380 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BELAJEN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG Rusida, S.P, M.Si Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRACT This study aims to formulate development strategies Agropolitan Belajen District of Alla Enrekang based on potentials and constraints that exist in the region and to know how big contribution of the agricultural sector to the GDP Enrekang. Data were collected using direct survey approach, visualization of the object under study and conduct institutional survey on institutions associated with the data and information needed. The results showed that (1) the development strategy of the agropolitan Belajen District of Alla Enrekang is to create synergies region harmonious and sustainable and to create linkages and interactions between regions (2), contribution of agriculture to the GDP Enrekang amounted to nine point thirteen percent, wherein the component sector is growing district that has a positive value was mining and quarrying, manufacturing, electricity, gas and water supply, construction, trade, hotels and restaurants, transport and communications as well as financial, leasing and business services. Keywords: Development, Agropolitan, Synergy, PDRB pemerintah tumbuhan dan hewan, yaitu pertanian, Latar Belakang Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis mampu menarik, melayani, menghela mendorong, kegiatan pembangunan pertanian (sektor usaha pertanian dalam artian luas) di wilayah sekitarnya. Beberapa daerah menerapkan konsep agropolitan untuk kemajuan daerah. Hal ini didasarkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan agraris/pertanian. Konsep Agropolitan merupakan mengembangkan daerah melalui optimalisasi sumber daya A. PENDAHULUAN serta untuk upaya yang dilakukan perkebunan, perikanan dan peternakan. Pengembangan kawasan agropolitan yang merupakan penguatan sentra-sentra produksi pertanian yang berbasiskan mampu kekuatan berperan internal, sebagai akan kawasan pertumbuhan ekonomi yang mempunyai daya kompetensi inter dan intra regional. Agropolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis pertanian dan dicirikan komoditi unggulan, dengan batasan skala ekonomi/skala usaha tanpa dibatasi wilayah administrasi. Sasaran dalam Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 381 pengembangan kawasan agropolitan ini kemajuan, oleh karena penduduk makin adalah mewujudkan kawasan agroplitan bertambah jumlah dan kualitasnya seiring dan berkembangnya ekonomi lokal yang dengan berbasis produk unggulan daerah yang peradaban manusia, ilmu pengetahuan dan efektif, teknologi efisien, transparan dan perkembangan (IPTEK). kemajuan Pengembangan kawasan agropolitan diharapkan mampu berkelanjutan. Komoditas pertanian dibudidayakan adalah yang komoditas meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dan menopang pertanian (tanaman pangan, holtikultura, pertumbuhan perkebunan, peternakan, perikanan) yang perkotaan sebagai dampak dari arus dibudidayakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. masyarakat, oleh di kawasan ketersediaannya Konsep agropolitan diawali dengan secara terus menerus, masih dalam bentuk identifikasi sektor-sektor potensial di primer, atau produk olahan sementara, suatu wilayah, apakah itu ditingkat desa, atau kecamatan, ataupun kabupaten/kota. produk terjamin mayoritas penduduk laju olahan akhir, telah diusahakan dalam industri kecil atau Pada dasarnya pengembangan menengah atau besar, berdaya saing dan kawasan mempunyai pangsa pasar baik lokal, pembangunan ekonomi berbasis pertanian regional maupun internasional dan akan di kawasan agribisnis yang dirancang dan atau menjadi ciri khas daerah/kawasan. dilaksanakan dengan jalan mensinergikan Agropolitan selayaknya menjadi berbagai agropolitan potensi yang merupakan ada untuk sarana dalam pembangunan kawasan mendorong berkembangnya sistem dan perdesaan untuk menangani kesenjangan usaha agribisnis yang berdaya saing, antara