BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horison T–1 Asosiatif- Individu – Cross section kuantitatif konsumen Asosiatif- Individu - kuantitatif konsumen Asosiatif- Individu - kuantitatif konsumen T–2 T–3 Cross section Cross section Sumber : Penulis 3.1.1 Tujuan 1) T – 1 : mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility Initiatives terhadap c-c identification 2) T – 2 : mengetahui bagaimana pengaruh c-c identification terhadap in role behavior 3) T – 3 : mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility Initiatives terhadap in role behavior melalui c-c identification 35 36 3.1.2 Jenis Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004: 11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Data kuantitatif adalah data yang berstruktur sehingga ragam data yang diperoleh dari sumbernya cenderung mempunyai pola yang lebih mudah dibaca oleh peneliti. Hal ini dimungkinkan karena periset dalam pengumpulan datanya menggunakan alat yang terstruktur. (Istijanto, 2009, p46). Cross section menunjukkan time horizon dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu informasi dikumpulkan hanya pada saat tertentu (Sugiyono,2004,p7). 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Operasionalisasi variabel penelitian adalah construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Indriantoro, 2002, p69). Definisi operasional mendefinisikan cara yang digunakan peneliti, sehingga memungkinkan peneliti lain dapat mengetahui operasionalisasi dari variable, sub variabel dan indicator yang digunakan dalam penelitian. 37 Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian variabel sub variabel Indikator Corporate Sponsorship • Target Audience Reach Social (Yuan-Shuh Lii , • Compebility With The Responsbility 2011 ) skala Ordinal Likert Ordinal Likert Ordinal Likert Company’s Or Brand Initiatives (variable X) Ukuran Positioning • Message Capacity Caused Related • Perceived Congruence Marketing • Jumlah Investasi (Yuan-Shuh Lii , • Keterlibatan Manajemen • Menghasilkan image 2011 ) Philantrophy (Yuan-Shuh Lii , positif • 2011 ) Improvement sikap konsumen terhadap perusahaan C-C Satisfies consumer • identity similarity self - • identity prestige definitional needs • identity distinctiveness • Untuk meningkatkan Identification (variable Y) ( Bhattacharya And Sen , 2003 ) Social Identity Needs (Escalas and status sosial Bettman, 2005) In Role Responsibility The Behaviour Assigned Role (Van Dyne Etal . ( (variable Z) 1995 ) • purchasing a company product • increased cross – buying behaviours 38 Sumber : Penulis 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan Jenis Data Sumber Data T–1 Kuantitatif Primer – kuisioner T–2 Kuantitatif Primer – kuisioner T–3 Kuantitatif Primer – kuisioner Sumber : Penulis 3.4 • Teknik Pengumpulan Data Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, 2009, p44). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data primer kuantitatif sebagai berikut : Survey Survey merupakan metode yang digunakan secara luas, khususnya dalam riset konsumen. Survey bertujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasil survey dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi. Teknik yang digunakan dalan survey yaitu : Kuisioner, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai orang melalui daftar pertanyaan atau kuisioner yang terstruktur. Responden hanya akan menjawab pertanyaan yang sama dan tertulis secara rinci (Istijanto, 2009, p56) 39 • Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan peneliti. Peneliti hanya mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain. Peneliti hanya memanfaatkan data yang sudah ada untuk penelitiannya (Istijanto, 2009, p38) Teknik yang digunakan pada data sekunder yaitu : Kepustakaan Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder. Penelitian data sekunder memerlukan cara yang cepat dan efisien. Untuk mendapatkan data sekunder yang diperlukan dapat dimulai dengan melakukan penelusuran pada bibliographic sesuai dengan klasifikasi dan metode penelitian (Indriantoro, 2002, p150) 3.5 Penelusuran yang dilakukan melalui internet Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007, p.73). Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka dengan begitu dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam teknik sampling. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling 40 dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan menggunakan teknik accidental. Penelitian ini mengambil sampel dari konsumen yang mempunyai dan menggunakan produk Panasonic. 3.6 Teknik Pengolahan Sampel Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti. Disamping itu, produk dengan asosiasi atau tanggapan yang kuat umumnya memiliki populasi konsumen yang besar. Oleh karenanya dalam penelitian ini digunakan sampel. Sampel adalah suatu segmen dari populasi yang dipilih dalam riset pemasaran untuk mewakili populasi secara keseluruhan. Menurut Durianto (2004, p26), sampel adalah sebagian besar dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti. Untuk mengetahui ukuran sampel yang akan digunakan, penulis menggunakan rumus yang terdapat pada Ariestonandri (2006, p95), yaitu : n ≥ p . q ( Zα / e) 2 Keterangan : • n = Jumlah sampel 41 • e = error sampling (estimasi yang dapat diterima) • p = perkiraan proporsi populasi • q = ( 1-p ) • Zα = interval kepercayaan yang ditetapkan Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari populasi yang tak terhingga, maka digunakan pendekatan nilai p = q = 0,5 Pada penelitian ini, interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau tingkat signifikansi sebesar 0,5 sehinggaZα = 1,96 dan estimasi yang dapat diterima adalah 10%. Maka ukuran sampelnya adalah : n ≥ 0,5 . 