BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada penilaian kualtias
pertumbuhan ekonomi kawasan Subosukowonosraten. Data diambil secara
tahunan pada setiap kabupaten dan kota yang tergabung dalam kawasan
Subosukowonosraten tahun 2004-2013.
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder. data sekunder diperoleh dan
dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data
sekunder dalam penelitian ini berasal dari publikasi Badan Pusat Statistik
(BPS)
dan instansi lain yang berkaitan langsung dengan masalah yang
diteliti. Data yang digunakan adalah data rentet waktu (time-series) tahun
2004 – 2013 serta data cross-section yang meliputi 7 kabupaten dan kota
yang termasuk dalam wilayah Subosukowonosraten.
C. Definisi Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek
penelitian yang mempunyai kriteria yang sama. Penjelasan variabel yang
terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
32
33
1. Produk Domestik Regional Bruto
Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bila dipandang
dari sudut produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produksi neto barang
dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam satu region
atau wilayah selama jangka waktu tertentu yaitu satu tahun. Unit-unit
produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9
(sembilan) kelompok lapangan usaha (sektor). Dalam penyajian ini PDRB
dihitung berdasarkan harga tetap (harga konstan), yaitu pada harga-harga
barang yang berlaku di tahun dasar yang dipilih, yakni tahun dasar 2000.
Perhitungan berdasarkan harga konstan ini dilakukan karena sudah
dibersihkan dari unsur inflasi. Nilai PDRB dihitung dengan satuan rupiah
2. Produk Domestik Regional Bruto Per kapita
PDRB per kapita adalah PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah
penduduk yang tinggal pada daerah itu. PDRB perkapita dihitung dengan
satuan rupiah
3. IPM
IPM adalah indeks komposit yang dihitung sebagai ratarata sederhana dari
indeks harapan hidup, indeks pendidikan (melek huruf dan ratarata lama
sekolah), dan indeks standar hidup layak. IPM merupakan alat ukur kinerja
pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah atau secara lebih spesifik
merupakan alat ukur kinerja dari pemerintahan suatu wilayah negara,
provinsi atau kabupaten/kota.
dinyatakan dalam satuan persen.
Indeks Pembangunan Manusia ini
34
4. Penduduk
BPS mendefinisikan bahwa yang dimaksud penduduk adalah semua orang
yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6
(enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili 62 kurang dari
6 (enam) bulan tetapi bertujuan untuk menetap (dalam satuan jiwa).
5. Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu wilayah ke
wilayah lain yang dinyatakan dalam satuan Kilo Meter (Km). Jarak dalam
penelitian ini adalah jarak antara Kota Surakarta dengan kabupaten lain di
sekitarnya.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis Tipologi Klassen, Indeks
Williamson, Model Gravitasi dan Korelasi Pearson.
1. Indeks Williamson
Indeks Williamson dikemukakan oleh Jeffry G. Williamson
(1965). Indeks ini digunakan untuk mengukur ketimpangan pendapatan
antardaerah. Williamson mengemukakan model IW (indeks tertimbang
terhadap jumlah penduduk ) dan IUW (tidak tertimbang) untuk mengukur
tingkat ketimpangan pendapatan perkatipa suatu negara pada waktu
tertentu. Karena jumlah penduduk masing masing daerah biasanya sangat
variatif, maka model ketimpangan tertimbang menjadi relevan. (Arsyad,
2010: 294).
Berikut ini formulasi dari indeks ketimpangan daerah yang
dikemukakan oleh Williamson :
35
Dimana:
Iw
: adalah indeks wiliamson
Yi
: pendapatan perkapita di kabupaten/kota i
Y
: pendapatan perkapita rata rata Subosukowonosraten
f1
: jumlah penduduk di kabupaten/kota i
n
: jumlah penduduk SUBOSUKOWONOSRATEN
Ada tiga kriteria perhitungan indeks wiliamson ini, yaitu jika
indeks wiliamson menunjukkan:
 Angka 0,0 sampai 0,2, maka ketimpangan rendah.
 Angka 0,21 sampai 0,35, maka ketimpangannya sedang.
 Angka > 0,35, maka ketimpangan tinggi
2. Tipologi Klassen
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan klasifikasi tiap
kabupaten/kota di wilayah Subosukowonosraten. Model ini dikenalkan
oleh Leo Klassen (1965) dari Netherlands Economic Institute. Klassen
menggunakan suatu teknik sederhana yaitu dengan membandingkan
tingkat pertumbuhan dan laju pendapatan daerah. (Arsyad, 2010: 394)
Analisis ini kemudian membagi empat klasifikasi daerah yang
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu :
36
a. Kuadran I yaitu daerah maju dan cepat tumbuh (high growth and
high
income)
merupakan
daerah
yang
memiliki
tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi
dibanding rata-rata.
b. Kuadran II yaitu daerah maju tapi tertekan (low growth but high
income)
merupakan
daerah
yang
memiliki
pertumbuhan
ekonominya lebih rendah tapi pendapatan per kapita lebih tinggi
dibanding rata-rata.
c. Kuadran III yaitu daerah berkembang cepat (high growth but low
income) merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi tapi pendapatan per kapitanya lebih rendah dibanding
rata-rata.
d. Kuadran IV yaitu daerah relatif tertinggal (low growth and low
income) merupakan daerah yang pertumbuhan ekonomi maupun
pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding rata-rata.
