S-28/PJ.43/2003 TATACARA PEMUNGUTAN PPh ATAS BUNGA

advertisement
Pusat Peraturan Pajak Online
S-28/PJ.43/2003 TATACARA PEMUNGUTAN PPh ATAS BUNGA OBLIGASI
PEMERINTAH (RECAP BOND)
Contributed by Administrator
Wednesday, 29 January 2003
TATACARA PEMUNGUTAN PPh ATAS BUNGA OBLIGASI PEMERINTAH (RECAP BOND)
Sehubungan dengan surat Saudara tanpa nomor tanggal 30 Mei 2002, perihal sebagaimana tersebut diatas
dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1.Dalam surat Saudara menjelaskan bahwa XYZ Bank adalah sub registry perdagangan obligasi
pemerintah. Saudara menanyakan hal-hal berikut:
a.Apakah XYZ Bank wajib memungut pajak atas bunga Recap Bond dari klien-kliennya?
b.Apakah XYZ Bank wajib mengisi dan menandatangani SSP, SPT Masa PPh Pasal 23 dan 26,
Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Pasal 26, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan
Atas Bunga Dan Diskonto Obligasi (Final) atas penyetoran PPh yang dipungut?
c.Siapa yang dicantumkan dalam kolom Nama Wajib Pajak dalam formulir SSP?
d.Peraturan apa yang mengatur secara rinci pelaksanaan dan tata cara pemotongan pajak
atas bunga atau diskonto recap bond.
2.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2002 tentang PPh atas Bunga dan Diskonto
Obligasi yang Diperdagangkan dan/atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek diatur bahwa:
Pasal 1
Yang dimaksud dengan obligasi yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa
efek adalah obligasi korporasi dan obligasi pemerintah atau surat utang negara berjangka lebih dari
1 (satu) tahun yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek Indonesia.
Pasal 2
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berupa bunga dan diskonto obligasi yang
diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek dikenakan pemotongan PPh
yang bersifat final, kecuali bagi:
a.Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
b.Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
c.Reksadana yang terdaftar pada BAPEPAM, selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian
perusahaan atau pemberian izin usaha
d.Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang seluruh penghasilannya termasuk penghasilan
bunga dan diskonto obligasi tersebut dalam 1 (satu) tahun pajak tidak melebihi jumlah
PTKP.
3.Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 121/KMK.03/2002 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemotongan PPh atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan
Perdagangannya di Bursa Efek
Pasal 3 ayat (2)
Dalam hal obligasi tidak diperdagangkan dan tidak dilaporkan perdagangannya di bursa efek,
pemotongan PPh nya dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 23 dan Pasal 26 Undang-undang PPh.
4.Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-241/PJ./2002 tentang Tata Cara dan
Prosedur Pelaksanaan Pemotongan PPh atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan
dan atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek, diatur bahwa:
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 09:47
Pusat Peraturan Pajak Online
Pasal 1 ayat (1)
Pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh:
a.Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran:
(i)atas bunga yang diterima atau diperoleh pemegang obligasi dengan kupon pada
saat jatuh tempo bunga; dan
(ii)atas diskonto yang diterima atau diperoleh pemegang obligasi dengan kupon dan
obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo obligasi.
b.Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara (dealer), atas bunga dan
diskonto obligasi yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.
c.Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi
langsung tanpa melalui pedagang perantara, atas bunga dan diskonto obligasi yang
diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.
Pasal 1 ayat (2)
Dalam hal penjualan obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara dan dilakukan terhadap
pihak selain pemotong pajak tersebut pada Pasal 1 ayat (1) huruf c, maka pihak-pihak yang
melakukan pencatatan mutasi hak kepemilikan obligasi (sub registry) wajib melakukan pemotongan
dengan cara memungut Pajak Penghasilan final yang terutang dari penjual obligasi sebelum mutasi
hak kepemilikan dapat dilakukan.