perdesaan dan perkotaan. Ini berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan dimaksudkan terdesentralisasi yang digerakkan oleh sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi untuk masyarakat mencapai total output yang lebih besar dan pemerintah (Buletin Cipta Karya, 2009). kesejahteraan yang lebih tinggi bagi seluruh masyarakat (Adisasmita, R., dan difasilitasi oleh Salah satu strategi pengembangan wilayah perdesaan adalah 2007). Pembangunan merupakan tuntutan kawasan agropolitan (agropolitan bagi district), (Friedman dan Douglas, 1976) masyarakat untuk mencapai Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 382 dalam (Adisasmita, R., 2007). Konsep serta mampu melayani, mendorong, tersebut meliputi pembentukan satu unit menarik, spasial (tata ruang) yang lebih besar dari pembangunan pertanian (agribisnis) di desa, yang selanjutnya disebut wilayah agropolitan district. Kawasan ini produksi pangan (agropolitan) terdiri dari mensuplai kebutuhan sarana produksi kota pertanian dan desa-desa sentra pertanian (misalnya bibit unggul, pupuk, produksi pertanian yang ada disekitarnya, traktor dan sarana produksi lainnya) serta dengan batasan yang tidak ditentukan oleh menyediakan lapangan kerja non batasan administratif pemerintahan, tetapi pertanian (seperti kegiatan jasa lebih ditentukan dengan memperhatikan transportasi, perdagangan, perkreditan skala ekonomi kawasan yang ada. menghela sekitarnya. kegiatan Kawasan sentra Pembangunan pertanian dikatakan perdesaan, dan lainnya). Konsep dan strategi pembangunan berhasil, jika terjadi pertumbuhan sektor yang dapat diterima yang dilaksankan pertanian yang baik sekaligus terjadi dalam pengembangan kawasan sangat perubahan masyarakat tani, dari yang dibutuhkan, kurang pembangunan kawasan baik menjadi lebih perdesaan (kawasan agropolitan) sebagai (Soekartawi, pusat pertumbuhan merupakan strategi Kartasasmita (1996:213), pembangunan pembangunan secara nasional diharapkan sektor pertanian memerlukan dukungan untuk dilaksanakan secara berkelanjutan sektor transportasi, keterkaitannya sangat oleh penting karena semuanya bersifat 1996:24). baik dalam rangka mewujudkan komplementer dan saling menunjang. pembangunan Pembangunan agropolitan fungsinya, untuk memenuhi kebutuhan bertujuan membendung arus urbanisasi pangan bagi penduduk yang jumlahnya penduduk perdesaan ke daerah perkotaan, besar yang berarti menjembatani pembangunan pencaharian yang besar pula bagi rakyat perdesaan dan pembangunan perkotaan. Indonesia. kawasan dan Kawasan Kawasan sentra produksi pangan yang Menurut sesuai sebagai dengan sumber mata Belajen (agropolitan) merupakan kota pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan yang tumbuh dan berkembang karena agropolitan diharapakan berjalannya sistem dan usaha agribisnis menjadi dapat sentra pertanian modern Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 383 yang bercirikan kota yang memiliki Rumusan Masalah komoditas unggulan serta pendapatan Dari uraian latar belakang tersebut masyarakat dari kegiatan pertanian dan diatas, dijabarkan dalam bentuk didominasi kegiatan agribisnis dapat pertanyaan penelitian sebagai berikut: meningkat serta mempunyai hubungan 1. Bagaimana strategi pengembangan kota dan kawasan yang harmonis dimana kawasan Agropolitan Belajen kehidupan masyarakat bersuasana desa Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. modern, maka penyediaan infrastruktur 2. Seberapa besar konstribusi sektor agropolitan terutama pusat distribusi pertanian terhadap PDRB Kabupaten produksi hasil pertanian sebagai Enrekang penunjang dalam rangka menpercepat Tujuan dan Kegunaan Penelitian pertumbuhan ekonomi lokal. 1. Tujuan Penelitian Sektor pertanian tanaman pangan a. Untuk merumuskan strategi sebagai sektor potensial pada kawasan ini pengembangan Kawasan Agropolitan memiliki produksi sebesar 1.680,78 ton. Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Sektor perkebunan dengan produksi 742 Enrekang ton, sektor holtikultura sayuran sebesar potensi dan kendala yang ada pada 5.697 ton dan holtikultura buah-buahan kawasan tersebut yang didasarkan pada sebesar 384,15 ton. Potensi lain yang b. Untuk mengetahui seberapa besar dikembangkan oleh masyarakat adalah konstribusi sektor pertanian terhadap pengembangan PDRB Kabupaten Enrekang. peternakan serta pengembangan budidaya perikanan darat. 2. Kegunaan Penelitian Mencermati berbagai potensi sektorsektor a. Sebagai bahan informasi dan acuan ekonomi kawasan agropolitan Belajen bagi pemerintah daerah, swasta dan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, masyarakat dalam mendukung tentunya memiliki komoditas unggulan Kawasan Agropolitan Belajen kawasan yang dapat bersaing dipasaran b. Sebagai bahan referensi keilmuan lokal, regional/nasional dan ekspor, sesuai untuk ikut memberi konstribusi dalam dengan konsep dasar pengembangan pengembangan kawasan agropolitan, kawasan khususnya Kawasan agribisnis dan agroindustri sebagai pilar utama kawasan agropolitan. Agropolitan Belajen Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 384 Penelitian ini dilaksanakan dari Juli c. Menjadi bahan kajian lebih lanjut terhadap penelitian-penelitian sampai dengan Oktober 2015, termasuk analisis data dan penyusunan laporan. selanjutnya Lokasi Lingkup Penelitian penelitian dilaksanakan di bahasan kawasan Agropolitan Belajen Kecamatan yang akan dikaji dalam penelitian ini, Alla Kabupaten Enrekang, didasarkan terdiri dari 2 (dua) pokok kajian, sebagai pada berikut : Belajen sebagai salah satu kawasan Lingkup 1. Kajian materi/pokok terhadap strategi kondisi Kawasan Agropolitan agropolitan yang ada di Provinsi Sulawesi pengembangan Kawasan Agropolitan Selatan, sehingga pembangunan kawasan Belajen melihat tersebut perlu didukung dengan strategi potensi sektor-sektor ekonomi pengembangan kawasan yang berbasis dengan yang ada pada kawasan tersebut. 2. Kajian terhadap konstribusi sektor pada potensi lokal yang dimiliki Kawasan Agropolitan Belajen. pertanian terhadap PDRB Kabupaten Teknik Pengupulan Data dan Analisis Enrekang. 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, B. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif namun didukung oleh data-data yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan melalui observasi langsung terhadap obyek yang ditiliti. b. Wawancara, yaitu yang kuantitatif, baik data primer maupun data dipergunakan sekunder yang selanjutnya dideskripsikan informasi dalam bentuk kalimat-kalimat yang sesuai mendalam guna melengkapi data hasil dengan pokok masalah yang diteliti. observasi. dari untuk teknik memperoleh informan secara Berdasarkan permasalahan yang telah c. Dokumentasi, untuk mendapatkan data dikemukakan, maka jenis penelitian ini sekunder dari berbagai instansi berupa adalah penelitian deskriptif. dokumen-dokumen yang dibutuhkan Waktu dan Lokasi Penelitian 2. Teknik Analisis Data Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 385 a. Untuk menjawab rumusan masalah PDRB Kabupaten Enrekang di pertama digunakan analisis SWOT. gunakan analisis Shift-Share. Metode Analisis analisis Shift Share digunakan untuk SWOT digunakan untuk mengetahui aspek kekuatan (strength), mengetahui aspek kelemahan (weeknees), aspek pergeseran struktur ekonomi, posisi tantangan (threath) dan aspek peluang relatif (opportunity) dalam mengembangkan identifikasi sektor-sektor “unggulan” Kawasan Agropolitan Belajen. dalam kaitannya dengan pertumbuhan b. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, yakni; seberapa besar konstribusi sektor pertanian terhadap kinerja sektor-sektor ekonomi, ekonomi dan ekonomi secara umum dalam dua atau lebih titik waktu. Analisis Shift Share mempunyai formula : PEK = KPN + KPP + KPK Selanjutnya rumus diatas, dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut : PEK = [Y*/Y – 1] + [Yi*/Yi – Y*/Y] + [Yi*/Yi – Yi*/Yi] Keterangan : Y* : Indikator ekonomi kabupaten tahun kajian Y : Indikator ekonomi awal tahun kajian Yi* : Indikator ekonomi kabupaten sektor i akhir tahun kajian Yi : Indikator ekonomi sektor i awal tahun kajian Yi* : Indikator ekonomi kabupaten sektor i akhir tahun kajian Yi : Indikator ekonomi sektor i awal tahun kajian Pergeseran Netto (PN) dihitung dengan rumus : PN = KPP + KPK kekuatan C. HASIL DAN PEMBAHASAN secara sistematis strategi untuk dalam mengembangkan Kawasan Agropolitan Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Analisis ini didasarkan pada logika yang peluang dapat meminimalkan kelemahan SWOT adalah identifikasi berbagai merumuskan dan (opportunities), namun secara bersamaan Analisis SWOT faktor (strengths) dapat (weaknesses) dan ancaman (threaths). Proses strategis pengambilan selalu keputusan berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus memaksimalkan Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 386 menganalisis (kekuatan, faktor-faktor kelemahan, strategis peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Strategi pengembangan Kawasan Pengembangan fungsi-fungsi kegiatan ekonomi berbasis keberlanjutan ekosistem lingkungan Pengembangan fungsi-fungsi kegiatan Agropolitan Belajen Kecamatan Alla kawasan Kabupaten Enrekang ditujukan untuk dengan pengendalian ancaman erosi menciptakan tanah sinergi kawasan yang harmonis dan berkelanjutan. Strategi pengembangan Belajen kawasan Kecamatan agropolitan yang diikuti Pengembangan kawasan agropolitan agropolitan yang diikuti dengan pembangunan Kabupaten akses jalan Alla Enrekang diperlukan untuk menciptakan Pengendalian degradasi fisik keterkaitan dan interaksi antar kawasan. lingkungan yang terintegrasi dengan a. Strategi pengembangan pusat-pusat kegiatan Aspek Peluang dan Kekuatan ekonomi baru Pengembangan potensi kawasan agropolitan dalam kerangka mendukung fungsi-fungsi kegiatan ekonomi Aspek Ancaman dan Kekuatan Pengembangan kawasan agropolitan yang diikuti pengendalian degradasi Pengembangan agropolitan potensi melalui kawasan penyelamatan lingkungan hidup secara berkelanjutan Pembangunan kawasan agropolitan yang terintegrasi dengan ketersediaan akses langsung ke jalan utama baru dalam fisik lingkungan hidup Pengembangan potensi SDA yang terintegrasi kerangka dengan pengelolaan lingkungan hidup Pembangunan kawasan agropolitan dalam Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi c. Strategi kerangka mendukung aksesibilitas dan mobilitas Pengembangan kawasan agropolitan mendukung pengembangan kawasan yang agropolitan produktivitas ekonomi masyarakat b. Strategi Kelemahan Aspek Peluang dan diikuti d. Strategi dengan peningkatan Aspek Ancaman dan Kelemahan Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 Pembangunan infrastruktur kawasan disebabkan oleh secara pengembangan fungsi-fungsi kegiatan ekonomi nasional, atau perubahan dalam ekonomi faktor-faktor penguasaan lahan kawasan agropolitan Optimalisasi pembangunan akses jalan kawasan agropolitan secara yang kebijakan mempengaruhi perekonomian seluruh wilayah dan sektor secara seragam). Komponen kedua, timbul karena, perbedaan permintaan output akhir, ketersediaan bahan baku, kebijaksanaan berkelanjutan Pengendalian degradasi fisik lingkungan kawasan agropolitan yang diikuti perubahan nasional agropolitan yang terintegrasi dengan Pengendalian konflik kepentingan dan umum, perubahan dengan peningkatan sektoral, serta perilaku dan kinerja struktur pasar setiap sektor nasional. Komponen ketiga, terjadi karena peningkatan atau penurunan output atau produktivitas ekonomi masyarakat pendapatan suatu wilayah yang lebih 1. Analisis Shift -Share merupakan cepat/lamban dari wilayah lainnya. Hal ini teknik sederhana untuk mengevaluasi ditentukan oleh keunggulan komparatif, posisi relatif dan perubahan struktur suatu akses ke pasar input dan output, dukungan perekonomian wilayah. Metode analisis kelembagaan, infrastruktur sosial dan ini bertitik tolak pada anggapan dasar ekonomi, dan kebijaksanaan ekonomi bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah nasional. Analisis atau