PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA PT. ANEKA REGALINDO DI SIDOARJO
Dixie Martien Saputra
[email protected]
Heru Suprihhadi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA
ABSTRACT
This research is meant to test and to find out the influence of marketing mix whether it has an
influence to the customer decision in purchasing at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo. Meanwhile the
multiple linear regressions are used as the analysis technique and as much as 80 people are selected as
samples. The result of this research, simultaneously, indicates the influence of product, price, place
and promotion to the customer purchasing decision is significant. This result is supported by the
acquisition of correlation coefficient as much as 69.2%. The result of this research, partially, indicates
that the product, price, place, and promotion variables have a positive and significant influence to the
customer purchasing decision in purchasing furniture products at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo.
This can also be indicated by the significant level of each variable is not more than α = 5%. The result
of partial determination coefficient test indicates that the promotion variable has the highest
determination coefficient value. This also indicates that this variable has a dominant influence to the
customer decision in purchasing furniture products at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo.
Keywords:
Product, Price, Place, Promotion, Purchasing Decision.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh Bauran Pemasaran berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Sedangkan teknik
analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda dengan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 80 orang. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh produk, harga, tempat
dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah signifikan. Hasil ini diperkuat dengan perolehan
koefisien korelasi sebesar 69,2 %. Hasil pengujian secara partial menunjukkan variabel produk, harga,
tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumen membeli produk
Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal tersebut dapat diindikasikan dengan tingkat
signifikansi masing-masing variabel tersebut tidak melebihi α = 5%. Hasil pengujian koefisien
determinasi parsial menunjukkan variabel promosi memiliki nilai koefisien determinasi yang
tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang dominan
terhadap konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo.
Kata Kunci
Produk, Harga, Tempat, Promosi, Keputusan Pembelian.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
2
Pendahuluan
Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau
pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu di jalur
yang nyaman. Selain itu pelaku usaha perlu menciptakan terobosan dan inovasi strategis
guna terus meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Dalam hal ini, pelaku usaha perlu memahami tingkat keputusan pembelian yang
dilakukan oleh setiap konsumen maupun pelanggan. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, maka perusahaan harus memberikan nilai kepuasan terhadap produk yang
ditawarkannya dengan harga yang bersaing dan mutu produk yang berkualitas.
Seiring dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bersaing untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu diperhatikan para pelaku usaha
adalah bagaimana menciptakan keunikan dari segi produk yang ditawarkan, serta dapat
memberikan kepuasan kepada para konsumennya. Bilamana kepuasan konsumen telah
terpenuhi maka terjadilah suatu transaksi yang berulang-ulang secara terus menerus, di
mana konsumen merasa adanya value dari sebuah harga yang harus dibayarkan.
Berdasarkan pada hal ini, konsumen sebagai obyek penawaran yang harus selalu
diperhatikan. Perusahaan harus mampu menganalisa kepuasan konsumen, karena pada
akhirnya, konsumen lah yang akan menentukan tepat atau tidaknya kualitas sebuah produk
tersebut. Perusahaan juga harus memperhatikan persepsi konsumen terhadap kualitas
produk dan bagaimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi keputusan konsumen.
Persepsi konsumen terhadap kualitas produk lah yang merupakan penilaian menyeluruh
atas keunggulan suatu produk.
Seperti yang diketahui sekarang ini, perusahaan yang bergerak di bidang produksi ini
yang dimana untuk bertahan mereka selalu melakukan inovasi terhadap produk. Hal utama
yang harus diutamakan oleh perusahaan adalah kepuasan pelanggan agar mendapatkan
kepercayaan kualitas produk dari para konsumen. Pemimpin perusahaan pun juga harus
tahu hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam kualitas produk dan untuk
menghasilkan kinerja sebaik mungkin sehingga mampu untuk memuaskan pelanggan.
Bauran pemasaran (Marketing Mix) dalam pemasaran banyak digunakan oleh para
pelaku usaha sebagai strategi bersaing. Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah
serangkaian variabel pemasaran yang dapat dikuasai perusahaan, yang digunakan untuk
mencapai tujuan dalam pasar sasaran.
Oleh sebab itu keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh strategi Marketing
Mix. Perusahaan yang bisa dikatakan berhasil ialah perusahaan yang dapat menciptakan
nilai dengan menawarkan sesuatu yang lebih baru, lebih baik, lebih menarik dan bahkan
lebih murah. Banyaknya jumlah barang yang beredar di pasar konsumen menunjukkan
tingkat kebutuhan dan permintaan konsumen yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan,
sehingga peranan manajer pemasaran yang bertanggung-jawab dalam hal ini akan
menentukan strategi-strategi pemasaran yang akan diterapkannya, agar produknya dapat
diterima dan diminati oleh pasar konsumen. Setiap pelaku usaha menyadari bahwa untuk
mencapai jumlah penjualan yang tinggi perlu usaha maksimal di bidang produksi,
administrasi, keuangan, dan personalia yang satu sama lainnya mempunyai hubungan yang
erat. Maka dalam hal ini usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan
haruslah didasarkan pada konsep pemasaran yang tertuju. Jadi, dalam hal ini peranan
manajer pemasaran sangat penting, karena bagian ini merupakan ujung tombak perusahaan
untuk menjual produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan guna meningkatkan
volume penjualan atau laba yang sesuai dengan harapan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : (1). Apakah Bauran Pemasaran berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ?(2).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
3
Apakah elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ? (3). Apakah Promosi
berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka
Regalindo di Sidoarjo ?
