lampiran 3 Data Penelitian .................................................................. 70 Lampiran 4 Uji Normalitas ................................................................... 75 Lampiran 5 Uji Multikolinieritas .......................................................... 76 Lampiran 6 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 77 Lampiran 7 Uji Hipotesis ..................................................................... 78 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan dituntut dalam menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi para penggunanya. Dua hal yang menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam melakukan retensi adalah; pertama karena semakin mahalnya biaya perolehan pengguna baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa tingkat kemampulabaan perusahaan berbanding lurus dengan pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan pengguna secara permanen. Jones dan Sanser (2009: 126) yang mempelajari persiapan penerapan berbagai kesempatan perdagangan di era globalisasi berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama sekali, maka yang menjadi tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah nasabah-nasabah yang loyal. Untuk itulah, perusahaan dituntut untuk mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien, sehingga menjadi pilihan dari banyak nasabah yang pada gilirannya nanti diharapkan ”loyal”. Perkembangan industri saat ini semakin kompetitif, hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya sektor industri dan bertumbuhnya pasar. 1 Banyak perusahaan yang menawarkan produk dan jasanya kepada masyarakat dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kualitas audit merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan memiliki standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat bertahan hidup dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian, manajemen perusahaan harus dapat membuat suatu sistem yang baik dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah kualitas audit yang ada pada perusahaan tersebut. Menurut Krismiaji (2015:218), kualitas audit adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Sedangkan kualitas audit menurut Widjajanto (2011:18) adalah suatu pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi. Sehingga kualitas audit yang terdapat dalam perusahaan tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi meliputi segala aspek kegiatan perusahaan. Kualitas audit dapat digunakan untuk: Menjaga keamanan 2 harta milik perusahaan; Memberikan keyakinan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada pimpinan adalah benar; Meningkatkan efisiensi usaha; dan Memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan telah dijalankan dengan baik. Alasan perusahaan untuk menggunakan sistem kualitas audit adalah untuk membantu pimpinan agar seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Dalam proses untuk mengamankan kegiatan operasional dalam perusahaan sangat diperlukan prosedur pemeriksaan yang direncanakan untuk memverifikasi keefektifan sistem kualitas audit, efektivitas sistem kualitas audit perusahaan sangat diperlukan terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: frekuensi pelaksanaan proses dari pengendalian yang ditetapkan, mutu pelaksanaan prosedur pengendalian dan pegawai yang melaksanakan prosedur pengendalian tersebut. Untuk mendapatkan sistem kualitas audit yang efektif, harus diperhatikan unsurunsur yang terkandung di dalamnya. Menurut Widjajanto (2011:18) unsur-unsur kualitas audit meliputi struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, pelaksanaan praktek yang sehat, dan pegawai yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang dipikulnya. Menurut Susanto (2008:17) suatu perusahaan beroperasi dengan tujuan untuk mendapatkan laba. Banyak faktor yang mempengaruhi 3 pencapaian laba tersebut diantaranya efisiensi, efektivitas, kualitas audit, pengendalian, dan resiko. Dalam upaya menjalankan perannya, perusahaan sangat memerlukan sumber daya manusia yang baik, sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja suatu perusahaan, sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai pegawai pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan dalam melaksanakan operasional perusahaan. Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 8, Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menjelaskan mengenai kerangka kerja konseptual untuk pelaporan keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup tujuan dan karakteristik kualitatif pelaporan keuangan, yang sebelumnya dinyatakan dalam SFAC No. 1 dan SFAC No. 2. Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga pada media pelaporan lainnya. Cakupan pelaporan keuangan lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan. FASB menyatakan bahwa pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain. (dikutip dari Chariri dan Ghozali, 2007). 4 Pelaporan keuangan yang baik adalah pelaporan keuangan yang memenuhi tujuan dari pelaporan tersebut. Selain itu karakteristik kualitatif atas pelaporan keuangan yang baik telah ditetapkan dalam SFAC No. 8. Pelaporan keuangan yang baik mencakup pelaporan yang relevan (relevance) dan terpercaya (faithful representation). Pengungkapan dalam pelaporan keuangan merupakan mekanisme yang paling efisien dan efektif untuk mendorong manajer dalam pengelolaan perusahaan. Manager akan termotivasi untuk mengelola perusahaan lebih baik jika informasi dalam pelaporan keuangan memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu, dari pelaporan keuangan maka ada atau tidaknya fraud atau kecurangan dalam operasi perusahaan akan dapat diketahui. Informasi yang disajikan di pelaporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Manajemen harus menyajikan informasi dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang ada. Namun, pada beberapa entitas internasional pelaporan keuangan tidak hanya dibuat oleh manajemen. Peran fungsi kualitas audit menjadi lebih diperluas untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang awalnya hanya tanggung jawab manajemen. Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyadari bahwa auditor internal memiliki keterlibatan dalam proses pelaporan keuangan dan berkontribusi aktif untuk menciptakan praktik corporate governance yang lebih efektif (Salierno, 2007). Fungsi kualitas audit berfungsi untuk mengawasi manajemen bersama dengan komite audit. Dalam corporate 5 governance yang baik maka pelaporan keuangan yang dihasilkan pun lebih baik. Audit eksternal juga merupakan salah satu kunci mekanisme corporate governance bersama dengan komite audit, fungsi kualitas audit dan manajemen Auditor eksternal memiliki peran dalam penilaian dan pemberian opini terhadap penyajian laporan keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Opini auditor eksternal sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Pengguna laporan keuangan ini terutama adalah investor yang membutuhkan pengambilan keputusan investasi yang baik. Informasi yang disajikan dalam sebuah laporan keuangan akan lebih dipercaya oleh investor dan pengguna lainnya apabila auditor mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. Opini audit wajar tanpa pengecualian dapat menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan telah disajikan bebas salah saji material. Oleh karena adanya kepastian tersebut, pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar dan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Beberapa studi mengenai hubungan antara fungsi kualitas audit dan audit eksternal dan hubungannya dengan kualitas pelaporan keuangan telah dilakukan. Beberapa berfokus pada bagaimana kualitas audit dan kualitas laporan keuangan dapat mempengaruhi independensi dan kompetensi manajemen. Kompetensi kualitas auditor untuk memahami aspek finansial dan operasi perusahaan dapat mendukung peningkatan efektivitas 6 dan efisiensi audit eksternal yang dapat berujung pada penekanan biaya yang signifikan. Indonesia saat ini tengah menikmati pesatnya pertumbuhan ekonomi disaat pada umumnya negara-negara di dunia sedang dilanda krisis keuangan, terutama negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan pertumbuhan ekonomi diatas 6%, saat ini Indonesia merupakan termasuk negara triliuner dari segi PDB dan tergabung dalam kelompok 20 negara terkaya didunia dari sektor PDB. Dengan total PDB sebesar 1 triliun USD dan pendapatan perkapita sebesar 3000 USD lebih, menjadikan Indonesia masuk dalam negara berpendapatan kelas menengah di dunia. Aliran investasi asing atauforeign direct investmentke Indonesia semakin meningkat dan merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Meningkatnya aliran investasi tersebut, pemerintah Indonesia juga telah mencanangkan sebuah program terutama di sektor infrastuktur yaitu MP3EI. Megaproyek MP3EI diharapkan dapat memberikan efek nyata bagi perekonomian nasional di saat booming investasi yang terjadi di Indonesia saat ini. Hal itu terlihat dari banyaknya investor dari negara lain yang berminat menanamkan modalnya dalam bidang properti di negara ini. Geliat pertumbuhan investasi di sektor properti tidak hanya terjadi di Jabodetabek saja. Banyak daerah-daerah diluar pulau Jawa yang sektor propertinya mulai berkembang, seperti Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Pada 7 pameran REI sebelumnya di Pekanbaru menghasilkan Rp 60 Milliar, Palembang Rp 90 Milliar, dan di Manado Rp 195 Milliar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengeruh Kualitas Audit, Laporan Manajerial, dan Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini mengambil data Perusahaan Real Estate yang terdaftar di BEI sebagai populasinya. 2. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini mengambil pada rentang waktu 2013 sampai 2016. 3. Merodologi yang digunakan untuk hipotesis adalah dengan metode analisis regresi berganda untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan atas kualitas audit, laporan manajerial dan komite audit terhadap kualitas pelaporan keuangan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan? 2. Apakah laporan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan? 8 3. Apakah komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan? 4. Apakah kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap kualitas pelaporan keuangan. b. Menganalisis pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan. c. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas laporan keuangan d. Menganalisis pengaruh kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit secara bersama-sama terhadap kualitas pelaporan keuangan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diantaranya: 9 a. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas audit, laporan manajerial, komite audit, dan kualitas pelaporan keuangan. b. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh fungsi kualitas audit, laporan manajerial, komite audit, dan kualitas pelaporan keuangan. c. Memberikan informasi dan gambaran mengenai fungsi kualitas audit, laporan manajerial, komite audit, dan kualitas pelaporan keuangan. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1 Teori Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Munawir, 2014) Audit quality oleh Kane dan Velury (2010) dalam Simanjuntak (2015), didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar, kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis, dan lain sebagainya. Audit sendiri dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif 11 mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasil kepada para pengguna yang berkepentingan (Taylor dan Glezen, 2011) dalam Simanjuntak (2015). Dari pendapat tersebut dapat digambarkan hal-hal penting sebagai berikut: a. Audit harus dilakukan secara sistematis. Hal ini berarti audit tersebut dilakukan secara terencana dan menggunakan orang-orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor, serta mampu menjadi independensi dalam sikap mental baik dalam penampilan maupun dalam tindakan. b. Harus memperoleh bukti-bukti untuk dapat membuktikan hasil investigasi serta mengevaluasi apakah informasi keuangan telah sesuai dengan kriteria dan standar akuntansi yang telah ditetapkan. c. Menetapkan tingkat kesesuaian atau kewajaran antara asersi-asersi dalam laporan keuangan klien dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dimaksud adalah sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. d. Menyampaikan hasil-hasil auditannya kepada para pengguna yang berkepentingan (misalkan kepada managerial ownership), sehingga para pengguna yang berkepentingan dengan informasi tersebut akan dapat membuat keputusan ekonomi. 12 De Angelo (2011), mendefinisikan audit quality sebagai penilaian oleh pasar dimana terdapat kemungkinan auditor akan memberikan a) Penemuan mengenai suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien; dan b) adanya pelanggaran dalam pencatatannya. Kemungkinan bahwa auditor akan melaporkan adanya laporan yang salah saji telah dideteksi dan didefinisikan sebagai independensi auditor. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Menurut Boynton dan Kell (dalam Wahana volume 2 2014:23), kualitas jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien, masyarakat umum, dan aturan-aturan. 13 Sedangkan dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), yang dikeluarkan oleh IAPI tahun 2009 dinyatakan bahwa kriteria atau ukuran mutu mencakup mutu profesional auditor. Kriteria mutu profesional auditor seperti yang diatur oleh standar umum auditing meliputi independensi, integritas dan objektivitas. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa audit bertujuan meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien dan masyarakat umum yang juga mencakup mengenai mutu profesional auditor. Dalam Wahana Vol 2 (2014:24) disebutkan ada 9 elemen pengendalian kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai agar sesuai dengan standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa review. Sembilan elemen pengendalian kualitas tersebut adalah: a. Independensi Seluruh auditor harus independent terhadap klien ketika melaksanakan tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah dengan mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada staf. b. Penugasan personil untuk melaksanakan perjanjian Personil harus memiliki pelatihan teknis dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam penugasan. Prosedur dan kebijakan yang digunakan yaitu dengan mengangkat personil yang tepat dalam 14 penugasan untuk melaksanakan perjanjian serta memberi kesempatan partner memberikan persetujuan penugasan. c. Konsultasi Jika diperlukan personil dapat mempunyai asisten dari orang yang mempunyai keahlian, judgment, dan otoritas yang tepat. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai dengan keahliannya. d. Supervisi Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan telah sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah menetapkan prosedur-prosedur untuk mereview kertas kerja dan laporan serta menyediakan supervise pekerjaan yang sedang dilaksanakan. e. Pengangkatan Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk melaksanakan tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah selalu menerapkan suatu program pengangkatan pegawai untuk mendapatkan karyawan pada level yang akan ditempati. f. Pengembangan profesi Personil harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menyediakan program peningkatan keahlian 15 spesialisasi serta memberikan informasi kepada personil tentang aturan professional yang baru. g. Promosi Personil harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap tingkat pertanggungjawaban dalam kantor akuntan serta secara periodik membuat evaluasi terhadap personil. h. Penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien Kantor akuntan harus meminimalkan kemungkinan penerimaan penugasan sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang kurang. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kriteria dalam mengevaluasi klien baru serta mereview prosedur dalam kelangsungan kerja sama dengan klien. i. Inspeksi Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen lain yang akan diterapkan secara efektif. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mendefinisikan luas dan isi program inspeksi serta menyediakan laporan hasil inspeksi untuk tingkat manajemen yang tepat. Hasil penelitian Behn et al (2012:563) ada 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan 16 klien, yaitu: pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit. Berikut ini adalah 12 atribut kualitas audit yaitu : a. Pengalaman melakukan audit (client experience) Pengalaman merupakan atribut yang penting yang harus dimiliki oleh auditor. Hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor berpengalaman. b. Memahami industri klien (industry expertise) Auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat operasi suatu usaha, seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah serta perubahan teknologi yang berpengaruh terhadap auditnya. c. Responsive atas kebutuhan klien (Responsiveness) Atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu KAP adalah kesungguhan KAP tersebut memperhatikan kebutuhan kliennya. d. Taat pada standar umum (Technical competence) Kredibilitas auditor tergantung kepada: kemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang material dan kesalahan penyajian serta kemungkinan auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya. Ke dua hal tersebut mencerminkan terlaksananya standar umum. 17 e. Independensi (Independence) Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Bersikap independen artinya tidak mudah dipengaruhi. f. Sikap hati-hati (Due Care) Auditor yang bekerja dengan sikap kehati-hatian akan bekerja dengan cermat dan teliti sehingga menghasilkan audit yang baik, dapat mendeteksi dan melaporkan kekeliruan serta ketidakberesan. g. Komitmen yang Kuat Terhadap Kualitas Audit (Quality Commitment) IAI sebagai induk organisasi akuntan publik di Indonesia mewajibkan para anggotanya untuk mengikuti program pendidikan profesi berkelanjutan dan untuk menjadi anggota baru harus mengikuti program profesi akuntan (PPA) agar kerja auditnya berkualitas hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari IAI dan para anggotanya. h. Keterlibatan pimpinan KAP Pemimpin yang baik perlu menjadi vocal point yang mampu memberikan perspektif dan visi luas atas kegiatan perbaikan serta mampu memotivasi, mengakui dan menghargai upaya dan prestasi perorangan maupun kelompok. 18 i. Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (field work conduct) Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan membuat suatu program audit secara tertulis, dengan tepat dan matang akan membuat kepuasan bagi klien. j. Keterlibatan komite audit Komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis dikarenakan mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporan keuangan. k. Standar etika yang tinggi (Ethical Standard) Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor harus menegakkan etika profesional yang tinggi agar timbul kepercayaan dari masyarakat. l. Tidak mudah percaya Auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa manajer adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan akan memberikan kepuasan bagi klien. Menurut Tugiman Hiro (2007: 115), fungsi Kualitas Auditing adalah: a. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi. 19 b. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan. c. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian serta menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan. d. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan dan menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen. f. Pemeriksaan intern dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu Kualitas Auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujuan perusahaan. g. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan. 20 h. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan. i. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya. j. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan dari prosedur intern. k. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja. l. Menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen. Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kualitas Auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kualitas Auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut: a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedurprosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. 21 c. Memastikan seberapa dipertanggungjawabkan terjadinya segala dan bentuk jauh dilindungi pencurian, harta dari perusahaan kemungkinan kecurangan dan penyalahgunaan. d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dan untuk menjalankan kewajibannya ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu kompetensi (keahlian), independensi dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan. 22 2. Teori Laporan Manajerial Menurut Djojosoedarso (2013: 25) pengertian laporan manajemen adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Menurut S. Dorfman (2014: 44) We define risk management as the logical development and carrying out of a plan to deal with potential looses. Manajemen resiko menurut Djohanputro (2008: 43) laporan manajemen merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan resiko. Laporan manajemen menurut Siahaan (2007) adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek. Pengertian laporan manajemen menurut Tampubolon (2014) diartikan sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu, atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen. Menurut Fahmi (2010: 2) laporan manajemen adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. 23 Menurut Darmawi, (2015: 11) manfaat laporan manajemen yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu: a. Dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. b. Menunjang secara langsung peningkatan laba. c. Dapat memberikan laba secara tidak langsung. d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. e. Melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image. 3. Teori Komite Audit Smith Report dalam Puspita (2014: 117) menyatakan bahwa peran esensial dari komite audit adalah memastikan independensi dan objektivitas auditor eksternal, selain memonitor manajemen perusahaan. Peran utama dan tanggung jawab komite audit yaitu: mengawasi integritas laporan keuangan perusahaan; melakukan review atas sistem kontrol keuangan internal perusahaan; mengawasi dan melakukan review atas efektivitas fungsi audit internal perusahaan; membuat rekomendasi kepada dewan dalam hubungan dengan pertemuan dengan auditor eksternal dan menyetujui remunerasi dan perjanjian dengan auditor eksternal; 24 mengawasi dan melakukan review atas independensi, efektivitas, dan objektivitas auditor eksternal; serta mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dalam perjanjian dengan auditor eksternal untuk memenuhi jasa non-audit. Di dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan mendukung proses audit internal dan eksternal menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Purwati (2006: 68-69) mengungkapkan betapa serangkaian ketentuan mengenai Komite Audit telah dibuat, antara lain sebagai berikut: a. Pedoman Good Corporate Governance (Maret, 2001) yang menganjurkan semua perusahaan di Indonesia memiliki Komite Audit. b. Keputusan Ketua BAPEPAM (yang sekarang telah berubah menjadi OJK) Nomor: KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012itentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. c. Kep. 339/BEJ/07-2001, yang mengharuskan semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki Komite Audit. d. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-103/MBU/2002 yang mengharuskan semua BUMN mempunyai Komite Audit. e. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 yang mengharuskan semua BUMN mempunyai Komite Audit. 25 Menurut Effendy (2012), tujuan dan manfaat pembentukan komite audit adalah : a. Pelaporan Keuangan Direksi dan dewan komisaris bertanggungjawab atas laporan keuangan dan auditor eksternal bertanggungjawab hanya atas laporan keuangan audit eksternal. Dalam hal ini komite audit melaksanakan pengawasan independen atas proses pelaporan keuangan dan laporan audit eksternal. b. Manajemen Risiko dan Kontrol Komite audit memberikan pengawasan independen atas proses risiko dan kontrol. c. Corporate Governance Komite audit melaksanakan pengawasan independen atas proses tata kelola perusahaan, sedangkan direksi dan dewan komisaris terutama bertanggungjawab atas pelaksanaan corporate governance, Komtie audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Membantu dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. b. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan. 26 c. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal audit. d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris/dewan pengawas. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris atas laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Tugas-tugas tersebut antara lain meliputi: a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. d. Melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi. e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten atau perusahaan publik. 27 f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan. Hubungan yang erat antara komite audit dengan Dewan Komisaris terlihat dalam kewajiban pelaporan Komite Audit. Komite Audit bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang telah ditentukan dan wajib membuat laporan atas setiap penggunaan yang diberikan. Untuk mengukur kefektifan komite audit, penelitian ini menggunakan dua proksi, yaitu jumlah frekuensi rapat komite audit dan financial expertise background anggota komite audit. 4. Teori Kualitas Laporan Keuangan Kualitas laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Fahmi, 2006:63). Kualitas laporan keuangan menggambarkan keadaan atau kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi berupa laporan keuangan (Purba, 2013:56). Hal ini sangat penting untuk mengetahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Menurut Suta (2007:12) kinerja perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kinerja operasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja 28 keuangan mewakili konsep non keuangan seperti pangsa pasar, pengenalan produk baru, kualitas produk, efektivitas pemasaran dan ukuran-ukuran lain dari efisiensi teknologis yang merupakan bagian dari operasi perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemerintah melalui Departemen Keuangan telah menetapkan kriteria-kriteria bagi penilaian kinerja perusahaan BUMN sesuai dengan surat keputusan menteri keuangan No. 826/KMK.013/1992 tanggal 28 Juni 1992 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja perusahaan merupakan penilaian terhadap efisiensi dan produktivitas perusahaan yang dilakukan secara berkala atas laporan manajemen dan laporan keuangan. Hasil penilaian kinerja tersebut digunakan untuk menentukan penggolongan tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja keuangan yang dilihat berdasarkan laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen akan memberi arti pada saat dianalisis terhadap pelaksanaan kinerja yang telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut nantinya akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan dan juga dapat diketahui kelemahan maupun prestasi yang dimiliki oleh 29 perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat menggunakannya sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah: a. Mengetahui tingkat likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui tingkat solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. c. Mengetahui tingkat rentabilitas Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Mengetahui tingkat stabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya. Menurut Hanafi (2010:76) ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja yaitu: a. Ukuran Kriteria Tunggal 30 Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan. b. Ukuran Kriteria Beragam Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari beragam kriteria. Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. c. Ukuran Kriteria Gabungan Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka 31 tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer. Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut IAI (2017) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah“memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.” Melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar di dalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Laporan 32 keuangan menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi mereka. Sesuai seperti yang diungkapkan oleh IAI, laporan keuangan digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Hasil dari kinerja keuangan perusahaan mencerminkan seberapa sehat perusahaan itu. Analisis kinerja keuangan perusahaan juga dapat membantu para investor dalam pengambilan keputusan selain itu informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi bahan evaluasi bagi manajemen. Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. 33 B. Penelitian Sebelumnya Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan sebagai acuan oleh peneliti yakni: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1 Peneliti Catherine Octorina Marpaung (2014) Judul Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit Dan Kepemilikan Manajerial Pada Perataan Laba 2 Shabrina Rahutami Nur Amalia Pengaruh Auditor Internal Variabel Variabel bebas : Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Manajerial Variabel Terikat: Perataan Laba Variabel bebas: Auditor Metodologi Metode penelitian berbentuk penelitian asosiatif dengan tipe kausalitas. Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur dengan perataan laba sebagai obyek penelitian. Variabel – variabel yang dianalisis terdiri dari variabel bebas terdiri dari dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit, dan kepemilikan manajerial dan variabel terikat yaitu perataan laba. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hasil Temuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba, sedangkan kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor internal mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan. Kordinasi 34 No 3 Peneliti (2014) Judul Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jawa Tengah Variabel Internal Variabel Terikat: Kualitas Pelaporan Keuangan Ulum Tri Handayani, Sylvia Veronica Siregar dan Elok Tresnanings ih, (2006) Kualitas Pelaporan Keuangan, Mekanisme Governance, dan Efisiensi Investasi” Variabel bebas: Kualitas Pelaporan Keuangan, Mekanisme Governance, Variabel Terikat: Efisiensi Investasi” Metodologi convenient sampling. Penggunaan teknik convenient sampling memiliki tujuan agar mempermudah pengawasan dan pengendalian kuesioner, sehingga data dapat segera diperoleh dan diolah. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey dan wawancara yang berupa pertanyaan tertulis (kuesioner) dan lisan. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di bursa efek masing-masing negara di ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina selama periode 2007-2012. Pemilihan periode penelitian dimulai pada tahun 2007 dikarenakan ketersediaan data analyst following yang hanya Hasil Temuan dan kerjasama antara auditor internal dan auditor eksternal memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Semakin baiknya derajat keterlibatan auditor internal dalam pengawasan keandalan pelaporan keuangan akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa analyst following tidak memoderasi asosiasi antara kualitas pelaporan keuangan dengan efisiensi investasi, baik untuk kondisi underinvestment maupun overinvestment. 35 No 4 5 Peneliti Judul Variabel Metodologi dapat diakses sejak tahun tersebut. Allam The Audit Variabel The study sample included all Mohammed Committee bebas: Jordanian industrial Mousa Characteristic Audit corporations listed in ASE Hamdan s and Committees which met the conditions of Ahlia, Sabri Earnings Variabel having all necessary data Maher Sabri Quality: terikat: available, and having never Mushtaha, Evidence Earnings been merged or delisted dan Abd from Jordan Quality through the period of the Almuttaleb study. 50 companies met such Mohammed conditions from 2004–2009. Al-Sartawi, We focus on the six-year (2013) window 2004-2009 because the Code of audit committee was voluntary in 2002 and portions of the Code became mandatory in the Securities Market Law in 2004. Evelyn R. The Variabel examine the strategic Patterson, J. Interrelation bebas: interaction among a manager, Reed Smith, between Audit Quality an external auditor, and the dan Samuel Audit Quality Managerial market. The manager L. Tiras, and Reporting privately observes the firm's (2016) Managerial Variabel earnings and then issues a Reporting terikat: report on earnings. The Choices and Financial auditor chooses the Hasil Temuan the size of the audit committee is inversely connected with earnings quality measured by its ability to survive in the future. It is not suitable to increase the size of the audit committee to a great extent in order to perform perfectly; the size should be within the convenient range which makes it more effective. We afterwards studied the role of independence of members of the audit committee in making them more able to improve earnings quality, but we didn’t find any relationship between this variable and earnings quality. empirical predictions about how audit quality factors, including audit cost and auditor liability, influence market prices by influencing managerial reporting bias. Likewise we provide empirical predictions on how managerial reporting bias influences market prices by influencing the extent of auditing. 36 No Peneliti Judul Its Effects on Financial Reporting Quality Variabel Reporting Quality Metodologi probability of detecting bias (or audit effort) after observing the manager's report. The market determines the firm’s stock price based on the manager's report, knowing that the auditor performed an audit on the manager's report and that the auditor's effort strategy influences the manager's choice of earnings report. Hasil Temuan Our analysis demonstrates that audit quality and managerial reporting bias are intertwined and that their interrelation drives market pricing. Sumber : 1. http://ssrn.com/ 2. Australasian Accounting Business and Finance Journal 3. .Simposium Nasional 4. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 37 C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut : Pengaruh Kualitas Audit, Laporan Manajerial Dan Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Teori Kualitas Audit, Teori Laporan Manajerial, Teori Komite Audit, dan Teori Kualitas Pelaporan Keuangan Laporan Manajerial Kualitas Laporan Keuangan Kualitas Audit Komite Audit Analisis Data: 1. Analisis Statistik Deskriptif 2. Analisis Pengujian Asumsi Klasik 3. Uji Hipotesis Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran 38 D. Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Munawir, 2014). Kualitas laporan keuangan menggambarkan keadaan atau kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi berupa laporan keuangan (Purba, 2013:56). Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan diantaranya Evelyn R. Patterson, J. Reed Smith, dan Samuel L. Tiras, (2016) bahwa kualitas audit memiliki keterkaitan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Shabrina Rahutami Nur Amalia (2014) menunkukkan Kordinasi dan kerjasama antara auditor internal dan auditor eksternal memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesisi sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan. 39 2. Pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan. Menurut Djojosoedarso (2013: 25) pengertian laporan manajemen adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Kualitas laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Fahmi, 2006:63). Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan diantaranya Evelyn R. Patterson, J. Reed Smith, dan Samuel L. Tiras, (2016) bahwa pelapora manajerial memiliki keterkaitan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesisi sebagai berikut: H2: Terdapat pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas laporan keuangan. 3. Pengaruh audit terhadap kualitas laporan keuangan Di dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan mendukung proses audit internal dan eksternal menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan akurasi laporan 40 keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan menggambarkan keadaan atau kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi berupa laporan keuangan (Purba, 2013:56). Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan diantaranya Allam Mohammed Mousa Hamdan Ahlia, Sabri Maher Sabri Mushtaha, dan Abd Almuttaleb Mohammed Al-Sartawi, (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara komite audit dengan kualitas laba. Hal ini dikarenakan komite audit pada peusahaan industri Jordania tidak independen. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesisi sebagai berikut: .H3: Terdapat pengaruh komite audit terhadap kualitas laporan keuangan. Dari semua penjelasan diatas juga dapat ditarik hipotesis lain sebagai berikut: H4: Terdapat pengaruh kualitas audit, laporan manajerial dan komite audit secara bersama-sama terhadap kualitas laporan keuangan. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit terhadap variabel dependen yaitu kualitas pelaporan keuangan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. B. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kasual. Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel atau lebih variabel terhadap variabel tertentu yang bersifat sebab akibat. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independent variable) yaitu kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit serta satu variabel yang terikat (dependent variable) yaitu kualitas pelaporan keuangan. Proses pemilihan sampel merupakan suatu proses yang penting dalam melakukan suatu penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan penulis adalah teknik simple random samping, karena pengambilan sampel anggota 42 populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan sampel acak dari data perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2013-2016. D. Metode Analisa Data 1. Statistik Deskriptif Analisis ini menghitung nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi, dan keterangan lainnya dari variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komisaris independen, keberadaan komite audit, financial leverage, total aktiva, ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor. 2. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik untuk menguji kelayakan penggunaan model regresi dan kelayakan variabel bebas. Tujuan pengujian asumsi klasik adalah agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik sehingga hasil penelitian dapat lebih diandalkan. a. Uji Normalitas Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Dalam analisis multivariate, para peneliti menggunakan pedoman kalau tiap variabel terdiri dari 30 data, maka data sudah 43 berdistribusi normal. Meskipun demikian, untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis dan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan cara melihat koefisien Jarque Bera dan probabilitasnya: 1) Bila nilai Jarque Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal. 2) Bila probabilitas lebih besar dari 5%, maka dara berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini uji multikolinearitas dilakukan dengan correlation matrix test untuk variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komisaris independen, keberadaan komite audit, financial leverage, total aktiva, ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor. Suatu data dikatakan tidak mengalami atau bebas dari multikolinearitas jika memiliki koefisien korelasi antarvariabel < 0,5. Jika terjadi multikolinearitas maka akan dibuat pemodelan khusus untuk setiap variabel independen misalnya dengan cara menambahkan datanya jika memungkinkan, menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang memiliki hubungan linear yang kuat dengan variabel lain atau dengan cara mentransformasikan salah satu atau beberapa variabel. c. Uji Auto Korelasi Panduan yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi akan dipakai besaran Durbin-Watson (D-W). Secara 44 umum dapat diambil patokan : 1) Angka D – W; 0 – 1,10 berarti ada autokorelasi yang positif. 2) Angka D-W; 1,54 – 2,46 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W; 2,90 – 4 berarti ada autokorelasi yang negatif. d. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi terdapat heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilakukan uji white. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai probabilitas untuk ObsR-squared, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat heteroskedastis. e. Analisis Regresi Berganda Untuk menentukan apakah suatu model sudah baik maka perlu diperhatikan nilai koefisien determinasi (adjusted R2). Koefisien korelasi (R) sendiri digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai dari R berkisar dari 0 sampai dengan 1. Jika R semakin mendekati 1 maka hubungan yang terjadi semakin kuat. Tetapi jika R semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) 0,00 – 0,199 = sangat lemah 2) 0,20 – 0,399 = lemah 3) 0,40 – 0,599 = sedang 4) 0,60 – 0,799 = kuat 45 5) 0,80 – 1,000 = sangat kuat. Analisis koefisien determinasi (adjusted R2) dilakukan untuk mengetahui berapa besar persentase dari variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2 yang mendekati seratus persen berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. E. Operasionalisasi Variabel Menurut Aritonang R., (2009: 116), pengertian dari operasional variabel adalah penelitian berisi semua kegiatan yang akan dilakukan untuk memperoleh data empiris kuantitatif mengenai variasi karakteristik variabel tersebut, merupakan spesifikasi apa yang diukur dan bagaimana cara mengukurnya. Sedangkan menurut Supranto (2013: 13), definisi operasional adalah ”Upaya mereduksi konsep dari tingkat yang lebih konkret, dengan jumlah atau memecah menjadi dimensi kemudian elemen, diikuti dengan upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan elemen dimensi dari suatu konsep.” Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable) adalah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Husaini, 2013: 9), yang menjadi penelitian variabel bebas yaitu Kualitas Audit (X1), Laporan Manajerial (X2), dan Komite Audit (X3) serta satu variable terikat (dependent variable) ubahan terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel independen 46 (Husaini, 2013: 9), yang menjadi penelitian variabel independen yaitu Kualitas Laporan Keuangan (Y). 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa manajemen laba yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2016 dengan jumlah sebanyak 66 perusahaan. Pemilihan sampel penelitian digunakan teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 48 perusahaan. Berikut adalah data pemilihan populasi dan sampel. Tabel 4.1. Sampel Penelitian No 1 Keterangan Jumlah Perusahaan properti dan real estate yang 30 lengkap menerbitkan laporan keuangan 2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan (24) keuangan dalam satuan rupiah 3 Perusahaan yang tidak memiliki data yang (12) diperlukan dalam perhitungan penelitian Jumlah sampel dalam 1 periode 30 Jumlah sampel selama 4 periode (30x4) 120 Jumlah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2016 adalah 66 perusahaan. Namun tidak semua perusahaan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan tidak semua perusahaan memiliki 48 data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Terdapat 12 perusahaan yang tidak memiliki data yang diperlukan dalam perhitungan pelaporan keuangan periode 2013-2016. Selain itu, terdapat 24 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 30 perusahaan. B. Uji Statistik Deskripsi Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap suatu data pada variabel-variabel yang digunakan. Pengukuran yang digunakan dalam analisis statistik diskriptif dalam penelitian ini menggunakan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat diketahui gambaran tentang data kualitas pelaporan keuangan melalui variabel dependen dan kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit sebagai variabel independen. Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam tabel statistik deskriptif berikut ini: Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Kualitas Audit Laporan Manajerial Komite Audit Kualitas Pelaporan Keuangan Valid N (listwise) Minimum Maximum Mean Std. Deviation 120 120 120 0 .28 0 1 250.00 5 .28 10.6930 3.01 .453 44.63755 .957 120 -.09 .36 .0655 .07178 120 49 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa variabel dependen berupa kualitas pelaporan keuangan melalui variabel independen memiliki nilai minimum sebesar -0,09, nilai maksimum 0,36, nilai mean 0,0655, dan nilai standar deviasi 0,7178. C. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 30 perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia yang berhubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti sebagai berikut: 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah melakukan uji kualitas data dan semua data yang dihasilkan layak untuk digunakan dalam uji selanjutnya maka yang perlu dilakukan adalah uji asumsi klasik. Uji ini wajib dilakukan sebelum seseorang melakukan analisis regresi linier berganda. Adapun uji klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji multikolinieritas dan (3) uji heteroskedastisitas. 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji ini dapat dilakukan dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik maupun pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Adapun uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan histogram, hasilnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini. 50 Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah) Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram tidak miring ke kanan maupun ke kiri sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Kualitas Pelaporan Keuangan. 