PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 Novitasari GAMBARAN TENTANG PERAN PERAWAT PADA PERAWATAN PASIEN TB PARU DI RUANG RAWAT INAP DI BALAI BESAR KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA ABSTRAK Peran-peran perawat di BBKPM sebagian besar sudah dilakukan seperti edukasi, Caregiver(pemberi asuhan keperawatan), konsultan,sedangkan peran perawat yang belum dilakukan secara optimal oleh perawat di BBKPM di rawat inap adalah peran perawat sebagai Advokad, koordinator, kolaborator dan pembaharu. Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan care giver, peran sebagai advokad pasien, peran edukator, peran koordinator, peran kolaborator, peran konsultan, agen pembaharu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang peran perawat pada perawatan pasien TB paru di ruang rawat inap balai besar kesehatan masyarakat surakarta. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif fenomenologis, teknik pengambilan sampling dengan menggunakan purposive sampling. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendalam (Indept interview) dan semiterstruktu. Populasi dalam penelitian ini adalah 13 orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap balai besar kesehatan paru masyarakat surakarta. Jumlah sampel sebanyak 3 orang partisipan. Data dalam penelitian ini menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan 8 tema yaitu identifikasi masalah, perlindungan legal etis, komponen edukasi, strategi edukasi, kerja sama antar disiplin ilmu, kebutuhan kolaborasi, proses konsultasi, agen perubahan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perawat sudah melakukan perannya dengan baik tetapi belum maksimal. Perawat diharapkan dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan lebih komperhensif dalam melaksanakan perannya dalam menangani pasien TB paru. Kata kunci Daftar pustaka : Tuberkulosis, perawatan pasien, peran perawat : 42 (2000-2014) memutuskan A.PENDAHULUAN penularan, dalam pelaksanaanya tidak terlepas 1. Latar belakang Penyakit rantai Tuberculosis (TB) dari memberikan asuhan Paru merupakan penyakit infeksi keperawatan dengan menggunakan dan 2010). proses keperawatan, maka dari itu paru) peran perawat berperan penting menular Tuberkulosis (Raynel, paru (TB merupakan suatu penyakit infeksi dalam yang dapat menyerang berbagai Tuberkulosis paru. organ, terutama parenkim paru-paru yang disebabkan Mycobacterium dengan gejala oleh Tuberkulosis yang bervariasi (Junaidi, 2010). menangani pasien Peran perawat adalah peran sebagai pelaksana layanan (care provider) keperawatan pengelola (Manajer) pendidik (edukator) bagi individu, keluarga Sumber penularan Tuberkulosis atau masyarakat serta sebagai paru yakni penderita Tuberkulosis peneliti dan pengembang dan ilmu paru itu sendiri Pada waktu batuk keperawatan (Asmadi, 2005) proses atau bersin, penderita menyebarkan perawatan tidak hanya sekedar kuman ke udara dalam bentuk sembuh droplet (percikan dahak), droplet namun dengan keterampilan yang tersebut terhirup kedalam saluran di miliki perawat peran perawat pernapasan. Kuman Tuberkulosis pelaksana mampu meningkatkan paru tersebut dapat menyebar dari kesehatan fisik dan mengembalikan paru-paru kebagian tubuh lainnya emosional dan spiritual (Perry dan melalui sistim peredaran darah, Potter, 2005). system saluran limfe, saluran nafas dari Berdasarkan penyakit tertentu hasil studi atau penyebaran langsung kebagian pendahuluan yang dilakukan oleh tubuh lainnya. ( Depkes RI, 2002). peneliti di Balai Besar Kesehatan Perawat sebagai satu Paru Masyarakat Surakarta dari tenaga kesehatan yang bertangung banyaknya pasien di rawat inap di jawab Balai dalam melaksanakan salah mensukseskan Besar Kesehatan Paru program Masyarakat Surakarta diantaranya penanggulangan Tuberkulosis yang adalah penderita tuberkulosis paru bertujuan untuk menurunkan angka sebanyak kesakitan dan kematian dengan cara keseluruhan perawat 13 orang. 