PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA

advertisement
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Novitasari
GAMBARAN TENTANG PERAN PERAWAT PADA PERAWATAN PASIEN TB
PARU DI RUANG RAWAT INAP DI BALAI BESAR KESEHATAN
MASYARAKAT SURAKARTA
ABSTRAK
Peran-peran perawat di BBKPM sebagian besar sudah dilakukan seperti
edukasi, Caregiver(pemberi asuhan keperawatan), konsultan,sedangkan peran perawat
yang belum dilakukan secara optimal oleh perawat di BBKPM di rawat inap adalah
peran perawat sebagai Advokad, koordinator, kolaborator dan pembaharu. Peran
perawat menurut konsorium ilmu kesehatan terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan care giver, peran sebagai advokad pasien, peran edukator, peran
koordinator, peran kolaborator, peran konsultan, agen pembaharu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang peran
perawat pada perawatan pasien TB paru di ruang rawat inap balai besar kesehatan
masyarakat surakarta. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif fenomenologis,
teknik pengambilan sampling dengan menggunakan purposive sampling. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendalam (Indept interview)
dan semiterstruktu. Populasi dalam penelitian ini adalah 13 orang perawat yang bekerja
di ruang rawat inap balai besar kesehatan paru masyarakat surakarta. Jumlah sampel
sebanyak 3 orang partisipan. Data dalam penelitian ini menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan 8 tema yaitu identifikasi masalah, perlindungan
legal etis, komponen edukasi, strategi edukasi, kerja sama antar disiplin ilmu, kebutuhan
kolaborasi, proses konsultasi, agen perubahan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
perawat sudah melakukan perannya dengan baik tetapi belum maksimal. Perawat
diharapkan dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan lebih komperhensif dalam
melaksanakan perannya dalam menangani pasien TB paru.
Kata kunci
Daftar pustaka
: Tuberkulosis, perawatan pasien, peran perawat
: 42 (2000-2014)
memutuskan
A.PENDAHULUAN
penularan,
dalam pelaksanaanya tidak terlepas
1. Latar belakang
Penyakit
rantai
Tuberculosis
(TB)
dari
memberikan
asuhan
Paru merupakan penyakit infeksi
keperawatan dengan menggunakan
dan
2010).
proses keperawatan, maka dari itu
paru)
peran perawat berperan penting
menular
Tuberkulosis
(Raynel,
paru
(TB
merupakan suatu penyakit infeksi
dalam
yang dapat menyerang berbagai
Tuberkulosis paru.
organ, terutama parenkim paru-paru
yang
disebabkan
Mycobacterium
dengan
gejala
oleh
Tuberkulosis
yang
bervariasi
(Junaidi, 2010).
menangani
pasien
Peran perawat adalah peran
sebagai
pelaksana
layanan
(care
provider)
keperawatan
pengelola
(Manajer)
pendidik
(edukator) bagi individu, keluarga
Sumber penularan Tuberkulosis
atau
masyarakat
serta
sebagai
paru yakni penderita Tuberkulosis
peneliti dan pengembang dan ilmu
paru itu sendiri Pada waktu batuk
keperawatan (Asmadi, 2005) proses
atau bersin, penderita menyebarkan
perawatan tidak hanya sekedar
kuman ke udara dalam bentuk
sembuh
droplet (percikan dahak), droplet
namun dengan keterampilan yang
tersebut terhirup kedalam saluran
di miliki perawat peran perawat
pernapasan. Kuman Tuberkulosis
pelaksana mampu meningkatkan
paru tersebut dapat menyebar dari
kesehatan fisik dan mengembalikan
paru-paru kebagian tubuh lainnya
emosional dan spiritual (Perry dan
melalui sistim peredaran darah,
Potter, 2005).
system saluran limfe, saluran nafas
dari
Berdasarkan
penyakit
tertentu
hasil
studi
atau penyebaran langsung kebagian
pendahuluan yang dilakukan oleh
tubuh lainnya. ( Depkes RI, 2002).
peneliti di Balai Besar Kesehatan
Perawat
sebagai
satu
Paru Masyarakat Surakarta dari
tenaga kesehatan yang bertangung
banyaknya pasien di rawat inap di
jawab
Balai
dalam
melaksanakan
salah
mensukseskan
Besar
Kesehatan
Paru
program
Masyarakat Surakarta diantaranya
penanggulangan Tuberkulosis yang
adalah penderita tuberkulosis paru
bertujuan untuk menurunkan angka
sebanyak
kesakitan dan kematian dengan cara
keseluruhan perawat 13 orang.