Pasal 1 ayat (3)
Dalam hal penjualan obligasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak memerlukan pencatatan
mutasi hak kepemilikan obligasi melainkan hanya atas unjuk, maka pemotongan Pajak Penghasilan
final dilakukan oleh penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen
pembayaran, dari pembeli/pemegang obligasi pada saat:
a.jatuh tempo bunga, untuk penghasilan bunga yang dihitung berdasarkan masa kepemilikan
penuh sejak tanggal jatuh tempo bunga terakhir;
b.jatuh tempo obligasi, untuk penghasilan diskonto yang dihitung berdasarkan masa
kepemilikan penuh sejak tanggal penerbitan perdana obligasi;
kecuali apabila dapat dibuktikan bahwa penjual obligasi dimaksud adalah bank, dana pensiun atau
reksadana yang dikecualikan dari pemotongan Pajak Penghasilan atau pihak lain yang telah
dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan, maka masa kepemilikan penuh dikurangi dengan masa
kepemilikan penjual obligasi tersebut.
Pasal 1 ayat (4)
Dalam hal obligasi tidak diperdagangkan dan tidak dilaporkan perdagangannya di bursa efek,
pemotongan Pajak Penghasilan oleh para pemotong pajak tersebut pada ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 23 atau Pasal 26 Undang-undang Pajak
penghasilan, kecuali dalam hal tersebut pada ayat (1) huruf a tetap dikenakan Pajak Penghasilan
final jika penerbitan perdana obligasinya tercatat di bursa efek.
Pasal 3 ayat (1)
Pemotong PPh wajib:
a.Memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Wajib Pajak yang menerima
atau memperoleh penghasilan bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan atau
dilaporkan perdagangannya di bursa efek;
b.Memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23/Pasal 26 beserta Lampiran khusus kepada
Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan bunga dan diskonto obligasi
yang tidak diperdagangkan dan tidak dilaporkan perdagangannya di bursa efek;
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 09:47
Pusat Peraturan Pajak Online
c.Menyetor PPh yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pemotongan dengan
menggunakan SSP;
d.Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b,
dan c ke Kantor Pelayanan Pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah
bulan pemotongan, dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) atau SPT Masa
PPh Pasal 23/Pasal 26.
5.Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka ditegaskan sebagai berikut:
a.XYZ Bank sebagai pihak yang ditunjuk oleh Bank Indonesia (central registry). Untuk
melakukan pencatatan mutasi (sub registry) hak kepemilikan obligasi pemerintah wajib
memotong atau memungut PPh terutang atas diskonto dan bunga sebelum mutasi hak
kepemilikan dilakukan.
b.XYZ Bank sebagai pihak yang ditunjuk oleh penerbit obligasi pemerintah (emiten) selaku
agen pembayaran wajib memotong PPh:
(i)Atas bunga yang diterima pemegang obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo
bunga; dan
(ii)Atas diskonto yang diterima pemegang obligasi dengan kupon dan obligasi tanpa
bunga pada saat jatuh tempo obligasi.
c.XYZ Bank sebagai pemotong/pemungut pajak wajib:
i.Mengisi dan menandatangani Formulir Bukti Pemotongan PPh beserta
lampirannya dan menyerahkannya kepada nasabah penjual obligasi pada saat
pemotongan/pemungutan pajak. Pada kolom Nama dan NPWP Wajib Pajak diisi
nama dan NPWP nasabah penjual obligasi.
ii.Menyetorkan PPh yang dipotong/dipungut ke Kas Negara melalui bank persepsi
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pemotongan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama dan NPWP XYZ Bank
iii.Melaporkan pemotongan/pemungutan dan penyetoran PPh dengan menggunakan
SPT Masa ke KPP tempat XYZ Bank terdaftar sebagai wajib pajak.
d.Tata cara dan prosedur pelaksanaan pemotongan/pemungutan PPh atas bunga dan
diskonto obligasi selanjutnya mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-241/PJ./2002 tentang Tata Cara dan Prosedur Pelaksanaan Pemotongan PPh atas
Bunga dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan Perdagangannya
di Bursa Efek.
Demikian agar Saudara maklum.
A.n. DIREKTUR JENDERAL,
DIREKTUR
ttd
SUMIHAR PETRUS TAMBUNAN
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 09:47
Download