Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT. ANEKA REGALINDO DI SIDOARJO Dixie Martien Saputra [email protected] Heru Suprihhadi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA ABSTRACT This research is meant to test and to find out the influence of marketing mix whether it has an influence to the customer decision in purchasing at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo. Meanwhile the multiple linear regressions are used as the analysis technique and as much as 80 people are selected as samples. The result of this research, simultaneously, indicates the influence of product, price, place and promotion to the customer purchasing decision is significant. This result is supported by the acquisition of correlation coefficient as much as 69.2%. The result of this research, partially, indicates that the product, price, place, and promotion variables have a positive and significant influence to the customer purchasing decision in purchasing furniture products at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo. This can also be indicated by the significant level of each variable is not more than α = 5%. The result of partial determination coefficient test indicates that the promotion variable has the highest determination coefficient value. This also indicates that this variable has a dominant influence to the customer decision in purchasing furniture products at PT Aneka Regalindo in Sidoarjo. Keywords: Product, Price, Place, Promotion, Purchasing Decision. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh Bauran Pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 orang. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah signifikan. Hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi sebesar 69,2 %. Hasil pengujian secara partial menunjukkan variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal tersebut dapat diindikasikan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut tidak melebihi α = 5%. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan variabel promosi memiliki nilai koefisien determinasi yang tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang dominan terhadap konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Kata Kunci Produk, Harga, Tempat, Promosi, Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 2 Pendahuluan Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu di jalur yang nyaman. Selain itu pelaku usaha perlu menciptakan terobosan dan inovasi strategis guna terus meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam hal ini, pelaku usaha perlu memahami tingkat keputusan pembelian yang dilakukan oleh setiap konsumen maupun pelanggan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka perusahaan harus memberikan nilai kepuasan terhadap produk yang ditawarkannya dengan harga yang bersaing dan mutu produk yang berkualitas. Seiring dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu diperhatikan para pelaku usaha adalah bagaimana menciptakan keunikan dari segi produk yang ditawarkan, serta dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya. Bilamana kepuasan konsumen telah terpenuhi maka terjadilah suatu transaksi yang berulang-ulang secara terus menerus, di mana konsumen merasa adanya value dari sebuah harga yang harus dibayarkan. Berdasarkan pada hal ini, konsumen sebagai obyek penawaran yang harus selalu diperhatikan. Perusahaan harus mampu menganalisa kepuasan konsumen, karena pada akhirnya, konsumen lah yang akan menentukan tepat atau tidaknya kualitas sebuah produk tersebut. Perusahaan juga harus memperhatikan persepsi konsumen terhadap kualitas produk dan bagaimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk lah yang merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu produk. Seperti yang diketahui sekarang ini, perusahaan yang bergerak di bidang produksi ini yang dimana untuk bertahan mereka selalu melakukan inovasi terhadap produk. Hal utama yang harus diutamakan oleh perusahaan adalah kepuasan pelanggan agar mendapatkan kepercayaan kualitas produk dari para konsumen. Pemimpin perusahaan pun juga harus tahu hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam kualitas produk dan untuk menghasilkan kinerja sebaik mungkin sehingga mampu untuk memuaskan pelanggan. Bauran pemasaran (Marketing Mix) dalam pemasaran banyak digunakan oleh para pelaku usaha sebagai strategi bersaing. Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah serangkaian variabel pemasaran yang dapat dikuasai perusahaan, yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Oleh sebab itu keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh strategi Marketing Mix. Perusahaan yang bisa dikatakan berhasil ialah perusahaan yang dapat menciptakan nilai dengan menawarkan sesuatu yang lebih baru, lebih baik, lebih menarik dan bahkan lebih murah. Banyaknya jumlah barang yang beredar di pasar konsumen menunjukkan tingkat kebutuhan dan permintaan konsumen yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan, sehingga peranan manajer pemasaran yang bertanggung-jawab dalam hal ini akan menentukan strategi-strategi pemasaran yang akan diterapkannya, agar produknya dapat diterima dan diminati oleh pasar konsumen. Setiap pelaku usaha menyadari bahwa untuk mencapai jumlah penjualan yang tinggi perlu usaha maksimal di bidang produksi, administrasi, keuangan, dan personalia yang satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Maka dalam hal ini usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan haruslah didasarkan pada konsep pemasaran yang tertuju. Jadi, dalam hal ini peranan manajer pemasaran sangat penting, karena bagian ini merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjual produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan guna meningkatkan volume penjualan atau laba yang sesuai dengan harapan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : (1). Apakah Bauran Pemasaran berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ?(2). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 3 Apakah elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ? (3). Apakah Promosi berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ? Guna menanggapi uraian pada latar belakang masalah dan pernyataan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat keputusan pembelian konsumen terhadap pengaruh Bauran Pemasaran yang diberikan oleh PT. Aneka Regalindo Sidoarjo. (1). Bauran Pemasaran berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. (2). Elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. (3). Promosi yang menjadi salah satu Bauran Pemasaran berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Tinjauan Teoritis Teori yang akan dikemukakan ini berupa konsep pemasaran dan hubungan pembelian. Sedangkan, teori yang dilakukan penulis disini akan membahas tentang pengaruh Bauran Pemasaran yang berhubungan dengan keputusan pembelian oleh konsumen maupun pelanggan. Konsep Pemasaran Menurut Kotler (1997:17) Konsep pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuan memberikan kepuasan pada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi. Demikian pula yang diungkapkan menurut Swastha dan Irawan (2005:10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan, berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Jadi, kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang saling menghubungkan berbagai sistem kepada konsumen untuk memperoleh informasi penjualan dan konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Bauran Pemasaran Pengertian tentang bauran pemasaran disini akan dikemukakan oleh Kotler (2001:15) Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (Marketing Mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran, yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Adapula teori yang dikemukakan selanjutnya oleh Angipora (2002:24) yang mengemukakan bahwa pengertian dari bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Dengan beberapa pendapat para ahli di atas tersebut menyimpulkan bauran pemasaran adalah program yang terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran terhadap pasar sasaran yang dituju. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 4 Konsep Produk Suatu falsafah perusahaan dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dkk (2000:212). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, dimiliki, digunakan maupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan konsumen. Menurut Stanton (1996:222), A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Klasifikasi Produk Kotler (2000:215) mengklasifikasikan produk menjadi beberapa jenis yaitu : (1). Berdasarkan daya tahan dan kewujudan produk : a. Barang tidak tahan lama adalah perwujudan barang yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, sehingga tidak dapat dikonsumsi kembali. Contoh : pasta gigi, sabun, minuman, makanan, dan lain sebagainya.Oleh karena itu perwujudan barang-barang yang mudah habis dikonsumsi dan sering dikonsumsi konsumen maka konsumen akan terus membelinya. Penentuan strategi yang cocok adalah membuatnya tersedianya barang tersebut banyak berada di lokasi, menetapkan pada sedikit keuntungan, dan gencar diiklankan untuk menarik dan mencoba menggoda minat konsumen dengan membangun preferensi produk.(b). Barang tahan lama adalah perwujudan barang yang umumnya dapat digunakan dengan jangka waktu yang cukup lama. Contohnya : televisi, lemari es, pakaian. Produk dengan daya tahan lama umumnya lebih memerlukan penjualan pribadi (personal selling) dan layanan (purna jual) mensyaratkan laba yang lebih tinggi, dan lebih menuntut jaminan dari penjual.(c). Jasa merupakan serangkaian aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya : jasa angkutan taksi dan reparasi. Jasa memiliki ciri tidak berwujud namun juga tidak dapat dipisahkan, tidak tetap, juga tidak bisa disimpan. Akibatnya, mereka pada umumnya lebih menuntut pengendalian kualitas, kredibilitas, pemasok, dan dapat disesuaikan dengan situasi atau keadaan. Atribut Produk Dalam rencana mengembangkan produk, pelaku usaha memerlukan unsur definisidefinisi dan manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, merek, desain dan kemasan.(a). Kualitas Produk Sebuah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsinya : kemampuan tersebut meliputi daya tahan, ketelitian, kehandalan, kemudahan untuk dioperasikan dan diperbaiki, dan berbagai macam atribut lainnya yang berguna pada produk secara keseluruhan. (b). Merek Produk Suatu identitas atau nama, istilah, kata, simbol, atau desain yang mendiferensiasikan pembuat atau penjual produk tertentu. Dengan demikian, sebuah merek akan menunjukkan identitas penjual atau pembuatnya. Nilai atau manfaat suatu merek ditentukan berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran akan konsumen tentang nama merek, pemersepsian kualitas, pengasosiasian merek seperti paten, dan hubungan jaringan distribusi. (c). Desain Produk yaitu Cakupan mengenai desain dari suatu produk menjadi salah satu faktor yang perlu ditanggapi secara serius dari manajemen, karena pada sasaran konsumenlah yang dituju. Memang hal nya setiap aspek manajemen harus mampu memberikan yang terbaik untuk konsumen dengan selalu mempersoalkan suatu desain produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Maka dalam hal ini, desain adalah bentuk totalitas dari setiap keunggulan produk yang mempengaruhi daya tarik penampilan dan fungsi produk dalam hal memenuhi kebutuhan pelanggan. (d). Kemasan Produk Yang telah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 5 diketahui sebelumnya ini, pengemasan telah menjadi alat pemasar yang kuat. Kemasan yang di desain dengan baik mampu