153
pasien
Jumlah
1
Hal ini di buktikan juga dari
wawancara
perawat
dengan
di
BBKPM,
mengatakan
perawat
salah
satu
perawat
bahwa peran-peran
sebagian
Berdasarkan
hasil
wawancara
terhadap 3 partisipan dari gambaran
tentang
peran
perawat
pada
sudah
perawatan pasien TB paru di ruang
dilakukan seperti edukasi (cara
rawat inap balai besar kesehatan
minum obat, bagaimana diitnya,
masyarakat surakarta. Penelitian ini
dan cara penularannya memberikan
menemukan delapan tema.
pendidikan
besar
C.HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan
tentang
1. Mendeskripsikan
peran
penyakit tuberkulosis), caregiver
Sebagai
(melakukan asuhan keperawatan),
keperawatan/
consultan (memberikan penjelasan
terhadap pasien TB Paru di
tentang
akan
BBKPM pemberian asuhan
dilakukan ketika keluarga masih
keperawatan yang dilakukan
belum jelas). Sedangkan peran
perawat terhadap pasien TB
peran
paru didapatkan satu tema
tindakan
perawat
dilakukan
yang
yang
secara
belum
optimal
oleh
pemberi
Care
asuhan
giver
a. Identifikasi masalah
perawat di BBKPM khususnya di
Identifikasi
rawat inap adalah peran perawat
terdiri dari 3 katagori,
sebagai
katagori
Advokad,
koordinator,
kolaborator dan pembaharu.
head
B.METODE
to
masalah
pemeriksaan
toe.
Ketiga
mengungkapkan
bahwa
partisipan
Tempat penelitian ini dilakukan
di Balai besar kesehatan paru
identifikasi
masyarakat surakarta, penelitian ini
dilakukan
dilakuan pada tanggal 19 mei -30
pemeriksaan head to toe
mei, penelitian ini menggunakan
terlebih dahulu.
penelitian kualitatif dengan dengan
“.... kita kan harus
melakukan pemeriksaan
head
to
toe”...”
pemeriksaan betul-betul
diawal sekali ...”(P1)
....tahapan keperawatan
diantaranya
adalah
pengkajian
sampai
dengan
evaluasi”....”(P2)
rancangan deskriptif fenomenologi.
Teknik wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah (Indept
interview
dengan
semitersruktur
dan
wawancara
di
analisa
menggunakan metode Colaizzi.
“
masalah
pada
2
“Semua pada saat pasien
pulang dari pengkajian sampai
dengan evaluasi...” (P3)
Ketiga
partisipan
pernyataan
yang
menjelaskan
respon manusia (status kesehatan
atau resiko perubahan pola) dari
mengungkapkan bahwa identifikasi
individu atau kelompok dimana
maslah dilakukan pada anamnesa
perawat secara akuntabilitas dapat
-“...
menanyakan
tentang
riwayat penyakit pasien selama
ini, dan sakitnya sudah berapa
lama” (P1)-“.... mengumpulkan
data, keluhan utama riwayat
penyakit, ....” (P2)
-“...... menanyakan tentang
riwayat penyakit apa yang
pernah dialami pasien....” (P3)
Kedua
partisipan
mengidentifikasi dan memberikan
intervensi
secara
menjaga
pasti
status
untuk
kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah).