Guna menanggapi uraian pada latar belakang masalah dan pernyataan rumusan
masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis tingkat keputusan pembelian konsumen terhadap pengaruh Bauran
Pemasaran yang diberikan oleh PT. Aneka Regalindo Sidoarjo. (1). Bauran Pemasaran
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka
Regalindo di Sidoarjo. (2). Elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. (3).
Promosi yang menjadi salah satu Bauran Pemasaran berpengaruh paling dominan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo.
TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Tinjauan Teoritis
Teori yang akan dikemukakan ini berupa konsep pemasaran dan hubungan pembelian.
Sedangkan, teori yang dilakukan penulis disini akan membahas tentang pengaruh Bauran
Pemasaran yang berhubungan dengan keputusan pembelian oleh konsumen maupun
pelanggan.
Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (1997:17) Konsep pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran
terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuan
memberikan kepuasan pada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi.
Demikian pula yang diungkapkan menurut Swastha dan Irawan (2005:10) mendefinisikan
konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam
rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume
penjualan yang diinginkan, berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan
produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi
sebenarnya berbeda. Jadi, kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang saling
menghubungkan berbagai
sistem kepada konsumen untuk memperoleh informasi
penjualan dan konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
Bauran Pemasaran
Pengertian tentang bauran pemasaran disini akan dikemukakan oleh Kotler (2001:15)
Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (Marketing Mix) yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran,
yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).
Adapula teori yang dikemukakan selanjutnya oleh Angipora (2002:24) yang mengemukakan
bahwa pengertian dari bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan di dalam pasar sasaran. Dengan beberapa pendapat para ahli di atas tersebut
menyimpulkan bauran pemasaran adalah program yang terkoordinasi yang dirancang
untuk mencapai tujuan pemasaran terhadap pasar sasaran yang dituju.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
4
Konsep Produk
Suatu falsafah perusahaan dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada
kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dkk (2000:212). Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, dimiliki,
digunakan maupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan
konsumen. Menurut Stanton (1996:222), A product is asset of tangible and intangible attributes,
including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller.
Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak
nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan
jasa dan reputasi penjualannya.
Klasifikasi Produk
Kotler (2000:215) mengklasifikasikan produk menjadi beberapa jenis yaitu : (1).
Berdasarkan daya tahan dan kewujudan produk : a. Barang tidak tahan lama adalah
perwujudan barang yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan, sehingga tidak dapat dikonsumsi kembali. Contoh : pasta gigi, sabun,
minuman, makanan, dan lain sebagainya.Oleh karena itu perwujudan barang-barang yang
mudah habis dikonsumsi dan sering dikonsumsi konsumen maka konsumen akan terus
membelinya. Penentuan strategi yang cocok adalah membuatnya tersedianya barang
tersebut banyak berada di lokasi, menetapkan pada sedikit keuntungan, dan gencar
diiklankan untuk menarik dan mencoba menggoda minat konsumen dengan membangun
preferensi produk.(b). Barang tahan lama adalah perwujudan barang yang umumnya dapat
digunakan dengan jangka waktu yang cukup lama. Contohnya : televisi, lemari es, pakaian.
Produk dengan daya tahan lama umumnya lebih memerlukan penjualan pribadi (personal
selling) dan layanan (purna jual) mensyaratkan laba yang lebih tinggi, dan lebih menuntut
jaminan dari penjual.(c). Jasa merupakan serangkaian aktivitas, manfaat, atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya : jasa angkutan taksi dan reparasi. Jasa memiliki
ciri tidak berwujud namun juga tidak dapat dipisahkan, tidak tetap, juga tidak bisa
disimpan. Akibatnya, mereka pada umumnya lebih menuntut pengendalian kualitas,
kredibilitas, pemasok, dan dapat disesuaikan dengan situasi atau keadaan.
Atribut Produk
Dalam rencana mengembangkan produk, pelaku usaha memerlukan unsur definisidefinisi dan manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian
dikomunikasikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, merek, desain dan
kemasan.(a). Kualitas Produk Sebuah kemampuan suatu produk untuk melakukan
fungsinya : kemampuan tersebut meliputi daya tahan, ketelitian, kehandalan, kemudahan
untuk dioperasikan dan diperbaiki, dan berbagai macam atribut lainnya yang berguna pada
produk secara keseluruhan. (b). Merek Produk Suatu identitas atau nama, istilah, kata,
simbol, atau desain yang mendiferensiasikan pembuat atau penjual produk tertentu.
Dengan demikian, sebuah merek akan menunjukkan identitas penjual atau pembuatnya.
Nilai atau manfaat suatu merek ditentukan berdasarkan seberapa kuat merek tersebut
mempunyai loyalitas merek, kesadaran akan konsumen tentang nama merek, pemersepsian
kualitas, pengasosiasian merek seperti paten, dan hubungan jaringan distribusi. (c). Desain
Produk yaitu Cakupan mengenai desain dari suatu produk menjadi salah satu faktor yang
perlu ditanggapi secara serius dari manajemen, karena pada sasaran konsumenlah yang
dituju. Memang hal nya setiap aspek manajemen harus mampu memberikan yang terbaik
untuk konsumen dengan selalu mempersoalkan suatu desain produk guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Maka dalam hal ini, desain adalah bentuk totalitas
dari setiap keunggulan produk yang mempengaruhi daya tarik penampilan dan fungsi
produk dalam hal memenuhi kebutuhan pelanggan. (d). Kemasan Produk Yang telah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
5
diketahui sebelumnya ini, pengemasan telah menjadi alat pemasar yang kuat. Kemasan
yang di desain dengan baik mampu menciptakan daya tarik dan nilai konvenien bagi
konsumen dan nilai promosi bagi produsen. Terkait dengan hal ini, pengemasan
merupakan kegiatan mendesain produk dan memproduksi tempat atau pembungkus
produk. Kemasan juga dapat dikatakan berupa tempat pembungkus utama produk untuk
melindungi produk dari ancaman buruk yang dapat merugikan dan nantinya akan
menurunkan harga jual produk.