3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara variabel bebas atau tidak. Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,1 atau VIF < 5. Di bawah ini disampaikan hasil uji multikolinieritas dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) nya. 51 Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinieritas (Tolerance dan VIF) COLLINEARITY STATISTICS VARIABEL TOLERANCE VIF HASIL SIMPULAN HASIL SIMPULAN Kualitas Audit 0,923 > 0,1 1,083 <5 Laporan Manajerial 0,981 > 0,1 1,019 <5 Komite Audit 0,934 > 0,1 1,071 <5 Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah) Data di atas menunjukkan bahwa semua nilai tolerance variabel independen yang ada diatas 0,1 serta nilai VIF variabel independennya semua dibawah 5 yang berarti bawah tidak terjadi multikolinieritas. 4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pendekatan grafik. Di bawah ini penulis sampaikan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan grafik. 52 Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Grafik Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah) Grafik Scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Kualitas Pelaporan Keuangan berdasarkan masukan variabel independennya. 5. Hasil Uji Hipotesis Setelah semua data dinyatakan layak untuk dilakukan uji selanjutnya, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan uji hipotesis. Uji ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah sekaligus dugaan sementara atas jawaban rumusan masalah tersebut yang tertuang dalam hipotesis. Beberapa hal 53 yang termasuk ke dalam uji hipotesis ini antara lain persamaan regresi, uji F (uji simultan), koefisien determinasi (R2) dan uji t (uji parsial). 6. Persamaan Regresi Linier Berganda Hasil perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS), didapatkan tabel Coefficients seperti terlihat pada Tabel 4.4 di bawah ini. Dari tabel tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, salah satunya adalah persamaan regresi linier berganda. Tabel 4.4. Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .086 .022 Model 1 (Constant) Kualitas Audit .009 .015 Laporan .000 .000 Manajerial Komite Audit .007 .007 a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah) T 3.962 Sig. .000 .058 2.611 .042 .127 3.378 .011 .092 2.976 .031 Melihat nilai Unstandardizet Coefficients Beta di atas, maka dapat ditentukan persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan darienelitian ini, sebagai berikut: Y 0,086 0,009 X1 0,000 X 2 0,007 X 3 Yang berarti bahwa: a. Konstanta sebesar 0,086 yang berarti jika variabel Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite Audit dianggap nol maka variabel Kualitas Pelaporan Keuangan hanya sebesar 0,086. 54 b. Koefisien regresi variabel Kualitas Audit diperoleh nilai sebesar 0,009 yang berarti jika variabel Kualitas Audit mengalami kenaikan sementara variabel Laporan Manajerial dan Komite Audit diasumsikan tetap maka Kualitas Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,009. c. Koefisien regresi variabel Laporan Manajerial diperoleh nilai sebesar 0,000 yang berarti jika variabel Laporan Manajerial mengalami kenaikan sementara variabel Kualitas Audit dan Komite Audit diasumsikan tetap maka Kualitas Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,000. d. Koefisien regresi variabel Komite Audit diperoleh nilai sebesar 0,007 yang berarti bahwa jika variabel Komite Audit mengalami kenaikan sementara variabel Kualitas Audit dan Laporan Manajerial diasumsikan tetap maka Kualitas Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,007. 7. Hasil Uji F (Uji Simultan) Uji F atau dikenal dengan Uji Simultan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh semua variabel bebas (independent) dalam hal ini Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite Audit secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (dependent). Adapun hasil Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Anova di bawah ini. 55 Tabel 4.5. Hasil Uji F ANOVAa Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression .017 3 .006 Residual .596 116 .005 Total .613 119 F 1.124 Sig. .342b a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Laporan Manajerial, Kualitas Audit Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah) Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diolah dengan menggunakan SPSS adalah sebesar 0,342 > 0,05. Ini berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 8. Koefisien Determinasi Setelah variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia, maka untuk melihat seberapa besar pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel Model Summary hasil perhitungan dengan menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS), seperti terlihat di bawah ini. 56 Tabel 4.6. Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square a 1 .168 .028 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .003 .07167 a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Laporan Manajerial, Kualitas Audit b. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan Sumber: Hasil penelitian, 2017 (Data diolah) Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,003 atau 0,3%. Ini berarti bahwa variabel independen berupa Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite Audit secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,3% sedangkan sisanya sebesar 99,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 9. Hasil Uji t (Uji Parsial) Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan Uji t atau yang lebih dikenal dengan nama Uji Parsial. Jika Uji F bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama, maka Uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya secara parsial atau sendirisendiri. Jadi dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh Kualitas Audit terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan, pengaruh Laporan Manajerial terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan serta pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan. 57 Hasil Uji t penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Coefficients 4.4 di atas yaitu dengan melihat nilai t maupun sig.-nya. Guna lebih jelasnya dapat dilihat pada salinan tabel di bawah ini. Tabel 4.5. Hasil Uji t (Uji Parsial) t Sig. VARIABEL KESIMPULAN thitung ttabel HASIL α = 5% Kualitas Audit 2,611 > 2,042 0,042 < 0,05 Berpengaruh signifikan Laporan Manajerial 3,378 > 2,042 0,011 < 0,05 Berpengaruh signifikan Komite Audit 2,976 > 2,042 0,031 < 0,05 Berpengaruh signifikan Sumber: Hasil penelitian, 2017 (Data diolah) Guna menentukan H0 maupun H1 yang ditolak atau diterima maka nilai thitung di atas dapat dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat signifikasi 5% ( = 0,05). Nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% ( = 0,05) adalah 1,980. Dengan membandingkan thitung dan ttabel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Secara parsial Kualitas Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia karena thitung (2,611) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di atas 0,05. b. Secara parsial Laporan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia karena thitung (3,378) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di bawah 0,05. 58 c. Secara parsial Komite Audit berpengaruh signifikan tehadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia karena thitung (2,976) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di bawah 0,05. 10. Pengaruh Dominan Guna mengetahui variabel independen yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel dependennya adalah dengan cara melihat besarnya nilai Standaridized Coefficient Beta seperti terlihat pada Tabel 4.4 di atas. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa variabel independen yang mempunyai nilai Standaridized Coefficient Beta paling besar adalah variabel Laporan Manajerial yaitu sebesar 3,378 yang berarti bahwa variabel Laporan Manajerial merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. D. Pembahasan Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diawal dimana sampai saat ini masih ditemui kendala di Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia khususnya mengenai Kualitas Pelaporan Keuangan sehingga perlu dilakukan penelitian diantaranya dengan menggunakan variabel Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite Audit maka permasalahan tersebut setidaknya mulai terjawab. Dari ketiga variabel independen yang digunakan, terdapat dua variabel berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia yaitu Laporan Manajerial dan Kualitas Audit. Sedangkan variabel independen lainnya yaitu Komite Audit tidak 59 berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Jika dibandingkan dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tentunya hal ini akan lebih menguatkan penelitian-penelitian tersebut dimana selain karena faktor-faktor lain yang menentukan kualitas pelaporan keuangan adalah Laporan Manajerial dan Kualitas Audit. Dengan melihat uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tingginya Komite Audit tidak secara otomatis akan meningkatkan Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Ada titik tertentu dimana Komite Audit akan mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan namun juka ada titik tertentu dimana Komite Audit tidak akan mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan. 60 BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Simpulan Sesuai dengan uraian-uraian di atas serta hasil analisis dan interpretasi data yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Secara serempak kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. 