BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Masa Kehamilan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah masa seorang wanita memerlukan berbagai
unsur gizi yang lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.
Disamping itu memenuhi kebutuhannya sendiri, berbagai zat gizi tersebut
juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam
kandungan (Moehji, 1983).
Kehamilan yang normal berlangsung kira-kira 40 mg. Kehamilan yang
berlangsung antara 28 – 36 mg disebut kehamilan premature, kehamilan 37 –
42 mg disebut kehamilan mature, dan bila lebih dari 43 mg disebut kehamilan
postmature. Menurut lamanya usia kehamilan dibagi menjadi :
a. Kehamilan trimester I
: 0 – 12 mg
b. Kehamilan trimester II
: 13 – 28 mg
c. Kehamilan trimester III
: 29 – 43 mg
(Simanjuntak dan Sutoyo, 1989).
Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi.
Proses anabolik fundamental yang terjadi selama kehamilan yaitu proses
pertumbuhan dan pematangan janin, plasenta yang selanjutnya menjadi bayi,
dengan berat waktu lahir kira-kira 7,5 pound (3,4 kg). Sebagai tambahan si
Ibu
akan
menjalani
penyesuaian
fisiologik
dan
metabolik
selama
mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang
terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalisis oleh perubahan,
kelenjar endokrin pada ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara
dan volume darah ibu, cairan ketuban dan masa jaringan adiposa (Nasution,
1980).
Berat badan selama hamil dapat digunakan sebagai tanda apakah ada
sesuatu yang salah dengan kondisi ibu hamil atau ibu hamil baik-baik saja.
Berat badan bayi yang bertambah pada masa kehamilan karena tumbuh,
perkembangan sistem placenta yang sehat, cairan ketuban, dan persediaan
darah yang meningkat untuk memberikan nutrisi dan melindungi bayi, dan
persiapan dilakukan untuk masa laktasi (Einsberg dkk, 1999).
Tabel 1
KENAIKAN BERAT BADAN DAN PERINCIANNYA
(SEMUA BERAT BADAN ADALAH PERKIRAAN)
Bayi
Plasenta
Cairan ketuban
Pembesaran
Jaringan buah dada ibu
Volume darah ibu
Cairan pada jaringan ibu
Lemak ibu
Total Rata-rata
Sumber : Eisenberg dkk, 1999
3,37 kg
0,67 kg
0,78 kg
0,90 kg
0,45 kg
1,23 kg
1,35 kg
3,15 kg
11,9 kg
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan, Ibu hamil dengan Pertambahan berat badan normal akan
melahirkan bayi dengan berat badan normal juga.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg.
Kemudian dinilai normal apabila setiap mingggu berat badan naik 0,5 kg.
Pada kehamilan tua, rata-rata kenaikan berat badan ibu akan mencapai 12 kg.
Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi
keracunan kehamilan (pre-eklampsia), ataupun anak terlalu besar sehingga
menimbulkan kesulitan persalinan. Sebaliknya, jika kenaikan berat badan ibu
hamil kurang dari normal, kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir
prematur, berat badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim saat
mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis persalinan. Anak yang dilahirkan
juga berukuran lebih kecil dari rata-rata bayi seusianya (Handrawan, 1997).
2. Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan
Kebutuhan zat gizi sewaktu hamil diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan jumlah energi, protein dan zat yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin serta penambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Studi tentang pola makan
di Indonesia menunjukkan bahwa makanan pokok merupakan penghasil
kalori terbesar dari jumlah yang dimakan. Protein diperoleh terutama dari
bahan nabati, sedangkan sayur-sayuran merupakan penyerta menu sehari-hari
tetapi konsumsinya sangat bervariasi. Banyak pantangan makanan dijumpai
pada masa kehamilan (Nasution, 1990).
Menurut ilmu kedokteran tidak ada pantangan terhadap makanan
tertentu bagi ibu yang sedang hamil, tentu saja semua itu perlu dibatasi dalam
jumlah yang wajar. Misalnya bila terjadi kecenderungan untuk timbulnya
bengkak pada kaki, maka konsumsi garam harus dibatasi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun menu atau makanan untuk seorang
wanita yang hamil, menurut Almatsier, (1983) adalah sebagai berikut :
a. Pada trimester I biasanya nafsu makan sangat kurang, terlebih lagi jika
sering merasa mual. Maka makanan pada saat ini diatur sehingga
makanan yang diberikan mudah dicerna dan porsi makanan tidak terlalu
besar.
b. Pada trimester II metabolisme basal mulai naik, berat badan juga mulai
naik. Pada masa ini protein harus diutamakan dan dijaga jangan sampai
terjadi kurang darah. Karena itu baik sekali diberikan sayur-sayuran,
garam besi, vitamin A dan vitamin lainnya.
c. Pada trimester III metabolisme basal tetap naik. Pada masa ini napsu
makan membaik sehingga pemeriksaan berat badan perlu dilaksanakan
dengan intensif dan lebih teliti. Jangan sampai wanita ini menjadi
obesitas. Agar terhindar dari kesulitan pada waktu melahirkan kelak.