Shift-Share wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen utama, yakni pertumbuhan nasional (national growth component), pertumbuhan sektoral (sectoral growth component), dan pertumbuhan daya saing wilayah (competitive effect component). Komponen pertama, merupakan perubahan output atau pendapatan (atau indikator lainnya seperti jumlah kesempatan kerja suatu wilayah yang Tabel 1. PDRB Kabupaten Enrekang Atas Dasar Harga Konstan dan PDRB PDRB Kabupaten PDRB Provinsi Enrekang Sulawesi Selatan No Sektor Ekonomi 2012 2013 2012 2013 1 Pertanian 418.556,87 455.758,69 15.532.610 16.145.480 Pertambangan dan 2 6.258,02 6.574,39 4.290.200 4.687.580 Penggalian 3 Industri Pengolahan 38.543,29 40.733,04 8.049.950 8.703.870 Listrik, Gas dan Air 4 5.217,63 5.528,14 647.520 701.630 Bersih. 5 Bangunan 63.592,57 65.228,21 3.567.250 3.956.880 Perdagangan, Hotel dan 6 94.105,01 100.612,82 10.661.440 11.661.400 Restauran Pengangkutan dan 7 25.685,63 26.799,23 5.949.630 6.480.210 Komunikasi Keuangan, Persewaan 8 48.645,58 55.370,23 4.979.140 5.685.010 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa - Jasa 160.735,00 164.705,67 6.040.760 6.262.380 PDRB Kabupaten/ PDRB 861.339,60 921.310,41 59.718.500 64.284.440 Provinsi Pertumbuhan PDRB Kabupaten / PDRB Provinsi 6,96 7,65 (%) Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2014 Melihat persentase PDRB Provinsi diciptakan dari tahun ke tahun terus Sulawesi Selatan dan PDRB Kabupaten meningkat, dimana pada tahun 2013 Enrekang berdasarkan harga konstan pertumbuhan PDRB Kabupaten Enrekang tahun 2013 persentase yang terbesar yaitu bersumber perubahan PDRB Kabupaten Enrekang dari konstribusi sektor sebesar 2012-2013 6,96%. pertanian dan sektor jasa-jasa mencapai tahun 11,36%. Hal tersebut dapat dilihat dari konstan sebagai berikut : Selanjutnya berdasarkan besarnya nilai PDRB yang berhasil Tabel 2. Perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) harga Kabupaten Enrekang Data Kabupaten No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sektor Ekonomi 2 Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa - Jasa PDRB/PDB 2012 Perubahan PDRB 2013 3 418.556,87 6.258,02 38.543,29 4 455.758,69 6.574,39 40.733,04 5 37.201,82 316,37 2.189,75 5.217,63 5.528,14 310,51 63.592,57 65.228,21 1.635,64 94.105,01 100.612,82 6.507,81 25.685,63 26.799,23 1.113,60 48.645,58 55.370,23 6.724,65 160.735,00 164.705,67 3.970,67 861.339,60 921.310,41 59.970,82 Sumber : Hasil Analisis, 2015 Dari data PDRB tersebut di atas dan sektor yang pertumbuhannya lambat. dianalis dengan menggunakan analisis Analisis tersebut dapat dilihat sebagai Shift-Share, untuk mengetahui sektor berikut : yang mengalami pertumbuhan yang pesat No 1 1 2 3 4 5 Tabel 3. Hasil Perhitungan Komponen KPN, KPP, KPK dan PN Sektor Ekonomi KPN KPP KPK 2 3 4 5 Pertanian 0,08 -0,04 1,05 Pertambangan dan 0,08 0,02 1,07 Galian Industri Pengolahan 0,08 0,00 1,06 Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan 6 Restauran Pengangkutan dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan 8 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa - Jasa Sumber : Hasil Analisis,2015 PN 6 1,01 1,08 1,07 0,08 0,01 1,07 1,07 0,08 0,03 1,06 1,09 0,08 0,02 1,09 1,10 0,08 0,01 1,06 1,07 0,08 0,07 1,20 1,27 0,08 -0,04 0,98 0,95 391 Tabel 4. Nilai Absolut Komponen KPN, KPP, KPK, PEK No 1 1 2 3 4 5 Sektor Ekonomi Nilai Absolut KPN 2 KPP 3 Pertanian Pertambangan dan Galian 4 PEK 5 6 32.001,90 -2.392,00 440.271,78 37.201,82 478,47 101,18 6.675,57 316,37 2.946,93 184,05 40.917,09 2.189,75 398,93 37,08 5.565,22 310,51 4.862,14 2.083,70 67.311,91 1.635,64 7.195,05 1.631,26 102.244,08 6.507,81 1.963,86 326,75 27.125,98 1.113,60 3.719,33 3.176,93 58.547,16 6.724,65 12.289,43 -6.392,48 158.313,19 3.970,67 Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan 8 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa - Jasa Sumber: Hasil Analisis, 2015 Hasil analisis tersebut KPK 6 di atas, menunjukkan komponen pertumbuhan di Kabupaten