Peran Tanaman Refugia Terhadap Kelimpahan Serangga

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Peran Tanaman Refugia Terhadap Kelimpahan Serangga Herbivora
pada Tanaman Padi Pasang Surut
The Roles of Refugia Plants toward the Abundance of Herbivorous Insects
on Tidal Paddy Field
YULIA PUJIASTUTI *), H.W.S. WENI danABU UMAYAH
Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya Ogan Ilir
*)
Corresponding author: [email protected]
DRAFT
ABSTRACT
Tidal rice cultivation faces not only water problems but also insect pests. Therefore, it
must be controlled mainly by using natural enemies such as predatory insects and
parasitasitoid. Refugia plant is one of the temporary shelters that can meet the needs of
natural enemies. The aim of research was to determine the abundance, diversity and family
herbivore that dominates in paddy fields with or without refugia. The research was
conducted from December 2014 until March 2015, with the location of Mekar Sari village
of Muara Telang Banyuasin Regency, South Sumatra Province. Collection of data on the
herbivore insect was done by direct observation (visual control), insect nets and pitfall trap.
In practice, the observations were made on two subplots rice fields, i.e. one subplot was
surrounding by refugia plat and one subplot was not surrounding by refugia plant. The
refugia plant were longbean and corn. Observations were made on rice plants in vegetative
phase and the generative phase. The results showed 876 individu consisting of 6 orders and
11 families. The abundance of herbivorous insects obtained in the subplot with refugia
plants was lower than that of paddy field without refugia plant. Diversity of herbivorous
insects in the fields with plants refugia and without refugia is low to moderate. Insect
family that dominate on both subplots was Acrididae.
Keywords: herbivore, paddy, tidal area, insects, refugial plant
ABSTRAK
Budidaya tanaman padi pasang surut selain mengalami permasalahan air, juga
mengalami kendala berupa serangga hama tanaman. Oleh karenanya harus dilakukan
pengendalian terutama dengan memanfaatkan musuh alaminya berupa serangga predator
dan parasitasitoid. Tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang
dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami. Tujuan penelitian untuk mengetahui
kelimpahan, diversitas dan famili herbivora yang mendominasi pada lahan sawah dengan
atau tanpa refugia. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan
Maret 2015, dengan lokasi Desa Mekar Sari Kecamatan Muara Telang Kabupaten
Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Koleksi data tentang keberadaan arthropoda
dilakukan dengan pengamatan langsung (visual control), penggunaan jaring serangga dan
pitfall trap. Pada pelaksanaannya, pengamatan arthropoda dilakukan pada 2 subplot sawah
dengan perincian satu subplot dengan tanaman refugia berupa tanaman kacang panjang dan
jagung, sedangkan satu subplot lain tanpa tanaman refugia. Pengamatan dilakukan pada
1
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
tanaman padi fase vegetatif dan fase generatif. Hasil pengamatan dan identifikasi
menunjukkan 876 individu yang terdiri dari 6 ordo dan 11 famili. Kelimpahan jumlah
serangga herbivora yang didapat pada subplot dengan tanaman refugia lebih rendah
dibandingkan dengan tanaman padi tanpa tanaman refugia. Diversitas serangga herbivora
di sawah dengan tanaman refugia dan tanpa refugia tergolong rendah hingga sedang.
Famili yang mendominasi pada kedua subplot tersebut adalah Acrididae.
Kata kunci: herbivora, padi, pasang surut, serangga, tanaman refugia
PENDAHULUAN
DRAFT
Budidaya tanaman padi di lahan pasang surut terutama sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasang surutnya air laut atau sungai, sehingga usaha ini hanya dapat dilakukan
sekali dalam setahun. Pada umumnya penanaman padi dilakukan dengan cara tabur benih
langsung (Tabela) sehingga tidak terdapat jarak tanam di lahan padi. Selain mengalami
permasalahan air, usaha penanaman padi di lahan pasang surut juga mengalami kendala
adanya serangan hama tanaman. Beberapa jenis serangga seperti wereng coklat, hama
putih palsu, penggerek batang, menjadi hama penting pada tanaman padi di lahan pasang
surut. Pada umumnya untuk mengatasi masalah tersebut, petani melakukan pengendalian