153 pasien Jumlah 1 Hal ini di buktikan juga dari wawancara perawat dengan di BBKPM, mengatakan perawat salah satu perawat bahwa peran-peran sebagian Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 partisipan dari gambaran tentang peran perawat pada sudah perawatan pasien TB paru di ruang dilakukan seperti edukasi (cara rawat inap balai besar kesehatan minum obat, bagaimana diitnya, masyarakat surakarta. Penelitian ini dan cara penularannya memberikan menemukan delapan tema. pendidikan besar C.HASIL DAN PEMBAHASAN kesehatan tentang 1. Mendeskripsikan peran penyakit tuberkulosis), caregiver Sebagai (melakukan asuhan keperawatan), keperawatan/ consultan (memberikan penjelasan terhadap pasien TB Paru di tentang akan BBKPM pemberian asuhan dilakukan ketika keluarga masih keperawatan yang dilakukan belum jelas). Sedangkan peran perawat terhadap pasien TB peran paru didapatkan satu tema tindakan perawat dilakukan yang yang secara belum optimal oleh pemberi Care asuhan giver a. Identifikasi masalah perawat di BBKPM khususnya di Identifikasi rawat inap adalah peran perawat terdiri dari 3 katagori, sebagai katagori Advokad, koordinator, kolaborator dan pembaharu. head B.METODE to masalah pemeriksaan toe. Ketiga mengungkapkan bahwa partisipan Tempat penelitian ini dilakukan di Balai besar kesehatan paru identifikasi masyarakat surakarta, penelitian ini dilakukan dilakuan pada tanggal 19 mei -30 pemeriksaan head to toe mei, penelitian ini menggunakan terlebih dahulu. penelitian kualitatif dengan dengan “.... kita kan harus melakukan pemeriksaan head to toe”...” pemeriksaan betul-betul diawal sekali ...”(P1) ....tahapan keperawatan diantaranya adalah pengkajian sampai dengan evaluasi”....”(P2) rancangan deskriptif fenomenologi. Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (Indept interview dengan semitersruktur dan wawancara di analisa menggunakan metode Colaizzi. “ masalah pada 2 “Semua pada saat pasien pulang dari pengkajian sampai dengan evaluasi...” (P3) Ketiga partisipan pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari mengungkapkan bahwa identifikasi individu atau kelompok dimana maslah dilakukan pada anamnesa perawat secara akuntabilitas dapat -“... menanyakan tentang riwayat penyakit pasien selama ini, dan sakitnya sudah berapa lama” (P1)-“.... mengumpulkan data, keluhan utama riwayat penyakit, ....” (P2) -“...... menanyakan tentang riwayat penyakit apa yang pernah dialami pasien....” (P3) Kedua partisipan mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara menjaga pasti status untuk kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah). Menurut Gordon: (1994) intervensi adalah tindakan dan mengungkapkan bahwa identifikasi campur tangan perawat atau dokter masalah yang dilakukan dengan cara menentukan masalah yang muncul “.... kita tentukan diagnosanya”(P2)“ setelah dilakukan pemeriksaan head to toe kita menyusun sebuah diagnosis yaitu daftar penyebab yang menyebabkan gejala tersebut” (P1) menurut Dewi sartika, (2010) pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komperhensif, memastikan atau membuktikan menentukan hasil anamnesa, masalah merencanakan dan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien Menurut Carpenito, (2000) dignosa keperawatan adalah suatu dibuat untuk membantu pasien atau klien beralih ketahapan kesehatan yang diinginkan atau kesembuhan total. Implementasi adalah pengelolaan dan perwujutan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan Menurut Setiadi Potter implementasi (2012). &perry (2009) merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.Evaluasi merupakan langkah poses keperawatan yang memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi pasien Potter dan perry (2009). Sedangkan menurut Asmadi (2008) evaluasi 3 adalah tahap akhir dari keperawatan cara melindungi diri dari tuntutan yng merupakan perbandingan yang hukum yang diungkapkan oleh 2 sistematis dan terencana antara partisipan sebagai berikut: hasil akhir yang teramati dan tujuan -“ ...untuk melindungi kita dari tuntutan hukum “(P1) “.....aman dari tuntutan hukum” (P2). Upaya dalam strategi komunikasi atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Berarti partisipan pada belum tahap ini melakukan tindakan secara menyeluruh untuk pemberian asuhan keperawatan karena yang dilakukan masih belum sesuai dengan teori. Akibat dari pemberian asuhan keperawatan tidak dilakukan secara menyeluruh maka pemberian asuhan keperawatan tidak dilaksanankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Mendeskripsikan peran Advokad terhadap pasien TB Paru di menghasilkan BBKPM satu tema yaitua. perlindungan legal etis, perlindungan legal etis terdiri dari 3 katagori. Katagori hak pasien mendapatkan informasi diungkapkan oleh 2 partisipan sebagai berikut “hak untuk mendapatkan informasi “(P1) -“ Mendapatkan hak-hak ....”kita harus menekankan isi dari inform konsen ...” (P3) Upaya perlindungan perawat dilakukan oleh partisipan dengan yang dilakukan oleh partisipan dengan cara komunikasinya harus pelan-pelan diungkapkan oleh 3 partisipan sebagai berikut : komunikasinya harus pelanpelan” (P1)-“ ....” datang dari berbagai latar belakang pendidikan sosial ekonomi terutama sosial ekonomi...”komunikasinya harus pelan-pelan” (P2) -“ Dalam berkomunikasiharus pelan-pelan” (P3). Tujuan Informed Consent menurut J. Guwandi (2005) untuk melindungi pasien terhadap segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien serta memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif, misalnya treatment terhadap yang tak risk of mungkin dihindarkan walaupun dokter sudah mengusahakan dengan cara semaksimal mungkin dan bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti. Menurut Komalawati (2002) bahwa informed conset dapat dilakukan dengan bahasa yang sempurna dan 4 yang b. Tema Strategi edukasi, strategi dengan edukasi terdiri dari 1 katagori bahasa yang tidak sempurna asal yaitu: karakteristik keluarga dan dapat diterima pihak lawan. Hal ini pasien yang diungkapkan oleh 3 berarti partisipan sebagai berikut : tertulis dengan sempurna bahasa secara sesuai lisan, dengan teori J. Menyesuaikan keluargadan pasien-“....menyesuaikan keluarga maupun pasien Menyesuaikan kemampuan keluargapasien. Menurut Kleinbaum, et al., Guwandi (2005) & Komalawati (2002) 3.Mendeskripsikan peran Edukator terhadap pasien TB Paru di BBKPM menghasilkan 2 tema yaitu: penyakit a. Komponen edukasi katagori adalah tindakan yang ditujukan Kmponen edukasi terdiri dari 4 katagori, 1982; Last, (2001) Pencegahan tentang pengobatan diungkapkan oleh 2 partisipan sebagai berikut: pengobatanya, pengobatanya harus efektif ” (P2) Meningkatkan pengetahuan pasien: pengobatanya ...” (P3), katagori tentangdiit untuk mencegah, mengurangi, membasmi, mengeliminasi kecacatan menunda, penyakit dengan dan menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan. pencegahan adalah Konsep suatu bentuk upaya sosial untuk promosi, diungkapkan oleh 1 partisipan melindungi, dan mempertahankan sebagai berikut: kesehatan ,memberikan informasi tentang diitnya...” (P3) Katagori tentang cara penularan pada diungkapkan ole 1 partisipan National diungkapkan oleh 1 partisipan sebagai berikut: -“Memberikan penkestentang penyakitnya....”(P1). populasi Public tertentu Health Partnership, (2006). Menurut Karyowo dalam sebagi berikut: “....memberikan penkes -: cara penularanya...” (P1) Katagori tentang penyakitnya suatu Musliha dan Siti Fatimah (2009), komponen komunikasi terdiri dari 5 komponen adalah yaitu yang komunikator pertama (pemberi pesan), dalam proses keperawatan, perawat merupakan sumber pesan atau komunikator bagi pasien yang 5 keua adalah message (pesan atau Handayaningrat juga mengatakan berita) bahwa merupakan yang koordinasi dan disampaikan oleh perawat melalui kepemimpinan (leadership) adalah pembicaraan, tidak bisa dipisahkan satu sama gerakan dan lain, karena satu sama lain saling sebagainya. Peran mempengaruhi. Hasibuan (2007) Koordinator terhadap pasien TB terdapat 2 tipe koordinasi yaitu Paru di BBKPM. Menghasilkan 1 yang pertama adalah koordinasi tema yaitu : vertikal dan koordinasi horizontal. a. Kerja sama antar disiplin ilmu Koordinasi Kerja sama antar disiplin ilmu kegiatan-kegiatan terdiri dari 3 katagori, katagori pengarahan yang dilakukan oleh tentang atasan terhadap kegiatan unit-unit 4.Mendeskripsikan koordinasi diungkapkan Berkoordinasi ke teman yang lain (P1)“Berkoordinasi profesi lain /teman lain “ (P2)”...mengkoordinasikan ke teman-teman perawat” (P3) Katagori tentang sumber diungkapkan oleh 3 Kalau ke profesi lain biasanya melalui telephon (P1)biasanya melalui telephon “(P2)“Melalui telephon” (P3). Katagori tentang tertundanya waktu diungkapkan oleh 3 artisipan sebagai berikut : “ Kadang tertunda” ( P1) ..”kadang tertunda”...mempunyai kesibukan selain di rawat inap” (P2) “ Belum tentu pada saat butuh selalu ada” (P3). Handayaningrat (1985) mengatakan bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat Selain penyatuan dibawah wewenang dan tanggung jawabnya sedangkan koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan atau penyatuan partisipan sebagai berikut : dipisahkan. adalah kesatuan-kesatuan kerja yang ada oleh 3 partisipan sebagai berikut : informasi vertikal dilakukan tindakan- kegiatan-kegiatan pengarahan terhadap yang kegiatan- kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat 5. Mendeskripsikan peran Kolaborator terhadap pasien TB Paru di BBKPM. Menghasilkan 1 tema yaitu : a. Kebutuhan kolaborasi terdiri dari 2 katagori, katagori tentang Perlunya kolaborasi diungkapkan oleh 3 partisipan sebagai berikut : kompetensinya kita (perawat) enggak ke arah itu(P1) itu, 6 “akan berantakan” (P2)akan berantakan tidak sesuai dengan jadwal “ (P1). Katagoritentang Membutuhkan profesi lain diungkapka oleh 3 partisipan sebagai berikut : butuh profesi lain(P1) membutuhkan profesi lain(P2) -“ Pada saat evaluasimalam kitalemparkan ke shif pagi” (P3). Menurut Kozier, (2010) yang sama. Yang kedua adalah Partially Integrated Major yaituBentuk kolaborasi yang setiap anggota dari tim memiliki tanggung jawab yang berbeda tetapi tetap memiliki tujuan bersama yang ketiga adalah Joint Program Office Elemen penting dalam kolaborasi merupakan bentuk kolaborasi yang tim kesehatan yaitu keterampilan tidak memiliki tujuan bersama komunikasi yang efektif, saling tetapi memiliki hubungan pekerjaan menghargai, rasa percaya, dan yang proses pembuatan menguntungkan bila keputusan dikerjakan bersama, sedangkan konsep kolaborasi tim kesehatan itu Joint Partnership with Affiliated sendiri merupakan konsep Programming hubungan kerjasama adalahkerja sama yang untuk memberikan jasa dan tidak kompleks dan membutuhkan pertukaran pengetahuan mencari keuntungan antara satu dan yang lainnya. berorientasi pada pelayanan 6. Mendeskripsikan peran kesehatan untuk pasien.Menurut Canadian Medical Association (2007) model/Jenis kolaborasi tim Konsultan terhadap pasien