Pada trimester III ini kandungan sudah membesar sehingga menyebabkan
lambung terdesak makanan, apabila porsi makanan berlebih maka sering
menimbulkan rasa tidak enak atau sebah. Karena itu pada masa ini porsi
makanan sebaiknya sedikit tetapi sering diberikan untuk mencegah
kekurangan gizi.
Kebutuhan gizi normal seorang wanita akan meningkat selama hamil,
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan perubahan jaringan tubuh
ibu sehubungan dengan kehamilannya. Formulasi makanan yang seimbang
sangat penting bagi tubuh ibu untuk menjamin masukan energi yang cukup
bagi pertumbuhan janin yang kuat, tanpa mengambil jaringan tubuh ibu untuk
mempertahankan kehamilannya. Hal ini terbukti pada seorang ibu dengan
keadaan gizi baik yang mengkonsumsi aneka ragam makanan secara
seimbang serta mempertahankan aktifitas fisiknya, dapat menjalani proses
kehamilan normal dengan peningkatan berat badan yang sesuai dan
melahirkan bayi yang sehat, tanpa perubahan diit yang mencolok
dibandingkan sebelum hamil.
Susunan hidangan sehari bagi wanita hamil misalnya :
Beras
400 gr
atau
4 piring nasi
Daging
75 gr
atau
3 potong
Tempe
100 gr
atau
4 potong
Sayur
300 gr
atau
3 mangkok
Buah
200 gr
atau
2 potong
Susu
200 gr
atau
1 gelas
Dari tiap golongan bahan makanan sesuai anjuran di atas, ibu dapat
memilih bahan makanan yang ibu sukai, mudah didapat dan terjangkau
menurut keadaan keuangan (Almatsier, 1983).
Kecukupan zat gizi pada ibu hamil perlu adanya penambahanpenambahan zat gizi lainnya yang akan memperbaiki berat badan bayi yang
dilahirkan. Jadi makanan bergizi sangatlah penting selama kehamilan, karena
janin sangat tergantung pada ibunya. Keadaan anak dalam kandungan banyak
ditentukan oleh mutu makanan ibunya. Jika makanan ibu kurang,
pertumbuhan anak juga kurang (Handrawan, 1997).
3. Tingkat Konsumsi Energi dan Protein bagi Ibu Hamil
Total kebutuhan energi pada individu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
metabolisme basal, aktifitas fisik dan efek dinamis khusus pada makanan
yang mempunyai nilai yang berbeda-beda bagi setiap individu, untuk ibu
hamil perlu satu faktor lagi yaitu penambahan energi pada kehamilan
trimester II dan trimester III.
Tidak tercukupinya energi selama kehamilan dapat menyebabkan
masalah yang serius dibandingkan dengan kelebihan energi. Dengan
memantau kenaikan berat badan, merupakan cara yang lebih efektif untuk
menjaga tingkat konsumsi energi untuk bayi (Eisenberg, 1999).
Berat badan ibu hamil sedapat mungkin harus dipantau agar
pertumbuhan bayi dan kesehatan ibu tidak mengalami suatu masalah. Cara
yang mudah mengevaluasi kecukupan tingkat konsumsi energi pada makanan
ibu hamil yaitu dengan memantau berat badan. Penambahan berat badan
berhubungan dengan penambahan berat janin, darah, kelenjar mamae, dan
cairan tubuh yang berbeda-beda pada setiap ibu. Penambahan berat badan
sangat dipengaruhi oleh berat badan ibu hamil, apakah ibu termasuk kategori
kurus, normal atau baik.
Selama kehamilan, wanita memerlukan tambahan energi untuk
pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan-jaringan lainnya. Mereka
memerlukan tambahan sekitar 7000 Kkal selama kehamilan atau sekitar 285
Kkal (WKPG, 1998).
Selain tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein juga
diperlukan untuk ibu hamil itu sendiri maupun untuk pertumbuhan janin.
