6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Penyelenggara Jaminan

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
1. Pengertian BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di
Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undangundang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan
hukum nirlaba. Dan Program BPJS Kesehatan 2014 ini akan mulai berlaku
pada tanggal 1 januari 2014.
Selama ini pelayanan kesehatan yang menggunakan kartu penerima
bantuan dari pemerintah hanya dilayani oleh rumah sakit-rumah sakit
milik pemerintah. Kementerian Kesehatan mencatat saat ini jumlah rumah
sakit swasta di seluruh Indonesia sekitar dua ribu rumah sakit. Dan hal ini
nanti akan didorong bahwa rumah sakit swasta juga harus melayani
segenap lapisan masyarakat Indonesia.
Pembentukan BPJS menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Undang-Undang ini
merupakan pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang
mengamanatkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan
transformasi kelembagaan PT Askes (Persero), PT Jamsostek (Persero),
PT TASPEN (Persero) dan PT ASABRI (Persero) menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Transformasi tersebut diikuti adanya
pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai serta hak dan
kewajiban. Undang-Undang ini membentuk 2 (dua) BPJS yaitu BPJS
Kesehatan
dan
BPJS
Ketenagakerjaan.
BPJS
Kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
6
7
jaminan pensiun dan jaminan kematian. Terbentuknya dua BPJS ini
diharapkan secara bertahap akan memperluas jangkauan kepesertaan
progam jaminan sosial.
2. BPJS mempunyai tugas sesuai Undang-Undang yaitu:
a. Melakukan atau menerima pendaftaran Peserta
b. Memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja
c. Menerima bantuan Iuran dari Pemerintah
d. Mengelola dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program Jaminan Sosial
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan
sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan
Sosial kepada peserta dan masyarakat
3. Kepesertaan Wajib BPJS
a. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam
di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota
BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS.
b. Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota
BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada
perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada
BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya
ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS
ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran.
c. Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal,
namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi
anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya
dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang
diinginkan.
8
4. Dasar hukum
a. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.
5. Undang-undang tentang badan penyelenggara jaminan sosial
a. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial
b. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak
c. Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh peserta yang
merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang
dikelola oleh BPJS untuk pembayaran manfaat kepada peserta dan
pembiayaan operasional penyelenggaraan program Jaminan Sosial
d. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran
e. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta
dan/atau anggota keluarganya
f. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta,
pemberi kerja, dan/atau Pemerintah
g. Bantuan Iuran adalah Iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir
miskin dan orang tidak mampu sebagai Peserta program Jaminan
Sosial
h. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lain.
i. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,
atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau
penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan
membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
9
j. Gaji atau Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Pemberi Kerja kepada
Pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi Pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan
k. Dewan Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disingkat DJSN
adalah dewan yang berfungsi untuk membantu Presiden dalam
perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan sistem
jaminan sosial nasional
l. Dewan Pengawas adalah organ BPJS yang bertugas melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pengurusan BPJS oleh direksi dan
memberikan nasihat kepada direksi dalam penyelenggaraan program
Jaminan Sosial
m. Direksi adalah organ BPJS yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan BPJS untuk kepentingan BPJS, sesuai dengan
asas, tujuan, dan prinsip BPJS, serta mewakili BPJS, baik di dalam
maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
ini
n. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah
Presiden Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
6. Iuran BPJS
a. Biaya premi warga yang tidak mampu akan ditanggung negara dengan
besaran premi tanggungan Rp 19.225 per orang per bulan untuk 86,4
juta warga miskin.
b. Biaya bagi penerima upah/gaji rutin per bulan untuk satu tahun pertama
sebesar 0,5% dari gaji yang diterima, dan 4% dibayarkan oleh pihak
perusahaan.
c. Bagi masyarakat umum, pekerja yang tidak menerima upah mandiri dan
sektor informal iuran didasarkan kelas
10
d. Kelas III Rp 25.000, kelas II, Rp 42.500, dan kelas I, Rp 59.500
7. Fasilitas BPJS
Ada dua kelompok peserta yang dikelola BPJS Kesehatan yaitu peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan peserta non-PBI.
a. Peserta PBI terdiri dari fakir miskin dan orang tak mampu yang
berdasarkan data pemerintah pada 2011 peserta PBI berjumlah 86,4 juta
orang.
b. Sedangkan peserta non-PBI adalah pegawai negeri sipil, anggota TNI
dan Polri, pegawai swasta, pekerja mandiri, bukan pekerja seperti
veteran dan penerima pensiun.
B. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan
menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna
kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan
seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif (Robbins, 2006).
Persepsi adalah suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang
diterima
panca
indera
yang
kemudian
diorganisasikan
dan
diinterpretasikan sehingga individu menyadari yang diinderanya itu (Bimo,
2006).
Persepsi adalah kemampuan otak dalam menterjemahkan stimulus
yang masuk ke dalam alat inera manusia. Persepsi manusia terdapat
perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan
sesuatu itu positif atau negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia
yang tampak atau nyata (Sugihartono, 2007)
Persepsi
masyarakat
terhadap
jamkesmas
adalah
pandangan
masyarakat terhadap pelayanan jamkesmas yang dilihat dari pelayanan
yang kurang baik, tenaga kesehatan tidak ramah dalam melayani peserta
jamkesmas dan sulitnya prosedur administrasi peserta jamkesmas.
11
2. Syarat Terjadinya Persepsi
Syarat terjadiny persepsi menurut Sunaryo (2004:98) adalah:
a. Adanya objek persepsi.
b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama dalam mengadakan persepsi
c. Adanya reseptor atau alat indera yang menerima stimulus
d. Adanya saraf sensoris sebagai alt untuk meneruskan stimulus ke otak,
yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
3. Proses terjadinya persepsi
Proses terjadinya persepsi adalah karena adanya obyek atau stimulus
yang merangsang untuk ditangkapnya panca indera (obyek tersebut
menjadi perhatian panca indera), kemudian stimulus atau obyek terjadi
adanya “kesan” atau jawaban (respon) adanya stimulus, berupa kesan
kembali ke indera berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja berupa
pengalaman hasil pengalaman otak (Widayatun, 2005).
4. Faktor terjadinya persepsi
Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa physical dan proses
eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengaruhi mata, syaraf
di bagian visual cortex, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh susunan syaraf pusat.
Ada 3 komponen yang terkait dengan proses persepsi, diantaranya:
a. Learning atau belajar dari pengalaman individu terhadap stimulus.
b. Memory atau ingatan dari individu.
c. Through, gabungan dari komponen I dan II (learning dan memory).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut (Notoatmodjo, 2005) faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor Internal
1) Pengalaman atau pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan
faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus
12
yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah
dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
2) Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus.
3) Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan
stimulus secara berbeda.
4) Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Seseorang yang
termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan melakukan hal-hal
yang positif.
5) Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus
yang ada.
6) Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan
orang-orang
dalam
kelompoknya
secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja.
b. Faktor Eksternal
1) Kontras
Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat
kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
2) Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang
berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
3) Pengulangan (repetition)
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut
tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat
perhatian kita.
13
4) Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada
sesuatu yang telah kita ketahui.
5) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik
perhatian seseorang.
6. Faktor yang berperan dalam persepsi menurut Bimo Walgito (2004:70)
diantaranya yaitu:
a. Objek yang dipersepsi.
Objek menstimulus alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari
dalam maupun dari luar individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf.
Reseptor adalah alat untuk menerima stimulus, di samping juga harus
ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf pusat, yaitu otak. Sebagai alat
untuk membentuk respon diperlukan syaraf motoris yang dapat
membentuk persepsi seseorang.
c. Perhatian.
Perhatian di perlukan dalam mengadakan persepsi, karena merupakan
langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan / konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang di tujukan
kepada suatu sekumpulan objek.
7. Proses Persepsi.
Proses terbentuknya persepsi didasari beberapa tahapan (Miftah Toha,
2003:145), yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan.
Di awali ketika seseorang dihadapkan pada stimulus /rangsangan yang
hadir dari lingkungannya.