Siklus Daur Hidup Produk
Siklus daur hidup produk bisa menjadi acuan tentang bagaimana perusahaan akan
mulai mengusulkan dan mendesain suatu produk baru. Kebanyakan pembahasan mengenai
siklus hidup produk selalu menggambarkan riwayat penjualan dengan kurva yang
berbentuk S seperti terlihat dalam gambar berikut. Kurva ini digambarkan memiliki empat
tahapan utama, yaitu biasa disebut dengan tahap.
Kedewasaan
Pertumbuhan
Laba
Kemunduran
Perkenalan
Gambar 1
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
Sumber : Saladin (2004 : 101)
Pertama. Tahap Perkenalan (Introduction)
Pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja yang diperkenalkan kepada
konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama
sekali. Tahap perkenalan ini dimulai bili produk baru sudah didistribusukan untuk pertama
kalinya dan tersedia dipasar untuk dibeli masyarakat.
Kedua. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan
menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan tanda yang
jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan. Pada tahap ini jumlah keuntungan ikut
membumbung tinggi yang disebabkan oleh biaya promosi yang dibebankan pada volume
yang jauh lebih besar dan oleh lebih banyak penurunan biaya produksi per
unitdibandingkan penurunan harga jual. Hal ini disebabkan karena adanya dampak “kurva
pembelajaran” (learning-curve).
Ketiga. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Periode dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa
diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau
menurun yang disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan
yang ketat. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan tahap- tahap
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
6
sebelumnya serta
pemasarannya.
menghadapi
tantangan-
tantangan
berat
dalam
manajemen
Keempat. Tahap Kemunduran (Decline)
Dalam periode ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya
keuntungan. Penurunan penjualan ini bisa diakibatkan oleh perkembangan teknologi,
perubahan selera konsumen, atau meningkatnya persaingan di dalam dan luar negeri.
Semua ini kelebihan kapasitas mengakibatkan menghebatnya persaingan harga yang
akhirnya akan menurunkan keuntungan perusahaan.
Konsep Harga
Harga adalah salah satu elemen paling penting dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan dan elemen yang lain menghasilkan biaya. Harga juga
merupakan bauran pemasaran yang paling fleksibel dimana dapat diubah dengan cepat dan
hal ini tentunya berbeda dengan karakteristik produk dan saluran komitmen. Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, menentukan harga terlalu tinggi akan
menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi
keuntungan perusahaan.
Menurut Kotler (2001:49) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi harga
diatas, maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan
dan keinginannya. Sudah barang tentu, apabila perusahaan salah dalam menetapkan harga
maka hal yang terjadi dapat menimbulkan kesulitan dalam perusahaan dan dapat
menyebabkan kerugian yang fatal bagi perusahaan. Oleh karena itu, betapa penting nya
penetapan harga dalam organisasi perusahaan, maka setiap perusahaan harus benar-benar
mempertimbangkan hal-hal dari setiap pengambilan keputusan dalam masalah harga.
Tujuan Penetapan Harga
Perusahaan yang berkembang dan sedang dalam masa pertumbuhan akan selalu
dihadapkan pada masalah penetapan harga yang dimana pada masa itu perusahaan sedang
dalam memikirkan penetapan harga yang tepat untuk produknya. Perusahaan juga akan
menetapkan harga jual agar memiliki perbedaan antar penjual dan antar barang satu
dengan yang lainnya. Dengan kata lain, tujuan penetapan harga dilakukan untuk
mengetahui pada harga berapa perusahaan akan menetapkan penjualan serta
mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar.
Konsep Tempat/ Saluran Distribusi
Sebagai salah satu variabel bauran pemasaran, tempat/distribusi juga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya berada,
karena tujuan dari place/saluran distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Perusahaan
akan terfokus kepada penentuan lokasi dan saluran pendistribusian yang digunakan untuk
memberikan jasa pendistribusian produk kepada pelanggan yang melibatkan pemikiran
tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan macam produk kepada
pelanggan yang dimana hal tersebut akan dilakukan oleh produsen.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
7
Strategi Saluran Distribusi
Strategi saluran distribusi ditetapkan sedini mungkin, bahkan sebelum produk siap
untuk dipasarkan, manajemen harus cepat tanggap unutk menetapkan metode dan rute
yang akan digunakan untuk mendistribusikannya agar dapat mencapai pasar. Menurut
Machfoedz (2005:147) saluran distribusi ialah kelompok individu atau perusahaan yang
mengarahkan aliran produk dari produsen ke konsumen-konsumen.Sedangkan menurut
Angipora (2002:299) bentuk-bentuk saluran distribusi dobagi menjadi dua yaitu : (a).
Saluran Langsung (Direct Channel) adalah saluran yang tidak memanfaatkan atau
melibatkan perantara-perantara independent. (b). Saluran Tidak Langsung (Indirect Channel)
adalah saluran yang memanfaatkan
atau melibatkan perantara-perantara yang
independent, seperti distributor industri dan perwakilan pabrik.
