BAB II TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Strategi Pengembangan Produk Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Tjiptono,2008:3). Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis Universitas Sumatera Utara ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:203), pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang. Strategi pengembangan produk dikemukakan oleh Swastha (2010:29-30): 1. Memperbaiki bentuk-bentuk yang telah ada. Dalam strategi ini perusahaantetap menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi baru dari produknya. 2. Memperluas lini produk. Semua ditujukan untuk menawarkan lebih banyak alternatif pilihan kepada pembeli tentang produknya. 3. Menambah model yang ada. Disini perusahaan menambah beberapa variasi baru pada produknya. 4. Meniru strategi pesaing. Beberapa pengusaha berpendapat bahwa hubungan antara biaya pengembangan produk dengan laba yang akan diperoleh pada waktu mendatang adalah tidak pasti. 5. Menambah produk yang tidak ada kaitannya dengan lini yang ada. Strategi ini dianggap mahal karena produkbaru sering menggunakan proses produksi yang baru, demikian juga fasilitas-fasilitas untuk promosi dan distribusinya. Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan melakukan Universitas Sumatera Utara pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko. Pengembangan produk menurut Lamb, et al (2000:450) adalah strategi pemasaran yangmemerlukan penciptaan produk baru yang dapat dipasarkan, proses merubah aplikasi untuk teknologi baru ke dalam produk yang dapat dipasarkan. Menurut Swastha (2010:29-30), pengembangan produk adalah suatu proses penemuan ide untuk barang dan jasa termasuk merubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifat-sifat pokok yang sudah ada dalam segi corak, merek dan kuantitas. Pengembangan produk dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani pasar yang telah ada sekarang dengan lebih meningkatkan penjualan, memenuhi usaha menemukan barang baru yang lebih baik, serta melaksanakan aktivitas-aktivitas dari teknik penelitian, perekayasaan dan perancangan produk. Sedangkan menurutHenry Simamora (2000:458) pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial, didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur – unsur baru yang akan membantu mencapai tujuan perusahaan. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk(Ulrich dan Steven, 2001:2). Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan Universitas Sumatera Utara kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, yaitu: 1. Pemasaran Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran perusahaan dengan juga secara khusus pelanggan, menetapkan merancang komunikasi antara target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk. 2. Perancangan (design) Fungsi perancangan memainkan peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik,software dan lain-lain) dan desain industri (estetika,user interface). 3. Manufaktur Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk. Secara luas, fungsi manufaktur seringkali mencakup pembelian, distribusi dan instalasi. Menurut Swastha (2010:43) tahap-tahap dalam pengembangan produk meliputi: 1. Tahap Penyaringan Tahap ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk telah tersedia. Dalam tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari Universitas Sumatera Utara berbagai macam sumber. Adapun informasi atau ide berasal dari manager perusahaan, pesaing, para ahli termasuk konsultan, para penyalur, langganan, atau lembaga lain. 2. Tahap Analisa Bisnis Pada tahap ini masing-masing ide dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan ide tersebut dapat menghasilkan laba. 3. Tahap Pengembangan Pada tahap ini, ide-ide yang telah dianalisa perlu dikembangkan karena ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan. 4. Tahap Pengujian Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan, meliputi: pengujian tentang konsep produk, pengujian terhadap kesukaan konsumen, penelitian laboratorium, test penggunaan, operasi pabrik percontohan, dan tahap komersialisasi. 2.1.2 Keberhasilan Usaha Menurut Suyanto (2010:179) keberhasilan usaha industri kecildi pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Universitas Sumatera Utara Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Dan suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan. Adapun faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha menurut Suryana (2010:67) yaitu: 1. Kemampuan dan kemauan Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi seorang wirausaha yang sukses. 2. Tekad yang kuat dan kerja keras Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. 3.Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan. Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup Universitas Sumatera Utara berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172). 