3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Waktu pengambilan data dilakukan secara dua tahap, yaitu pada tanggal 10 Mei–27 Mei 2010, dan tanggal 22 Juni–3 Juli 2010. Lokasi pengambilan data terletak di sekitar daerah selatan perairan Pulau Pari sampai Pulau Tidung Besar, dan sampai daerah utara perairan Pulau Sebaru Besar. Peta lokasi pengamatan di kawasan perairan Kepulauan Seribu disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Peta lokasi pengamatan di wilayah perairan Kepulauan Seribu 10 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain kapal motor, binokuler, kamera DSLR (Nikon D3000+Lensa Sigma 70-300mm DL Macro Super), GPS (Global Positioning System), Echosounder (GARMIN FishFinder 250), hand refractometer, floating drougde, termometer alkohol, kompas bidik, data sheet, alat tulis, jam tangan, dan peta batimetri Kepulauan Seribu. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aki kering. 3.3. Metode Kerja 3.3.1. Desain survey Desain survey yang digunakan dalam penelitian mengenai mamalia laut adalah dengan menggunakan metode penjelajahan dengan menggunakan kapal motor. Pada pengamatan cetacean survei dilakukan dengan satu kelompok pengamat (Single platform) (Siahaninenia 2008). Gambar posisi pengamat di atas kapal disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Posisi pengamat pada metode Single Platform Pengamatan dilakukan oleh tiga orang yang mengamati kemunculan lumbalumba pada satu dek (platform). Posisi pengamat pertama berada di haluan kapal, pengamat kedua berada di tengah kapal, dan pengamat ketiga berada di dekat buritan kapal. 11 3.3.2. Pengumpulan data Pengambilan data kemunculan lumba-lumba dilakukan secara visual dari atas kapal motor. Data yang diambil saat kemunculan lumba-lumba yaitu tanggal, waktu kemunculan, kondisi cuaca, posisi kapal dengan GPS, waktu pengukuran arus, kedalaman, suhu permukaan laut, salinitas permukaan laut, kecepatan angin, pasang surut air laut, dan dokumentasi kemunculan dengan menggunakan kamera digital atau handycam (Corkeron et al. 1997). Data yang didapat dari hasil pengukuran dicatat dibuku dan atau terekam langsung dalam alat. Data jenis ikan yang diduga sebagai makanan bagi mamalia laut di perairan Kepulauan Seribu diperoleh dengan melakukan wawancara dengan nelayan. 3.4. Analisis Data 3.4.1. Parameter habitat dan perkiraan posisi sudut matahari Data suhu permukaan dan salinitas permukaan laut yang diperoleh dari termometer alkohol dan hand refractometer akan digunakan untuk mengetahui karakteristik habitat dari mamalia laut yang berada di Kepulauan Seribu. Data kedalaman yang diperoleh dari echosounder berdasarkan kemunculan lumba-lumba akan dibuat menjadi peta batimetri dengan menggunakan software surfer 8.0 yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik habitat dari mamalia laut yang berada di kepulauan Seribu. Data kecepatan arus permukaan yang diperoleh dari floating drougde akan digunakan untuk mengetahui pengaruh arus terhadap perilaku lumba-lumba di dalam air. Data kecepatan angin diperoleh dengan cara membandingkan bentuk gelombang yang terbentuk saat kemunculan lumba-lumba dengan skala Beaufort. Data pasang surut air laut diperoleh dari Dinas Hidro Oseanografi (2009). Data sebaran dan posisi kapal yang diperoleh dari GPS diolah dengan menggunakan Software ArcView 3.3, ArcGIS 9.2 dan Surfer 8.0. Untuk mengetahui hubungan antara distribusi lumba-lumba dengan batimetri di perairan Kepulauan Seribu dapat menggunakan metode overlay, yaitu dengan membuat plot antara koordinat kapal dengan peta batimetri perairan Kepulauan Seribu (Ali 2006). Data posisi sudut matahari yang diperoleh dari waktu kemunculan mamalia laut akan digunakan untuk mengetahui pengaruh sudut matahari terhadap kemunculan mamalia laut. Data posisi sudut matahari dapat didekati dengan persamaan sebagai berikut: 12 (1) (2) Keterangan: 1. t = waktu kemunculan 2. Pukul 06.00 = sudut 00 3. Pukul 12.00 = sudut 900 ` 4. Pukul 18.00 = sudut 1800