Pemilihan Saluran Distribusi
Menurut Machfoedz (2005:149-150) terdapat banyak saluran pendistribusian yang
digunakan dalam pemasaran produk konsumen akhir yang terdiri dari lima saluran sebagai
berikut: (a). Produsen
Konsumen. Saluran distribusi yang paling pendek, sederhana
untuk produk konsumen tiak melibatkan perantara. Produsen dapat menjual produk
langsung kepada konsumen. Misalnya, pemasaran alat rumah tangga dapat dilakukan dari
pintu ke pintu. (b). Produsen Pengecer Konsumen. Banyak pengecer besar membeli
lansung dari perusahaan manufaktur dan produsen pertanian. (c).Produsen
Grosir
Pengecer
Konsumen. Ini merupakan saluran “tradisional” untuk barang konsumen.
Saluran ini dipilih oleh pengecerdan perusahaan manufaktur kecil karena merupakan
Pengecer
Konsumen.
pilihan yang layak secara ekonomis. (c). Produsen
Agen
Banyak produsen lebih memilih menggunakan jasa agen daripada grosir untuk
menjangkaupasar eceran, terutama pengecer berskala besar. (d). Produsen Agen Grosir
Pengecer
Konsumen. Untuk mencapai pengecer kecil, produsen seringkali
memanfaatkan jasa perantara agen yang menjual kepada grosir, untuk selanjutnya grosir
menjual produk kepada toko-toko kecil.
Konsep Promosi
Sebagian besar, perusahaan mayoritas menentukan strategi promosi yang sangat
memerlukan sales promotion, advertising, personal selling, dan publisitas adalah sebuah
program yang terkonsep untuk berkomunikasi dengan para calon pembeli yang nantinya
akan mempengaruhi keputusan pembelian. Maka dari itu, promosi merupakan bagian
terpenting yang sangat berperan aktif dalam memperkenalkan produk, mengingatkan
kembali dan memberitahukan manfaat suatu produk dalam mendorong konsumen untuk
membeli produk tersebut.
Jenis-Jenis Promosi Produk
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu
kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi
yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi,
antara lain menurut Kotler (2001:98-100) (1). Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi
non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang
pembelian. (2). Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang
ditujukan untuk merangsang pembelian. (3). Publisitas (Publicity), yaitu suatu bentuk
promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan
mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). (4). Promosi
Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang
ditujukan untuk merangsang pembelian. (5). Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
8
suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi
pembelian konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen
Setiap perusahaan perlu mengetahui tipe orang-orang yang terlibat dalam keputusan
pembelian dan peran yang dimainkan oleh masing-masing orang. Menurut Machfoedz
(2005:44-46) ada tahapan-tahapan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: (1).
Mengenali kebutuhan adalah Proses pembelian bermula dengan mengenali kebutuhan.
Pembeli merasakan perbedaan di antara keadaan nyata dan kondisi yang diinginkan.
Kebutuhan dapat dipicu oleh stimuli internal pada saat kebutuhan normal, seperti lapar,
haus, hasrat seksual muncul ke tingkat yang dapat menjadi pendorong. (2). Mencari
Informasi adalah Konsumen, secara disadari atau tidak, akan mencari informasi. Jika
motivasinya kuat dan produknya sesuai kebutuhan serta harganya terjangkau, mungkin ia
akan membelinya. Jika tidak, barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. Pada
umumnya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber
komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Meskipun demikian, sumber
individu merupakan yang paling efektif, terutama pada pembelian jasa. Karena informasi
yang diperoleh lebih banyak, konsumen semakin menyadari dan banyak yang mengetahui
tentang berbagai merek dan ciri produk yang tersedia. (3). Evaluasi Alternatif adalah Cara
konsumen memproses informasi untuk sampai pada pemilihan merek disebut evaluasi
alternatif. Konsep dasar tertentu dapat membantu menerangkan setiap proses evaluasi
konsumen. (4). Keputusan Untuk Membeli biasanya, keputusan pembelian konsumen akan
menetapkan untuk membeli merek yang paling diminati. Tujuan pembelian juga
dipengaruhi oleh faktor situasi tak terduga. Konsumen menetapkan tujuan pembelian
berdasarkan beberapa faktor seperti pendapatan keluarga, harga yang diperkirakan
terjangkau dan manfaat yang diperoleh dari produk. (5). Sikap Setelah Pembelian adalah
tugas produsen atau penjual bukan berakhir pada saat produk laku terjual. Setelah
melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau
sebaliknya, merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi
membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau penjual.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara yang akan digunakan dalam penelitian ini diantara
lain: (1). Bauran Pemasaran secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. (2). Elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen. (3) promosi paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
secara faktual, dilakukan dengan cara hubungan sebab-akibat. Artinya, yang menjadi sebab
adalah bauran pemasaran dan berakibat pada keputusan pembelian konsumen.
Gambaran dari Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
9
Tekhnik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini akan membahas tentang populasi penelitian, yang dimana dalam
populasi penelitian ini adalah keseluruhan konsumen pengguna produk PT. Aneka
Regalindo di Sidoarjo yang jumlah tidak dapat diidentifikasi dengan jelas dan tidak terbatas.