menciptakan daya tarik dan nilai konvenien bagi konsumen dan nilai promosi bagi produsen. Terkait dengan hal ini, pengemasan merupakan kegiatan mendesain produk dan memproduksi tempat atau pembungkus produk. Kemasan juga dapat dikatakan berupa tempat pembungkus utama produk untuk melindungi produk dari ancaman buruk yang dapat merugikan dan nantinya akan menurunkan harga jual produk. Siklus Daur Hidup Produk Siklus daur hidup produk bisa menjadi acuan tentang bagaimana perusahaan akan mulai mengusulkan dan mendesain suatu produk baru. Kebanyakan pembahasan mengenai siklus hidup produk selalu menggambarkan riwayat penjualan dengan kurva yang berbentuk S seperti terlihat dalam gambar berikut. Kurva ini digambarkan memiliki empat tahapan utama, yaitu biasa disebut dengan tahap. Kedewasaan Pertumbuhan Laba Kemunduran Perkenalan Gambar 1 Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Sumber : Saladin (2004 : 101) Pertama. Tahap Perkenalan (Introduction) Pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja yang diperkenalkan kepada konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali. Tahap perkenalan ini dimulai bili produk baru sudah didistribusukan untuk pertama kalinya dan tersedia dipasar untuk dibeli masyarakat. Kedua. Tahap Pertumbuhan (Growth) Pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan tanda yang jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan. Pada tahap ini jumlah keuntungan ikut membumbung tinggi yang disebabkan oleh biaya promosi yang dibebankan pada volume yang jauh lebih besar dan oleh lebih banyak penurunan biaya produksi per unitdibandingkan penurunan harga jual. Hal ini disebabkan karena adanya dampak “kurva pembelajaran” (learning-curve). Ketiga. Tahap Kedewasaan (Maturity) Periode dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau menurun yang disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan yang ketat. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan tahap- tahap Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 6 sebelumnya serta pemasarannya. menghadapi tantangan- tantangan berat dalam manajemen Keempat. Tahap Kemunduran (Decline) Dalam periode ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya keuntungan. Penurunan penjualan ini bisa diakibatkan oleh perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen, atau meningkatnya persaingan di dalam dan luar negeri. Semua ini kelebihan kapasitas mengakibatkan menghebatnya persaingan harga yang akhirnya akan menurunkan keuntungan perusahaan. Konsep Harga Harga adalah salah satu elemen paling penting dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan elemen yang lain menghasilkan biaya. Harga juga merupakan bauran pemasaran yang paling fleksibel dimana dapat diubah dengan cepat dan hal ini tentunya berbeda dengan karakteristik produk dan saluran komitmen. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, menentukan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan perusahaan. Menurut Kotler (2001:49) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi harga diatas, maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sudah barang tentu, apabila perusahaan salah dalam menetapkan harga maka hal yang terjadi dapat menimbulkan kesulitan dalam perusahaan dan dapat menyebabkan kerugian yang fatal bagi perusahaan. Oleh karena itu, betapa penting nya penetapan harga dalam organisasi perusahaan, maka setiap perusahaan harus benar-benar mempertimbangkan hal-hal dari setiap pengambilan keputusan dalam masalah harga. Tujuan Penetapan Harga Perusahaan yang berkembang dan sedang dalam masa pertumbuhan akan selalu dihadapkan pada masalah penetapan harga yang dimana pada masa itu perusahaan sedang dalam memikirkan penetapan harga yang tepat untuk produknya. Perusahaan juga akan menetapkan harga jual agar memiliki perbedaan antar penjual dan antar barang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, tujuan penetapan harga dilakukan untuk mengetahui pada harga berapa perusahaan akan menetapkan penjualan serta mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Konsep Tempat/ Saluran Distribusi Sebagai salah satu variabel bauran pemasaran, tempat/distribusi juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya berada, karena tujuan dari place/saluran distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Perusahaan akan terfokus kepada penentuan lokasi dan saluran pendistribusian yang digunakan untuk memberikan jasa pendistribusian produk kepada pelanggan yang melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan macam produk kepada pelanggan yang dimana hal tersebut akan dilakukan oleh produsen. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 7 Strategi Saluran Distribusi Strategi saluran distribusi ditetapkan sedini mungkin, bahkan sebelum produk siap untuk dipasarkan, manajemen harus cepat tanggap unutk menetapkan metode dan rute yang akan digunakan untuk mendistribusikannya agar dapat mencapai pasar. Menurut Machfoedz (2005:147) saluran distribusi ialah kelompok individu atau perusahaan yang mengarahkan aliran produk dari produsen ke konsumen-konsumen.Sedangkan menurut Angipora (2002:299) bentuk-bentuk saluran distribusi dobagi menjadi dua yaitu : (a). Saluran Langsung (Direct Channel) adalah saluran yang tidak memanfaatkan atau melibatkan perantara-perantara independent. (b). Saluran Tidak Langsung (Indirect Channel) adalah saluran yang memanfaatkan atau melibatkan perantara-perantara yang independent, seperti distributor industri dan perwakilan pabrik. Pemilihan Saluran Distribusi Menurut Machfoedz (2005:149-150) terdapat banyak saluran pendistribusian yang digunakan dalam pemasaran produk konsumen akhir yang terdiri dari lima saluran sebagai berikut: (a). Produsen Konsumen. Saluran distribusi yang paling pendek, sederhana untuk produk konsumen tiak melibatkan