TB Paru di BBKPM. Menghasilkan 1 tema yaitu : a. Proses konsultasi yang terdiri kesehatan diantaranya adalah Fully Integrated Major yaitubentuk kolaborasi yang setiap bagian dari dari 4 katagori ,katagori tentang Memberikan informasi diungkapkan oleh 3 partisipan sebagai berikut : tim memiliki tanggung jawab dan kontribusi yang sama untuk tujuan Menjelaskan informasi (P1) “....memberikan informasi (P2)menjembatani pasien 7 membutuhkan informasi (P3). Katagori tentang cara merasa partisipan sebagai berikut : secara lisan” (P2) Secara lisan “ (P3) bisa secara lisan” (P1). Katagori tempat pemberian diungkapkan oleh 3 Diruang pasien(P1) “ Perawat datang ke kamar pasien “(P2)dikamar pasien (P3). Katagori ketakutan pasien oleh 2 partisipan sebagai berikut : yaitu Self- dapat mengekspresikan aktualisasi diri apabila perawat memberikan kesempatan dengan tidak membatasi potensi diri klien dan yang ke dua adalah personal klien atau keluarganya menjadi kooperatif, lebih dewasa, lebih tenang dan mantap menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami. 7. Mendeskripsikan peran takut untuk bertanya” (P1) takut untuk mengutarakan(P3). TeoriMundakir (2006) bahwa konseling 2 growth dan personal development partisipan sebagai berikut : diungkapkan diklasifikasikan actualization Seorang pasien akan penyampaian diungkapkan oleh 3 informasi (2010) tujuan koseling keperawatan keperawatan Pembaharu terhadap pasien TB paru di BBKPM. Menghasilkan 1 tema yaitu adalah a. Agen perubahan yang terdiri bantuan yang diberikan perawat dari 2 katagori, katagori tentang dengan interaksi peningkatan kualitas SDM yang yang mendalam yang berbentuk diungkapkan oleh 2 partisipan kesiapan sebagai berikut : menggunakan untuk menampung ungkapan dari permasalahan dan perasaan klien (meliputi aspek kognitif, afektif, behavioral, sosial, emosional dan religius) kemudian perawat bertindak sebagai konselor bertindak dengan keras untuk dapat memberikan alternatif pemecahan masalah untuk menjaga kestabilan emosi dan motivasi klien dalam menghadapi Menurut masalah Gunarsa, kesehatan. Singgih meningkatkan SDM (P1) update ilmu (P2). Katagori tentang perubahan kearah yang lebih baik diungkapkan oleh 3 partisipan sebagai berikut : Ya perlu, perubahan,dampak yang baik (P1)“ Perlu,, perubahan (P2)“ Perlu,, perubahan yang baik kedepanyaakanbaik(P3). Hal ini sama dengan teori D 8 Menurut Koeniger-Donohue, Partisipan melakukan identifikasi (2008) definisi PDA (Personal masalah Digital Assistants) adalah sebuah tuberkulosis alat komputer genggam portable, pengkajian dan penetapan diagnosa dan dapat dipegang tangan yang ,setelah didesain sebagai organizer individu, masalah partisipan melakukan kerja namun terus berkembang sepanjang sama antar disiplin ilmu yang masa. Fungsi bantuan PDA untuk terdiri kita sebagai perawat adalah perawat keterbatasan dalam berkoordinasi dapat cepat dalam melakukan kerja sama antar informasi tentang obat, penyakit, disiplin ilmu membutuhkan profesi dan perhitungan kalkulasi obat atau lain untuk melakukan kolaborasi, perhitungan cairan IV. (Mechling, lalu et melakukan mengakses al., secara 2009)Dengan adanya terhadap yang terdiri melakukan dari penderita identifikasi profesi penderita dari lain dan tuberkulosis proses konsultasi komputer dan PDA di tempat kerja terhadap partisipan yang terdiri dari perawat, prosedur dapat meningkatkanproduktivitas, mengurangi kesalahan tindakan, tempat dan waktu serta hambatan konsultasi serta lalu partisipan melakukan kelalaian/negligence, meningkatkan komponen edukasi yang terdiri dari mutu perawatan kepada pasien, dan penatalaksanaan meningkatkan juga kepuasan kerja konsep penyakit ,setelah melakukan perawat. komponen penyakit edukasi dan