Enrekang masih terdapat sektor Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 39 Berikut dijelaskan masing-masing komponen kegiatan yang mengalami pertumbuhan positif dan negatif pada Tabel dibawah ini : kegiatan yang memerlukan pembenahan. Tabel 5. Komponen Pertumbuhan Sektor Kegiatan Kabupaten Enrekang No Komponen Sektor I Pertumbuhan Kabupaten Sektor Positif Daya Saing Kabupaten I Sektor Positif Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan II Sektor Negatif Pertanian Jasa-Jasa Sumber: Hasil Analisis, 2015 Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa II Sektor Negatif - Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 201 39 Dari matriks dapat 2. Komponen sektor kabupaten yang dijelaskan bahwa sektor pertambangan mengalami pertumbuhan positif adalah dan galian, sektor industri pengolahan, pertambangan dan galian, industri sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, sektor perdagangan, hotel dan bangunan, perdagangan, hotel dan restauran, restauran, sektor komunikasi tersebut pengangkutan serta sektor dan pengangkutan dan keuangan, komunikasi, keuangan, persewaandan persewaan dan jasa perusahaan mengalami jasa perusahaan. Sedangkan sektor perkembangan yang negatif adalah pertanian dan jasa- yang sangat pesat, sedangkan sektor pertanian serta jasa-jasa jasa. mengalami perlambatan. Sektor yang Saran mengalami perlambatan perlu mendapat 1. Pengembangan kawasan agropolitan perhatian, sehingga konstribusinya Belajen Kecamatan Alla segera terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ditindaklanjuti dengan pembangunan kedepan lebih besar dan mempunyai daya infrastruktur saing. kegiatan kawasan agropolitan, guna D. KESIMPULAN DAN SARAN mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bermukim di kawasan Kesimpulan Berdasarkan percepatan untuk hasil agropolitan Belajen. analisis maka dapat 2. Belum dikaji produktivitas per kapita ditarik kesimpulan sebagai berikut : penduduk dalam menghasilkan dan 1. Strategi pengembangan diarahkan pada memasarkan hasil produksi, untuk itu dan pembahasan, pengembangan agribisnis dengan diharapkan pada peneliti selanjutnya mengelola sumberdaya alam yang untuk berwawasan lingkungan berbagai potensi berkelanjutan, promosi yang kawasan, melakukan dengan dalam masyarakat. pengembangan terhadap sektor-sektor potensial ekonomi kawasankaitannya peningkatan sarana dan prasarana mendukung kajian peningkatan pendapatan kawasan Agropolitan Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. DAFTAR PUSTAKA Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 201 39 Pembangunan Untuk Rakyat Adisasmita. R. 2007. Pembangunan Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Pustaka Kawasan dan Tata Ruang. Seruni, Cidesindo, Makassar. Jakarta. Ambardi, U.M. 2002. Pengembangan Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Wilayah dan Otonomi Daerah, Pertanian. LP3ES, Jakarta. Kajian Konsep dan Pengembangan. Pusat Pengkajian Pedoman Pengelolaan Ruang Kawasan Kebijakan Teknologi Sentra Produksi Pangan Nasional Pengembangan Wilayah, Jakarta. dan Daerah (Agropolitan), Jakarta Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota. Raharjo. 1999. Pengantar Sosiologi Ghalia Indonesia,Jakarta. Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Buletin Cipta Karya. 2009. Agropolitan Sebagai Strategi Pembangunan Soekartawi. 1996. Paduan Membuat Kawasan Perdesaan Berimbang, Usulan Proyek Pertanian dan Jakarta Pedesaan. Andi,Yogyakarta Djakapermana, R, D. 2003. Warpani, Suwarjoko. 1984. Analisis Kota Kawasan dan Daerah. Penerbit ITB, “Pengembangan Agropolitan Dalam Rangka Bandung. Pengembangan Wilayah Berbasis Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 201 39 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)”, Makalah, Widjanarko, A. 2006. “Agropolitan Sebagai Strategi Pengembangan Dirjen Penataan Ruang, Jakarta. Kawasan Perdesaan Berimbang”. Makalah, Dirjen Penataan Ruang, Jakarta. Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 201