Kemudian untuk itu, metoda pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan metoda Sampling Purposive, yaitu menurut Sugiyono (2012:126) adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan
penelitian tentang kualitas produk untuk melakukan fungsinya yang meliputi daya tahan
produk, kemudahan penggunaan kemudahan dalam pengoperasian, kehandalan. Sampel
ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi. Berdasarkan kriteria-kriteria yang akan diuji, dalam hal ini kriteria
dari teknik pengambilan sampelnya yaitu : (a). Pembeli melakukan pembelian dalam bentuk
paket. (b). Membeli untuk dilakukan sendiri atau dipakai sendiri. (c). Besarnya pembelian
sekurang-kurangnya Rp. 2.500.000. (d). Pembelian dilakukan tiga tahun terakhir sejak awal
tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2012. (e). Pembeli dalam melakukan pembelian telah
membandingkan produk furniture di tempat lain.
Tekhnik Pengumpulan Data
Menurut pendapat dari Sugiyono (2012:187) Pengumpulan data adalah cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal
sebgai penunjang penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
dengan dua cara yaitu : (a). Data Primer adalah Data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung melalui penyebaran kuesioner untuk dibagikan kepada objek yang telah ditarget.
(b). Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi yang dikumpulkan
oleh perusahaan sebagai bahan penunjang analisis dari hasil pengolahan data primer.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati oleh peneliti
sehingga tujuan peneliti mampu untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik kesimpulan.
Definisi variabel yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berikut merupakan definisi Variabel Independent (X) (Bauran Pemasaran)
(1). Produk (X1)
Merupakan produk furniture yang ditawarkan kepada konsumen untuk diperhatikan,
untuk dibeli, untuk dimiliki, dan digunakan dalam fungsi dan kebutuhan sehari-hari.
Indikatornya disini antara lain : (1). Barang bervariatif yang memiliki fungsi masing-masing
(X1.1). (2). Motif dan desain lebih tertonjol sehingga memiliki daya tarik (X1.2). (3). Tampilan
ragam jenis produk yang memiliki kegunaan masing-masing (X1.3). (4). Fungsi dan
kegunaan produk sesuai dengan jenis dan model barang (X1.4). (5). Kemudahan bentuk fisik
dalam penggunaannya (X1.5)
(2). Harga (X2)
Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu
produk furniture tersebut. Indikatornya disini antara lain : (1). Harga sesuai dengan
penggunaan dan fungsi barang (X2.1). (2). Menonjolkan identitas kualitas barang yang
mempunyai kegunaan atau fungsi yang lebih (X2.2). (3). Mengidentifikasi perbedaan antara
penjual dengan barang satu dengan yang lainnya (X2.3)
(3). Tempat (X3)
Tempat/saluran distribusi merupakan penentuan lokasi untuk menyediakan barang
furniture yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang
tepat. Indikatornya disini antara lain : (1). Kestrategisan tempat untuk mendeteksi dimana
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
10
produk berada (X3.1). (2). Lokasi dan akses yang mudah dijangkau untuk memudahkan
mendeteksi keberadaan barang (X3.2)
(4). Promosi (X4)
Merupakan kegiatan pemasaran dalam berkomunikasi dengan calon pembeli untuk
memperkenalkan produk furniture dan mengingatkan kembali serta memberitahukan
manfaat produk furniture guna mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut.
Indikatornya disini antara lain : (1). Promosi melalui media yang menunjukkan identitas
produk pada khalayak ramai (X4.1). (2). Promosi dengan melalui undian berhadiah
disampaikan untuk mencuri perhatian pada konsumen (X4.2). (3). Promosi dengan melalui
informasi dari satu orang ke orang lain guna mendapatkan kepercayaan (X4.3)
Berikut adalah variabel Dependent/Variabel Terikat (Y) (Keputusan Pembelian)
(1). Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Merupakan sikap pembelian konsumen dalam menentukan suatu pilihan produk furniture
yang ingin dimiliki untuk mencapai kepuasan dan keinginan yang didapat setelah
melakukan pembelian produk furniture tersebut. Indikatornya disini antara lain : (1).
Kebutuhan akan pribadi dalam penggunaanya sehari-hari (Y1.1). (2). Keinginan dalam hasrat
untuk memiliki (Y1.2). (3). Kepuasan tersendiri sesudah mendapatkan dan menggunakan
barang tersebut (Y1.3)
Indikator Variabel (X) yang terdiri dari Produk, Harga, Saluran Distribusi/Tempat
maupun indikator Variabel (Y) yang terindikasi sebagai keputusan pembelian konsumen
dan menyebabkan konsumen tertarik untuk membeli dan menggunakan produk yang
ditawarkan tersebut. Maka pengukuran variabel diatas akan menggunakan skala likert.
Yang dimana dikemukakan oleh Sugiyono (1999:86) skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel,
kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Berikut ini adalah skala untuk pengukurannya adalah sebagai berikut :
(a). Sangat setuju
Skor 5
(b). Setuju
Skor 4
(c). Ragu-ragu
Skor 3
(d).Tidak setuju
Skor 2
(e). Sangat tidak setuju
Skor 1
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan alat atau metode dalam rangka pengujian hipotesis. Di
dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan cara atau metode sebagai berikut:
(1). Metoda Kualitatif Adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (2).
Metoda Kuantitatif Adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial
dan ekonomi.
