RINGKASAN ADITYA RAKHMAN. Faktor-Faktor

advertisement
RINGKASAN
ADITYA RAKHMAN. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inflasi di Pulau Jawa:
Analisis Data Panel (dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR)
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada
perekonomian suatu negara. Inflasi membawa pengaruh buruk bagi
perekonomian, antara lain yaitu dapat menurunkan kesejahteraan riil masyarakat
yang berpenghasilan tetap dan menciptakan pengangguran. Sejarah mencatat
inflasi di Indonesia pernah mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 1966 dan
tahun 1998. Inflasi yang terjadi pada tahun 1966 disebabkan oleh defisit anggaran
belanja pemerintah yang dibiayai dalam bentuk pencetakan uang, sedangkan
inflasi yang terjadi pada tahun 1998 disebabkan oleh krisis moneter yang terjadi
pada tahun 1997. Fakta sejarah juga menunjukkan bahwa jatuhnya dua rezim yang
telah lama berkuasa di Indonesia yaitu Rezim Orde Lama dan Rezim Orde baru
bersamaan dengan saat terjadinya inflasi yang cukup tinggi. Berdasarkan
pengalaman Rezim Orde Lama dan Rezim Orde Baru mengenai bahaya inflasi,
pihak berwenang khususnya Bank Sentral telah melakukan berbagai upaya untuk
memelihara kestabilan inflasi di dalam negeri. Namun sejak dimulainya era
otonomi daerah pada tahun 2001, pengendalian inflasi semakin mendapat
tantangan yang berat disebabkan semakin meluasnya sumber-sumber penyebab
inflasi dan perbedaan faktor-faktor yang memengaruhi inflasi di setiap wilayah di
Indonesia (Brodjonegoro et al, 2005). Mengingat masih relatif terbatasnya studi
mengenai inflasi regional dan cukup besarnya pengaruh yang diberikan Pulau
Jawa terhadap perekonomian Indonesia membuat studi mengenai inflasi di Pulau
Jawa ini menjadi penting dan menarik untuk dilakukan. Untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penyebabnya inflasi dibagi menjadi dua kategori, demand pull
inflation atau inflasi yang disebabkan oleh tarikan permintaan dan cost push
inflation atau inflasi yang disebabkan oleh dorongan biaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi inflasi di Pulau Jawa. Setelah diketahui faktor-faktor yang
memengaruhi inflasi pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa, kemudian dirumuskan
beberapa implikasi kebijakan dalam rangka pengendalian inflasi. Cakupan sampel
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah enam provinsi di Pulau Jawa yaitu DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur dan Banten. Penelitian ini
menggunakan data sekunder provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan beberapa data
nasional dan internasional dalam bentuk data panel yakni gabungan data time
series dan cross section dari tahun 2001-2010. Data penelitian diperoleh dari BPS,
BI, FAO, OPEC dan beberapa dari penelitian terdahulu serta literatur terkait.
Variabel yang diteliti antara lain adalah jumlah uang beredar, pengeluaran
pemerintah, pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, kondisi infrastruktur
jalan raya, harga minyak dunia dan harga pangan dunia. Metode analisis
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi data panel
dengan model penelitian yang mengacu pada penelitian Lestari (2003) dengan
melakukan beberapa modifikasi pada variabel-variabel yang diteliti.
Hasil Pengujian mendapatkan metode terbaik untuk mengestimasi model
penelitian adalah dengan metode regresi data panel first differencing melalui
pendekatan Pooled Least Square (PLS). Estimasi dengan pendekatan PLS
menunjukkan bahwa dari sisi permintaan inflasi secara signifikan dipengaruhi
oleh variabel perubahan pengeluaran pemerintah dan tingkat pertumbuhan
ekonomi (berpengaruh positif), sementara variabel perubahan jumlah uang
beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi. Dari sisi penawaran
inflasi secara signifikan dipengaruhi oleh variabel perubahan upah minimum,
perubahan kondisi infrastruktur jalan raya serta perubahan harga minyak dunia
(berpengaruh positif), sedangkan variabel perubahan harga pangan dunia tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi. Merujuk kepada hasil estimasi,
sebaiknya BI bersama-sama dengan pemerintah pusat maupun daerah
berkoordinasi dalam menentukan target inflasi dan memfokuskan arah kebijakan
pada sumber-sumber utama yang memengaruhi inflasi terutama dari sisi
penawaran karena menurut hasil estimasi inflasi lebih dipengaruhi dari sisi
penawaran.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa inflasi di Pulau Jawa bukan
semata-mata disebabkan oleh fenomena moneter, tetapi lebih merupakan
fenomena fiskal. Hal tersebut juga sejalan dengan teori strukturalis yang
menyatakan bahwa inflasi di negara berkembang juga ikut disebabkan oleh
kenaikan biaya produksi atau cost push inflation. Sementara itu, temuan penting
lainnya dalam penelitian ini ternyata peningkatan pada perubahan kondisi
infrastruktur jalan raya menjadi lebih baik malah mengakibatkan inflasi semakin
meningkat. Setelah ditelusuri lebih lanjut, hal tersebut disebabkan oleh nilai
ekspor komoditi di Pulau Jawa yang lebih rendah bila dibandingkan nilai
impornya. Sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan
variabel-variabel lain yang diperkirakan memengaruhi inflasi terutama variabel
ekspor dan impor serta memperluas ruang lingkup penelitian menjadi provinsiprovinsi lain di Indonesia untuk melengkapi hasil penelitian ini agar lebih mampu
untuk menjelaskan dinamika inflasi pada perekonomian regional di Indonesia.
Kata Kunci: Pulau Jawa, Inflasi Regional, Regresi Data Panel
Download