1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peralatan

advertisement
BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas
pemerintahan sangatlah penting sebagai proses penyelenggaraan kegiatan
administrasi kantor pemerintahan daerah. Ditinjau dari sudut perkembangan
teknologi di berbagai bidang yang saat ini sangat pesat, mau tidak mau harus ikut
terlibat dalam memainkan peranan di berbagai bidang khususnya pada penataan
aset-aset atau barang di instansi masing-masing.
Di samping penggunaan teknologi untuk penataan aset pemerintah, di
tambah semakin meningkatnya volume dan jenis kegiatan kerja penyelenggaraan
tugas-tugas dinas umum pemerintah, serta dalam rangka tertib administrasi, maka
perlu dibuat suatu aturan dalam pemerintahan yang berkaitan dengan penertiban
administrasi dan juga penataan aset yang baik dalam struktur pemerintahan, baik
pusat maupun daerah. Aturan itu berguna untuk peningkatan kinerja dan
kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan agar berdaya dan berhasil guna
dalam mendukung pembangunan di bidang tata pemerintahan. Maka perlu adanya
suatu alat pendukung berupa aset yang bergerak maupun tidak bergerak.
Salah satu aset atau alat pendukung yang sangat penting bagi kelancaran
tugas-tugas operasional di luar kantor, yaitu kendaraan dinas. Aset ini sangat
berguna untuk mendukung kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu, pengelolaan
kendaraan dinas di lingkungan pemerintah baik provinsi maupun daerah perlu
diselenggarakan. Untuk itu perlu diingat ada beberapa faktor penentu dalam
1
2
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Kaho, 1988: 60). Faktor penentunya ada
4 (empat) antara lain adalah faktor manusia (sebagai subyek penggerak faktor
dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Faktor kedua adalah faktor
keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktifitas
pemerintahan daerah. Faktor ketiga adalah faktor peralatan yang merupakan
sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintahan daerah. Faktor
keempat adalah faktor organisasi dan manajemen.
Seperti yang telah di kemukakan di atas, maka dari keempat faktor yang
ada harus berjalan bersama dan saling berhubungan. Dalam penyelenggaraan
sistem administrasi pemerintahan, khususnya di Provinsi Papua harus mampu
melihat dan menerapkan keempat faktor yang ada. Tanpa kemampuan manusia,
keuangan, peralatan maupun organisasi dan manajemen yang memadai
penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak dapat dilakukan dengan baik, efisien,
dan efektif. Oleh sebab itu, perhatian yang sungguh-sungguh terhadap masalah ini
dituntut dari para penyelenggara pemerintah daerah khususnya di Provinsi Papua.
Dalam sistem penyelenggaraan pelayanan administrasi pemerintah daerah,
peralatan sangat dibutuhkan sebagai sarana transportasi pendukung bagi
terselenggaranya aktifitas pemerintahan daerah. Alat transportasi ini adalah salah
satu faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan pekerjaan, baik itu sebagai
alat angkutan untuk pegawai atau untuk kepentingan dinas lainnya di lapangan.
Untuk menjalankan kegiatan dalam kepentingan dinas sehari-hari baik itu
urusan yang berhubungan dengan efektifitas waktu dalam menjalankan pekerjaan
yang ada di dalam kantor maupun di luar kantor, perlu diingat ketepatan waktu
3
dalam keberhasilan yang ingin dicapai. Untuk itu dalam menangani semua
pekerjaan yang ada, perlu adanya suatu koordinasi yang baik antara pimpinan dan
pihak-pihak tertentu yang menangani sistem pemeliharaan dan penghapusan pada
alat transportasi itu sendiri. Hal ini dimaksud agar keefektifitasan dan
keefisiensinya dapat terjaga dengan baik dengan tujuan untuk mengurangi risiko
kerusakan awal, mengurangi waktu dan biaya perawatan serta untuk
meningkatkan pelayanan public baik pada pegawai kantor itu sendiri maupun
kepada masyarakat umum.
Kendaraan dinas merupakan salah satu fasilitas negara yang disediakan
kepada pejabat dan sarana operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah atau yang
disebut dengan SKPD. Tujuannya antara lain agar pejabat ataupun tenaga
operasional lainnya dalam melakukan kegiatan atau aktivitas dinas sehari-hari
dapat lebih cepat dan lancar. Dengan demikian, efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat juga dapat berjalan dengan lancar
dan terarah.
Sejak ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah terjadi berbagai perkembangan dan
perubahan yang signifikan dalam pengelolaan keuangan negara. Selanjutnya,
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6) UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
4
Sehubungan dalam ketentuan Pasal 74 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud
dengan barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN/APBD, dan atau yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Kemudian pengurusan dan pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan
berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan,
efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Di samping itu pengurusan dan
pengelolaan barang milik daerah meliputi perencanaan kebutuhan, penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian,
penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian (Permendagri No.17 Thn 2007).
