IBADAH PUASA MENUNJUKKAN KUALITAS IMAN SESEORANG Oleh: Muhammad Faizin Sekretaris II MUI Kabupaten Pringsewu Jika ditanya kepada ummat Islam Siapa yang wajib melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan, maka sebenarnya jawabannya sudah diberikan Allah SWT melalui firmannya dalam Al Quran Surat Al Baqarah 183. Pada ayat tersebut jelas jelas Allah SWT telah mewajibkan kepada orang orang beriman untuk mengerjakan Ibadah puasa. Bukan diwajibkan kepada ummat Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Ibadah Puasa bisa disebut sebagai Ibadah yang dapat digunakan untuk menakar seberapa kuat iman atau kayakinan seseorang kepada Allah SWT. Bisa saja orang mengaku Islam melalui ucapan atau dengan menunjukkan KTP yang dimilikinya. Namun itu tidak menggaransi jika Ia memiliki kesempurnaan dari keislamannya dan keimanannya. Yang lebih unik lagi, puasa merupakan Ibadah yang hanya Allah SWT dan pelakunya yang tahu. Hal ini sekaligus dapat menunjukkan bahwa tingkat keimanan seseorang kepada Allah SWT adalah sebuah rahasia. Dan tolok ukurnya bisa dari pelaksanaan Ibadah puasa yang dilakukannya. Rasa haus dan lapar merupakan ujian bagi orang yang beriman dalam menjalankan Ibadah puasa. Bukan cuma itu saja, manajemen mengendalikan nafsu dan keinginan dari sifat fitrah insani juga harus dilakukan. Bisa diibaratkan jika puasa adalah saat dimana seseorang melakukan proses perubahan seperti kepompong menjadi kupu-kupu. Untuk menjadi seekor Kupu-kupu yang cantik, kepompong harus melakukan tirakat atau puasa dalam jangka waktu tertentu. Setelah proses tersebut dilalui maka kepompong akan bermetamorfosis menjadi kupu kupu. Begitu juga orang orang yang yakin akan kebenaran firman Allah SWT tentang puasa pada QS Al Baqarah. Diakhir ayat tersebut Allah berfirman bahwa tujuan akhir dari proses menahan diri dari yang membatalkan puasa adalah predikat taqwa. Ketaqwaan inilah yang diibaratkan kupu-kupu. Orang yang bertaqwa akan senantiasa menjalan perintah perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Seperti kupu kupu yang akan selalu mendekatkan diri kepada bunga-bunga yang harum dan menjauhi dari bunga-bunga yang berbau busuk. Ketika seseorang khususnya orang Islam benar-benar dapat melaksanakan Ibadah Puasa dengan baik maka keislamannya akan dapat benar benar diakui oleh Allah SWT. Tantangan dizaman sekarang yang cenderung rasionalis dan hedonis sangat berat. Banyak saudara kita yang dengan gampangnya melanggar perintah berpuasa karena kecintaan mereka kepada dunia. Tidak itu saja, banyak diantara mereka yang mengaku Islam namun dengan bangganya menunjukkan diri tidak berpuasa didepan khalayak ramai. Ini menjadi tantangan tersendiri dan ujian bagi ummat Islam dalam melaksanakan puasa. Disamping ujian dari dalam diri, ujian dari luarpun terus menguji keimanannya. Mari tanamkan dalam jiwa untuk tidak hanyut mengikuti perilaku tersebut. Teguhkan diri untuk terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui rangkaian Ibadah Puasa kita. Pemikiran “Untuk apa bersusah payah menahan lapar dan dahaga” harus dijauhkan dari pikiran kita. Sekaligus tanamkan dalam diri untuk terus meningkatkan kualitas Ibadah puasa kita. Mudah-mudahan puasa kita akan menjadi wahana untuk meningkatkan kualitas Iman kita dan pada akhirnya nanti predikat taqwa akan dapat kita raih sebagai modal kita menghadap Nya.