partisipan Berdasarkan analisa tematik melakukan strategi edukasi tentang yang di lakukan di dapatkan 8 tema penerimaan informasi yang akan antara lain diberikan ke pasien setelah itu partisipan melakukan perlindungan legal etis yang terdiri dari pemberian inform konsen tentang tindakan yang akan di lakukan untuk penderita tuberkulosis, disini agen perubahan sangat penting dalam perawatan pasien TB yang terdiri dari inovasi tentang peningkatan kualitas SDM 9 Bagi khususnya D. KESIMPULAN DAN SARAN sebagai pemberi keperawatan perawat penanganan 1. KESIMPULAN Peran institusi diperlukan pengkajian asuhan keperawatan yang komperhensif asuhan keperawatan/ Care giver dalam terhadap pasien TB Paru didapatkan dalam menangani pasien dengan satu tema yaitu identifikasi masalah gangguan TB paru. Bagi institusi yang terdiri dari pendidikan pengkajian dan melaksanakan perannya diharapkan dapat penetapan diagnosa. Peran Advokad menjadi ilmu baru dan diterapkan terhadap pasien TB Paru didapatkan pada proses pembelajaran agar para satu tema yaitu perlindungan legal mahasiswa etis yang terdiri dari mengutamakan inform pemberian konsen.Peran edukator perawat saat yang praktik dapat peran-peran dilakukan saat terhadap pasien TB Paru didapatkan mengkaji asuhan keperawatan pada dua tema yaitu komponen edukasi pasien TB paru sesuai dengan yang dan strategi edukasi yang terdiri dari telah diajarkan. penatalaksanaan penyakit, konsep Bagi Bagi peneliti lain Penulis penyakit dan penerimaan informasi. memberikan Peran koordinator terhadap pasien melanjutkan dan mengembangkan TB Paru didapatkan satu tema yaitu sampel kerja sama antar disiplin ilmu yang banyak lagi, dengan rentang waktu terdiri yang lebih lama. Bagi peneliti. dari profesi lain dan saran responden untuk yang lebih keterbatasan dalam berkoordinasi Meningkatkan cara berkomunikasi Peran kolaborator terhadap pasien peneliti dengan menggali informasi TB Paru didapatkan satu tema yaitu dari perawat untuk mendapatkan kebutuhan kolaborasi yang terdiri jawaban dari perawat mengenai dari perawatan pada pasien TB paru profesi lain. Peran konsultan terhadap pasien TB Paru didapatkan satu tema yaitu proses konsultasi DAFTAR PUSTAKA yang terdiri dari prosedur tindakan. Afriyanti,Y .(2014). Metodologi Peran Pembaharu terhadap pasien TB penelitian kualitatif dalam paru didapatkan satu tema yaitu agen riset perubahan yang terdiri dari inovasi Jakarta:Alfabeta. keperawatan. 2. SARAN 10 Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC. Carpenito, L.J, 2000, Buku Saku Diagnosa Setiadi .(2013). Konsep dan praktik Penulisan keperawatan.Yogyakarta Keprawatan. Edisi 8, Alih Bahasa Ester Sutopo,H.B .(2006). penelitian M, EGC, Jakarta Metodologi kualitatif. Surakarta:Universitas Depkes RI.2002. Pedoman Nasional sebelas Maret. Penanggulangan Tuberkulosis. riset Balai Kvale,S. (2011). Doing Thousand Pustaka.Jakarta Guwandi (II), Rahasia Medis, (Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran UI, 2005), hal. 32 Gunarsa,Ny.Singgih D Dan Gunarsa, Singgih D 2010.Psikologi untuk membimbing.Jakarta: Gunung Mulia. Hashibunan, S.P. Melayu.(2007). Mnajemen Sumber Daya Manusia.Edisi.Revisi.Bumi .Aksara, Jakarta. Junaidi I (2010). Penyakit Paru dan Interviews. Oaks:Sage Publications Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2010). Buka Ajar Fundamental Keperawatan saluran Nafas. Buana Ilmu Populer. Jakarta. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamentals of nursing.Jakarta:Salemba Medika Raynel,F. (2010). Gambaran komponen konsep diri pada penderita TB paru diwilayah kerja puskesmas padang pasir kota padang. Jurnal keperawatan Ners,6,93-98. Setiadi (2012), Konsep &Penulisan Asuhan Keperawatan, Yogyakarta :Graha ilmu 11