2. Secara parsial kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. 3. Secara parsial laporan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. 4. Secara parsial komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 61 1. Perusahaan sebaiknya selalu memperhatikan kualitas audit dan perkembangan laporan manajerial, jangan stagnan yang pada akhirnya justru akan membuat kualitas pelaporan keuangan tidak baik. 2. Dalam membuat program khususnya yang berhubungan dengan laporan manajerial yang baik 3. Khusus dalam hal komite audit, perusahaan juga harus terus menciptakan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keuangan. 62 DAFTAR PUSTAKA Amalia, Shabrina Rahutami Nur (2014). Pengaruh Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah. Semarang: Universitas Dipenogoro. . Augusty, Ferdinand. (2006). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Skripsi, Tesis Dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Bramantyo Djohanputro. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM Manajemen. Djahotman Purba. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media. Efendy, Muh. Taufiq. (2012). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Semarang: Universitas Diponegoro. Hamdan, Allam Mohammed Mousa. (2013). The Audit Committee Characteristics and Earnings Quality: Evidence from Jordan. Jordania: Australasian Accounting Business and Finance Journal. Handayani, Ulum Tri. (2006). Kualitas Pelaporan Keuangan, Mekanisme Governance, dan Efisiensi Investasi. Universitas Indonesia: Simposium Nasional Akuntansi XVIII Harahap, Erny Silvya. (2008). Peranan Audit Internal dalam Mendukung Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Medan: jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Herman Darmawi. (2013). Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara. 63 Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Irham Fahmi. (2010). Manajemen Kinerja, Bandung: Alfabeta. Keputusan Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992. Kerlinger, Fred N. (2010). Foundation of Behavioral Research. Holth, Rinehart and Winston, Inc. Mahduh Hanafi dan Abdul Halim. (2010). Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP STIM. Manahan P. Tampubolon. (2014). Manajemen Keuangan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Munawir. (2014). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Yogyakarta: Liberty. Patterson, Evelyn R. (2016) The Interrelation between Audit Quality and Managerial Reporting Choices and Its Effects on Financial Reporting Quality. http://ssrn.com/abstract=2812853. Purba, Djahotman (2013). Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media. S. Djojosoedarso. (2013). Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi, Edisi. Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Suta, I Putu Gede Ary. (2007). Kinerja Pasar Perusahaan Publik di Indonesia: Suatu Analisis Reputasi Perusahaan. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti. Tugiman, Hiro, (2007). Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius. 64 65 Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE No Kode Saham Nama Emiten 1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 6 BIKA Binakarya Jasa Abadi Tbk 7 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 9 BKSL Sentul City Tbk 10 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 11 COWL Cowell Development Tbk 12 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 13 CTRA Ciputra Development Tbk 14 DART Duta Anggada Realty Tbk 15 DILD Intiland Development Tbk 16 DMAS Puradelta Lestari Tbk 17 DUTI Duta Pertiwi Tbk 18 ELTY Bakrieland Development Tbk 19 EMDE Megapolitan Developments Tbk 20 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 21 GAMA Gading Development Tbk 22 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 23 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 24 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 25 JIHD Jakarta International Hotels Dan Development 26 JRPT Jaya Real Property Tbk 27 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 66 28 KPIG MNC Land Tbk 29 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 30 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk 31 LPCK Lippo Cikarang Tbk 32 LPKR Lippo Karawaci Tbk 33 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk 34 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 35 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 36 MTLA Metropolitan Land Tbk 37 MTSM Metro Realty Tbk 38 MYRX Hanson International Tbk 39 MYRXP Hanson International Tbk (Saham Seri B) 40 NIRO Nirvana Development Tbk 41 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 42 PPRO PP Properti Tbk 43 PWON Pakuwon Jati Tbk 44 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 45 RDTX Roda Vivatex Tbk 46 RODA Pikko Land Development Tbk 47 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 48 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 49 SMRA Summarecon Agung Tbk 50 TARA Sitara Propertindo Tbk 51 ACST Acset Indonusa Tbk 52 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 53 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk 54 FORZ Forza Land Indonesia Tbk 55 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 56 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 57 MTRA Mitra Pemuda Tbk 67 58 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk 59 PBSA Paramita Bangun Sarana Tbk 60 PTPP PP (Persero) Tbk 61 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 62 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk 63 TOTL Total Bangun Persada Tbk 64 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 65 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 66 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 68 Lampiran 2 DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bekasi Asri Pemula Tbk Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakriland Development Tbk Megapolitan Development Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Gading Development Tbk Gowa Makasar Tourism Development Tbk Greenwood Sejahtera Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Moderland Realty Ltd Tbk Metropolitan Land Tbk Metro Realty Tbk Nirvana Development Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Dadanayasa Arthatama Tbk Kode APLN ASRI BAPA BEST BIPP BKDP COWL CTRA DART DILD DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GWSA JRPT KIJA LAMI MDLN MTLA MTSM NIRO OMRE PLIN RDTX RODA RBMS SCBD 69 Lampiran 3 DATA PERUSAHAAN Tahun 2013 Kode APLN ASRI BAPA BEST BIPP BKDP COWL CTRA DART DILD DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GWSA JRPT KIJA LAMI MDLN MTLA MTSM NIRO Kualitas Audit 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 Saham Manajer 5,740,000,000 24,000,000,000 2,000,000,000 28,000,000,000 12,800,000,000 12,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000 10,000,000,000 24,000,000,000 3,000,000,000 94,400,000,000 10,000,000,000 4,400,000,000 24,000,000,000 240,000,000 23,000,000,000 25,000,000,000 29,800,000,000 4,000,000,000 9,170,537,064 20,000,000,000 58,212,000,000 40,000,000,000 Variabel Independen Laporan Manajerial Saham yang Laporan Beredar Manajerial 20,500,900,000 0.28 19,649,411,888 1.22 661,784,520 3.02 9,629,044,750 2.91 1,661,580,777 7.70 6,830,992,252 1.76 4,871,214,021 3.70 15,165,815,994 1.32 3,141,390,962 3.18 10,365,854,185 2.32 1,850,000,000 1.62 4,352,1913,019 2.17 3,350,000,000 2.99 2,721,000,000 1.62 10,011,027,500 2.40 101,538,000 2.36 7,800,760,000 2.95 13,750,000,000 1.82 20,121,371,043 1.48 1,148,418,000 3.48 12,533,067,322 0.73 7,579,333,000 2.64 232,848,000 250.00 18,026,591,500 2.22 Variabel Dependen Komite Audit 5 3 3 3 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 0 Pelaporan Keuangan Total Asset Net Income ROA 19,679,908,990 14,428,082,567 175,635,233,972 3,360,272,281,414 557,663,263,041 845,487,178,846 1,944,913,754,306 20,114,871,381,857 4,768,449,638 7,526,470,401,005 7,473,596,509,696 12,301,24,419,066 938,536,950,089 429,979,371,877 1,290,583,599,639 1,307,846,871,186 2,045,701,784,445 6,163,177,866 8,255,167,231,158 612,074,767 9,647,813,079,565 2,834,484,171 98,129,812,821 2,955,009,160,767 930,240,497 889,576,596 5,025,737,151 744,813,729,973 109,387,233,278 -59,138,577,166 48,711,921,383 1,413,388,450,323 180,800,291 329,608,541,861 756,858,436,790 -232,249,751,768 34,002,476,382 -7,958,072,266 20,527,562,954 91,845,276,661 144,360,310,456 546,269,619 104,477,632,614 54,340,019 2,451,686,470,278 240,967,649 -2,076,924,553 7,206,354,968 0.05 0.06 0.03 0.22 0.22 -0.07 0.03 0.07 0.04 0.04 0.10 -0.02 0.04 -0.02 0.02 0.07 0.07 0.09 0.01 0.09 0.25 0.09 -0.02 0.00 70 Tahun 2014 Kode OMRE PLIN RDTX RODA RBMS SCBD APLN ASRI BAPA BEST BIPP BKDP COWL CTRA DART DILD DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GWSA JRPT KIJA LAMI MDLN MTLA MTSM Kualitas Audit 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 Saham Manajer 7,520,000,000 5,000,000,000 560,000,000 53,894,400,000 1,080,033,500 5,183,464,000 5,740,000,000 24,000,000,000 2,000,000,000 28,000,000,000 12,800,000,000 12,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000 10,000,000,000 24,000,000,000 3,000,000,000 94,400,000,000 10,000,000,000 4,400,000,000 24,000,000,000 240,000,000 23,000,000,000 25,000,000,000 29,800,000,000 4,000,000,000 9,170,537,064 20,000,000,000 58,212,000,000 Variabel Independen Laporan Manajerial Saham yang Laporan Beredar Manajerial 1,745,000,000 4.31 3,550,000,000 1.41 268,800,000 2.08 13,592,128,209 3.97 326,722,500 3.31 3,322,092,000 1.56 20,500,900,000 0.28 19,649,411,888 1.22 661,784,520 3.02 9,645,462,300 2.90 3,032,239,245 4.22 7,315,022,252 1.64 4,871,214,021 3.70 6,150,000,000 3.25 3,141,390,962 3.18 10,365,854,185 2.32 1,850,000,000 1.62 43,521,913,019 2.17 3,350,000,000 2.99 2,721,000,000 1.62 10,011,027,550 2.40 101,538,000 2.36 7,800,760,000 2.95 13,750,000,000 1.82 20,235,279,075 1.47 1,148,418,000 3.48 12,533,067,322 0.73 7,579,333,000 2.64 232,848,000 250.00 Variabel Dependen Komite Audit 3 3 0 2 3 3 5 3 3 3 2 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 Pelaporan Keuangan Total Asset 822,190,160,767 4,126,804,890 1,549,674,922,146 2,750,856,730,771 158,997,539,543 5,550,429,288 23,686,158,211 16,924,366,954 176,171,620,663 3,652,993,439,542 613,810,885,565 829,193,043,343 3,682,393,492,170 23,283,477,620,916 5,114,273,658 9,004,884,010,541 8,024,311,044,118 14,506,123,496,863 1,179,018,690,672 459,446,166,175 1,390,092,733,576 1,524,317,216,546 2,292,661,995,500 6,684,262,908 8,505,270,447,485 631,395,724 10,446,907,695,182 3,250,717,743 92,326,274,743 Net Income -23,884,469,677 33,342,916 198,229,841,964 376,806,804,889 -13,984,028,601 1,754,524,211 983,875,368 1,176,955,123 7,046,505,797 391,352,903,299 19,658,721,859 7,194,926,446 165,397,041,451 398,603,030,590 408,108,626 432,417,358,803 701,641,438,319 474,714,851,340 45,023,513,886 2,423,674,916 47,282,552,970 120,000,195,583 171,745,364,480 714,531,063 394,055,213,379 38,389,080 711,211,597,935 309,217,292 -1,095,507,550 71 ROA -0.03 0.01 0.13 0.14 -0.09 0.32 0.04 0.07 0.04 0.11 0.03 0.01 0.04 0.04 0.08 0.05 0.09 0.03 0.04 0.01 0.03 0.08 0.07 0.11 0.05 0.06 0.07 0.10 -0.01 Tahun 2015 Kode NIRO OMRE PLIN RDTX RODA RBMS SCBD APLN ASRI BAPA BEST BIPP BKDP COWL CTRA DART DILD DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GWSA JRPT KIJA LAMI MDLN MTLA Kualitas Audit 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 Saham Manajer 40,000,000,000 7,520,000,000 5,000,000,000 560,000,000 53,894,400,000 1,080,033,500 5,183,464,000 5,740,000,000 24,000,000,000 2,000,000,000 28,000,000,000 12,800,000,000 12,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000 10,000,000,000 24,000,000,000 3,000,000,000 94,400,000,000 10,000,000,000 4,400,000,000 24,000,000,000 240,000,000 23,000,000,000 25,000,000,000 29,800,000,000 4,000,000,000 9,170,537,064 20,000,000,000 Variabel Independen Laporan Manajerial Saham yang Laporan Beredar Manajerial 18,029,794,000 2.22 1,745,000,000 4.31 3,550,000,000 1.41 268,800,000 2.08 13,592,128,209 3.97 326,722,500 3.31 3,322,092,000 1.56 20,500,900,000 0.28 19,649,411,888 1.22 661,784,520 3.02 9,647,311,150 2.90 4,669,648,436 2.74 7,315,022,252 1.64 4,871,214,021 3.70 6,256,250,888 3.20 3,141,390,962 3.18 10,365,854,185 2.32 1,850,000,000 1.62 43,521,913,019 2.17 3,350,000,000 2.99 2,721,000,000 1.62 10,011,027,656 2.40 101,538,000 2.36 7,800,760,000 2.95 13,750,000,000 1.82 20,662,178,685 1.44 1,148,418,000 3.48 12,533,067,322 0.73 7,655,126,330 2.61 Variabel Dependen Komite Audit 3 3 3 0 2 3 3 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 5 Pelaporan Keuangan Total Asset Net Income ROA 3,037,200,775,668 815,338,709,481 4,544,932,176 1,643,441,092,309 3,067,688,575,340 155,939,885,534 5,569,183,172 24,559,174,988 18,709,870,126 175,743,601,667 4,631,315,439,422 1,324,396,226,004 785,095,652,150 3,510,585,749,217 26,258,718 5,739,863,241 10,288,572,076,882 9,014,911,216,451 14,688,816,418,463 1,196,040,969,781 58,050,536,156 1,336,562,720,363 1,273,990,253,786 6,805,777,762,308 7,578,101,438 9,710,694,660,705 640,519,368 12,843,050,665,229 3,620,742,578 -108,501,147,457 107,056,814,569 358,244,143 232,637,367,044 517,557,620,084 3,001,250,377 131,543,017 1,118,073,171 684,282,753 1,385,373,448 214,155,173,397 125,181,521,808 28,227,002,713 174,809,293,323 1,740,300 179,008,683 419,044,195,464 670,949,496,747 724,166,901,246 61,268,278,934 59,505,139,120 4,980,106,484 118,494,551,050 1,263,864,476,009 869,777,178 331,442,663,161 153,538,451 1,437,825,252,519 238,637,079 -0.04 0.13 0.08 0.14 0.17 0.02 0.02 0.05 0.04 0.01 0.05 0.09 0.04 0.05 0.07 0.03 0.07 0.07 0.05 0.05 0.10 0.00 0.09 0.19 0.11 0.35 0.24 0.11 0.07 72 Tahun 2016 Kode MTSM NIRO OMRE PLIN RDTX RODA RBMS SCBD APLN ASRI BAPA BEST BIPP BKDP COWL CTRA DART DILD DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GWSA JRPT KIJA LAMI MDLN Kualitas Audit 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 Saham Manajer 58,212,000,000 40,000,000,000 7,520,000,000 5,000,000,000 560,000,000 53,894,400,000 1,080,033,500 5,183,464,000 5,740,000,000 24,000,000,000 2,000,000,000 28,000,000,000 12,800,000,000 12,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000 10,000,000,000 24,000,000,000 3,000,000,000 94,400,000,000 10,000,000,000 4,400,000,000 24,000,000,000 240,000,000 23,000,000,000 25,000,000,000 29,800,000,000 4,000,000,000 9,170,537,064 Variabel Independen Laporan Manajerial Saham yang Laporan Beredar Manajerial 232,848,000 250.00 22,198,871,804 1.80 1,745,000,000 4.31 3,550,000,000 1.41 268,800,000 2.08 13,592,128,209 3.97 326,722,500 3.31 3,322,092,000 1.56 20,500,900,000 0.28 19,649,411,888 1.22 661,784,520 3.02 9,647,311,150 2.90 4,669,648,582 2.74 7,315,022,252 1.64 4,871,214,021 3.70 6,315,623,997 3.17 3,141,390,962 3.18 10,365,854,185 2.32 1,850,000,000 1.62 43,521,913,019 2.17 3,350,000,000 2.99 2,721,000,000 1.62 10,011,027,656 2.40 101,538,000 2.36 7,800,760,000 2.95 13,750,000,000 1.82 20,662,178,685 1.44 1,148,418,000 3.48 12,533,067,322 0.73 Variabel Dependen Komite Audit 3 3 3 3 0 0 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 2 3 3 3 5 3 3 3 3 Pelaporan Keuangan Total Asset Net Income ROA 88,172,596,470 3,138,623,297,753 4,264,983,383,118 4,671,089,985 1,872,158,609,529 3,232,242,644,731 191,275,595,985 5,754,281,871 25,711,953,382 20,186,130,682 179,260,878,116 5,205,373,116,830 1,648,021,678,730 791,161,825,436 3,493,055,380,115 29,072,250 6,066,257,596 11,840,059,936,442 9,692,217,785,825 14,063,747,826,017 1,363,641,661,657 771,547,611,433 1,344,868,368,117 1,229,172,450,340 6,963,273,062,204 8,484,436,652 10,733,598,205,115 654,433,956 14,540,108,285,179 4,678,222,844 42,149,191,610 238,079,513,577 279,689,919 260,638,132,889 479,642,073,280 3,085,638,160 150,358,318 961,076,999 510,234,279 1,798,314,370 338,312,377,520 27,224,420,762 28,948,289,175 20,923,852,067 1,570,706 192,211,614 297,350,554,988 840,650,624,016 547,294,547,124 65,470,178,568 276,909,152,732 1,198,836,967 86,914,558,516 210,148,843,517 1,017,849,186 426,542,322,505 18,876,853 1,047,218,654,695 0.05 0.01 0.06 0.06 0.14 0.15 0.02 0.03 0.04 0.03 0.01 0.06 0.02 0.04 0.01 0.01 0.03 0.03 0.09 0.04 0.05 0.36 0.00 0.07 0.03 0.12 0.04 0.03 0.07 73 Tahun Kode MTLA MTSM NIRO OMRE PLIN RDTX RODA RBMS SCBD Kualitas Audit 1 0 0 1 1 0 1 0 0 Saham Manajer 20,000,000,000 58,212,000,000 88,000,000,000 7,520,000,000 5,000,000,000 560,000,000 53,894,400,000 1,080,033,500 5,183,464,000 Variabel Independen Laporan Manajerial Saham yang Laporan Beredar Manajerial 7,655,126,330 2.61 232,848,000 250.00 22,198,871,804 3.96 1,745,000,000 4.31 3,550,000,000 1.41 268,800,000 2.08 13,592,128,209 3.97 326,722,500 3.31 3,322,092,000 1.56 Variabel Dependen Komite Audit 5 3 3 3 3 0 2 3 3 Pelaporan Keuangan Total Asset 3,932,529,273 84,641,766,703 3,791,983,263,313 3,718,676,302,822 4,586,569,370 2,101,753,788,854 3,428,743,677,749 167,489,721,098 5,588,425,000 Net Income 309,279,940 2,364,989,126 31,336,684,656 318,395,155,443 725,619,401 258,948,179,433 61,152,185,891 6,713,147,549 335,809,686 74 ROA 0.08 0.03 0.01 0.01 0.16 0.12 0.02 0.04 0.06 Lampiran 4 UJI NORMALITAS 75 Lampiran 5 UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Std. Model 1 B Error (Constant) .086 .022 Kualitas Audit .009 .015 .000 .007 Laporan Manajerial Komite Audit Beta t Sig. 3.962 .000 .058 2.611 .042 .000 .127 3.378 .011 .007 .092 2.976 .031 Tolerance 0,923 0,981 0,934 VIF 1,083 1,019 1,071 a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan 76 Lampiran 6 UJI HETEROSKEDASTISITAS 77 Lampiran 7 UJI HIPOTESIS Model Summary Model 1 R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square .168a .028 .003 .07167 a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kualitas Audit, Laporan Manajerial ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression .017 3 .006 Residual .596 116 .005 Total .613 119 Sig. 1.124 .342b T Sig. a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kualitas Audit, Laporan Manajerial Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) .086 .022 Kualitas Audit .009 .015 .000 .007 Laporan Manajerial Komite Audit Coefficients Beta 3.962 .000 .058 2.611 .042 .000 .127 3.378 .011 .007 .092 2.976 .031 a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan 78