perantara. Produsen dapat menjual produk langsung kepada konsumen. Misalnya, pemasaran alat rumah tangga dapat dilakukan dari pintu ke pintu. (b). Produsen Pengecer Konsumen. Banyak pengecer besar membeli lansung dari perusahaan manufaktur dan produsen pertanian. (c).Produsen Grosir Pengecer Konsumen. Ini merupakan saluran “tradisional” untuk barang konsumen. Saluran ini dipilih oleh pengecerdan perusahaan manufaktur kecil karena merupakan Pengecer Konsumen. pilihan yang layak secara ekonomis. (c). Produsen Agen Banyak produsen lebih memilih menggunakan jasa agen daripada grosir untuk menjangkaupasar eceran, terutama pengecer berskala besar. (d). Produsen Agen Grosir Pengecer Konsumen. Untuk mencapai pengecer kecil, produsen seringkali memanfaatkan jasa perantara agen yang menjual kepada grosir, untuk selanjutnya grosir menjual produk kepada toko-toko kecil. Konsep Promosi Sebagian besar, perusahaan mayoritas menentukan strategi promosi yang sangat memerlukan sales promotion, advertising, personal selling, dan publisitas adalah sebuah program yang terkonsep untuk berkomunikasi dengan para calon pembeli yang nantinya akan mempengaruhi keputusan pembelian. Maka dari itu, promosi merupakan bagian terpenting yang sangat berperan aktif dalam memperkenalkan produk, mengingatkan kembali dan memberitahukan manfaat suatu produk dalam mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Jenis-Jenis Promosi Produk Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain menurut Kotler (2001:98-100) (1). Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. (2). Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. (3). Publisitas (Publicity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). (4). Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. (5). Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 8 suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen. Keputusan Pembelian Konsumen Setiap perusahaan perlu mengetahui tipe orang-orang yang terlibat dalam keputusan pembelian dan peran yang dimainkan oleh masing-masing orang. Menurut Machfoedz (2005:44-46) ada tahapan-tahapan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: (1). Mengenali kebutuhan adalah Proses pembelian bermula dengan mengenali kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan di antara keadaan nyata dan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimuli internal pada saat kebutuhan normal, seperti lapar, haus, hasrat seksual muncul ke tingkat yang dapat menjadi pendorong. (2). Mencari Informasi adalah Konsumen, secara disadari atau tidak, akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan produknya sesuai kebutuhan serta harganya terjangkau, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak, barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. Pada umumnya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Meskipun demikian, sumber individu merupakan yang paling efektif, terutama pada pembelian jasa. Karena informasi yang diperoleh lebih banyak, konsumen semakin menyadari dan banyak yang mengetahui tentang berbagai merek dan ciri produk yang tersedia. (3). Evaluasi Alternatif adalah Cara konsumen memproses informasi untuk sampai pada pemilihan merek disebut evaluasi alternatif. Konsep dasar tertentu dapat membantu menerangkan setiap proses evaluasi konsumen. (4). Keputusan Untuk Membeli biasanya, keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merek yang paling diminati. Tujuan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor situasi tak terduga. Konsumen menetapkan tujuan pembelian berdasarkan beberapa faktor seperti pendapatan keluarga, harga yang diperkirakan terjangkau dan manfaat yang diperoleh dari produk. (5). Sikap Setelah Pembelian adalah tugas produsen atau penjual bukan berakhir pada saat produk laku terjual. Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau sebaliknya, merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau penjual. Perumusan Hipotesis Hipotesis atau dugaan sementara yang akan digunakan dalam penelitian ini diantara lain: (1). Bauran Pemasaran secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. (2). Elemen-elemen Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. (3) promosi paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Penelitian ini berupa penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, dilakukan dengan cara hubungan sebab-akibat. Artinya, yang menjadi sebab adalah bauran pemasaran dan berakibat pada keputusan pembelian konsumen. Gambaran dari Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2012:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 9 Tekhnik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini akan membahas tentang populasi penelitian, yang dimana dalam populasi penelitian ini adalah keseluruhan konsumen pengguna produk PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo yang jumlah tidak dapat diidentifikasi dengan jelas dan tidak terbatas. Kemudian untuk itu, metoda pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metoda Sampling Purposive, yaitu menurut Sugiyono (2012:126) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang kualitas produk untuk melakukan fungsinya yang meliputi daya tahan produk, kemudahan penggunaan kemudahan dalam pengoperasian, kehandalan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Berdasarkan kriteria-kriteria yang akan diuji, dalam hal ini kriteria dari teknik pengambilan sampelnya yaitu : (a). Pembeli melakukan pembelian dalam bentuk paket. (b). Membeli untuk dilakukan sendiri atau dipakai sendiri. (c). Besarnya pembelian sekurang-kurangnya Rp. 2.500.000. (d). Pembelian dilakukan tiga tahun terakhir sejak awal tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2012. (e). Pembeli dalam melakukan pembelian telah membandingkan produk furniture di tempat lain. Tekhnik Pengumpulan Data Menurut pendapat dari Sugiyono (2012:187) Pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal sebgai penunjang penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu : (a). Data Primer adalah Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung melalui penyebaran kuesioner untuk dibagikan kepada objek yang telah ditarget. (b). Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi yang dikumpulkan oleh perusahaan sebagai bahan penunjang analisis dari hasil pengolahan data primer. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati oleh peneliti sehingga tujuan peneliti mampu untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik kesimpulan. Definisi variabel yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Berikut merupakan definisi Variabel Independent (X) (Bauran Pemasaran) (1). Produk (X1) Merupakan produk furniture yang ditawarkan kepada konsumen untuk diperhatikan, untuk dibeli, untuk dimiliki, dan digunakan dalam fungsi dan kebutuhan sehari-hari. Indikatornya disini antara lain : (1). Barang bervariatif yang memiliki fungsi masing-masing (X1.1). (2). Motif dan desain lebih tertonjol sehingga memiliki daya tarik (X1.2). (3). Tampilan ragam jenis produk yang memiliki kegunaan masing-masing (X1.3). (4). Fungsi dan kegunaan produk sesuai dengan jenis dan model barang (X1.4). (5). Kemudahan bentuk fisik dalam penggunaannya (X1.5) (2). Harga (X2) Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk furniture tersebut. Indikatornya disini antara lain : (1). Harga sesuai dengan penggunaan dan fungsi barang (X2.1). (2). Menonjolkan identitas kualitas barang yang mempunyai kegunaan atau fungsi yang lebih (X2.2). (3). Mengidentifikasi perbedaan antara penjual dengan barang satu dengan yang lainnya (X2.3) (3). Tempat (X3) Tempat/saluran distribusi merupakan penentuan lokasi untuk menyediakan barang furniture yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Indikatornya disini antara lain : (1). Kestrategisan tempat untuk mendeteksi dimana Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 10 produk berada (X3.1). (2). Lokasi dan akses yang mudah dijangkau untuk memudahkan mendeteksi keberadaan barang (X3.2) (4). Promosi (X4) Merupakan kegiatan pemasaran dalam berkomunikasi dengan calon pembeli untuk memperkenalkan produk furniture dan mengingatkan kembali serta memberitahukan manfaat produk furniture guna mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Indikatornya disini antara lain : (1). Promosi melalui media yang menunjukkan identitas produk pada khalayak ramai (X4.1). (2). Promosi dengan melalui undian berhadiah disampaikan untuk mencuri perhatian pada konsumen (X4.2). (3). Promosi dengan melalui informasi dari satu orang ke orang lain guna mendapatkan kepercayaan (X4.3) Berikut adalah variabel Dependent/Variabel Terikat (Y) (Keputusan Pembelian) (1). Keputusan Pembelian Konsumen (Y) Merupakan sikap pembelian konsumen dalam menentukan suatu pilihan produk furniture yang ingin dimiliki untuk mencapai kepuasan dan keinginan yang didapat setelah melakukan pembelian produk furniture tersebut. Indikatornya disini antara lain : (1). Kebutuhan akan pribadi dalam penggunaanya sehari-hari (Y1.1). (2). Keinginan dalam hasrat untuk memiliki (Y1.2). (3). Kepuasan tersendiri sesudah mendapatkan dan menggunakan barang tersebut (Y1.3) Indikator Variabel (X) yang terdiri dari Produk, Harga, Saluran Distribusi/Tempat maupun indikator Variabel (Y) yang terindikasi sebagai keputusan pembelian konsumen dan menyebabkan konsumen tertarik untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan tersebut. Maka pengukuran variabel diatas akan menggunakan skala likert. Yang dimana dikemukakan oleh Sugiyono (1999:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel, kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Berikut ini adalah skala untuk pengukurannya adalah sebagai berikut : (a). Sangat setuju Skor 5 (b). Setuju Skor 4 (c). Ragu-ragu Skor 3 (d).Tidak setuju Skor 2 (e). Sangat tidak setuju Skor 1 Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan alat atau metode dalam rangka pengujian hipotesis. Di dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan cara atau metode sebagai berikut: (1). Metoda Kualitatif Adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (2). Metoda Kuantitatif Adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Uji Instrumen (a) Uji Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas menjadi tidak Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 11 sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrument penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Rumus Perhitungan/Pengujian validitas menggunakan rumus metode perhitungan korelasi produk moment. rxy = ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Dimana: Rxy = koefisien korelasi product moment x dan y N = banyaknya sampel X = sekor dari tes pertama Y = sekor dari tes kedua (b) Uji Reliabilitas Pengertian uji reliabilitas Reliabilitas berarti kedapat dipercayaan atau keajegan, suatu instrument tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama, kesalahan pengukuran akan berakibat pada hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu yang sama. Tekhnik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan metode rumus dasar Alpha Cronbanch yang menurut Hilton and Brownlow (2004:364) dengan rumus sebagai berikut : Rumus a = ( )( ∑ ) keterangan : a = Koefisien reliabilitas alpha cronbach k = Jumlah item pertanyaan yang diuji ∑ = jumlah varian skor item Sx2 = varian skor-skor tes (seluruh item k) Pengujian Asumsi Klasik (1). Dengan Melakukan Uji Normalitas Menurut pendapat dari Ghozali M (2006:110) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dan model regresi yang baik adalah berdistribusi normal. (2) Dengan Melakukan Uji Autokorelasi Menurut pendapat dari Ghozali M (2006:96) mengatakan bahwa suatu asumsi penting dari model linier adalah bahwa tidak adanya auto korelasi atau kondisi yang berurutan diantara gangguan yang masuk dalam persamaan fngsi regresi. Konstanta Durbin-Watson dapat dipergunakan untuk pengujian, apakah terdapat auto korelasi variabel bebas terhadap Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 12 penyimpangan fungsi gangguan.