dengan cara yang paling mudah dan praktis yaitu dengan pengendalian kimia
menggunakan insektisida. Namun cara tersebut seringkali menimbulkan kerugian terhadap
lingkungan berupa pencemaran dan kematian beberapa jenis serangga berguna seperti
musuh alami (predator dan parasitoid) dan serangga penyerbuk.
Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung sementara
sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman di pinggir lahan dapat
dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Selain bertujuan untuk mendapatkan hasil
produksi sampingan, penanaman tanaman di pinggir lahan dapat berfungsi sebagai sumber
makanan bagi imago baik parasitoid maupun predator dan berlindung sementara (refugia).
Tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup musuh alami. Sari dan Yanuwiadi (2014) melaporkan bahwa jumlah
arthropoda yang mendatangi tanaman refugia cukup tinggi sehingga menurunkan tingkat
populasi arthropoda pada tanaman padi merah. Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani et
al (2013) menyebutkan bahwa jumlah arthropoda yang tertarik pada tanaman refugia lebih
tinggi dibandingkan pada lahan yang tidak dikombinasikan dengan tanaman refugia.
Pada sekitar tanaman padi sawah pasang surut, biasanya petani menanam tanaman
sayuran dan tanaman pangan yang lain seperti kacang panjang dan jagung pada area di
sekeliling lahan padi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kelimpahan, diversitas dan famili arthropoda herbivora yang mengunjungi pada lahan
sawah pasang surut yang disekelilingnya ditanami dengan tanaman refugia.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di sentra produksi padi pasang surut Sumatera Selatan
yaitu di Desa Mekar Sari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Secara
2
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Geografis Daerah Telang I terletak pada 02o29’ sampai 02o 48’ LS dan 104 o 30’sampai
104o52’ BT. dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 10 m dpl yang sebagian besar
merupakan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kondisi curah hujan bulanan saat
musim hujan mencapai 790 mm/bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember
2014 sampai dengan Maret 2015. Lahan percobaan seluas 0,5 ha dan di sekelilingnyaa
ditanami dengan kacang panjang dan jagung, sedangkan lahan seluas 0,5 ha tidak
dikelilingi oleh tanaman kacang pangjang dan jagung. Jarak antara kedua sawah tersebut
sekitar 100 meter.
DRAFT
Pengamatan serangga herbivora dilakukan dengan tiga metode yaitu visual control
(pengamatan langsung), penggunaan jaring serangga dan pemasangan pitfall trap.
Pengamatan dilakukan sebanyak empat kali yaitu dua kali masa vegetatif dan dua kali
masa generatif. Visual control dilakukan dengan mengamati serangga herbivora pada pagi
hari (jam 7- 9) dicatat serangga yang hinggap atau berada pada tanaman padi. Penggunaan
jaring serangga untuk pengambilan serangga herbivora dilakukan dengan 10 kali ayunan
ganda. Pemasangan pitfall trap pada lokasi lahan yang dikelilingi oleh tanaman refugia
dan lahan tanpa tanaman refugia. Pemasangan dilakukan pada pagi hari dan pengambilan
pitfall trap dilakukan setelah dipasang selama 2 x 24 jam. .
Analisis Data. Identifikasi serangga dilakukan di laboratorium Entomologi Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Data tentang
serangga herbivora dan pengaruh efek abiotik dianalisis secara desktiptif.
HASIL
Pengamatan serangga herbivora pada fase vegetatif
Pengamatan serangga herbivora saat padi pada saat fase vegetatif dilakukan
saat tanaman padi berumur 21hari dan 35 hari. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 5
ordo dan 12 famili serangga herbivora seperti tercantum pada Tabel 1 dan jumlah serangga
yang tertangkap sebanyak 267 ekor ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1.
Tabel 1. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan
teramati visual control pada fase vegetatif di sawah pasang surut dengan tanaman
refugia di Kecamatan Muara Telang
Ordo
Hemiptera
Diptera
Orthoptera
Coleoptera
Homoptera
Coleoptera
Coleoptera
Homoptera
Orthoptera
Lepidoptera
Hemiptera
Famili
Alydidae
Cecidomyiidae
Acrididae
Chrysomelidae
Cicadellidae
Coccinelidae
Curculionidae
Delphacidae
Gryllidae
Hesperidae
Pentatomidae
Pitfall trap

Jaring serangga






Visual control










3



Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
DRAFT
Gambar 1. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah
pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai
cara pengambilan sampel
Pada pengamatan tanaman padi tanpa dikelilingi oleh tanaman refugia, terlihat
jumalh family yang menyerang sebanyak 11 famli dari 5 ordo (Tabel 2) sedangkan jumlah
serangga yang ditemukan dengan berbagai teknik pengambilan (pitfall trap jaring serangga
dan visual control) sebanyak 324 ekor ditampilkan pada Gambar 2.
Tabel 2. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan
teramati visual control pada fase vegetatif di sawah pasang surut tanpa tanaman
refugia di Kecamatan Muara Telang
Ordo
Hemiptera
Diptera
Orthoptera
Coleoptera
Homoptera
Coleoptera
Coleoptera
Homoptera
Orthoptera
Lepidoptera
Hemiptera
Famili
Alydidae
Cecidomyiidae
Acrididae
Chrysomelidae
Cicadellidae
Coccinelidae
Curculionidae
Delphacidae
Gryllidae
Hesperidae
Pentatomidae
Pitfall trap

Jaring serangga






Visual control









4



Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
DRAFT
Gambar 2. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah
pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai
cara pengambilan sampel
Dari hasil pengamatan pada masa vegetatif sebanyak dua kali ditemukan sejumlah 5
ordo dan 12 famlil serangga herbivore. Dalam pengamatan ini, serangga atau arthropoda
yang lain yang tidak berperan sebagai herbivore diabaikan. Jumlah individu herboivora
yang dtemukan didominasi oleh family Acrididae ordo Orthoptera.
Pengamatan pada fase generatif.
Masa generatif ditandai dengan adanya kemunculan nunga padi dan bulir padi. Pada
saat ini, jumlah famili serangga herbivore pada tanaman dengan refugia yang muncul
jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah family pada saat pengamtan padi
fase vegetative. Famili yang muncul pada saat generative adalah Famili Coreidae ordo
Hemiptera. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 3 dan jumlah serangga yang
tertangkap sebanyak 118 ekor ditampilkan pada Gambar 3.
Tabel 3. Serangga herbivore yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan
teramati visual control pada fase generative di sawah pasang surut dengan
tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang
Ordo
Famili
Hemiptera
Alydidae
Diptera
Cecidomyiidae
Orthoptera
Acrididae
Coleoptera
Chrysomelidae
Homoptera
Cicadellidae
Coleoptera
Coccinelidae
Pitfall trap
Jaring
serangga
Visual
control






5

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Coleoptera
Curculionidae

Homoptera
Delphacidae

Lepidoptera
Hesperidae


Hemiptera
Coreidae


DRAFT
Gambar 3. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah
pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada
berbagai cara pengambilan sampel
Pada tanaman padi yang tidak dikelilingi oleh tanaman refugia, family
Cecidomyiidae tidak ada namun muncul family Coreidae pada saat padi masak susu yaitu
Leptocorisa acuta atau disebut dnegan walangsangit. Hasil selengkapnya disajikan pada
Tabel 4 dan jumlah serangga herbivora sebanyak 167 ekor ditampilkan pada Gambar 4.
Tabel 4. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan
teramati visual control pada fase generative di sawah pasang surut tanpa
tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang
Ordo
Famili
Hemiptera
Diptera
Orthoptera
Alydidae
Cecidomyiidae
Acrididae
Coleoptera
Homoptera
Chrysomelidae
Cicadellidae
pitfall
trap
visual
jaring
serangga control
 

 
 
 
 
6
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Coleoptera
Coccinelidae
 
 
Coleoptera
Homoptera
Lepidoptera
Curculionidae
Delphacidae
Hesperidae
 
 