Provinsi Papua khususnya di kota Jayapura dengan struktur jalannya yang
berbelok-belok dan medannya yang agak sulit di jangkau, tingkat pemeliharaan
aset kendaraan operasional perlu di perhatikan. Hal ini harus lebih diperhatikan
baik dalam proses pemeliharaan agar dalam mengoptimalkan alat transportasi
dinas tersebut tidak menghambat pekerjaan dan waktu yang dimiliki karena
gangguan atau tingkat kerusakan yang dapat mengganggu aktifitas pelaksanaan
tugas kedinasan pegawai sehari-hari baik di dalam maupun di luar kantor. Dengan
adanya fasilitas kendaraan dinas yang dirawat dan dioptimalkan dengan baik
maka efektifitas dan tanggung jawab pelayanan administrasi kantor dapat berjalan
lancar dalam pelayanan kepada masyarakat dan kelancaran administrasi kantor.
5
Pengertian dari kendaraan dinas itu antara lain adalah kendaraan milik
pemerintah yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi
kedinasan. Agar penggunaan kendaraan dinas terakomodir dengan baik, maka
diterbitkan suatu peraturan pemerintah tentang pengelolaan barang serta pedoman
teknis dalam pengelolaannya. Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah serta
Pedoman Teknisnya di atur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini,
yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau
Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah, yang mana kepala daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi, bupati
bagi daerah kabupaten, walikota bagi daerah kota. Barang milik daerah adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) atau perolehan lainnya yang sah.
Di dalam pengelolaan barang milik daerah yang ada, yang disebut
pengelola adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan
koordinasi pengelolaan barang milik daerah. Pembantu pengelola barang milik
daerah selanjutnya yang disebut pembantu pengelola adalah pejabat yang
bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik
daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah. Pengguna barang milik
daerah selanjutnya disebut pengguna adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan barang milik daerah.
6
Kuasa pengguna barang milik daerah adalah kepala satuan kerja atau
pejabat yang ditunjuk oleh pengguna untuk menggunakan barang milik daerah
yang berada dalam penguasaannya. Penyimpan barang milik daerah adalah
pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan
barang. Pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk
mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja
perangkat daerah/unit kerja. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut SKPD adalah perangkat daerah selaku pengguna barang dan unit kerjanya,
sekaligus kuasa pengguna barang tersebut.
Menurut Siregar (2004: 551), aset merupakan pengelolaan (manajemen)
salah satu faktor penentu kinerja usaha yang sehat. Upaya pengelolaan aset agar
mampu menunjang kinerja manajemen organisasi Pemda/perusahaan secara
keseluruhan, sangat dibutuhkan program restrukturisasi aset, yang terdiri dari
kegiatan identifikasi, penilaian, legal audit, serta analisis optimalisasi aset (highest
and best use study/HBU study) serta terpadu dengan pengembangan suatu sistem
informal andal yang dapat mendukung pengelolaan aset.
Untuk pengelolaan barang milik daerah atau aset pemerintah yang ada
khususnya di Provinsi Papua, bila kita melihat kembali uraian penting yang
disampaikan tadi maka kenyataannya dalam proses pemeliharaan membutuhkan
biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup besar. Oleh karena itu, kita perlu
memperhatikan tingkat efisiensi dan manfaatnya (kendaraan dinas maupun
operasional) bagi pegawai khususnya yang bekerja di Provinsi Papua. Apabila
tingkat efisiensi kerja yang semakin hari semakin tinggi, maka manfaat dari
7
pemeliharaan kendaraan dinas bagi suatu organisasi pemerintah sangatlah penting
guna menunjang kelancaran pekerjaan.
Tingkat kebutuhan pegawai dalam pemanfaatan fasilitas kantor yang
disediakan sangatlah besar. Selain mendukung ketepatan waktu bekerja, juga
penyelenggaraan administrasi kantor yang melibatkan kantor atau instansi-instansi
lain yang saling bekerjasama dalam pelayanan ketatausahaan atau urusan
kedinasan. Contoh: dalam hal mengikuti kegiatan-kegiatan kursus maupun
pelatihan di luar kantor pada waktu kerja dan pengiriman surat-surat administrasi
kantor melalui ekspedisi yang harus segera diselesaikan dalam waktu yang tepat.
Maka sangatlah tepat aset fasilitas ini diperhatikan dalam hal pemeliharaan guna
mengukur umur efektifitas dan ekonomis kendaraan itu sendiri.