14
b. Registrasi.
Dalam proses ini gejala yang nampak berupa mekanisme fisik yang
berupa penderaan dan syaraf seseorang yang berpengaruh melalui alat
indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat
informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua
informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c. Interpretasi.
Yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses
ini bergantung pada cara pendalaman motivasi dan kepribadian
seseorang.
8. Komponen yang membentuk struktur sikap / persepsi
Ada tiga komponen yang membentuk struktur sikap menurut Baron dan
Byrne (dalam Gerungan, 1996), yaitu:
a. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap obyek sifat.
b. Komponen Afektif
Berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya
evaluatif, yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau
sistem nilai yang dimilikinya. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
c. Komponen konatif / komponen perilaku
Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu besar kecilnya kecenerungan bertindak atau berperilaku seseorang
terhadap objek sikap.
Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen
kognitif, afektif, dan juga konatif, yaitu merupakan
kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu
obyek sikap merupakan manifestasi dari korelasi ketiga komponen tersebut
15
yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan
konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara
internal diantara ketiga komponen tersebut.
9. Menurut David Krech dan Ricard Crutfielt dalam Jalaludin Rahmat
(2007:55) ada dua faktor yang menentukan persepsi, yaitu :
a. Faktor fungsional
Adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
hal lain yang termasuk dan kita sebut sebagai faktor personal. Penentu
persepsi adalah obyek yang memenuhi tujuan individu dalam
melakukan persepsi.
b. Faktor Struktural
Adalah faktor yang semata-mata berasal dari sifat stimulus fisik
terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan
pada sisterm individu.
Tidak dapat meneliti faktor yang terpisah, tetapi memandangnya dalam
hubungan keseluruhan
C. Masyarakat
1. Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu
hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan
identitas, sedangkan menurut Soemardjan (2003) Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik
produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi
ekonomis, yakni teknik dankarya.
Ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan
masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota-anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin
antara mereka. Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan
pamrih antara anggota-angota nya.
16
2. Unsur-unsur suatu masyarakat
a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c. adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
3. Bentuk masyarakat
a. Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
b. Masyarakat mardeka
1) Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya,
seperti: gerombolan (harde), suku (stam), yang bertalian karena
hubungan darah atau keturunan.
2) Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn
kedunian atau kepercayaan.
4. Type masyarakat
a. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal
pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan teknologi nya sederhana.
b. Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi
dalam segala barmasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah
maju, tekknologi pun sudah berkembang, dan sudah mengenal tulisan.
D. Persepsi masyarakat terhadap BPJS
Persepsi
merupakan
stimulus
yang
diindera
oleh
individu,
diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang diindera (Bimo, 2006). Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undangundang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011
Persepsi masyarakat tentang BPJS yaitu pengetahuan masyarakat tentang
badan penyelengara kesehatan sosial yang ketika sakit masyarakat
mempunyai kartu yang di gunakan saat berobat di puskesmas maupun rumah
sakit. Masyarakat dengan pengobatan BPJS sangat berbelit-belit, pelayanan
17
yang diberikan kepada pasien kurang baik, dokter jarang datang dan pasein
BPJS di tempatkan pada ruangan yang kurang baik.
Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated
dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri
individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu, akan ikut aktif
berpengaruh dalam proses persepsi.
E. Kerangka teori
- Prosedur pelayanan administrasi
pasien BPJS
- Pelayanan pasien BPJS
- Sarana dan prasarana
Gambar 2.1 Kerangka teori
Menurut Notoatmodjo, 2005
Persepsi masyarakat
terhadap pelayanan
BPJS
18
F. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui peniltian yang akan dilakukan
(Nursalam, 2008).
Kerangka konsep dari penelitian ini adalah:
Persepsi masyarakat terhadap
pelayanan BPJS
Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian
G. Variabel penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimilki kelompok yang lain.
(Notoatdmodjo, 2005)
Variabel ini menggunakan variabel tunggal variabel ini berdiri sendiri
tidak ada variabel lain yang mendampingi (Suyanto, 2008). Variabel dalam
penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS.
Download