pendahuluan - IPB Repository

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting. Menurut Aspinall &
O’Reilly (2004), fungsi otak antara lain untuk mengontrol dan mengoordinasi
semua aktivitas normal tubuh dan berperan dalam menyimpan memori. Seperti
halnya dengan organ-organ yang lain, otak juga dapat mengalami kerusakan.
Menurut Jackson et al. (2010) sejumlah cedera sistem saraf pusat (SSP) dan
penyakit neurodegeneratif dapat mengakibatkan berbagai tingkat kematian sel dan
neuroinflamasi.
Sel utama pada sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Kerusakan pada
sel saraf dapat menyebabkan kelemahan memori (Colville & Bassert 2002),
namun kelemahan memori juga dapat terjadi akibat fungsi otak yang lemah
misalnya penurunan jumlah neurotransmitter utama (asetilkolin) yang berperan
dalam proses penyimpanan memori (Taepavarapruk & Song 2010). Asetilkolin
dapat diinaktivasi oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetil dan kolin
(Denikrisna 2011).Untuk mempertahankan asetilkolin tetap tinggi maka
penguraian asetilkolin menjadi asetil dan kolin oleh enzim asetilkolinesterase
harus dihambat.
Tanaman obat (herbal medicine) merupakan salah satu metode pengobatan
secara alami (back to nature) yang sedang digemari masyarakat dunia dan juga
Indonesia. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu contoh
tanaman obatyang dapat mengatasi kanker, kencing manis (diabetes melitus),
hepatitis, asam urat, radang kulit, dan ekzema (Wijayakusuma 2005). Bagian
mahkota dewa yang sering dipakai untuk pengobatan adalah kulit buah, daging
buah, dan daunnya.
Berdasarkan penelitian, ekstrak daun mahkota dewa memiliki efek
antihistamin (Sumastuti 2002a), sitotoksik dan antiproliferasi terhadap sel kanker
servik (Sumastuti 2002b; Kintoko & Pihie 2007), antiproliferasi dan proapoptosis
terhadap sel kanker payudara (Tjandrawinata et al. 2010), tetapi juga bersifat
antiproliferasi terhadap sel hati normal (Kintoko & Pihie 2007). Efek
antiproliferasi oleh ekstrak daun mahkota dewa terhadap sel-sel normal pada
organ tubuh yang lain seperti pada sel otak besar belum diketahui sehingga
dilakukan penelitian untuk melihat efek ekstrak daun mahkota dewa terhadap
pertumbuhan sel-sel otak besar. Kultur sel merupakan salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk mengukur kepekaan sel dalam menanggapi rangsang dan
pengujian obat baru (Baum 2006) sehingga pada penelitian ini digunakan teknik
kultur sel untuk menguji efek ekstrak daun mahkota dewa terhadap pertumbuhan
sel-sel otak besar. Otak besar yang digunakan adalah otak besar anak tikus putih
(Rattus norvegicus) yang berumur 3 hari.
Asiaticoside merupakan senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman
Centella asiatica.Asiaticoside terbukti dapat melindungi sel saraf dari stres
oksidatif dan mencegah terjadinya apoptosis (Mook-Jung et al. 1999) sehingga
asiaticoside digunakan sebagai kontrol positif. Dosis optimum pemberian
asiaticoside pada kultur sel adalah ≤ 100 µg/mL (Musalmah et al. 2006),
berdasarkan informasi ini maka asiaticoside yang digunakan pada penelitian ini
sebanyak 30 µg/mL.
Zat-zat yang bersifat neurotoksik dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf,
degenerasi akson, dan peningkatan jumlah sel glia (Maezawa et al. 2006; Janis et
al. 2008; Woehrling et al. 2010).Kematian sel-sel saraf dapat menyebabkan
kelemahan memori (Colville & Bassert 2002), sedangkan degenerasi akson dapat
menghambat penyaluran impuls (Messonnier 2002). Untuk melihat kemungkinan
adanya efek negatif ekstrak daun mahkota dewa terhadap sel saraf, parameter
yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat proliferasi sel saraf berdasarkan
Population Doubling Time, panjang akson dan dendrit, dan komposisi sel saraf
dengan sel glia.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek pemberian ekstrak
daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap pertumbuhan sel saraf yang
ditumbuhkan secara in vitro pada beberapa tingkatan konsentrasi ekstrak daun
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai efek
ekstrak daun mahkota dewa bagi pengobatan penyakit sistem saraf.
Download