Tabel 3.1
Pengelompokan Daerah Berdasarkan Tipologi Klassen
Sumber : Sjafrial (2014)
37
Keterangan :
Rij = Laju pertumbuhan PDRB ADHK tiap kabupaten/kota
R j = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB ADHK Subosukowonosraten
Yij = Pendapatan perkapita tiap kabupaten/kota
Y j = Rata-rata pendapatan perkapita Subosukowonosraten
Tipologi klassen juga dapat digunakan untuk mengelompokkan
potensi sektor ekonomi menurut masing masing daerah. Teknik yang
digunakan hampir sama hanya indikator yang digunakan berbeda jika
dibandingkan dengan teknik tipologi klassen wilayah yaitu dengan
menggunakan laju pertumbuhan sektor dan kontribusi masing masing
sektor pada setiap daerah.
Tabel 3.2
Pengelompokan Sektor Berdasarkan Tipologi Klassen
Kontribusi Sektoral di
Atas Rata-Rata
Kontribusi Sektoral di
Bawah Rata Rata
Pertumbuhan Ekonomi
di Atas Rata- Rata
Sektor Ekonomi
Andalan
Sektor Ekonomi
Potensial
Pertumbuhan Ekonomi
Di Bawah Rata- Rata
Sektor Ekonomi
Berkembang
Sektor Ekonomi
Tertinggal
Sumber : Sjafrial (2014)
3. Korelasi Pearson
Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur korelasi
linear antara dua variabel, biasanya di dalam statistik disebut sebagai
koefisien korelasi product moment pearson. Analisis korelasi dapat
menghasilkan 2 macam informasi, yaitu (1) kekuatan hubungan antara
38
dua variabel yang diamati, (2) apakah dua variabel yang dianalisis
berkorelasi atau tidak secara statistik. Perhitungan korelasi menggunakan
rumus sebagai berikut (Algifari, 2013: 231):
Keterangan:
r
= Nilai Korelasi Pearson
n
= Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx
= Total Jumlah dari Variabel X
Σy
= Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy
= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Besarnya koefisien korelasi adalah dari -1 sampai dengan +1.
Tanda (+ dan -) pada koefisien menunjukkan arah hubungan antar dua
variabel yang diamati. Tanda positif pada koefisien korelasi menunjukkan
hubungan yang searah antara dua variabel yang diamati.
Keeratan hubungan antara dua variabel dapat diketahui dari
besarnya nilai koefisien korelasi absolut (|r|) yang besarnya dari 0 sampai
dengan 1. jika koefisien korelasi absolut tersebut mendekati 1
menunjukkan hubungan korelasi antar dua variabel tersebut kuat.
Sebaliknya apabila nilai koefisen korelasi absolut tersebut mendekati 0,
maka korelasi antara dua variabel tersebut semakin lemah.
39
4. Model Gravitasi.
Dalam penelitian ini, Analisis gravitasi digunakan untuk
mengidentifikasi interaksi Kota Surakarta dengan daerah hinterland nya
dan mencari daerah mana yang berada dalam lingkup kawasan
SUBOSUKOWONOSRATEN yang memiliki interaksi kuat dengan Kota
Surakarta serta mengetahui pengaruh Kota surakarta sebagai pusat
pertumbuhan bagi kawasan SUBOSUKOWONOSRATEN. Berikut
adalah rumus analisis gravitasi menurut Suwardjoko (dikutip oleh Wiyadi
dan Rina, 2002):
I12 = a(W1P1) (W2P2) / J12
Keterangan :
I12
: interaksi dalam wilayah 1 dan 2
P1
: jumlah penduduk wilayah 1
W1
: PDRB perkapita wilayah 1(rupiah)
P1
: jumlah penduduk wilayah 1
W2
: PDRB perkapita wilayah 2(rupiah)
J12
: jarak antar wilayah 1 dan 2 (kilometer)
a
: konstanta yang nilainya 1
b
: konstanta yang nilainya 2
Kesimpulan :
a. Bila I12 nilainya semakin besar menunjukkan bahwa daya tarik
menarik antara daerah (1) dan (2) semakin kuat dan mengindikasikan
indikator kegiatan sosial ekonomi keduanya besar kaitannya.
40
b. Bila I12 nilainya semakin kecil maka daya tarik menarik antara
daerah (1) dan (2) semakin lemah dan mengindikasikan indikator
kegiatan sosial ekonomi keduanya kecil kaitannya.
Download