Uji Instrumen
(a) Uji Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat
pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Dalam suatu penelitian yang melibatkan
variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas menjadi tidak
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
11
sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai
tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrument
penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Rumus
Perhitungan/Pengujian validitas menggunakan rumus metode perhitungan korelasi produk
moment.
rxy =
∑
√
∑
∑
∑
∑
∑
∑
Dimana:
Rxy
= koefisien korelasi product moment x dan y
N
= banyaknya sampel
X
= sekor dari tes pertama
Y
= sekor dari tes kedua
(b) Uji Reliabilitas
Pengertian uji reliabilitas Reliabilitas berarti kedapat dipercayaan atau keajegan, suatu
instrument tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama,
kesalahan pengukuran akan berakibat pada hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu
yang sama. Tekhnik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan
menggunakan metode rumus dasar Alpha Cronbanch yang menurut Hilton and Brownlow
(2004:364) dengan rumus sebagai berikut :
Rumus
a
=
(
)(
∑
)
keterangan :
a
=
Koefisien reliabilitas alpha cronbach
k
=
Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑
=
jumlah varian skor item
Sx2
= varian skor-skor tes (seluruh item k)
Pengujian Asumsi Klasik
(1). Dengan Melakukan Uji Normalitas
Menurut pendapat dari Ghozali M (2006:110) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dan model regresi yang baik adalah berdistribusi normal. (2) Dengan
Melakukan Uji Autokorelasi
Menurut pendapat dari Ghozali M (2006:96) mengatakan bahwa suatu asumsi penting dari
model linier adalah bahwa tidak adanya auto korelasi atau kondisi yang berurutan diantara
gangguan yang masuk dalam persamaan fngsi regresi. Konstanta Durbin-Watson dapat
dipergunakan untuk pengujian, apakah terdapat auto korelasi variabel bebas terhadap
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
12
penyimpangan fungsi gangguan.(3). Dengan Melakukan Uji Multikolinearitas Masih
dengan pendapat menurut Ghozali M (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji aapakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Apabila terjadi, maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat
ditentukan dan standard error tidak dapat pula ditentukan. (4). Dengan Melakukan Uji
Heterokedastisitas Menurut pendapat Ghozali M (2006:105) pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual( kesalahan
pengganggu ) satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pendekatan yang dapat dipakai
dalam menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunaka pendekatan grafik,
yaitu scatterplot.
Penganalisisan Regresi Linear Berganda
Menurut Arikunto (2005:289) mengemukakan bahwa analisa regresi linier berganda
adalah suatu prosedur statistic dalam menganalisa hubungan antara variabel satu atau
lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dan dengan dinyatakan
dengan rumus multiple regresinya diuraikan sebagai berikut:
Y = a+b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+ e
Dengan keterangan sebagai berikut :
Y
= Kepuasan konsumen
X1
= Produk
X2
= Harga
X3
= distribusi
X4
= promosi
b1 b2 b3 b4
=
koefisien regresi
a
= konstanta
e
= standard error
Pengujian Hipotesis
(1). Pengujian Hipotesis Secara Simultan (a). Uji Hipotesis dengan menggunakan Uji F.
Disini akan dijelaskan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2012:252) dengan menyatakan rumus sebagai berikut :
Rumus : fhitung =
Keterangan sebagai berikut :
fhitung
R2
k
n
=
=
=
=
F ratio/ hitung
koefisien korelasi ganda
jumlah variabel independen
Jumlah anggota sampel
(b). Pengujian dengan menggunakan cara Hipotesis Deksriptif Statistik Pengujian dengan
cara ini akan dikemukakan oleh Pratisto (2004:110). (b.1) Ho; 1
0 Yang berarti
2 ….. 4
variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan
pelanggan. (b.2) Ho; 1 = 2 =..... 4 = 0 Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) tidak
berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pelanggan.
(2). Pengujian Hipotesis Secara Parsial (a). Uji Hipotesis dengan menggunakan Uji T
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
13
Disini akan dijelaskan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji T
sebagai berikut :
Rumus : thitung
dengan rumus
=
Keterangan sebagai berikut :
B1 = Parsial sampel
Sb1 = standar eror dan koefisien regresi sampe
1
= koefisien regresi parsial populasi
(b). Pengujian Hipotesis dengan menggunakan cara parsial Pengujian dengan cara ini masih
menggunakan Metoda hipotesis menurut Pratisto (2004:110). (b.1) Ho; 1
2
….. 4 = 0
Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan
pelanggan. (b.2) Ho; 1 = 2 =…. 4 = 0 Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) tidak
berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Produk
Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden
yang menyangkut seluruh aspek produk furniture yaitu tanggapan responden atas produk
furniture yang ditawarkan kepada mereka untuk diperhatikan, untuk dibeli, untuk dimiliki,
dan digunakan dalam fungsi dan kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan dari hasil jawaban
kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek produk
furniture diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Produk
Berdasarkan tabel 1 diatas sebagian besar responden yang menggunakan produk
Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo memberikan tanggapan bahwa semua aspek
produk Furniture berkualitas baik sebesar 68%. Kondisi ini dicerminkan dari tanggapan
responden atas aspek barang bervariatif yang memiliki fungsi masing-masing sebesar 59 % ;
motif dan desain lebih tertonjol sehingga memiliki daya tarik sebesar 55%; tampilan ragam
jenis produk yang memiliki kegunaan masing-masing sebesar 51%; fungsi dan kegunaan
produk sesuai dengan jenis dan model barang sebesar 82% serta tanggapan responden atas
kemudahan bentuk fisik dalam penggunaannya sebesar 84%.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
14
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Harga
Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden
yang menyangkut seluruh aspek harga furniture yaitu tanggapan responden atas sejumlah
uang yang mereka bayarkan untuk mendapatkan suatu produk furniture tersebut
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harga
Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden menganggap harga
produk Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo sesuai dengan kualitas dan terjangkau
sebesar 65%. Kondisi ini dicerminkan oleh tanggapan responden mengenai harga sesuai
dengan penggunan dan fungsi barang sebesar 71%, kualitas barang tersebut mempunyai
nilai kegunaan dan fungsi yang lebih sebesar 75% serta tanggapan mereka bahwa produkter
tersebut dapat mengidentifikasi perbedaan antara penjual dengan barang satu dengan yang
lainnya sebesar 47 %.
