BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing didedinisikan oleh Arens et al (2003) adalah pengumpulan dan pengevaluasian mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit haruslah dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen. Auditing adalah suatu bentuk pengawasan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya agensi antara stockholder dan debt holder Becker et al.,1998 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Saat ini transparansi dan kualitas informasi keuangan yang merupakan dasar investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kualitas audit adalah salah satu topik yang signifikan dalam profesi audit. Kualitas audit yang tinggi diperlukan untuk mengurangi adanya anomali dan kekeliruan. Ada beberapa defenisi yang berbeda tentang kualitas audit. Salah satu defenisi yang paling umum adalah kemungkinan auditor akan menjelajahi sekaligus melaporkan kesalahan material dari laporan keuangan atau sistem akuntansi kliennya (Hajiha dan Neda, 2012). Deangelo (1981) dalam Wooten (2003) melalui Nuratama (2011) mendefinisi kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk menemukan adanya kecurangan dan melaporkannya tergantung dari Universitas Sumatera Utara kemampuan auditor. Lee, Liu dan Wang (1999 dalam Widiastuty dan Febrianto (2010) melalui Nuratama (2011) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Tanpa auditing, pihak luar akan skeptis terhadap informasi yang disajikan oleh manager dan akan menolak menginvestasikan modalnya atau akan meminta tingkat pengembalian yang tinggi sebagai kompensasi atas resiko potensial dari modal yang ditanamkannya. Kualitas audit diproksikan dengan variabel yang berbeda- beda. Untuk penelitian ini proksi kualitas audit diwakili oleh ukuran KAP, spesialisasi industri audit, dan masa perikatan auditor dengan perusahaan. Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan professional dalam melaksanakan audit. Kategori yang digunakan adalah afiliasi KAP dengan the Big Four. Spesialisasi industri mengacu pada keahlian auditor dalam suatu industri tertentu. Spesialisasi audit diukur dengan melihat market share auditor ( Kantor Akuntan Publik) dalam suatu industri. Masa perikatan antara auditor dengan perusahaan untuk selanjutnya disebut audit tenur. Tenur merupakan jangka waktu perikatan antara KAP dengan auditee yang sama. Sementara itu, ada beberapa kontroversi mengenai pengaruh tenur terhadap kualitas audit. Beberapa penelitian menyatakan kualitas audit berpengaruh positif Universitas Sumatera Utara terhadap kualitas audit (Manry et al, 2008), tetapi ada pula yang menyatakan tenur berpengaruh negatif terhadap kualitas audit (Carey dan Simnett,2006). Investor yang akan menanamkan uangnya dalam investasi surat berharga akan melakukan analisis terhadap calon investasinya. Hal ini bertujuan untuk menganalisis tingkat resiko dari investasi yang akan dilakukannya dan melihat sejauh apa prospek investasinya akan berkembang. Untuk dapat melakukan analisis yang baik maka diperlukan informasi-informasi yang relevan dan terpecaya yang dapat diakses oleh investor maupun calon investor. Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban menyampaikan laporan perusahaannya baik berupa laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan tahunan yang ditebitkan oleh perusahaan merupakan sarana bagi manajemen perusahaan untuk menyampaikan informasi ke pihak luar dan caloncalon investornya. Untuk itu laporan keuangan atau tahunan yang disampaikan harus dapat dipahami, relevan dan terpercaya karena adanya tingkat resiko yang akan dihadapi oleh investor maupun calon investor. Untuk menjamin laporan tersebut dapat dipercaya maka diperlukan suatu kualitas audit yang baik. Kualitas audit yang baik akan membantu investor dalam melakukan penilaian yang relevan dan berkualitas terhadap suatu perusahaan. Investor harus lebih teliti dalam melakukan penialian terhadap suatu investasi karena setiap investasi yang dilakukan oleh investor memiliki tingkat resiko tersendiri yang harus ditanggung oleh investor. Tingkat resiko tertentu ini Universitas Sumatera Utara akan membawa suatu tingkat pengembalian tertentu yang diharapkan oleh investor tersebut. Tingkat pengembalian ini dikenal sebagai biaya modal ekuitas oleh perusahaan. Biaya modal ekuitas adalah pengembalian yang diharapkan oleh investor ketika ia menginvestasikan uangnya pada perusahaan. Dengan kata lain, biaya modal ekuitas terbentuk dari perdagangan antara resiko dan pengembalian. Kenyataan yang perlu diperhatikan oleh manager adalah bahwa resiko dari informasi yang dilaporkan akan mempengaruhi tingkat pengembalian investor. Lambert et al (2007) dalam Hajiha dan Neda (2012) berpendapat bahwa informasi yang lebih baik akan mengurangi biaya modal ekuitas karena adanya pemerataan yang lebih baik antara kesempatan investasi perusahaan dengan pilihan investasinya. Chen et al.(2010) dalam Hajiha dan Neda (2012) mengatakan jika kualitas audit yang tinggi akan mengurangi risiko, yang secara tak kasat mata dapat diartikan merupakan keuntungan dalam bentuk biaya modal ekuitas yang lebih rendah. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas apakah ada keterkaitan antara kualitas audit dan biaya modal ekuitas perusahaan dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan sehingga pengambilan sampel perusahaan yang memiliki earning pershare positif dapat dilakukan dengan baik. Universitas Sumatera Utara 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan? 2. Apakah spesialisasi industri auditor memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan? 3. Apakah masa jabatan auditor (audit tenur) memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan? 4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor, masa jabatan auditor (audit tenur) secara bersama-sama memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari peneltian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris dari : 1. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Hubungan spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Hubungan masa jabatan auditor (audit tenur) terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 4. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor, masa jabatan auditor (audit tenur) dengan biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai pengaruh kualitas audit terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kualitas audit laporan keuangannya 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya. Universitas Sumatera Utara