Hemiptera
Coreidae


DRAFT
Gambar 4. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah
pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada
berbagai cara pengambilan sampel
PEMBAHASAN
Pengamatan yang dilakukan terhadap serangga herbivora pada tanaman padi pasang
surut dengan penambahan tanaman refugia menunjukkan hasil yang menarik. Pada
tanaman padi yang dikelilingi oleh tanaman refugia (dalam hal ini tanaman kacang panjang
dan tanaman jagung) mendapat kunjungan serangga herbivora yang lebih sedikit
dibandingkan dengan lahan padi tanpa tanaman refugia, baik saat fase vegetatif maupun
generatif. Saat vegetatif secara keseluruhan jumlah serangga herbivora pada tanaman
dengan refugia sebanyak 267 ekor sedangkan tanpa refugia sebanyak 324 ekor. Dari famili
serangga yang menyerang pada tanaman dengan refugia didominasi oleh Coccinelidae
sedangkan pada tanaman tanpa refugi didominasi oleh Acrididae. Famili ini menyerang
mulai masa vegetatif sampai dengan masa generatif (Arofah dan Tjahjaningrum, 2013).
Pada saat masa vegetatif, sebagian besar herbivora (pemakan daun) muncul dan
menyerang karena saat itu tanaman masih muda yang ditunjukkan dengan adanya tekstur
daun yang masih lembut. Hal ini mendorong serangga pemakan daun menyerang tanaman,
sedangkan pada waktu generatif justru lebih banyak serangga yang menyerang bagian
tanaman berupa bulir padi, terutama walang sangit (famili Coreidae). Hal tersebut
disebabkan adanya kekhususan inang dari walang sangit yang secara khusus menyerang
7
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
tanaman padi masak susu (Kalshoven, 1981). Famili Grylidae ditemukan cukup banyak
dari masa vegetatif sampai dengan eneratif. Azmi et al (2014) juga menyampaikan hasil
penelitiannya bahwa Grylidae cukup mendominasi lahan sawah padi merah dibandingkan
dengan pada area refugia.
Famili Acrididae ditemukan dalam jumlah terbanyak baik saat vegetatif maupun
generatif. Pada lahan padi yang dikelilingi oleh tanaman refugia jumlah individu dari
famili Acridiade yang datang dan menyerang pada tanaman padi lebih rendah
dibandingkan pada tanaman yang tidak dikelilingi oleh tanaman kacang panjang dan
jagung. Hal ini menunjukkan bahwa Acrididae mencari dan mendapatkan inang yang
sesuai pada saat padi pada masa vegetatif tanaman padi tanpa tanaman refugia. Selaras
dengan pendapat Sari dan Yanuwiadi (2014) yang melaporkan bahwa Acrididae
mempunyai kesukaan terhadap tanaman pada daun muda yang berwarna hijau.
Cara pengambilan serangga herbivora juga sangat mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Penggunaan pitfal trap, biasanya digunakan untuk mendapatkan serangga yang
hidup di permukaan tanah, sedangkan jaring serangga yang digunakan lebih ditujukan pada
serangga yang hidup pada tajuk tanaman padi atau serangga yang sedang berlindung atau
mengunjungi tanaman padi. Dapat dilihat bahwa jaring serangga dapat menangkap
serangga terutama dari ordo Hemiptera dan Lepidoptera sedangkan pada pitfall trap lebih
banyak menangkap serangga dari ordo Colepoptera dan Orthoptera. Hal ini sesuai dengan
habitat dari kedua ordo tersebut yaitu sebagai serangga penghuni permukaan tanah
(Erawati et al, 2010). P\engamatan visual control lebih meunjukkan pada keberadaan
sesaat serangga herbivora. Ha tersebut belum menunjukkan secara pasti apakah serangga
hama tersebut memang menyerang tanaman atau hanya sekedar berhenti untuk sementara.
Namun demikian, kehadiran serangga pada tajuk atau bagian tanaman lain,
mengindikasikan bahwa tempat tersebut dapat digunakan untuk berhenti smenetara
sebelum menyerang tanaman.
DRAFT
KESIMPULAN
Kelimpahan jumlah serangga herbivora yang didapat pada lahan padi dengan
tanaman refugia, lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi tanpa tanaman refugia..
Famili yang mendominasi pada kedua tersebut adalah Acrididae.
DAFTAR PUSTAKA
Arofah, S. dan I.T.D Tjahjaningrum. 2013. Pengaruh Habitat Termodifikasi Menggunakan
Serai Terhadap Serangga Herbivora dan Produktivitas Padi Varietas IR- 64 di Desa
Purwosari, Pasuruan. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2 (2): 2337-3520
Azmi, S. L. Leksono, A. S, Yanuwiadi, B. Arisoesilaningsih, E. 2014. Diversitas
Arthropoda Herbivor Pengunjung Padi Merah di Sawah Organik di Desa
Sengguruh, Kepanjen. J-PAL. 5(1): 57-64.
Erawati, N. V. & D.S. Kahono. 2010. Keanekaragaman dan kelimpahan belalang dan
kerabatnya (Orthoptera) pada dua ekosistem pegunungan di Taman Nasional Gunung
Halimun-Salak. J. Entomol. Indon., 7(2):100-115.
8
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indoneisa. Revised and translated by P.A.
van der Laan. PT Ichtiar Baru-van Hoeve Jakarta.
Sari, R. P. & B. Yanuwiadi. 2014. Efek Refugia pada Populasi Herbivora di Sawah Padi
Merah Organik Desa Sengguruh, Kepanjen, Malang. Biotropika. 2(1): 14-19.
Wardani, F.S., A.S. Leksono, B. Yanuwiadi. 2013. Efek Blok Refugia (Ageratum
conyzoides, Ageratum houstonianum, Commelina diffusa) Terhadap Pola Kunjungan
Arthropoda di Perkebunan Apel Desa Poncokusumo, Malang. Jurnal Biotropika |
Vol. 1 No. 4 | 2013
DRAFT
9
Download