Menurut Gordon: (1994)
intervensi
adalah
tindakan
dan
mengungkapkan bahwa identifikasi
campur tangan perawat atau dokter
masalah
yang
dilakukan dengan cara
menentukan masalah yang muncul
“....
kita
tentukan
diagnosanya”(P2)“
setelah
dilakukan pemeriksaan head to
toe kita menyusun sebuah
diagnosis yaitu daftar penyebab
yang
menyebabkan
gejala
tersebut” (P1)
menurut Dewi sartika, (2010)
pemeriksaan
fisik
adalah
pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematis
dan komperhensif, memastikan atau
membuktikan
menentukan
hasil
anamnesa,
masalah
merencanakan
dan
tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien
Menurut
Carpenito,
(2000)
dignosa keperawatan adalah suatu
dibuat
untuk
membantu
pasien atau klien beralih ketahapan
kesehatan yang diinginkan atau
kesembuhan
total.
Implementasi
adalah pengelolaan dan perwujutan
dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap-tahap
perencanaan
Menurut
Setiadi
Potter
implementasi
(2012).
&perry
(2009)
merupakan
tahap
proses keperawatan dimana perawat
memberikan intervensi keperawatan
langsung
dan
tidak
langsung
terhadap klien.Evaluasi merupakan
langkah poses keperawatan yang
memungkinkan
perawat
untuk
menentukan
apakah
intervensi
keperawatan
telah
berhasil
meningkatkan kondisi pasien Potter
dan
perry
(2009).
Sedangkan
menurut Asmadi (2008) evaluasi
3
adalah tahap akhir dari keperawatan
cara melindungi diri dari tuntutan
yng merupakan perbandingan yang
hukum yang diungkapkan oleh 2
sistematis dan terencana antara
partisipan sebagai berikut:
hasil akhir yang teramati dan tujuan
-“ ...untuk melindungi kita dari
tuntutan hukum “(P1)
“.....aman dari tuntutan hukum”
(P2).
Upaya dalam strategi komunikasi
atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan.
Berarti
partisipan
pada
belum
tahap
ini
melakukan
tindakan secara menyeluruh untuk
pemberian
asuhan
keperawatan
karena yang dilakukan masih belum
sesuai dengan teori. Akibat dari
pemberian
asuhan
keperawatan
tidak dilakukan secara menyeluruh
maka
pemberian
asuhan
keperawatan tidak dilaksanankan
sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Mendeskripsikan
peran
Advokad terhadap pasien TB
Paru
di
menghasilkan
BBKPM
satu
tema
yaitua. perlindungan legal etis,
perlindungan legal etis terdiri
dari 3 katagori. Katagori hak
pasien mendapatkan informasi
diungkapkan oleh 2 partisipan
sebagai berikut “hak untuk mendapatkan
informasi “(P1)
-“ Mendapatkan hak-hak
....”kita harus menekankan isi
dari inform konsen ...” (P3)
Upaya perlindungan perawat
dilakukan oleh partisipan dengan
yang dilakukan oleh partisipan
dengan cara komunikasinya harus
pelan-pelan diungkapkan oleh 3
partisipan sebagai berikut :
komunikasinya harus pelanpelan” (P1)-“ ....” datang dari
berbagai
latar
belakang
pendidikan
sosial
ekonomi
terutama
sosial
ekonomi...”komunikasinya
harus pelan-pelan” (P2)
-“ Dalam berkomunikasiharus
pelan-pelan” (P3).
Tujuan Informed Consent menurut
J.
Guwandi
(2005)
untuk
melindungi pasien terhadap segala
tindakan medis yang dilakukan
tanpa sepengetahuan pasien serta
memberikan perlindungan hukum
kepada dokter terhadap akibat yang
tidak terduga dan bersifat negatif,
misalnya
treatment
terhadap
yang
tak
risk
of
mungkin
dihindarkan walaupun dokter sudah
mengusahakan
dengan
cara
semaksimal mungkin dan bertindak
dengan sangat hati-hati dan teliti.
Menurut Komalawati (2002) bahwa
informed conset dapat dilakukan
dengan bahasa yang sempurna dan
4
yang
b. Tema Strategi edukasi, strategi
dengan
edukasi terdiri dari 1 katagori
bahasa yang tidak sempurna asal
yaitu: karakteristik keluarga dan
dapat diterima pihak lawan. Hal ini
pasien yang diungkapkan oleh 3
berarti
partisipan sebagai berikut :
tertulis
dengan
sempurna
bahasa
secara
sesuai
lisan,
dengan teori
J.
