1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia, dengan sekitar 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kasus kanker yang berhubungan dengan kematian pada tahun 2012 (WHO, 2015). Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Prevalensi penyakit kanker di Sumatera Utara adalah 1,0 per 1000 penduduk, atau sekitar 13.300 orang (Depkes, 2015). Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang (28,7%) untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang (12,8%), leukemia 4.342 orang (10,4%), limfoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker paru 3.244 orang (7,8%) (Depkes, 2014). Pada perjalanan penyakit kanker, dapat terjadi suatu komplikasi. Tromboemboli vena (TEV) merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita kanker, angka kejadiannya makin meningkat, dan merupakan penyebab kematian kedua pada penderita dengan kanker. TEV pada kanker mempunyai angka kekambuhan dan risiko perdarahan yang tinggi, dan memerlukan pengobatan dengan antikoagulan jangka panjang (Suharti, 2013). Tromboemboli vena (TEV), termasuk di dalamnya Trombosis Vena Dalam atau Deep Vein Thrombosis (DVT) dan Emboli Paru atau Pulmonary Emboli (PE), bersama dengan trombosis arteri, yang meliputi stroke dan infark jantung (Suharti, 2013). Insidens terjadinya DVT lebih tinggi daripada PE. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Susanto et al menemukan insidens DVT sebanyak 14 kasus (1,3%) dan PE sebanyak 9 kasus (0,8%) (Susanto et al, 2014). Penelitian lain menunjukkan insidens DVT sebanyak 84 kasus (49,7%) dan PE sebanyak 43 kasus (25,4%) (Moore et al, 2011). Universitas Sumatera Utara 2 Hubungan antara kanker dan trombosis pertama kali diutarakan oleh Arman Trousseau pada tahun 1865 (1801-1867). Sejak itu, banyak studi tentang hubungan antara trombosis dan kanker dilakukan, dan didapatkan bukti adanya peningkatan risiko trombosis pada beberapa bulan setelah diagnosis kanker ditegakkan dan pada kondisi dimana telah terjadi penyebaran jauh dari kanker (Suharti, 2013). Kejadian trombosis sebelumnya lebih banyak dilaporkan pada penderita kanker solid, namun belakangan ini juga banyak dilaporkan kasus trombosis pada penderita kanker hematologi, dengan nilai risiko yang sama antara kanker solid dengan kanker hematologi. Kanker meningkatkan risiko seseorang mengalami trombosis sebesar empat kali lipat, dengan kemoterapi yang semakin meningkatkan risiko tersebut (Falanga, 2011). Trombosis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas pada penderita kanker. Oleh karena itu diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui penderita kanker mana yang lebih berisiko untuk terjadinya suatu trombosis (Falanga, 2011). Sebuah studi epidemiologi yang dilakukan di Belanda menunjukkan bahwa jenis keganasan dengan angka kejadian tertinggi terjadinya trombosis vena, yaitu pankreas, otak, paru-paru, ovarium, hematologi, ginjal, lambung, dan tulang (Timp, 2013). Untuk melihat suatu risiko terjadinya DVT pada penderita kanker dapat dilakukan dengan menggunakan tes probabilitas risiko yang telah divalidasi secara internasional yaitu Wells Score (Wang, 2012). Berdasarkan uraian dari data tersebut, penulis tertarik untuk melihat gambaran risiko tombosis vena dalam pada pasien kanker berdasarkan Kriteria Wells di RSUP. Haji Adam Malik, Medan. 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran risiko trombosis vena dalam berdasarkan Kriteria Wells pada pasien kanker di RSUP. Haji Adam Malik? Universitas Sumatera Utara 3 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran risiko trombosis vena dalam berdasarkan Kriteria Wells pada pasien kanker di RSUP. Haji Adam Malik. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jenis kanker mana yang berisiko tinggi untuk terjadi trombosis vena dalam. 2. Mengetahui kondisi pada Kriteria Wells yang paling banyak dialami oleh pasien kanker RSUP. Haji Adam Malik. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Menjadi bahan pertimbangan dokter dan pasien untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika berisiko untuk terjadi trombosis. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi RSUP. Haji Adam Malik untuk menyusun strategi pencegahan trombosis vena dalam bagi pasien kanker. 3. Dapat mengembangkan kemampuan dalam penelitian bagi penulis serta menambah pengetahuan mengenai topik yang dipilih. 4. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya. Universitas Sumatera Utara