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Tempat
Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden
yang menyangkut seluruh aspek tempat keberadaan furniture yaitu tanggapan responden
atas lokasi tersedianya barang furniture yang mereka butuhkan dan inginkan. Berdasarkan
dari hasil jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua
aspek tempat keberadaan furniture diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat sebagian besar responden memandang lokasi PT.
Aneka Regalindo Sidoarjo cukup sulit untuk dijangkau saat mereka menginginkan produk
furniture perusahaan tersebut sebesar 53%. Kondisi ini tercermin dari tangapan responden
mengenai kestrategisan tempat untuk mendeteksi dimana produk berada sebesar 55% serta
lokasi dan akses yang mudah dijangkau sebesar 50%. Kondisi ini dimungkinkan jika
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
15
konsumen atau calon konsumen diluar kota Sidoarjo yang menginginkan produk furniture,
akan kebingungan untuk mengangkut barang tersebut kerumahnya, karena umumnya
produk-produk furniture tersebut memiliki ukuran yang besar sehingga memerlukan
kendaraan sebagai sarana pengangkutan untuk sampai ke rumahnya.
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Promosi
Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden
yang menyangkut seluruh aspek promosi yaitu tanggapan responden atas kegiatan
pemasaran dalam berkomunikasi dengan calon pembeli untuk memperkenalkan produk
furniture dan mengingatkan kembali serta memberitahukan manfaat produk furniture
guna mendororng konsumen untuk membeli produk tersebut. Berdasarkan dari hasil
jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek
promosi furniture diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Promosi
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat sebagian besar responden memandang cukup baik
atas promosi tentang produk Furniture yang dilakukan oleh PT. Aneka Regalindo Sidoarjo
sebesar 53%. Kondisi ini tercermin dari tanggapan responden mengenai aspek-aspek
promosi yang berkaitan dengan kegiatan promosi yang dilakukan melalui media khalayak
ramai sebesar 51%, kegiatan promosi yang dilakukan melalui undian berhadiah sebesar 56%
serta kegiatan promosi melalui informasi dari mulut ke mulut sebesar 51%
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Membeli
Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden
yang menyangkut seluruh aspek keputusan membeli yaitu tanggapan responden atas sikap
mereka dalam menentukan suatu pilihan produk furniture yang ingin dimiliki untuk
mencapai kepuasan dan keinginan yang didapat setelah melakukan pembelian produk
furniture tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 3 indikator yang berkaitan dengan
keputusan membeli sebagai berikut :Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner yang kembali
dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek keputusan membeli furniture
diperoleh hasil sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
16
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keputusan Membeli
Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat bahwa umumnya responden sanggup dan bersedia
untuk membeli produk Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo. Mengingat produk
furniture tersebut merupakan kebutuhan mereka yang dapat digunakan sehari-hari.
Disamping itu juga mengingat kualitas produk furniture yang sangat baik sehingga
keinginan dalam hasrat untuk memiliki serta kepuasan tersendiri sesudah mendapatkan
dan menggunakan barang tersebut. Hal ini diketahui berdasarkan pada skor tanggapan
yang diperoleh yang menunjukkan sebagian besar tanggapan mereka berada pada skor 4
(setuju) dengan prosentase sebesar 45%. Disusul yang memberikan tanggapan ragu-ragu
sebanyak 45%, yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 6%, yang memberikan
tanggapan tidak setuju sebanyak 4% dan tidak ada responden yang memberikan tanggapan
sangat tidak setuju.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan Reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan cara One Shot Methode atau pengukuran sekali
saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Ghozali I
(2002:42)
Dari hasil uji reliabilitas nilai Cronbach Alpha dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 6
Reliability
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,730 lebih besar 0,60
yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat
digunakan dalam penelitian
Validitas
Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan
menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh
kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas
data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala
informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu
pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
17
Menurut Santoso (2002:277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (a).
Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan
tersebut valid. (b). Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau
item pertanyaan tersebut tidak valid.
Hasil uji validitas data sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Hasil Analisis Uji Validitas
Variabel
Indikator
Corrected
Item-total
Correlation
Keterangan
( R hitung )
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Keputusan Membeli
X1.1
0.364
Valid
X1.2
0.372
Valid
X1.3
0.384
Valid
X1.4
0.374
Valid
X1.5
0.351
Valid
X2.1
0.356
Valid
X2.2
0.349
Valid
X2.3
0.355
Valid
X3.1
0.374
Valid
X3.2
0.397
Valid
X4.1
0.404
Valid
X4.2
0.417
Valid
X4.3
0.381
Valid
Y1.1
0.518
Valid
Y1.2
0.473
Valid
Y1.3
0.358
Valid
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan
mengenai dari seluruh variabel 16 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item
pertanyaan yang berjumlah 16 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan
dalam penelitian.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
18
Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu
Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan
Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Uji Normalitas merupakan
suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan
dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. (2). Uji Autokorelasi
bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1. Ghozali M
(2006 : 61). (3). Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (4). Pengujian heteroskedaktisitas menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan
pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedaktisitas atau
tidak terjadi Heteroskedaktisitas.