Menyesuaikan keluargadan
pasien-“....menyesuaikan
keluarga maupun pasien
Menyesuaikan kemampuan
keluargapasien.
Menurut Kleinbaum, et al.,
Guwandi (2005) & Komalawati
(2002)
3.Mendeskripsikan
peran
Edukator terhadap pasien TB
Paru di BBKPM menghasilkan 2
tema yaitu:
penyakit
a. Komponen edukasi
katagori
adalah
tindakan
yang
ditujukan
Kmponen edukasi terdiri dari 4
katagori,
1982; Last, (2001) Pencegahan
tentang
pengobatan diungkapkan oleh 2
partisipan sebagai berikut:
pengobatanya, pengobatanya
harus efektif ” (P2)
Meningkatkan pengetahuan
pasien: pengobatanya ...”
(P3),
katagori
tentangdiit
untuk
mencegah,
mengurangi,
membasmi,
mengeliminasi
kecacatan
menunda,
penyakit
dengan
dan
menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yg
telah
dibuktikan.
pencegahan
adalah
Konsep
suatu
bentuk upaya sosial untuk promosi,
diungkapkan oleh 1 partisipan
melindungi, dan mempertahankan
sebagai berikut:
kesehatan
,memberikan
informasi
tentang diitnya...” (P3)
Katagori tentang cara penularan
pada
diungkapkan ole 1 partisipan
National
diungkapkan oleh 1 partisipan
sebagai berikut:
-“Memberikan
penkestentang
penyakitnya....”(P1).
populasi
Public
tertentu
Health
Partnership, (2006).
Menurut Karyowo dalam
sebagi berikut:
“....memberikan penkes
-: cara penularanya...” (P1)
Katagori tentang penyakitnya
suatu
Musliha dan Siti Fatimah (2009),
komponen komunikasi terdiri dari 5
komponen
adalah
yaitu
yang
komunikator
pertama
(pemberi
pesan), dalam proses keperawatan,
perawat merupakan sumber pesan
atau komunikator bagi pasien yang
5
keua adalah message (pesan atau
Handayaningrat juga mengatakan
berita)
bahwa
merupakan
yang
koordinasi
dan
disampaikan oleh perawat melalui
kepemimpinan (leadership) adalah
pembicaraan,
tidak bisa dipisahkan satu sama
gerakan
dan
lain, karena satu sama lain saling
sebagainya.
Peran
mempengaruhi. Hasibuan (2007)
Koordinator terhadap pasien TB
terdapat 2 tipe koordinasi yaitu
Paru di BBKPM. Menghasilkan 1
yang pertama adalah koordinasi
tema yaitu :
vertikal dan koordinasi horizontal.
a. Kerja sama antar disiplin ilmu
Koordinasi
Kerja sama antar disiplin ilmu
kegiatan-kegiatan
terdiri dari 3 katagori, katagori
pengarahan yang dilakukan oleh
tentang
atasan terhadap kegiatan unit-unit
4.Mendeskripsikan
koordinasi
diungkapkan
Berkoordinasi ke teman yang
lain (P1)“Berkoordinasi profesi
lain
/teman
lain
“
(P2)”...mengkoordinasikan ke
teman-teman perawat” (P3)
Katagori
tentang
sumber
diungkapkan
oleh
3
Kalau ke profesi lain biasanya
melalui telephon (P1)biasanya
melalui telephon “(P2)“Melalui
telephon” (P3).
Katagori tentang tertundanya waktu
diungkapkan oleh 3 artisipan
sebagai berikut :
“ Kadang tertunda”
( P1)
..”kadang
tertunda”...mempunyai
kesibukan selain di rawat
inap” (P2)
“ Belum tentu pada saat butuh
selalu ada” (P3).