Dalam sistem pemeliharaan maupun operasional, harus diperhatikan
tingkat pemanfaatannya, umur efektifitasnya, maupun penghapusannya. Oleh
karena itu, Penetapan Rencana Kebutuhan Aset Kendaraan merupakan bagian
kegiatan yang cukup penting, karena kegiatan ini sangat menentukan dan
mendukung tingkat kebutuhan pegawai dengan fasilitas yang ada agar efektifitas
kerja setiap unit bagian sekaligus tingkat efisiensi organisasi suatu kantor dapat
terlaksana dengan baik.
Pada proses pemeliharaan yang dilakukan, merupakan kegiatan atau
tindakan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan ini dilakukan terhadap
barang milik negara hendaklah jangan mengubah, menambah atau mengurangi
bentuk ataupun konstruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang
8
yang memenuhi persyaratan, baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi
keasliannya. Penyelenggaraan pemeliharaan dimaksudkan untuk mencegah barang
milik negara terhadap tingkat kerusakan yang terjadi agar tidak banyak merugikan
negara.
Menurut Halim dan Icuk (2011:3) dituliskan bahwa: sebagai sebuah
organisasi, negara harus mengelola sumber dananya yang terbatas dengan prinsipprinsip manajemen. Sumber dana negara yang terbatas tercermin dalam APBN
dan APBD harus dikelola dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip atau konsepkonsep manajemen yang ideal. Konsep yang populer dalam pengelolaan keuangan
atau dana negara adalah konsep “Value for Money” (VFM) yang dikenal pula
dengan konsep 3 E’s yakni Ekonomi, Efisien, dan Efektif. Dengan demikian,
pengelolaan keuangan negara dan daerah haruslah dikelola secara ekonomis,
efisien, dan efektivitas yang maksimal.
Untuk itu instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah khususnya
di Provinsi Papua hendaknya memperhatikan proses pemeliharaan dan
penghapusannya, sehingga dapat diperhitungkan nilai ekonomis, efisiensi dan
efektifitas suatu barang atau aset pemerintah yang ada berupa kendaraan dinas
operasionalnya. Hal tersebut meliputi tingkat pemeliharaan, keusangan dan
ketidakefektifan, sehingga berdasarkan peraturan pemerintah dalam proses
penghapusannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Berdasarkan tingkat kebutuhan pegawai akan fasilitas kendaraan dinas
terhadap ketepatan waktu dalam bekerja disertai tingkat volume pekerjaan yang
9
semakin padat, maka alat transportasi berupa kendaraan dinas dan operasional
perlu mendapat perhatian khusus. Jika tidak dibarengi dengan fasilitas kendaraan
untuk menunjang semua pekerjaan kantor, maka akan memperlambat efektifitas
dalam bekerja dan mengurangi ketepatan waktu untuk target yang hendak dicapai
tidak terwujud. Hal ini akan merugikan instansi pemerintah itu sendiri.
Pada dasarnya fasilitas aset kendaraan sangat dibutuhkan dalam
menunjang kelancaran aktivitas pekerjaan, namun pada kenyataannya seringkali
ditemui masalah baik itu kurangnya penyediaan aset kendaraan maupun sudah
tersedianya aset kendaraan tetapi tidak didukung oleh proses pemeliharaan yang
baik. Aset-aset tersebut tidak terpakai efisiensinya sehingga nilai kerusakannya
akan semakin parah jika tidak di pergunakan atau tidak diperhatikan
pemeliharaannya dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, kemudian dilakukan penelitian aset
kendaraan dinas pada salah satu kantor Dinas di Provinsi Papua dengan judul:
”Pemeliharaan dan Penghapusan Aset Kendaraan Dinas Pada Kantor Dinas
Kehutanan Dan Konservasi Provinsi Papua Tahun 2009-2012”.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Penelitian tentang pemeliharaan dan penghapusan aset kendaraan dinas
operasional pada kantor Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua sampai
saat ini belum pernah dilakukan.
10
1.3 Keaslian Penelitian
Seperti telah disebutkan di atas, penelitian tentang pemeliharaan dan
penghapusan aset kendaraan dinas operasional pada kantor Dinas Kehutanan dan
Konservasi Provinsi Papua belum pernah dilakukan. Namun beberapa penelitian
mengenai pemeliharaan dan penghapusan aset dan permasalahan yang sama telah
beberapa kali dilakukan di beberapa lokasi antara lain sebagai berikut:
1.
Mirghani
(2001)
menguraikan
tentang
kerangka
penetapan
biaya
pemeliharaan dengan menyediakan sasaran yang reliable, relevan dan
informasi yang tepat waktu tentang harga yang sebenarnya dan efisiensi
biaya dari pemeliharaan yang terencana dengan menggunakan konsep dan
teknik Activity Base Costing (ABC). Hasil penelitiannya adalah salah satu
tujuan dari kerangka penetapan biaya pemeliharaan tersebut adalah tingkat
efisiensi biaya.
2.