Salah satu bahan yang penting untuk pembentukan bayi adalah asam amino,
yaitu sebagai pembentuk jaringan tulang manusia. Pada kenyataannya, tingkat
konsumsi protein yang kurang memadai selama kehamilan akan sangat
berpengaruh terhadap bayi yang dilahirkan. Ibu hamil yang kurang
mengkonsumsi protein dalam makanannya selama hamil, akan melahirkan
bayi dengan berat badan yang kurang. Jadi selain tingkat konsumsi energi,
protein ibu selama hamil juga mempengaruhi berat lahir (Eisenberg, 1999).
Selama kehamilan seorang ibu membutuhkan protein lebih banyak dari
biasanya, paling sedikit 60 gr / hari. Protein sangat penting untuk
pertumbuhan anak. Hampir 70 % protein dipakai untuk kebutuhan anak dalam
kandungan. Selain protein berguna untuk pertumbuhan janin, juga berguna
untuk menambah jaringan tubuh ibu, seperti jaringan dalam payudara dan
rahim. Untuk itu dibutuhkan tambahan protein selama kehamilan karena
tingkat konsumsi protein yang kurang tercukupi selama kehamilan akan
sangat berhubungan dengan bayi yang dilahirkan dengan ukuran tidak normal
karena kekurangan tingkat konsumsi protein (Handrawan, 1997).
4. Berat Badan Lahir
Seorang bayi mulai menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sejak
dilahirkan. Tahap penyesuaian adalah faktor awal kehidupan yang sangat
menentukan, karena banyak bayi baru lahir yang gagal dalam penyesuaian
pada lingkungan yang baru, sehingga menyebabkan kematian neonatal
(Ebrahim, 1984).
Perkembangan janin sejalan dengan umur kehamilan yang mencakup
tiga fase yaitu pembentukan, pematangan dan pertumbuhan. Hubungan umur
kehamilan dengan perkembangan janin merupakan hubungan yang “imanen”
yaitu semakin muda umur kehamilan, maka semakin kecil berat badan janin.
Pertumbuhan yang lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14 minggu.
Kemudian pertumbuhan menjadi lebih cepat sampai umur kehamilan 34
minggu (Hardijanto, 1998).
Secara ideal berat janin dalam kandungan yaitu 50 gram pada usia
kehamilan 10 minggu, 300 gram pada usia 25 minggu, 1500 gram pada usia
30 minggu, dan 3200 gram pada 40 minggu. Berat badan bayi yang normal
waktu lahir adalah antara 2500 gram sampai 4000 gram (Winarno, 1990).
Faktor-faktor yang berperan pada berat badan lahir adalah :
a. Faktor intrinsik
Jenis kelamin, suku bangsa, dan pertumbuhan plasenta.
b. Faktor biologi
Usia, paritas, genetik, tinggi badan, berat badan, pra hamil, tambahan
berat badan selama hamil, maupun parameter antropometrik lain.
c. Faktor lingkungan
Taraf sosial ekonomi, diet, jarak kelahiran, penyakit infeksi, kegiatan
fisik, perawatan kesehatan, kebiasaan merokok, atau minum alkohol.
Berat badan bayi baru lahir yang sehat berbeda antara satu golongan
masyarakat dengan yang lain. Pada ibu yang berasal dari lapisan sosial
ekonomi yang lebih tinggi, dan mendapatkan perawatan kehamilan secara
wajar dengan diet yang baik, tidak menderita gangguan penyakit menahun,
akan melahirkan bayi yang cenderung berada dalam keadaan yang lebih baik
daripada bayi yang dilahirkan dari ibu yang tingkat sosial ekonominya lebih
rendah dan ibu yang selama kehamilannya dalam kondisi status gizi kurang.
Bayi dengan berat badan lahir rendah yang dapat bertahan hidup sampai
masa kanak-kanak umumnya mempunyai daya tahan tubuh lebih rendah
daripada bayi dengan berat badan lahir normal. Bayi tersebut akan mengalami
hambatan pertumbuhan otak dan mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit
infeksi, terjadi gangguan mental, hambatan perkembangan kecerdasan serta
hambatan perkembangan fisik (Ebrahim, 1984).
B. Kerangka Teori
Tingkat Konsumsi Makanan Ibu Hamil
Faktor Lingkungan
Faktor Intrinsik
Berat Badan Lahir
Faktor Biologi
C. Kerangka Konsep
Tingkat Konsumsi Energi Ibu Hamil
Berat Badan Lahir
( BBL)
Tingkat Konsumsi Protein Ibu Hamil
D. Hipotesa
1. Ada hubungan tingkat konsumsi energi pada ibu hamil trimester III dengan
Berat Badan Lahir (BBL).
2. Ada hubungan tingkat konsumsi protein pada ibu hamil trimester III dengan
Berat Badan Lahir (BBL).
Download