Handayaningrat (1985) mengatakan
bahwa koordinasi dan komunikasi
adalah sesuatu hal yang tidak dapat
Selain
penyatuan
dibawah wewenang dan tanggung
jawabnya
sedangkan
koordinasi
horizontal
adalah
mengkoordinasikan
tindakan
atau
penyatuan
partisipan sebagai berikut :
dipisahkan.
adalah
kesatuan-kesatuan kerja yang ada
oleh 3 partisipan sebagai berikut :
informasi
vertikal
dilakukan
tindakan-
kegiatan-kegiatan
pengarahan
terhadap
yang
kegiatan-
kegiatan dalam tingkat organisasi
yang setingkat
5.
Mendeskripsikan
peran
Kolaborator terhadap pasien TB
Paru di BBKPM. Menghasilkan 1
tema yaitu :
a. Kebutuhan kolaborasi terdiri
dari 2 katagori, katagori tentang
Perlunya kolaborasi diungkapkan
oleh 3 partisipan sebagai berikut :
kompetensinya kita (perawat)
enggak ke arah itu(P1)
itu,
6
“akan berantakan” (P2)akan
berantakan tidak sesuai dengan
jadwal “ (P1).
Katagoritentang Membutuhkan
profesi lain diungkapka oleh 3
partisipan sebagai berikut :
butuh profesi lain(P1)
membutuhkan profesi lain(P2)
-“ Pada saat evaluasimalam
kitalemparkan ke shif pagi”
(P3).
Menurut Kozier, (2010)
yang sama. Yang kedua adalah
Partially
Integrated
Major
yaituBentuk kolaborasi yang setiap
anggota dari tim memiliki tanggung
jawab yang berbeda tetapi tetap
memiliki
tujuan
bersama
yang
ketiga adalah Joint Program Office
Elemen penting dalam kolaborasi
merupakan bentuk kolaborasi yang
tim kesehatan yaitu keterampilan
tidak
memiliki
tujuan bersama
komunikasi yang efektif, saling
tetapi memiliki hubungan pekerjaan
menghargai,
rasa
percaya,
dan
yang
proses
pembuatan
menguntungkan
bila
keputusan
dikerjakan
bersama,
sedangkan
konsep kolaborasi tim kesehatan itu
Joint Partnership with Affiliated
sendiri
merupakan
konsep
Programming
hubungan
kerjasama
adalahkerja
sama
yang
untuk memberikan jasa dan tidak
kompleks
dan
membutuhkan
pertukaran
pengetahuan
mencari keuntungan antara satu dan
yang
lainnya.
berorientasi
pada
pelayanan
6. Mendeskripsikan peran
kesehatan
untuk pasien.Menurut
Canadian
Medical
Association
(2007) model/Jenis kolaborasi tim
Konsultan terhadap pasien TB
Paru di BBKPM. Menghasilkan 1
tema yaitu :
a. Proses konsultasi yang terdiri
kesehatan diantaranya adalah Fully
Integrated
Major
yaitubentuk
kolaborasi yang setiap bagian dari
dari 4 katagori ,katagori tentang
Memberikan
informasi
diungkapkan oleh 3 partisipan
sebagai berikut :
tim memiliki tanggung jawab dan
kontribusi yang sama untuk tujuan
Menjelaskan informasi (P1)
“....memberikan
informasi
(P2)menjembatani pasien
7
membutuhkan
informasi
(P3).
Katagori tentang cara
merasa
partisipan sebagai berikut :
secara lisan” (P2)
Secara lisan “ (P3)
bisa secara lisan” (P1).
Katagori tempat pemberian
diungkapkan
oleh
3
Diruang pasien(P1)
“ Perawat datang ke kamar
pasien “(P2)dikamar pasien
(P3).
Katagori
ketakutan
pasien
oleh
2
partisipan
sebagai berikut :
yaitu
Self-
dapat
mengekspresikan
aktualisasi diri apabila perawat
memberikan kesempatan dengan
tidak membatasi potensi diri klien
dan yang ke dua adalah personal
klien atau keluarganya menjadi
kooperatif, lebih dewasa, lebih
tenang dan mantap menghadapi
masalah kesehatan yang sedang
dialami.
7. Mendeskripsikan peran
takut untuk bertanya” (P1)
takut
untuk
mengutarakan(P3).
TeoriMundakir (2006) bahwa
konseling
2
growth dan personal development
partisipan sebagai berikut :
diungkapkan
diklasifikasikan
actualization Seorang pasien akan
penyampaian diungkapkan oleh 3
informasi
(2010) tujuan koseling keperawatan
keperawatan
Pembaharu terhadap pasien TB
paru di BBKPM. Menghasilkan 1
tema yaitu
adalah
a. Agen perubahan yang terdiri
bantuan yang diberikan perawat
dari 2 katagori, katagori tentang
dengan
interaksi
peningkatan kualitas SDM yang
yang mendalam yang berbentuk
diungkapkan oleh 2 partisipan
kesiapan
sebagai berikut :
menggunakan
untuk
menampung
ungkapan dari permasalahan dan
perasaan
klien
(meliputi
aspek
kognitif, afektif, behavioral, sosial,
emosional dan religius) kemudian
perawat bertindak sebagai konselor
bertindak dengan keras untuk dapat
memberikan alternatif pemecahan
masalah untuk menjaga kestabilan
emosi dan motivasi klien dalam
menghadapi
Menurut
masalah
Gunarsa,
kesehatan.
Singgih
meningkatkan SDM (P1)
update ilmu (P2).
Katagori tentang perubahan
kearah
yang
lebih
baik
diungkapkan oleh 3 partisipan
sebagai berikut :
Ya perlu, perubahan,dampak
yang baik (P1)“ Perlu,,
perubahan (P2)“ Perlu,,
perubahan
yang
baik
kedepanyaakanbaik(P3). Hal
ini sama dengan teori
D
8
Menurut
Koeniger-Donohue,
Partisipan melakukan identifikasi
(2008) definisi PDA (Personal
masalah
Digital Assistants) adalah sebuah
tuberkulosis
alat komputer genggam portable,
pengkajian dan penetapan diagnosa
dan dapat dipegang tangan yang
,setelah
didesain sebagai organizer individu,
masalah partisipan melakukan kerja
namun terus berkembang sepanjang
sama antar disiplin ilmu yang
masa. Fungsi bantuan PDA untuk
terdiri
kita sebagai perawat adalah perawat
keterbatasan dalam berkoordinasi
dapat
cepat
dalam melakukan kerja sama antar
informasi tentang obat, penyakit,
disiplin ilmu membutuhkan profesi
dan perhitungan kalkulasi obat atau
lain untuk melakukan kolaborasi,
perhitungan cairan IV. (Mechling,
lalu
et
melakukan
mengakses
al.,
secara
2009)Dengan
adanya
terhadap
yang
terdiri
melakukan
dari
penderita
identifikasi
profesi
penderita
dari
lain
dan
tuberkulosis
proses
konsultasi
komputer dan PDA di tempat kerja
terhadap partisipan yang terdiri dari
perawat,
prosedur
dapat
meningkatkanproduktivitas,
mengurangi
kesalahan
tindakan,
tempat
dan
waktu serta hambatan konsultasi
serta
lalu
partisipan
melakukan
kelalaian/negligence, meningkatkan
komponen edukasi yang terdiri dari
mutu perawatan kepada pasien, dan
penatalaksanaan
meningkatkan juga kepuasan kerja
konsep penyakit ,setelah melakukan
perawat.