0,5 (1,96/0,10)2 n ≥ 96,04 ≈ 97 Maka dapat disimpulkan sampel yang akan diambil minimal sebanyak 97 orang, dan dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang. 3.7 Metode Analisis Menurut Istijanto (2009, p93), analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang bermanfaat dalam menjawab masalah riset. Pemilihan metode analisis ini harus sesuai dengan jenis riset yang dijalankan. Kegiatan yang penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian, hasil penelitianpun akan segera diketahui. Pengolahan data ini menggunakan software SPSS 16.0 (Statistical Product and Services Solution). 42 3.7.1 Uji Validitas Uji validitas yang digunakan adalah koefisien korelasi item-total yang terkoreksi. Menurut Kaplan dan Saccuzo (1993: p106) : “Suatu item pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan dari rtabel, dimana pada penelitian ini nilai rtabel dengan sampel 100 adalah sebesar 0,165. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang memliki tingkatan, rumus yang digunakan adalah koefisien validitas dengan koefisien korelasi item-total, yaitu : (Azwar, 2001:166). 1 Dimana rix merupakan korelasi product Moment : rix 1 = n Σ ix − Σ i Σ x ( n Σ i − ( Σ i ) 2 )( n Σ x 2 − ( Σ x ) 2 ) 2 (Azwar,2001:19) Keterangan : rix : Korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan Si2 : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i Sx2 : Varians jawaban responden keseluruhan instrumen ∑X : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen ∑i : Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i ∑X 2 : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang dikuadratkan. 43 ∑i 2 : Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i yang dikuadratkan Dasar pengambilan keputusan: Jika r positif, serta r ≥ 0.165 maka item pertanyaan tersebut valid. Jika r tidak positif, serta r < 0.165 maka item pertanyaan tersebut tidak valid. 3.7.2 Teknik Pengolahan dan Analisa Data Dalam teknik pengolahan data, penulis menggunakan skala pengukuran yang diperoleh dari hasil jawaban responden dalam penelitian ini yaitu skala ordinal dan skala likert dengan rentang 1-5. Agar diperoleh hasil analisis hubungan yang baik, data ordinal dari kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala interval berurutan (Method of Successive Interval). Peningkatan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1993:p131) yaitu: 1) Menentukan frekuensi setiap respon 2) Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel 3) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif 4) Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku 5) Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus : 44 f(z)= 6) 1 2π exp( − z2 ) 2 Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scale value (TSV). 3.7.3 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Kaplan dan Saccuzo (1993 : 123) menyatakan : “Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,600”. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu : 2 k ∑ Si α= 1 − 2 S x k − 1 (Azwar, 2001 : 78) Keterangan : k ∑S S X2 : Jumlah Instrumen pertanyaan 2 i : Jumlah varians dari tiap instrumen : Varians dari keseluruhan instrumen 45 3.7.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak. Uji ini hanya digunakan untuk data berskala ordinal, interval, dan rasio. Jika analisis menggunakan statistic parametric, maka persyaratannya adalah data dari analisis harus berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistic non parametric. SPSS menyajikan dua tabel sekaligus dalam uji normalitas, yaitu Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-wilk. Tapi yang digunakan oleh analisis ini adalah Kolmogorov-smirnov karena datanya lebih dari 50, dengan menggunakan taraf signifikan 5% atau 0.05, dan terdapat juga gambar kurva normal. Jika sebaran data berada di sekeliling garis, maka data berdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut (Sunyoto, 2007, p95) uji asumsi klasik normalitas akan menguji data variabel bebas (x) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat diketahui dengan melihat hasil normal probability plot. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 46 3.7.5 Korelasi Menurut Kuncoro (2007, p61), korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Rumus Korelasi sederhana sebagai berikut : rix1 = n Σ ix − Σ i Σ x ( n Σ i 2 − ( Σ i ) 2 )( n Σ x 2 − ( Σ x ) 2 ) Dimana, rx,y = koefisien korelasi ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total seluruh item n = jumlah responden Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r=-1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan table interpretasi nilai r sebagai berikut 47 Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000 Sangat kuat 0.60 – 0.799 Kuat 0.40 – 0.599 Cukup kuat 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah Sumber :Kuncoro,Engkos Achmad dan Riduwan. (2007). Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur (path analysist). Besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut : KP = r2 x 100% Dimana KP = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variable X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan terhadap variable x dengan variable y Ha : Ada hubungan yang signifikan terhadap variable x dengan variable y 48 2) Dasar pengambilan keputusan Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0.05≤ sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak,artinya tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable x terhadap variable y. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0.05≥ sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima,artinya ada hubungan yang signifikan antara variable x terhadap variable y. 3.7.6 Path Analysis Teknik path analysist atau analisis jalur digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur. Pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variable-variabel X, dan Y serta dampaknya terhadap Z. Analisis korelasi dan regresi merupakan dasar dari perhitungan analisis jalur. Langkah-langkah untuk menguji path analysist adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Struktur 1 : Y = PYX X+PYΣε Struktur 2 : Z = Pzy X PzΣε 2) a. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi Gambar diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. 49 b. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. 3) Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan. Uji keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ha : ρyx1 = ρyx2 = …. = ρyxk ≠ 0 Ho : ρyx1 = ρyx2 = …. = ρyxk = 0 • Pengujian signifikansi program SPSS : a). jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig ≤ 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. b). jika nilai probabilitas sig lebih besar dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig > 0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 4) Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji menjadi sebagai berikut : Ha : ρyx1 > 0 Ho : ρyx1 = 0 • Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : a. jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig ≤ 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. b. jika nilai probabilitas sig lebih besar dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig > 0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 50 3.7.7 Uji signifikan pengaruh tidak langsung melalui Sobel test Strategi untuk pengujian mediasional adalah product of coefficient, yang menguji signifikansi pengaruh tak langsung atau indirect effect (perkalian efek langsung atau direct effect variabel independen terhadap mediator, a dan direct effect mediator terhadap variabel dependen, b atau ab). Uji signifikansi terhadap koefisien indirect effect ab diakui memberikan pengujian yang lebih langsung terhadap hipotesis mediasional, dibanding pendekatan causal step (Preacher and Hayes., 2004; Preacher, Rucker and Hayes., 2007). Uji signifikansi indirect effect ab dilakukan berdasarkan rasio antara koefisien ab dengan standard error-nya yang akan menghasilkan nilai z statistik (z-value). Standard error koefisien ab (Sab) dihitung berdasarkan versi Aroian dari Sobel test yang dipopulerkan dan direkomendasikan oleh Baron and Kenny (1986), yaitu akar kuadrat ). Sehingga formula lengkapnya adalah sebagai ( berikut (Baron and Kenny., 1986; Preacher and Leonardelli., 2006; Preacher, Rucker and Hayes., 2007; Preacher z-value = and Hayes., 2004): HYPERLINK "http://3.bp.blogspot.com/_dXrM80judAk/SedBEGShJXI/AAAAAAAAAFw/oHi cNcrqb20/s1600-h/Equation2.png" | } Keterangan: ab : koefisien indirect effet yang diperoleh dari perkalian antara direct effect a dan b 51 a : adalah koefisien direct effect independen (X) terhadap mediator (Y). b : adalah koefisien direct effect mediator (Y) terhadap dependen (Z). Sa : adalah standard error dari koefisien a. Sb : adalah standard error dari koefisien b. Jika z-value dalam harga mutlak > 1,96 atau tingkat signifikansi statistik z (pvalue) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05 (Preacher and Hayes., 2004). z-value beserta nilai probabilitasnya (p-value) dapat dihitung menggunakan Excel atau alat hitung interaktif dari Kris Preachers 3.8 Rancangan uji Hipotesis Menurut Sugiyono (2006, p51), untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak suatu hipotesis yang sedang diuji. Variabel : X1 = Corporate Social Responsibility Initiatives X2 = C-C Identification Y = In Role Behavior Uji yang digunakan pada uji hipotesis adalah dan uji t, sebagai berikut : • Uji t Digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara bersama-sama mempengaruhi variable dependen secara signifikan. Langkah-langkahnya adalah : 52 1) Menentukan Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable independent terhadap variable dependent Ha : ada pengaruh yang signifikan antara variable independent terhadap variable dependent 2) Menentukan tingkat signifikan Pada table coefficients, Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variable independent terhadap variable dependent. Jika sig < 0.05 maka Ho ditolakdan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan terhadap variable independent terhadap variable dependent 3) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung < t table Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t table 4) Membandingkan t hitung dengan t table Dasar pengambilan keputusan adalah : jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima 3.9 Rancangan Pemecahan Masalah Hasil penelitian tentang “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Initiatives Terhadap C-C Identification yang Berdampak terhadap In role Behavior produk Panasonic“ diharapkan dapat menjadi masukan bagi 53 perusahaan untuk dapat merancang program dengan kegiatan Corporate Social Responsibility Initiatives yang tepat dalam upaya untuk meningkatkan c-c identification dan in role behavior .