Analisis Regresi Berganda
Analisis Uji Simultan
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar
pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu produk, harga, tempat dan
promosi secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk Furniture pada
PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo
Hasil pengujian regresi linier berganda membuktikan secara simultan pengaruh variabel
produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian
adalah signifikan. Hasil perhitungan statistik perolehan F hitung = 17,227 dengan tingkat
signifikan 0,000 kurang dari α = 5%. Dengan demikian hipotesis yang pertama menyatakan
bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap keputusan pembelian dapat diterima.
Analisis uji Parsial
Pengujian secara partial yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
produk, harga, tempat dan promosi secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap keputusan
konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal ini
ditunjukkan oleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y
= 0,242 + 0,175X1 + 0,229X2 + 0,305X3 + 0,256X4
t hitung
=
2,137
, 2,256
, 2,112
, 2,434
Sig
=
0,036 , 0,027
, 0,038
, 0,017
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel produk, harga, tempat dan
promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Kondisi ini indikasikan dengan perolehan tingkat signifikansi variabel bebas
yang digunakan model penelitian tersebut masih dibawah 5%. Dengan demikian hipotesis
kedua yang diajukan bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
19
Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Konstanta (a)
merupakan intersep garis regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya
variabel independen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut.
Besarnya nilai konstanta (a) adalah 0,242 menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang
terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi tidak ada perubahan = 0, maka keputusan
konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo akan sebesar
0,242. (2). Koefisien Regresi Produk (b1) = 0,175, menunjukkan arah hubungan positif
(searah) antara produk dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT.
Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden
atas kualitas produk furniture tersebut akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk
melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika produk naik 1 satuan maka
keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,175 dengan asumsi variabel yang lainnya
konstan. (3). Koefisien Regresi Harga (b2) = 0,229, menunjukkan arah hubungan positif
(searah) antara harga dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT.
Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden
atas strategi harga furniture yang ditawarkan akan diikuti semakin tinggi minat orang
untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika strategi harga naik 1
satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,229 dengan asumsi variabel
yang lainnya konstan. (4). Koefisien Regresi Tempat (b3) = 0,305, menunjukkan arah
hubungan positif (searah) antara faktor tempat dengan keputusan konsumen membeli
produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin
baik tanggapan responden atas lokasi atau tempat keberadaan produk furniture akan
diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan
kata lain jika faktor tempat naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik
sebesar 0,305 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (5). Koefisien Regresi Promosi
(b4) = 0,256, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara promosi dengan
keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo.
Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas kegiatan promosi furniture
yang dilakukan akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian
produk tersebut. Dengan kata lain jika promosi naik 1 satuan maka keputusan konsumen
membeli akan naik sebesar 0,256 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Simpulan
Dari hasil peneilitian yang dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS
12.0 for windows, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Hasil pengujian secara
simultan menunjukkan pengaruh variabel produk, harga, tempat dan promosi terhadap
keputusan pembelian adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya
keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo
ditentukan oleh seberapa produk, harga, tempat dan promosi yang ditawarkan, kepada
konsumen. (2). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel bauran pemasran yang
terdiri dari variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal
tersebut dapat diindikasikan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut
tidak melebihi α = 5%. (3). Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah
promosi karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar.
Saran
Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan maka
saran yang diberikan kepada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo adalah sebagai berikut : (1).
Mengingat faktor promosi mempunyai pengaruh dominan, hendaknya PT. Aneka
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
20
Regalindo di Sidoarjo lebih mengenalkan produk furniture mereka kepada masyarakat. Hal
ini dimaksudkan untuk membentuk image / faktor psikologi konsumen yang semakin kuat
terhadap produk furniture mereka sehingga apabila konsumen ingin memiliki furniture,
maka yang pertama kali terpikirkan oleh mereka adalah produk dari PT. Aneka
Regalindo,(2). Hendaknya PT. Aneka Regalindo juga memperhatikan kualitas maupun
desain dan variasi produk furniture. Hal ini dilakukan agar disamping produk mereka
berkualitas juga memiliki desain yang menarik, tidak ketinggalan jaman serta mengikuti
trend yang dikehendaki masyarakat, karena semakin baik mutu atau kualitas barang akan
menambah kepuasan mereka yang mengoleksinya. (3). Hendaknya manajemen PT. Aneka
Regalindo juga memperhatikan strategi yang menyangkut tentang harga misalnya
memberikan diskon. Hal ini akan membuat konsumen merasakan bahwa PT. Aneka
Regalindo memberikan tawaran harga yang sangat menarik minat calon pembeli atau
konsumen untuk melakukan pembelian produk atau barang-barang yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora M. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Cetakan Kedua. Penerbit PT. Edisi Revisi.
Cetakan Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Arikunto S. 2005. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Ghozali I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat.
UNDIP. Semarang.
Ghozali M. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler P. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Kotler P. 1997. Konsep Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kotler P. dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Buku II. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Machfoedz M. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN. Yogyakarta.
P.R. Hilton dan C. Bronlow.2004. SPSS Explained. Penerbit East Sussex. Routledge.
Pratisto A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan
SPSS 12. Penerbit Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta
Swastha dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Stanton W. J. 1996. Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Saladin D. 2004. Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Penerbit
CV. Linda Karya. Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan Kombinasi (Mixed Methods).
Penerbit CV Alfabeta. Cetakan Kedua. Bandung.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013)
21
Santoso S. 2002. Statistik Multivariate. Penerbit PT. Elek Media Komputindo Kelompok
Gramedia. Jakarta.
Download