komponen
penyakit
edukasi
dan
partisipan
Berdasarkan analisa tematik
melakukan strategi edukasi tentang
yang di lakukan di dapatkan 8 tema
penerimaan informasi yang akan
antara lain
diberikan ke pasien setelah itu
partisipan melakukan perlindungan
legal
etis
yang
terdiri
dari
pemberian inform konsen tentang
tindakan yang akan di lakukan
untuk penderita tuberkulosis, disini
agen perubahan sangat penting
dalam perawatan pasien TB yang
terdiri
dari
inovasi
tentang
peningkatan kualitas SDM
9
Bagi
khususnya
D. KESIMPULAN DAN SARAN
sebagai
pemberi
keperawatan
perawat
penanganan
1. KESIMPULAN
Peran
institusi
diperlukan
pengkajian
asuhan
keperawatan yang komperhensif
asuhan keperawatan/ Care giver
dalam
terhadap pasien TB Paru didapatkan
dalam menangani pasien dengan
satu tema yaitu identifikasi masalah
gangguan TB paru. Bagi institusi
yang terdiri dari
pendidikan
pengkajian dan
melaksanakan
perannya
diharapkan
dapat
penetapan diagnosa. Peran Advokad
menjadi ilmu baru dan diterapkan
terhadap pasien TB Paru didapatkan
pada proses pembelajaran agar para
satu tema yaitu perlindungan legal
mahasiswa
etis yang terdiri dari
mengutamakan
inform
pemberian
konsen.Peran
edukator
perawat
saat
yang
praktik
dapat
peran-peran
dilakukan
saat
terhadap pasien TB Paru didapatkan
mengkaji asuhan keperawatan pada
dua tema yaitu komponen edukasi
pasien TB paru sesuai dengan yang
dan strategi edukasi yang terdiri dari
telah diajarkan.
penatalaksanaan
penyakit,
konsep
Bagi Bagi peneliti lain Penulis
penyakit dan penerimaan informasi.
memberikan
Peran koordinator terhadap pasien
melanjutkan dan mengembangkan
TB Paru didapatkan satu tema yaitu
sampel
kerja sama antar disiplin ilmu yang
banyak lagi, dengan rentang waktu
terdiri
yang lebih lama. Bagi peneliti.
dari
profesi
lain
dan
saran
responden
untuk
yang
lebih
keterbatasan dalam berkoordinasi
Meningkatkan cara berkomunikasi
Peran kolaborator terhadap pasien
peneliti dengan menggali informasi
TB Paru didapatkan satu tema yaitu
dari perawat untuk mendapatkan
kebutuhan kolaborasi yang terdiri
jawaban dari perawat mengenai
dari
perawatan pada pasien TB paru
profesi lain. Peran konsultan
terhadap pasien TB Paru didapatkan
satu tema yaitu proses konsultasi
DAFTAR PUSTAKA
yang terdiri dari prosedur tindakan.
Afriyanti,Y
.(2014).
Metodologi
Peran Pembaharu terhadap pasien TB
penelitian kualitatif dalam
paru didapatkan satu tema yaitu agen
riset
perubahan yang terdiri dari inovasi
Jakarta:Alfabeta.
keperawatan.
2. SARAN
10
Asmadi
(2008),
Konsep
Dasar
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Carpenito, L.J, 2000, Buku Saku
Diagnosa
Setiadi .(2013). Konsep dan praktik
Penulisan
keperawatan.Yogyakarta
Keprawatan.
Edisi 8, Alih Bahasa Ester
Sutopo,H.B
.(2006).
penelitian
M, EGC, Jakarta
Metodologi
kualitatif.
Surakarta:Universitas
Depkes RI.2002. Pedoman Nasional
sebelas Maret.
Penanggulangan
Tuberkulosis.
riset
Balai
Kvale,S.
(2011).
Doing
Thousand
Pustaka.Jakarta
Guwandi (II), Rahasia Medis, (Jakarta :
Penerbit
Fakultas
Kedokteran UI, 2005), hal.
32
Gunarsa,Ny.Singgih D Dan Gunarsa,
Singgih D 2010.Psikologi
untuk membimbing.Jakarta:
Gunung Mulia.
Hashibunan,
S.P.
Melayu.(2007).
Mnajemen Sumber Daya
Manusia.Edisi.Revisi.Bumi
.Aksara, Jakarta.
Junaidi I (2010). Penyakit Paru dan
Interviews.
Oaks:Sage
Publications
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2010).
Buka
Ajar
Fundamental
Keperawatan
saluran Nafas. Buana Ilmu
Populer. Jakarta.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).
Fundamentals
of
nursing.Jakarta:Salemba
Medika
Raynel,F. (2010). Gambaran komponen
konsep diri pada penderita
TB paru diwilayah kerja
puskesmas padang pasir
kota
padang.
Jurnal
keperawatan Ners,6,93-98.
Setiadi (2012), Konsep &Penulisan
Asuhan
Keperawatan,
Yogyakarta :Graha ilmu
11
Download