BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wingko merupakan salah satu makanan tradisional nusantara yang terbuat dari parutan daging buah kelapa, tepung ketan, gula pasir, mentega dan garam. Pada industri wingko Hayu kue wingko yang dihasilkan ialah masih mempunyai umur simpan yang masih cukup pendek dibanding kue wingko industri lain yakni kurang lebih selama 6 hari tanpa bahan pengawet. Peningkatan efisiensi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan dibanding produk-produk sejenis lainnya. Dengan melakukan efisiensi di setiap titik proses produksi mulai dari bahan baku, energi, teknologi, proses, tata letak maupun penggunaan air maka dapat lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga biaya produksi dapat menjadi lebih berkurang. Pada penelitian ini salah satu cara yang digunakan untuk melakukan proses efisiensi ialah dengan penerapan produksi bersih. Menurut UNEP (2006), produksi bersih merupakan pencegahan cemaran atau limbah yang terus-menerus yang diaplikasikan pada produk, proses maupun jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Limbah yang dihasilkan pada industri wingko Hayu berdasarkan pengamatan, sebagian besar ialah dalam bentuk cair dan padat. Limbah padat merupakan salah satu penyebab yang membuat warna limbah cair menjadi lebih 1 2 keruh. Dengan demikian sesuai dengan konsep produksi bersih yang melakukan pencegahan munculnya limbah langsung dari sumbernya, maka penelitian ini akan lebih difokuskan untuk melakukan penekanan terhadap kemunculan limbah padat. Penekanan terhadap munculnya limbah padat tersebut dapat lebih mengoptimalkan penggunaan bahan baku, sehingga bahan baku yang digunakan menjadi lebih efisien. Hasil neraca massa mulai awal proses produksi hingga akhir proses produksi pada lampiran 1 menunjukkan bahwa unit proses yang menghasilkan limbah padat dengan massa paling tinggi untuk setiap kali proses produksi dan keberadaannya belum termanfaatkan ialah pada unit proses pemarutan daging buah kelapa. Berdasarkan hal tersebut maka penerapan produksi bersih pada penelitian ini akan difokuskan pada unit proses pemarutan daging buah kelapa. Pendekatan atau teknologi produksi bersih yang digunakan untuk penentuan alternatif solusi guna mengurangi atau menghilangkan adanya limbah pada unit proses tersebut didasarkan pada penyebab utama yang membuat limbah tersebut muncul. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa penyebab utama munculnya limbah padat pada unit proses tersebut ialah kurangnya pengarahan pihak manajemen terhadap pekerja mengenai cara kerja yang baik untuk menghindari adanya ceceran maupun scrap pada mesin. Dengan demikian teknologi produksi bersih yang tepat di antara teknologi produksi bersih yang lain untuk memperbaiki sikap pekerja tersebut ialah dengan teknologi good housekeeping atau tata kelola internal yang baik. 3 B. Batasan Masalah 1. Penerapan produksi bersih difokuskan pada unit proses produksi yang menghasilkan limbah padat paling banyak untuk setiap kali proses produksi dan belum termanfaatkan. 2. Keluaran jenis losses tidak dilakukan analisis lebih lanjut untuk dilakukan perbaikan. 3. Teknologi produksi bersih yang digunakan ialah disesuaikan dengan faktor utama penyebab munculnya limbah padat pada unit proses yang dikaji. C. Perumusan Masalah 1. Apakah yang menjadi penyebab munculnya limbah padat pada unit proses pemarutan daging buah kelapa industri wingko Hayu? 2. Alternatif perbaikan produksi bersih apakah yang dapat diterapkan di industri wingko Hayu pada unit proses pemarutan daging buah kelapa dengan pendekatan good housekeeping? 3. Keuntungan apakah yang dapat diperoleh industri wingko Hayu setelah melakukan implementasi alternatif solusi yang diusulkan dari aspek lingkungan dan ekonomi? 4 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk: 1. Mencari penyebab munculnya limbah padat pada unit proses pemarutan daging buah kelapa industri wingko Hayu. 2. Menawarkan alternatif solusi produksi bersih yang dapat diterapkan pada unit proses pemarutan daging buah kelapa industri wingko Hayu melalui pendekatan good housekeeping. 3. Menginformasikan manfaat yang dapat diperoleh industri wingko Hayu dari implementasi alternatif solusi yang diusulkan secara aspek lingkungan dan ekonomi. E. Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui penyebab munculnya limbah padat unit proses pemarutan daging buah kelapa sehingga dapat dilakukan perbaikan langsung dari sumbernya. 2. Dapat mengetahui alternatif solusi guna mengurangi munculnya keluaran bukan produk yang dapat diterapkan pada unit proses pemarutan daging buah kelapa terkait penggunaan bahan baku sehingga bahan baku utama menjadi lebih efisien. 3. Dapat meningkatkan penerapan good housekeeping pada industri wingko Hayu unit proses pemarutan daging buah kelapa. 4. Dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan.