BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dividen merupakan suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh investor atas investasi yang telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan dividen merupakan sebuah return atau pengembalian yang didapat atas kegiatan investasi yang telah dilakukan investor. Oleh karena itu, masalah pembagian dividen perlu dipikirkan dengan baik dan perlu dipublikasikan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mengumumkan pembagian dividen secara rutin pada periode 2009 sampai 2011 (dalam miliaran Rupiah) yaitu: Tabel 1.1 Data Dividen dan Jumlah Saham Nama Jumlah Dividen Kas Jumlah Saham Perusahaan 2009 PT Astra 2010 2011 2009 2010 2011 235,866 506,130 488,202 385,579 385,579 385,579 673 1,251 1,727 962 962 962 6,394 6,394 8,191 2,024 2,024 2,024 Otoparts Tbk. PT Gudang Garam Tbk. PT Astra Internasional Tbk. 1 Tabel 1.1 Data Dividen dan Jumlah Saham (lanjutan) PT AKR 22 247 1,284 314 379 382 1,165 1,629 1,697 832 832 933 552 828 968 1,841 1,841 1,841 152 236 557 508 508 508 559 976 1,513 878 878 878 1,606 1,843 1,485 593 593 593 2,436 3,037 4,520 76 76 76 Corporindo Tbk. PT United Tractors Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Kalbe Farma Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. PT Unilever Indonesia Tbk. Sumber: www.idx.co.id. 2 Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang melakukan pembagian dividen cenderung dianggap memiliki laba yang relatif besar, sehingga perusahaan tersebut mampu membagikan sejumlah dividen kepada para investor. Perusahaan yang memiliki laba yang relatif besar dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga perusahaan dapat memiliki kelangsungan usaha yang panjang. Oleh karena itu, hal ini dapat membuat para investor tertarik untuk melakukan investasi ke dalam perusahaan. Pembagian dividen ditetapkan melalui kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang akan dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Menurut Mardiyanto (2009), kebijakan dividen merupakan seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar laba bersih yang tetap ditahan (retained earning) untuk cadangan investasi. Hal ini menunjukan bahwa kebijakan dividen akan berpengaruh terhadap dua pihak yaitu pemegang saham dan perusahaan yang membagi dividen. Bagi para pemegang saham, dividen yang diharapkan tentunya adalah dividen yang stabil. Pembagian dividen yang stabil merupakan pembagian dividen yang tidak terlalu fluktuatif dalam setiap periode. Jika perusahaan pembagi dividen dapat membagi dividen dengan stabil, maka akan dapat mengurangi resiko ketidakpastian dan dapat meningkatkan kepercayaan 3 pemegang saham. Bagi perusahaan pembagi dividen, kebijakan dividen dapat dilakukan dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahan laba bersih tersebut dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba dividen yang lebih besar, maka jumlah laba ditahan akan lebih kecil sehingga mengurangi internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memutuskan menahan laba bersih dalam bentuk laba ditahan lebih besar daripada pembagian dividen, maka internal financing perusahaan akan semakin besar dan dapat mengurangi resiko perusahaan karena dapat menghindari ketergantungan penggunaan dana dari pihak eksternal. Kebijakan dividen yang akan diambil merupakan suatu keputusan yang sangat penting karena perusahaan harus tepat dalam memutuskan kebijakan dividen yang akan dilakukan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi dividen dalam jumlah besar, maka hal ini akan menguntungkan investor dan dapat menurunkan cadangan investasi bagi perusahaan. Kebijakan dividen yang tepat adalah kebijakan dividen yang dapat menyeimbangkan antara jumlah dividen yang dibagikan dengan laba yang akan ditahan untuk perusahaan. Kebijakan dividen yang diambil tersebut dapat digambarkan melalui dividend payout ratio suatu perusahaan. Dividend payout ratio merupakan persentase laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Bragg (2012) menjelaskan bahwa dividend payout ratio (DPR) adalah proporsi dari laba yang dibayarkan kembali dalam bentuk dividen. Melalui dividend payout 4 ratio, investor dapat terbantu untuk melihat besarnya laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen kas. Semakin tinggi persentase dividend payout ratio maka semakin baik perusahaan. Hal ini berarti laba yang dibagikan semakin besar dan dapat menarik perhatian investor. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menetapkan kebijakan dalam menentukan besar kecilnya dividend payout ratio dengan tepat dan menganalisa faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor yang diduga dapat memberikan pengaruh terhadap dividend payout ratio dalam penelitian ini yaitu free cash flow, return on asset, total asset turnover, debt to equity ratio, dan current ratio yang akan diteliti lebih lanjut di dalam penelitian ini. Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap Ross et. Al., (2000) dalam Rosdini (2009). Semakin tinggi free cash flow suatu perusahaan berarti semakin besar kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam membayar dividen semakin meningkat. Rosdini (2009) dan Achmad (2007) menyimpulkan bahwa free cash flow memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap dividend payout ratio. Berbeda dengan penelitian Rosdini dan Achmad, Arilaha (2009) menyatakan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kebijakan dividen. 5 Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Jika return on asset semakin tinggi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Tingginya tingkat keuntungan tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen. Marlina dan Danica (2009), Soesetio (2008), Apriyansah (2007), serta Suharli dan Oktorina (2005), menyatakan bahwa return on asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Total asset turnover merupakan salah satu rasio aktivitas yang membandingkan antara total penjualan dengan total aset perusahaan. Semakin besar rasio total asset turnover, maka semakin baik pula perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Apabila kegiatan operasional perusahaan meningkat, laba yang akan dihasilkan perusahaan juga meningkat. Dengan meningkatnya laba yang dihasilkan, maka kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dalam bentuk kas juga akan meningkat. Wahdah (2011), Sumiadji (2011) dan Kadir (2010) menyatakan bahwa total asset turnover memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Current ratio merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas yang merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui aset lancar yang dimiliki perusahaan. Wibowo (2003) menyatakan bahwa current ratio merupakan ukuran dari kemampuan 6 perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek (current liability). Apabila current ratio perusahaan besar, berarti current asset yang dimiliki perusahaan besar dan current liabilities yang dimiliki perusahaan kecil. Jika current asset yang dimiliki perusahaan besar berarti perusahaan dapat meningkatkan kegiatan operasionalnya. Peningkatan kegiatan operasional dapat menyebabkan laba yang dimiliki perusahaan semakin meningkat. Peningkatan laba perusahaan tersebut juga akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Wahdah (2011), Kadir (2010), serta Suharli dan Oktorina (2005) menyatakan bahwa current ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio.. Berbeda dengan Suharli dan Oktorina, Kadir, dan Wahdah, Arilaha (2009) menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Debt to equity ratio termasuk ke dalam rasio leverage. Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan ekuitas sendiri. Semakin kecil debt to equity ratio berarti hutang yang dimiliki perusahaan semakin kecil. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang kecil menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki kegiatan operasional yang baik. Kegiatan operasional perusahaan yang baik dapat menyebabkan terjadinya peningkatan laba perusahaan. Laba perusahaan yang semakin meningkat juga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen. Marlina dan Danica (2009), Soesetio (2008), Suharli (2006), serta Suharli dan Oktorina (2005) menyimpulkan 7 bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suharli dan Oktorina (2005) yang bejudul Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Terdapat penambahan variabel independen free cash flow yang mengacu pada penelitian Arilaha (2009) dan menambahkan variabel independen total asset turnover yang mengacu pada penelitian Wahdah (2011). Pada penelitian sebelumnya, variabel independen yang digunakan adalah return on investment, current ratio, dan debt to equity ratio. 2. Objek penelitian yang digunakan mengacu pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Kompas 100 periode 2009-2011. Penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian perusahaan Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2000-2003. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return on Asset, Total Asset Turnover, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio”. 8 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Kompas 100 periode 2009-2011. Variabel yang mempengaruhi dividend payout ratio yang digunakan dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu free cash flow, return on asset, total asset turnover, current ratio, dan debt to equity ratio. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah free cash flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 2. Apakah return on asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 3. Apakah total asset turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 4. Apakah current ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 5. Apakah debt to equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 6. Apakah free cash flow, return on asset, total asset turnover, debt to equity ratio, dan current ratio secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio? 9 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio. 2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio. 3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh total asset turnover terhadap dividend payout ratio. 4. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh current ratio terhadap dividend payout ratio. 5. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh debt to equity Ratio terhadap dividend payout ratio. 6. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh free cash flow, return on asset, total asset turnover, debt to equity ratio, dan current ratio secara simultan terhadap dividend payout ratio. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberi masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sehingga investor dapat memprediksikan pendapatan dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang. 10 2. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen dan realisasi pembayaran dividen kepada pemegang saham. 3. Akademisi Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberi ilmu manajemen keuangan dan masukan untuk akuntansi, untuk menambah wawasan, dan acuan untuk penelitan lanjutan. 1.6 Sistematika penulisan Agar memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri atas Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan Penelitian. Bab II Telaah Literatur Bab ini terdiri atas penjelasan dan pembahasan secara rinci terkait dengan dividend payout ratio, free cash flow, return on asset, total asset turnover, debt to equity ratio, dan current ratio dari berbagai literatur, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. 11 Bab III Metode Penelitian Bab ini terdiri atas gambaran umum objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, penjabaran mengenai variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab ini terdiri atas deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini terdiri atas simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 12