Bertovic, Kaganova dan Rutledge (2004) Asset Management Model for Local
Government, Local Government Reform Project (LGRP), The Urban
Institute, Usaid melakukan penelitian tentang model manajemen aset untuk
pemerintah daerah, mengatakan bahwa manajemen aset sangatlah penting
dalam rangka pengambilan keputusan tentang akuisisi, mempertahankan, dan
pelepasan property riil untuk penggunaan dan investasi pemilik.
3.
Bloomquist dan Oldach (2005) tentang seberapa penting mengoptimalisasi
aset dalam suatu perusahaan dengan memadukan teknologi. Hasil
penelitiannya adalah optimalisasi aset perusahaan memerlukan pendekatan
perbaikan yang “cerdas” dengan memadukan teknologi secara strategis,
11
metodologi yang handal, proses pemeliharaan yang terbaik dan perubahan
budaya dalam sebuah program yang terkoordinasi dan berkelanjutan.
4.
Jin et al, (2007) tentang: “Optimal selection of Maintenance Strategies
Considering Variation of Operation Availability” tersedianya peralatan
kadangkala memerlukan indeks untuk menilai suatu keputusan kinerja suatu
perawatan barang. Laporan ini bertujuan untuk melihat seberapa pentingnya
ketersediaan variabel-variabel peralatan sebagai bagian optimalisasi dari
strategi perawatan, termasuk diantaranya perawatan reactive, perawatan
berdasarkan usia (age-based), dan perawatan berdasarkan kondisi (conditionbased). Hal tersebut ditunjukkan pada kriteria optimalisasi tradisional dan
perlu adanya pertimbangan suatu harapan adanya ketersediaan peralatan yang
kemungkinan hilang. Suatu keputusan dilihat secara optimal melalui strategi
perawatan. Di dalam suatu perbedaan, optimalisasi yang bertujuan untuk
suatu harapan dan ketersediaan macam-macam peralatan yang dapat tersedia,
dimana adanya kekhususan peralatan yang berumur panjang pada variabel
yang lebih luas.
5.
Sumaryono (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai realisasi
lelang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga limit tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai realisasi lelang sedangkan jumlah
peserta lelang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap nilai realisasi
lelang kendaraan bermotor.
6.
Chow, Hafalir, dan Yavas (2013) menunjukkan melalui penelitiannya bahwa
suatu lelang menghasilkan nilai realisasi yang tinggi dibanding penjualan
12
dengan negosiasi. Permintaan terhadap aset yang dilelang akan tinggi apabila
aset tersebut bersifat homogen, dan ketika aset tersebut menarik banyak
pembeli dengan penilaian yang tinggi. Penelitian menggunakan data
penjualan properti di Singapura.
7.
Daniati dan Farida (2013) tentang Analisis Pengelolaan Kendaraan Dinas
Operasional. Penelitian yang telah dikaji bertujuan untuk mengetahui
pengelolaan tata usaha yang meliputi pembukuan, inventarisasi, pelaporan,
pemeliharaan, dan pengamanan kendaraan dinas operasional Kabupaten Siak.
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis
data, reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil temuan menunjukkan adanya penyalahgunaan kendaraan
dinas sebagai kendaraan operasional kantor untuk kepentingan pribadi
dengan kata lain digunakan bukan untuk kepentingan dinas.
Keaslian penelitian ini
dibandingkan dengan beberapa penelitian
sebelumnya adalah terletak pada lokasi, objek dan waktu penelitian. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang konsep manajemen
aset dan alat analisis
13
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. menganalisis proses pemeliharaan dan penghapusan aset kendaraan dinas
operasional;
2. menganalisis tingkat penggunaan dan pemanfaatan dari fasilitas kendaraan
dinas operasional dalam masa efektifitasnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran untuk:
1. Instansi
Menjadi
bahan
masukan
yang
positif
agar
lebih
mengefisiensikan
pemeliharaan serta penghapusan asetnya dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan nilai dan manfaat dari suatu aset pemerintah yang ada
khususnya kendaraan dinas operasionalnya;
2. Peneliti lainnya
Sebagai bahan masukkan tentang tahap pemeliharaan dan proses penghapusan
aset kendaraan dinas dalam masa perhitungan efektifitasnya.
14
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab dengan sistematika
sebagai berikut. Bab I Pengantar berisi latar belakang, perumusan masalah,
keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis berisi tinjauan pustaka,
landasan teori dan alat analisis. Bab III Analisis data dan Pembahasan berisi
cara penelitian, pengumpulan data, sumber data, teknik pengambilan sampling,
hasil analisis data dan pembahasan.
Bab IV Kesimpulan dan Saran berisi
kesimpulan dari hasil analisis dan saran yang
masukan bagi pihak yang berkepentingan.
relevan dan dapat dijadikan
Download