(3). Dengan Melakukan Uji Multikolinearitas Masih dengan pendapat menurut Ghozali M (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji aapakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi, maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standard error tidak dapat pula ditentukan. (4). Dengan Melakukan Uji Heterokedastisitas Menurut pendapat Ghozali M (2006:105) pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual( kesalahan pengganggu ) satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pendekatan yang dapat dipakai dalam menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunaka pendekatan grafik, yaitu scatterplot. Penganalisisan Regresi Linear Berganda Menurut Arikunto (2005:289) mengemukakan bahwa analisa regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistic dalam menganalisa hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dan dengan dinyatakan dengan rumus multiple regresinya diuraikan sebagai berikut: Y = a+b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+ e Dengan keterangan sebagai berikut : Y = Kepuasan konsumen X1 = Produk X2 = Harga X3 = distribusi X4 = promosi b1 b2 b3 b4 = koefisien regresi a = konstanta e = standard error Pengujian Hipotesis (1). Pengujian Hipotesis Secara Simultan (a). Uji Hipotesis dengan menggunakan Uji F. Disini akan dijelaskan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:252) dengan menyatakan rumus sebagai berikut : Rumus : fhitung = Keterangan sebagai berikut : fhitung R2 k n = = = = F ratio/ hitung koefisien korelasi ganda jumlah variabel independen Jumlah anggota sampel (b). Pengujian dengan menggunakan cara Hipotesis Deksriptif Statistik Pengujian dengan cara ini akan dikemukakan oleh Pratisto (2004:110). (b.1) Ho; 1 0 Yang berarti 2 ….. 4 variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pelanggan. (b.2) Ho; 1 = 2 =..... 4 = 0 Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) tidak berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pelanggan. (2). Pengujian Hipotesis Secara Parsial (a). Uji Hipotesis dengan menggunakan Uji T Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 13 Disini akan dijelaskan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji T sebagai berikut : Rumus : thitung dengan rumus = Keterangan sebagai berikut : B1 = Parsial sampel Sb1 = standar eror dan koefisien regresi sampe 1 = koefisien regresi parsial populasi (b). Pengujian Hipotesis dengan menggunakan cara parsial Pengujian dengan cara ini masih menggunakan Metoda hipotesis menurut Pratisto (2004:110). (b.1) Ho; 1 2 ….. 4 = 0 Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan. (b.2) Ho; 1 = 2 =…. 4 = 0 Yang berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) tidak berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Produk Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden yang menyangkut seluruh aspek produk furniture yaitu tanggapan responden atas produk furniture yang ditawarkan kepada mereka untuk diperhatikan, untuk dibeli, untuk dimiliki, dan digunakan dalam fungsi dan kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek produk furniture diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Produk Berdasarkan tabel 1 diatas sebagian besar responden yang menggunakan produk Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo memberikan tanggapan bahwa semua aspek produk Furniture berkualitas baik sebesar 68%. Kondisi ini dicerminkan dari tanggapan responden atas aspek barang bervariatif yang memiliki fungsi masing-masing sebesar 59 % ; motif dan desain lebih tertonjol sehingga memiliki daya tarik sebesar 55%; tampilan ragam jenis produk yang memiliki kegunaan masing-masing sebesar 51%; fungsi dan kegunaan produk sesuai dengan jenis dan model barang sebesar 82% serta tanggapan responden atas kemudahan bentuk fisik dalam penggunaannya sebesar 84%. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 14 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Harga Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden yang menyangkut seluruh aspek harga furniture yaitu tanggapan responden atas sejumlah uang yang mereka bayarkan untuk mendapatkan suatu produk furniture tersebut Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harga Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden menganggap harga produk Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo sesuai dengan kualitas dan terjangkau sebesar 65%. Kondisi ini dicerminkan oleh tanggapan responden mengenai harga sesuai dengan penggunan dan fungsi barang sebesar 71%, kualitas barang tersebut mempunyai nilai kegunaan dan fungsi yang lebih sebesar 75% serta tanggapan mereka bahwa produkter tersebut dapat mengidentifikasi perbedaan antara penjual dengan barang satu dengan yang lainnya sebesar 47 %. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Tempat Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden yang menyangkut seluruh aspek tempat keberadaan furniture yaitu tanggapan responden atas lokasi tersedianya barang furniture yang mereka butuhkan dan inginkan. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek tempat keberadaan furniture diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat sebagian besar responden memandang lokasi PT. Aneka Regalindo Sidoarjo cukup sulit untuk dijangkau saat mereka menginginkan produk furniture perusahaan tersebut sebesar 53%. Kondisi ini tercermin dari tangapan responden mengenai kestrategisan tempat untuk mendeteksi dimana produk berada sebesar 55% serta lokasi dan akses yang mudah dijangkau sebesar 50%. Kondisi ini dimungkinkan jika Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 15 konsumen atau calon konsumen diluar kota Sidoarjo yang menginginkan produk furniture, akan kebingungan untuk mengangkut barang tersebut kerumahnya, karena umumnya produk-produk furniture tersebut memiliki ukuran yang besar sehingga memerlukan kendaraan sebagai sarana pengangkutan untuk sampai ke rumahnya. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Promosi Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden yang menyangkut seluruh aspek promosi yaitu tanggapan responden atas kegiatan pemasaran dalam berkomunikasi dengan calon pembeli untuk memperkenalkan produk furniture dan mengingatkan kembali serta memberitahukan manfaat produk furniture guna mendororng konsumen untuk membeli produk tersebut. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek promosi furniture diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Promosi Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat sebagian besar responden memandang cukup baik atas promosi tentang produk Furniture yang dilakukan oleh PT. Aneka Regalindo Sidoarjo sebesar 53%. Kondisi ini tercermin dari tanggapan responden mengenai aspek-aspek promosi yang berkaitan dengan kegiatan promosi yang dilakukan melalui media khalayak ramai sebesar 51%, kegiatan promosi yang dilakukan melalui undian berhadiah sebesar 56% serta kegiatan promosi melalui informasi dari mulut ke mulut sebesar 51% Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Membeli Deskripsi tanggapan responden terhadap produk merupakan tanggapan responden yang menyangkut seluruh aspek keputusan membeli yaitu tanggapan responden atas sikap mereka dalam menentukan suatu pilihan produk furniture yang ingin dimiliki untuk mencapai kepuasan dan keinginan yang didapat setelah melakukan pembelian produk furniture tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 3 indikator yang berkaitan dengan keputusan membeli sebagai berikut :Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner yang kembali dan telah diisi oleh responden mengenai semua aspek keputusan membeli furniture diperoleh hasil sebagai berikut : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 16 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keputusan Membeli Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat bahwa umumnya responden sanggup dan bersedia untuk membeli produk Furniture di PT. Aneka Regalindo Sidoarjo. Mengingat produk furniture tersebut merupakan kebutuhan mereka yang dapat digunakan sehari-hari. Disamping itu juga mengingat kualitas produk furniture yang sangat baik sehingga keinginan dalam hasrat untuk memiliki serta kepuasan tersendiri sesudah mendapatkan dan menggunakan barang tersebut. Hal ini diketahui berdasarkan pada skor tanggapan yang diperoleh yang menunjukkan sebagian besar tanggapan mereka berada pada skor 4 (setuju) dengan prosentase sebesar 45%. Disusul yang memberikan tanggapan ragu-ragu sebanyak 45%, yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 6%, yang memberikan tanggapan tidak setuju sebanyak 4% dan tidak ada responden yang memberikan tanggapan sangat tidak setuju. Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan Reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara One Shot Methode atau pengukuran sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Ghozali I (2002:42) Dari hasil uji reliabilitas nilai Cronbach Alpha dapat dilihat dibawah ini. Tabel 6 Reliability Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,730 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 17 Menurut Santoso (2002:277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (a). Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut valid. (b). Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas data sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Indikator Corrected Item-total Correlation Keterangan ( R hitung ) Produk Harga Tempat Promosi Keputusan Membeli X1.1 0.364 Valid X1.2 0.372 Valid X1.3 0.384 Valid X1.4 0.374 Valid X1.5 0.351 Valid X2.1 0.356 Valid X2.2 0.349 Valid X2.3 0.355 Valid X3.1 0.374 Valid X3.2 0.397 Valid X4.1 0.404 Valid X4.2 0.417 Valid X4.3 0.381 Valid Y1.1 0.518 Valid Y1.2 0.473 Valid Y1.3 0.358 Valid Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai dari seluruh variabel 16 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah 16 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 18 Uji Asumsi Klasik Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. (2). Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1. Ghozali M (2006 : 61). (3). Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (4). Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedaktisitas atau tidak terjadi Heteroskedaktisitas. Analisis Regresi Berganda Analisis Uji Simultan Analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu produk, harga, tempat dan promosi secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo Hasil pengujian regresi linier berganda membuktikan secara simultan pengaruh variabel produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian adalah signifikan. Hasil perhitungan statistik perolehan F hitung = 17,227 dengan tingkat signifikan 0,000 kurang dari α = 5%. Dengan demikian hipotesis yang pertama menyatakan bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Analisis uji Parsial Pengujian secara partial yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel produk, harga, tempat dan promosi secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 0,242 + 0,175X1 + 0,229X2 + 0,305X3 + 0,256X4 t hitung = 2,137 , 2,256 , 2,112 , 2,434 Sig = 0,036 , 0,027 , 0,038 , 0,017 Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel produk, harga, tempat dan promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Kondisi ini indikasikan dengan perolehan tingkat signifikansi variabel bebas yang digunakan model penelitian tersebut masih dibawah 5%. Dengan demikian hipotesis kedua yang diajukan bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 19 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Konstanta (a) merupakan intersep garis regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya variabel independen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (a) adalah 0,242 menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi tidak ada perubahan = 0, maka keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo akan sebesar 0,242. (2). Koefisien Regresi Produk (b1) = 0,175, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara produk dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas kualitas produk furniture tersebut akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika produk naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,175 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (3). Koefisien Regresi Harga (b2) = 0,229, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas strategi harga furniture yang ditawarkan akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika strategi harga naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,229 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (4). Koefisien Regresi Tempat (b3) = 0,305, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor tempat dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas lokasi atau tempat keberadaan produk furniture akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika faktor tempat naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,305 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (5). Koefisien Regresi Promosi (b4) = 0,256, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara promosi dengan keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas kegiatan promosi furniture yang dilakukan akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan kata lain jika promosi naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli akan naik sebesar 0,256 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Simpulan Dari hasil peneilitian yang dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS 12.0 for windows, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya keputusan konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo ditentukan oleh seberapa produk, harga, tempat dan promosi yang ditawarkan, kepada konsumen. (2). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel bauran pemasran yang terdiri dari variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumen membeli produk Furniture pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo. Hal tersebut dapat diindikasikan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut tidak melebihi α = 5%. (3). Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah promosi karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar. Saran Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan maka saran yang diberikan kepada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo adalah sebagai berikut : (1). Mengingat faktor promosi mempunyai pengaruh dominan, hendaknya PT. Aneka Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 20 Regalindo di Sidoarjo lebih mengenalkan produk furniture mereka kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk image / faktor psikologi konsumen yang semakin kuat terhadap produk furniture mereka sehingga apabila konsumen ingin memiliki furniture, maka yang pertama kali terpikirkan oleh mereka adalah produk dari PT. Aneka Regalindo,(2). Hendaknya PT. Aneka Regalindo juga memperhatikan kualitas maupun desain dan variasi produk furniture. Hal ini dilakukan agar disamping produk mereka berkualitas juga memiliki desain yang menarik, tidak ketinggalan jaman serta mengikuti trend yang dikehendaki masyarakat, karena semakin baik mutu atau kualitas barang akan menambah kepuasan mereka yang mengoleksinya. (3). Hendaknya manajemen PT. Aneka Regalindo juga memperhatikan strategi yang menyangkut tentang harga misalnya memberikan diskon. Hal ini akan membuat konsumen merasakan bahwa PT. Aneka Regalindo memberikan tawaran harga yang sangat menarik minat calon pembeli atau konsumen untuk melakukan pembelian produk atau barang-barang yang ditawarkan. DAFTAR PUSTAKA Angipora M. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Cetakan Kedua. Penerbit PT. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Arikunto S. 2005. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Ghozali I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. UNDIP. Semarang. Ghozali M. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Kotler P. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Kotler P. 1997. Konsep Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kotler P. dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Buku II. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Machfoedz M. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta. P.R. Hilton dan C. Bronlow.2004. SPSS Explained. Penerbit East Sussex. Routledge. Pratisto A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Penerbit Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta Swastha dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Stanton W. J. 1996. Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta. Saladin D. 2004. Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Penerbit CV. Linda Karya. Bandung. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan Kombinasi (Mixed Methods). Penerbit CV Alfabeta. Cetakan Kedua. Bandung. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 10 (2013) 21 Santoso S. 2002. Statistik Multivariate. Penerbit PT. Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.