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. Peneliti (Tahun Penelitian) Kristiningsih, Trimarjono Adrianto (2014) Judul Penelitian Analisis FaktorFaktor yang Mempeng aruhi Perkemba ngan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada UKM di Wilayah Surabaya) Variabel Penelitian Alat Analisis Independen: Analisis Umur, Jenis Diskrimi Kelamin, nan Pengalaman Kerja, Pendidikan, Sikap dan Mental Pengusaha, Asal Perusahaan, Lama Waktu Operasi, Ukuran Usaha,Sumbe r Modal, Lokasi. Akses Informasi, Hasil Penelitian Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis diskriminan, menemukan bahwa dari 39variabel/sub variabel karakteristik individu, karakteristik UKM yang diajukan dalam penelitian ini ternyata ada 13 variabel yang secara signifikanmempengaruhiperk embangan. Menengah di wilayah Surabaya yaitu: kemauan kerja keras (hardworker), kepercayaan diri, kemauan belajar, ambisi untukmaju, kepandaianberkomunikasi, Universitas Sumatera Utara (Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 2. Peneliti (Tahun Penelitian) Delyardi (2014) Judul Penelitian Pengaruh Lokasi Dan Lingkungan Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Lima Variabel Penelitian Legalitas,Ak ses Modal, Dukungan Pemerintah, RencanaAks es Modal, Dukungan Pemerintah, Rencana Bisnis, Tim Manajemen, Persaingan, Inovasi. Dependen: Menurun, Tetap, Meningkat. Independen: Lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: Strategi bisnis Alat Analisis Hasil Penelitian memperoleh pasar baru, Informasi tentang pesaing, informasi peluang usaha, informasipengembangan produk, kemudahan akses modal, dukungan kebijakan pemerintah, dan pengelolaan manajemen keuangan dan usaha kecil. Analisis Regresi Linear Berganda 1. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Lingkungan jasa berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Faktor di luar lokasi dan lingkungan jasa, seperti ; people, product, price, proses dan promosi juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Universitas Sumatera Utara (Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian 3. Hermanto Bambang (2011) Pengaruh Lokasi Usaha, Karakteristik Bisnis Terhadap Kinerja usaha Industri Kecil di Sulawesi Utara Independen: Lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: Strategi bisnis dan kinerja usaha. 4. Kiran, Vasanth, Mousumi Majumdar, Krishna Kishore (2012) Inovasi dalam InStore Promosi: Efek pada Keputusan Pembelian Konsumen Independen: merek dan produk yang dimiliki oleh toko Dependen: Strategi bisnis yang digunakan Alat Analisis Hasil penelitian 1. Lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi bisnis 2. Lokasi usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha 3. Karakteristik bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap strategi bisnis 4. Karakteristik bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha 5. Strategi bisnis berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja usaha Promosi penjualan mencakup hal-hal seperti kontes dan permainan, undian,hadiah produk, sampel kupon, program loyalitas, dan diskon telah terbukti meningkatkan keputusan pembelian. Bidang periklanan telah berkembang dan mencapai masa dalam cara-cara yang dianggap tak terbayangkan satu dekade yang lalu Universitas Sumatera Utara (Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Analisis Hasil penelitian 5. Kenneth C. Adeile, Dr. Amue, GJ (2012) Produk Baru Dan Pengembang an Konsumen Perilaku Inovatifmena rgetkan jumlah produk yang dihasilkan Independen: Menghasilka n produk yang lebih baik, mengganti produk yang ada dengan biaya yang lebih rendah, Analisis Studi Empiris Validasi Selalu mencari cara berkembang produk baru yang akan menarik dan meningkatkan perilaku adopsi konsumen, selalu mengetahui kepribadian konsumen individu dan prefensi dalam merancang dan berkembang produk baru. Pemasaran strategi terus menciptakan persepsi abadi produk mereka di benak konsumen. Dependen: Strategi bisnis dan kinerja usaha 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,2010:60). Menurut Kuncoro (2003:44) kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature. Variabel yang akan diteliti Universitas Sumatera Utara antara lain strategi pengembangan produk sebagai variabel bebas dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini kerangka konseptual yang dijelaskan adalah variabel strategi pengembangan produk terhadap keberhasilan usaha. Adapun kaitan antara strategi pengembangan produk (X) dan kerberhasilan usaha (Y), yaitu strategi pengembangan produk yang menjadi kunci sukses dari keberhasilan suatu usaha dalam meningkatkan penjualan. Karena dengan melakukan strategi pengembangan produk maka peluang suatu usaha untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar. Bila pelanggan bertambah maka penjualan akan semakin meningkat. Dan dengan adanya strategi strategi pengembangan produk maka konsumen akan dihadapkan pada pilihan produk yang lebih banyak dan beragam. Pengusaha yang kreatif dan inovatif dengan produk yang beragam akan memberikan nilai bagi konsumen. Menurut Swastha dan Irawan (2012:233-234) strategi pengembangan produk atau modifikasi produk dilakukan dengan cara mengubah sifat-sifat produk yang dapat menarik para pemakai atau pembeli baru. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut: Strategi Pengembangan Produk (X) Keberhasilan Usaha (Y) Sumber :Swastha (2012) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Universitas Sumatera Utara 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono,2010:306).Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah:strategi pengembangan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapkeberhasilan usaha produk dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara