BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai personal branding telah banyak dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya. Namu, penelitian tentang personal branding di dalam media
sosial masih sangat minim untuk didapat, terutama media sosial Blog. Dari
penelitian yang ada dan telah dipelajari, peneliti mengambil tiga penelitian
terdahulu yang memiliki ketiga metode maupun objek penelitian yang memiliki
kemiripan dengan apa yang diteliti oleh peneliti saat ini. Adapaun tiga penelitian
terdahulu yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Penelitian yang pertama ialah penelitian yang dilakukan oleh Gotina Dera
Anggriyani dengan judul “Strategi Personal Branding Melalui Blog”. Penelitian
yang mengangkat strategi personal branding Margareta Astaman melalui blog
“Have a Sip of Margareta” ini, peneliti bertujuan untuk mengethaui bagaimana
strategi personal branding yang dilakukan oleh Margareta Astaman melalui
blognya serta latar belakang oleh adanya ketertarikan akan perubahan dimana
proses personal branding tidak lagi ditujukan untuk produk maupun korporasi,
tetapi juga untuk personal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi teori pemenuhan kebutuhan, self disclosure, serta
personal branding. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Margareta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Astaman telah melalui beberapa proses dalam strategi personal branding melalui
blog, yaitu selalu menekankan “what for readers”, memperhatikan konsistensi isi
blog dengan citra yang ingin dibentuk, melakukan update terhadap blog dengan
rutin, mengutamakan gaya penulisan yang menarik dan mudah dimengerti,
memanfaatkan fasilitas internet selain blog untuk berkomunikasi dengan pembaca
serta berusaha menemukan dan menjalin komunikasi dengan team leader dan
menjaring komunitas online dan offline. Menurut peneliti, penelitian ini hampir
mirip dengan apa yang diteliti oleh peneliti, memakai media sosial yang sama
yaitu blog, namun pembahasan terlalu meluas dan menggunakan teori personal
branding kontemporer yang dikemukakan oleh Montoya.
Penelitian kedua ialah milik Anindita dengan judul “Strategi Personal
Branding Dalam Media Sosial Twitter Studi Kasus Selebtwit”. Penelitian ini
termasuk penelitian yang jarang sekali dibahas oleh peneliti lain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi personal branding yang dilakukan
oleh para selebtwit di media sosial Twitter. Selebtwit yang dimaksud disini adalah
Selebriti Twitter. Selebriti Twitter bukanlah artis yang memang sudah terkenal
dan memiliki akun di Twitter, namun merupakan orang-orang dari kalangan nonartis dengan profesi yang setiap kicauannya dinilai menarik oleh para
pengikutnya. Disini peneliti membahas tentang cara para selebtwit menggunakan
popularitas yang dimiliki untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti bentuk kegiatan
sosio-politik sampai untuk kegiatan pemasaran atau brand-endorsement. Para
selebtwit itu berjumlah tiga orang, yaitu Marischka Prudence, Ariev Rahman dan
Wendy Ghani. Ketiga informan didalam penelitian ini memilki personal branding
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
yang berbeda-beda. Menurut peneliti, penelitian ini sangat bagus dan detail.
Dalam artian, penulis membahas secara lengkap dan runut dalam melakukan
wawancara mendalam dan menggunakan teori personal branding kontemporer
yang dicetuskan oleh Montoya.
Penelitian ketiga hampir sama dengan penelitian kedua, yaitu personal
branding mengenai selebtwit dengan judul “Pencitraan Diri Selebtwit”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pencitraan diri yang dilakukan oleh
selebtwit sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian yang dibuat oleh Widyanti Nurul
Maulina ini menunjukkan hasil penelitiannya bahwa selebtwit melakukan
pencitraan diri di Twitter untuk memupuk kesan tertentu agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan. Penelitian ini dibedah dengan menggunakan teori
dramaturgi dari Erving Goffman. Penelitian ini tidak relevan dengan topik dari
penelitian ini, akan tetapi peneliti menilai bahwa penelitian ini menjadi referensi
tersendiri sehingga peneliti mengetahui bahwa pencitraan diri dapat menggunakan
berbagai macam teori dan pendekatan.
2.1.2
Kajian Teroritis
2.1.2.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi
adalah
proses
dimana
pemikiran
dan
pemahaman
disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran
adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya
menstransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Maka
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
jika digabungkan, komunikasi pemasaran yaitu merepresentasikan gabungan
semua unsur dalam bauran pemasaran atau marketing mix yang memfasilitasi
terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada
pelanggan atau kliennya1.
Pemasaran adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan
baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Menurut Philip Kotler2:
“Marketing is a social and managerial process and by
which individuals and group obtain what they need and
want through creating, offering, and freely exchanging
product and service of value with other”.
“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.”
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
pemasaran adalah suatu bentuk pendekatan pemasaran baru yang dilakukan oleh
pihak perusahaan kepada pelanggan dalam upaya membujuk dan mengingatkan
konsumen mengenai produk dan merek yang merka jual guna mengembangkan
hubungan perusahaan dengan konsumen sehingga dapat memelihara loyalitas
konsumen.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American
Marketing Association) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepso, harga, promosi dan distribusi ide barang dan jasa untuk menciptakan
1
Terence AShimp, Advertising, Promotion, and Other Aspect of integrated Marketing Communication. Thomson
Southwestern (7th ed). 2001 hal 4
2
Philip Kotler dan A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, hal 9
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi.3 Sedangkan Kotler
mengemukakan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain. Sedangkan menurut
Meldrum, pemasaran adakah proses bisnis yang berusaha menyelaraskan antara
sumber daya manusia, finansial dan fisik organisasi dengan kebutuhan dan
keinginan para pelanggannya dalam konteks strategi kompetitif organisasi.4
2.1.2.2 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
Istilah
komunikasi
pemasaran
terintegrasi
(Integrated
Marketing
Communications) merupakan pengembangan dari istilah promosi. Kata ‘promosi’
berkonotasi arus informasi satu arah, sedangkan komunikasi pemasaran lebih
menekankan interaksi dua arah. Konsekuensinya, promosi dipersepsikan sebagai
bentuk komunikasi yang bersifat massal, sedangkan komunikasi pemasaran
terintegrasi lebih bersifat personal atau individual. Selain itu, istilah ‘terintegrasi’
menunjukkan keselarasan atau keterpaduan dalam hal tujuan, fokus, dan arah
strategik antar elemen bauran promosi (periklanan, promosi penjualan, personal
selling, public relations, dan direct & online marketing) dan unsur bauran
pemasaran (produk, distribusi, harga dan komunikasi pemasaran). Dengan kata
lain, komunikasi pemasaran terintegrasi menekankan dialog terorganisasi dengan
audiens internal dan eksternal yang sifatnya lebih personalized, customeroriented, dan technology-driven.5
Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2010, hlm. 2-3
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, 2008, hlm. 3
5
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, 2008, hlm. 507-508
3
4
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan
dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan
konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product) yang
memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga
(price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place)
yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu
program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan
ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan
marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu
product, price, place (distribution) dan promotion, yang disingkat dengan ‘empat
P’.6
Pengelola pemasaran hingga kini masih ada yang beranggapan bahwa
kegiatan promosi yang paling efektif adalah beriklan melalui media massa. Saat
ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya mengintegrasikan
berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan secara
terpisah-pisah. Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup : 1) memasang
iklan (beriklan) di media massa (media advertising); 2) pemasang langsung
(direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal
(personal selling); 5) pemasaran interaktif; dan 6) hubungan masyarakat (public
relations) untuk mecapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif.7
Ibid, hlm. 5
Ibid, hlm. 6-7
6
7
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Menurut Kotler8, merupakan penggabungan dari lima model komunikasi
dalam pemasaran, yaitu :
a. Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan
b. Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong
orang mencoba atau membeli produk atau jasa.
c. Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing
produknya
d. Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,
dan memperoleh pemesanan.
e. Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon , faksimili,email, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau
berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian
sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama
keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan
strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah
produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki
atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas
8
Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. (Alih bahasa Benyamin Molan). Jilid 1. Jakarta:
PT. INDEKS. (Buku asli diterbitkan tahun 2003), hal 249
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan
AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ).
Menurut Nickles (dalam Purba,dkk)9 komunikasi pemasaran merupakan
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat
membantu
dalam
pengambilan
keputusan
di
bidang
pemasaran,
serta
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua
pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi
pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau
lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan
mendengarkan, beraksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang
memuaskan.
2.1.2.3 Branding
Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan
perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand. Amalia E.
Maulana.
Branding bukan hanya tentang memenangkan hati target pasar supaya
memilih brand tertentu, tapi lebih penting lagi supaya pelanggan bisa melihat
brand tersebut sebagai satu-satunya yang terbaik yang mampu memberikan solusi
untuk mereka.
Al Ries dan Laura Ries mengatakan, brand is not just a name, nor is it not
just a logo or a symbol. A brand is the umbrella and a set of value of positioning.
9
Amir Purba dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press. 2006 hal 126
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Branding merupakan hal yang sangat mendasar bagi sebuah kegiatan
pemasaran sebuah produk. Branding melekat dengan citra sebuah organisasi, dan
biasanya akan menyangkut pada produk-produk dari organisasi yang sama.
Brand pada produk dapat bersangkut paut pada banyak faktor, mulai dari
kemasan produk, logo yang digunakan, nama dari produk sampai dengan model
yang digunakan dalam pengiklanan. Kesemua hal tersebut dapat berpengaruh
pada brand yang ada pada produk dan mempengaruhi tingkat penjualan di pasar.
Branding sangat berpengaruh pada penjualan produk di pasar, serta sangat
berperan penting pada kekuatannya bersaing di pasar. Oleh karena itu, sangat
penting bagi organisasi untuk melakukan riset terlebih dahulu pada branding ini,
mengenalkan nama produk bahkan memperkuat citra brand di pasaran. Hal ini
dimaksudkan agar brand produk yang dipasarkan benar-benar sesuai dengan yang
dibutuhkan masyarakat serta target pasar yang dituju.
Strategi branding menurut Schultz dan Barnes adalah dapat diartikan
manajemen suatu merek dimana terdapat terdapat sebagai kegiatan yang mengatur
semua elemen-elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu brand. Menurut
Gelder “The brand strategy defines what the brand is supposed to achieve in
terms of consumer attitudes and behaviors”. Strategi branding adalah apa yang
hendak diraih baik dari segi sikap dan perilaku konsumen.
Strategi branding adalah suatu strategi yang digunakan untuk mengatur
elemen yang berkaitan dengan branding dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
perilaku dan sikap dari konsumen. Menurut Gelder terdapat beberapa bagian dari
brand strategy yaitu brand postioning, brand identity dan brand personality.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
A. Brand Positioning
Menurut Gelder, Brand positioning adalah “as a way of demonstrating a
brand's advantage over and differentiation from its its competition”. Dalam hal
ini yang dimaksud dengan brand positioning adalah menunjukkan kelebihan dari
suatu merek dan sesuatu yang membedakannya dari produk serupa.
B. Brand Identity
Menurut Gelder, “Brand identity as a set of aspects that convey what a
brand stands for: its background, its principles, its purpose and ambitions”. Pada
definisi lainnya, Crainer dan Darlove mendeskripsikan bahwa brand identity “is a
concept that has recently been brought to the forefront of the brands theory”.
Brand identity merupakan sebuah konsep yang pada saat ini dikedepankan dalam
teori mengenai brand.
C. Brand Personality
Pengertian brand personality menurut Gelder, “Brand personality is
developed to enhance the appeal of a brand to the consumers”, yang berarti brand
personality dibentuk untuk meningkatkan daya tarik sebuah brand kepada
konsumen.
Sedangkan Crainer dan Darlove mengemukakan bahwa “brand personality
is a brand acquires a character through communication about the brand and
experience of the brand and those persons identified with the brand”. Brand
personality adalah suatu karakter yang didapat dari penyampaian mengenai suatu
brand, pengalaman akan suatu brand dan dari orang yang memperkenalkan brand
itu sendiri.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.1.2.4 Personal Branding
Ada berbagai macam pengertian mengenai personal brand. Erwin
Parengkuan dan Becky Tumewu mendefinisikan personal brand sebagai suatu
kesan yang berkaitan dengan nilai, keahlian perilaku maupun prestasi yang
dibangun oleh seseorang baik secara sengaja ataupun tidak sengaja dengan tujuan
untuk menampilkan citranya.
Personal brand dapat dijadikan sebagai suatu identitas yang digunakan
orang lain dalam mengingat seseorang. Montoya dan Vandehey dalam bukunya
“The Brand Called You” mengungkapkan bahwa personal brand dapat muncul
dari berbagai aspek baik nilai, kepribadian, keahlian maupun keunikan-keunikan
lain yang dimiliki. Oleh sebab itu, personal brand dapat dianggap sebagai salah
satu wujud komitmen seseorang kepada khalayak umum. Dari komitmen
tersebutlah harapan-harapan orang lain mengenai seseorang secara spontan
muncul menjadi sesuatu yang harus terwujud dan sesuai dengan realita. Semakin
seseorang tersebut dapat menampilkan cita diri sesuai dengan persepsi orang lain,
semakin besar pula kepercayaan yang diberikan orang lain terhadapnya.10
Di dalam personal brand terdapat komponen-komponen yang dapat dilihat
dari diri seseorang.
a. Komponen Personal Brand
Berdasarkan sifatnya komponen-komponen personal brand terbagi menjadi dua
bagian, yakni :11
1. Komponen utama,
10
11
Erwin Parengkuan, Becky Tumewu, Personal Brand-Inc, 2014, Hlm. 18
Ibid, hlm. 26
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. Komponen tambahan.
Komponen utama merupakan rangkaian komponen yang paling diperlukan
dalam membangun personal brand. Adapun komponen tambahan yang
merupakan komponen pelengkap yang dapat memperkuat seseorang dalam
membangun personal brand-nya. Selain itu, ada komponen paling penting yang
memiliki kontribusi besar dalam proses pembangunan personal brand yang saling
berkesinambungan dengan komponen utama maupun komponen tambahan, yakni
:12
1. Prestasi (Achivement)
2. Kekuatan (Strength)
3. Tujuan (Goal)
Berikut ini adalah komponen-komponen yang dapat dijadikan sebagai bahan
personal brand seseorang, diantaranya :13
Komponen
Komponen
Utama
Tambahan
Value
Total Look
Skill
Uniqueness
Behaviour
Authentic
Achivement
Strength
Goal
12
13
Ibid, hlm. 27
Ibid, hlm. 28
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Tabel 1
1. Nilai (Value).
Value berkaitan dengan nilai, keyakinan, kesukaan, passion yang dimiliki.
Dalam buku “Authentic Personal Branding”, Rampersad mengungkapkan :14
“Nilai-nilai anda adalah prinsip-prinsip yang diapaki
dalam hidup, yang mempengaruhi cara berpikir,
merasakan, berperilaku dan mengambil keputusan. Nilainilai anda adalah keyakinan yang membuat anda bersedia
berupaya mencapai tujuan merek dan hidup anda. Nilainilai anda adalah sesuatu yang penting bagi anda, yang
dipegang sebagai suatu kebenaran dan dihormati oleh
anda”
Mengacu pada penjelasan mengenai nilai tersebut, personal brand yang
dibangun dari nilai pribadi akan lebih bertahan dan mudah untuk dijalani. Nilai
sebagai suatu yang tumbuh dan mengakar dalam diri seseorang dapat membentuk
dan berperan besar dalam setiap keputusan/perilaku yang dikerjakannya.
Ketika seseorang berperan teguh pada nilai yang dimilikinya maka apapun
yang dimilikinya adalah sesuai dengan dirinya. Dengan begitu, mencintai apa
yang dilakukannya bukan menjadi sesuatu yang sulit.
2. Kekuatan dan ketrampilan (Skill and Competence)
Kemampuan/keterampilan yang dimiliki dapat digunakan untuk melakukan,
mengerjakan atau menghasilkan sesuatu. Semakin cekatan dan terampil dalam
melakukan suatu pekerjaan tertentu, maka akan semakin kuat pula personal brand
yang dimilikinya.
14
Ibid, hlm. 29
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Tidak hanya berhenti pada seberapa terampil seseorang, namun dibutuhkan
pula kemampuan dalam mengkomunikasikan keterampilan yang dimiliki kepada
orang lain secara efektif. Komunikasi efektif tersebut diperlukan agar
keterampilan yang dimiliki dapat tersampaikan dan diketahui oleh orang lain
secara jelas. Dengan demikian, orang lain akan mudah memahami keahlian yang
dimiliki.15
3. Perilaku (Behaviour)
Dalam membangun personal brand, seseorang harus melakukan berbagai
upaya untuk mendukung terbentuknya personal brand. Upaya-upaya tersebut
harus sejalan dengan personal branding yang ingin dibangun dan berjalan secara
konsisten. Rampersad dalam buku Authentic Personal Branding menyatakan :16
“Terdapat perbedaan mengenai bagaimana anda
memandang diri sendiri dan bagaimana orang lain
memandang anda. Kita menilai diri sendiri berdasarkan
pola perilaku yang tidak tampak, sementara orang lain
menilai diri kita berdasarkan perilaku dan tindakan nyata
kita yang tampak. Penilaian orang lain adalah persepsi
mengenai anda yang ada dalam pikiran mereka. Oleh
karena itu, semakin menonjol tindakan anda, maka semakin
menonjol personal brand anda”
4. Penampilan (Total Look)
Total look berkaitan dengan penampilan fisik seperti fashion, aksesoris, tata
rambut dan lain-lain. Penampilan dapat mempengaruhi kesuksesan personal
branding seseorang.
15
16
Ibid, hlm. 31-32
Ibid, hlm. 34-35
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Ketika seorang eksekutif muda ingin dipandang menjadi seseorang yang
profesional, bijaksana dan pintar, maka penampilan harus disesuaikan dengan
image yang ingin dibangun di masyarakat.17
5. Keunikan (Uniqueness)
Ciri khas/keunikan yang dimiliki dapat menjadi komponen personal brand
yang ingin kita bangun. Keunikan dapat menjadi pembeda seseorang jika
dibandingkan dengan yang lainnya. Jika keunikan yang dimiliki dapat ditonjolkan
dan dimanfaatkan semaksimal mungkin maka personal brand yang dimiliki pun
akan semakin diperhitungkan oleh prang lain. Orang lain akan semakin mudah
dalam memahami dan mengingat seseorang dari sekian banyak orang yang
memiliki keahlian sama melalui keunikannya.18
6. Prestasi (Achivement)
Prestasi merupakan penghargaan dan pengakuan dari orang lain yang diterima
sebagai hasil/pencapaian dari usaha yang dilakukan. Prestasi menjadi salah satu
komponen personal brand yang diraih dengan berbagai proses sebagai bukti dan
hasil dari berbagai upaya yang dilakukan dalam pembagunan personal branding.
Prestasi dapat menjadi nilai tambah bagi kredibilitas dan profesionalisme
seseorang.19
7.
Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) merupakan kelebihan yang dimiliki sebagai sesuatu yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Seseorang harus mengetahui keunggulan
Ibid, hlm. 36
Ibid, hlm. 40
19
Ibid, hlm. 42
17
18
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
yang dimilikinya dibandingkan dengan orang lain khususnya dengan bidang yang
sama sehingga dapat terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.20
8. Otentik (Authentic)
Otentik mengarah pada personal brand yang dibangun berdasarkan cerminan
karakter asli, nilai-nilai, kekuatan, keunikan dan keunggulan diri.21 Seseorang
harus dapat mengerti dan memahami dirinya sehingga pembangunan personal
brand berlangsung lebih mudah dan mencermikan dirinya yang sebenarnya.
Semakin seseorang memahami dirinya, semakin mudah pula dalam
mengidentifikasi apa yang dinginkan, apa yang disukai, apa yang perlu dilakukan
serta apa yang harus dikerjakan.
Apa yang diinginkan, apa yang disukai, apa yang perlu dilakukan serta apa
yang harus dikerjakan. Hal ini sangat diperlukan dalam personal brand karena apa
yang dibangun dan ditampilkan benar-benar sesuai dengan dirinya serta dilakukan
dengan perasaan senang dan sepenuh hati. 22
9. Tujuan (Goal)
Tujuan
memperkuat
seseorang
dalam
mencapai
yang
dicita-citakan.
Keberadaan tujuan membuat seseorang memiliki arah kemana, bagaimana dan apa
yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.
Rangkuti mengungkapkan bahwa tujuan dapat memberikan motivasi,
konsentrasi, ketekunan, keinginan dan perjuangan. Seseorang yang menetapkan
tujuannya dengan jelas akan memfokuskan dirinya pada pencapaian target-target
yang telah dibuat. Target-target tersebut ada sebagai titik-titik penghubung
Ibid, hlm. 45
Rampesad dalam Personal Brand-Inc, hlm. 47
22
Ibid, hlm. 47
20
21
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
menuju tercapainya tujuan. Dengan waktu yang ditetapkan untuk setiap target,
seseorang akan lebih gigih dan memanfaatkan waktunya dengan lebih optimal.23
Tidak hanya komponen utama, personal brand mempunya dua jenis kriteria.
Personal brand dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 24
A. Natural personal brand.
Merupakan personal brand yang terbentuk secara tidak sengaja. Hal ini dapat
terjadi ketika seseorang sudah memili nilai dan prinsip yang kuat dalam dirinya
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga saat ia dihadapkan
pada berbagai situasi khususnya dalam menjalani karir-ia sudah mengetahui dan
memahami apa yang dibutuhkan, diinginkan serta disukai.
B. Created personal brand.
Merupakan personal brand yang dibentuk dengan sengaja sesuai dengan apa
yang diinginkan. Seseorang dapat membentuk personal brand sesuai dengan
keinginannya melalui berbagai upaya yang dilakukan secara berkelanjutan.
Created personal brand dapat bertahan jika berdasarkan pada komponenkomponen personal brand yang telah dijelaskan sebelumnya.
Ketika
seseorang
membentuk
personal
brand
secara
otentik
maka
pembentukan tersebut akan berjalan dengan lebih mudah dan bertahan lebih lama.
Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai upaya yang dilakukan masih berada
pada garis kesukaan dan sesuai dengan diri. Dengan demikian, proses
pembentukannya dijalani tanpa ada rasa terpaksa dan bukan sesuatu yang dibuatbuat demi menimbulkan kesan positif pada pandangan orang lain. Berbeda dengan
23
24
Ibid, hlm. 50
Ibid, hlm. 60
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
created personal brand yang tidak otentik tidak sesuai dengan nilai, keyakinan,
kekuatan dan keunggulan diri, berbagai upaya yang dilakukan belum tentu
menjadi sesuatu yang disukai dan sesuai dnegan dirinya. Apapun yang dilakukan
bukanlah sebagai gambaran atau cerminan dirinya melainkan gambaran atau
cerminan bayangan orang lain yang ingin ditampilkannya.25
Kedua macam personal brand tersebut, baik natural personal brand maupun
created personal brand berperan dalam keberhasilan dan keberlangsungan karir
yang dimiliki. Akan tetapi, dalam hal created personal brand, seseorang akan
lebih baik jika membangunnya secara otentik yakni berdasarkan pada nilai,
keyakinan, keunggulan serta kemampuan dirinya sehingga apa yang telah
diupayakan dapat bertahan lama karena sesuai dengan cerminan dirinya.26
B. Fungsi dan Tujuan Personal Brand
Keberadaan personal brand tentunya memiliki fungsi dan tujuan tertentu,
diantaranya :
a) Memperkenalkan diri dan mempertajam citra diri seseorang.
Citra diri merupakan sesuatu yang nampak dan terlihat dari diri seseorang yang
dapat membentuk persepsi orang lain terhadapnya. Ketika seseorang memiliki
personal brand yang kuat, orang lain akan dengan mudah mengetahui dan
memahami citra dirinya termasuk kelebihan apa yang dimiliki, kepribadian seperti
apa yang dimiliki dan sebagainya. Citra diri positif sangat diperlukan seseorang
dalam menjalani karirnya. Hal ini berkaitan dengan kecocokan, kesesuaian serta
25
26
Ibid, hlm. 61
Ibid, hlm. 62
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
kemauan orang lain untuk melakukan kerjasama atau aktivitas lain yang
menunjang kemajuan karirnya.27
b) Memudahkan orang lain untuk mengingat siapa kita.
Dengan memiliki personal brand, seseorang akan dengan mudah diketahui
keunikan yang dimilikinya khususnya mengenai style, skill ataupun aspek lain
yang menjadi ikon/ciri khas yang dimiliki. Keunikan membuat seseorang
menonjol dibandingkan dengan yang lainnya. Oleh sebab itu. Orang lain akan
mudah mengingatnya. Hal ini menjadi sangat penting karena dapat menentukan
posisi seseorang di pikiran orang lain. Semakin unik seseorang, maka akan
semakin tinggi pula posisinya. Hal ini menentukan peluang seseorang untuk
menerima kesempatan-kesempatan yang ada terkait dengan karir pekerjaan.28
c) Memudahkan dalam menentukan pilihan
Dalam hal ini, personal brand dapat mempermudah seseorang mengetahui
pekerjaan yang tepat dan lebih cocok untuk diambil/dilakukannya. Ketika
seseorang memiliki personal brand, maka ia telah memahami dirinya. Dengan
demikian, ketika dihadapkan pada berbagai pilihan dan kesempatan, seseorang
yang memiliki personal brand akan dengan mudah menentukan dan mengambil
keputusan. Pilihan ditetapkan sebagai hasil dari keinginan, kesukaan dan keahlian
yang dimilikinya sehingga pekerjaaan yang dimilikinya memiliki keterikatan satu
dengan yang lainnya.29
d) Berkarir secara fokus
Ibid, hlm. 64-65
Ibid, hlm. 65
29
Ibid, hlm. 66
27
28
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Seseorang yang memiliki personal brand akan menjalani karirnya dengan
fokus. Dengan adanya personal brand, seseorang mengetahui tujuan dengan
target-target yang ingin dicapainya. Oleh sebab itu, pekerjaan yang dilakukan pun
akan lebih fokus pada upaya-upaya pencapaian tujuan.30
2.1.2.5 Media Baru
Dalam buku yang diluncurkan Mark Poster pada tahun 1990, “The Second
Media Age” yang menandai periode baru dimana teknologi media interaktif dan
komunikasi media jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat.31
Hal ini juga didukung oleh pandangan yang paling terkemuka dari Pierre Levy
yang menulis buku yang terkenal berjudul Cyberculture. Levy memandang World
Wide Web sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan
dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan
yang baru dan terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan
pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. Dunia
maya memberikan tempat pertemuan semu yang memperluas dunia sosial,
menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagi
pandangan secara luas.
Fungsi komunikasi massa, pada umumnya dapat dibagi atas dua
kelompok, yaitu: pertama, adalah fungsi yang sifatnya berlaku di mana-mana
(universal). Kedua, fungsi yang ditentukan oleh sistem politik dan sistem budaya
di mana komunikasi massa itu berada. menurut Muis (2001:6-7), seringkali
30
31
Ibid, hlm. 67
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9. (Jakarta: Salemba
Humanika), hlm: 413
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
fungsi-fungsi media massa memiliki arti istilah yang sama, tetapi tidak memiliki
konsep yang sama. hal ini disebabkan perbedaan sistem politik atau nilai budaya
suatu bangsa atau negara. Dengan demikian, kategorisasi fungsi media massa
pada dasarnya sejalan dengan pembagian sistem media massa di dunia ini.
Kategori atau cara membagi sistem media massa paling sedikit ada lima
macam, yaitu:
A.
Sistem yang tunduk pada kekuasaan politik dan yang tidak tunduk pada
kekuasaan politik, tetapi kebebasannya dibatasi oleh undang-undang yang
dilaksanakan pengadilan.
B.
Sistem otoriter, sistem liberter, sistem yang bertanggung jawab sosial dan
sistem komunis.
C.
Sistem yang tunduk kepada kekuasaan politik (sistem otoriter dan sistem
komunis dengan latar belakang filsafat ideologi yang berbeda), yang tidak
tunduk kepada kekuasaan politik (sistem liberter dan sistem yang
bertanggung jawab sosial), dan sistem peralihan yang pada umumnya
ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang di Asia dan Pasifik.
D.
Sistem otoritr liberter, bertanggung jawab sosial dan Pancasila (sudut
pandang Indonesia), dan sistem teokrasi (di negara-negara Islam).
E.
Sistem media pembangunan dan sistem partisipan demokratis di negara
sedang berkembang (Muis, 2005: 7).
Terlepas dari sistem mana yang berlaku pada suatu negara, kemajuan
teknologi komunikasi tentu saja, seperti teknologi yang lain, memiliki dampak
positif dan negatif. Jadi teknologi bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan positif,
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
tapi juga dapat membawa implikasi negatif. Ada potensi perubahan sosial yang
cukup mendasar, dalam skala makro, yang diharapkan bisa terjadi dalam
masyarakat sebagai akibat dari kemajuan terknologi komunikasi. potensi
perubahan dimaksud, sebagaimana dikatakan Marwah Daud Ibrahim (1995: 6869) antara lain:
Pertama, diharapkan dengan kemajuan teknologi komunikasi orang kian
kosmopolit, dalam artian kemungkinan bagi orang untuk kian terbuka dan
menerima orang lain semakin besar. perbedaan-perbedaan sudah diterima sebagai
suatu yang baik. hal ini memungkinkan terjadi karena saling silang komunikasi
antar budaya kian tinggi intesitasnya.
Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi yang luar biasa pesatnya,
diharapkan saling pengertian antar warga masyarakat yang berbeda kian
meningkat.
Ketiga, diharapkan juga dengan semakin canggihnya teknologi, solidaritas
sosial makin meningkat. mereka yang berada di negara atau wilayah atau strata
sosial yang lebih baik diharapkan lebih peduli pada mereka yang berada pada
lapisan bawah.
Keempat, dengan semakin canggihnya alat komunikasi, setiap oranh
diharapkan lebih berkualitas. asumsi ini diajukan mengingat bahwa peralatan
komunikasi bisa menjadi alat untuk mengonukiasikan pesan-pesan pendidikan,
mengajarkan keterampilan, menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengajarkan
cara hidup yang sehat, santun dan berbudi, religius dan sebagainya.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Tetapi, harapan-harapan di atas dapat berubah sebaliknya, justru menjadi
negatif. Dalam skala mikro, beberapa kemungkinan sosial yang bisa muncul
akibat kemajuan teknologi komunikasi bisa dicatat, antara lain: kian
meningkatnya sikap hedonisme, konsumtivisme, materialisme, permivisme dan
sadisme. Hal-hal ini sering dihubungkan dengan isi media massa yang kian
menggambar sifat-sifat yang dinlai negatif tadi.
Jika nilai yag diintroduksi oleh media sejalan dengan apa yang diharapkan
pada institusi nilai yang lain, maka akan didapatkan hasil yang maksimal. Tapi,
jika apa yang disampaikan oleh media malah bertentangan dengan apa yang
didapatkan di rumah, sekolah, dan tempat ibadah, maka boleh jadi, terutama anakanak dan generasi muda, dilanda oleh kebingungan. Dan nilai yang pengaruhnya
lebih kuat dan dominan akan mewarnai sikap dan perilaku sosial sosial mereka.
Kenyataan ini membuat harapan dan tuntutan agar media bisa membawakan misi
dan visi yang menunjang pengembangan nilai positif menjadi sangat mendesak.
Membincang hubungan antara media dan masyarakat, Leo (198;13)
mengajukan dua macam jalur utama yang dapat dikaji lebih lanjut yaitu: pertama,
alur masyarakat ke media massa; dan kedua, alurdari media massa ke masyarakat.
Alur pertama mewakili pandangan bahwa masyarakat mempengaruhi masyarakat,
sedang alur kedua sebaliknya, media massa dipengaruhi oleh masyarakat.
Jelasnya pada semua tingkat, dewasa ini, ada satu keyakinan bahwa media massa
dapat dan melakukan pengaruh pada kehidupan umat manusia dengan cara yang
penting.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.1.2.6 Computer Media Communication
Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis
program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang
atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang
dimaksud disini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling
berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu
dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui aplikasi yang
ada pada komputer tersebut.32
Dalam memasuki era globalisasi, dimana CMC menjadi suatu gebrakan
baru di dunia teknologi komunikasi, partisipan CMC harus mempunyai keahlian
dalam menggunakan komputer, dan mengetahui tentang settingan aplikasi dari
media yang kita gunakan, ambil contoh Instant Messenger seperti Yahoo
Messenger. Dalam CMC, juga harus mengenal psikologi komunikan, sebagai
contoh seseorang yang akan memulai usaha yang menggunakan media Internet
seperti Kaskus, ia harus mengetahui bagaimana cara menggunakan fitur-fitur yang
disediakan oleh Kaskus. Hal ini dianggap sangat penting, apabila usaha yang
dijalaninya sanpai nelintasi budaya. Jika pengusaha tersebut tidak mengetahui,
maka lawan bisnis menganggap ia kurang mempunyai kredibilitas yang baik. Hal
ini akan merusak reputasinya sebagai seorang partisipan CMC.
Computer-Mediated
Communication
(CMC)
ialah
suatu
transaksi
komunikasi yang terjadi melalui penggunaan dua atau lebih komputer jaringan.
Istilah tersebut secara tradisional disebut komunikasi yang terjadi melalui-
32
Jurnal Fulk and Collins-Jarvis, 2001
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
dimediasi format computer, misalnya pesan instan, email, dan chat room. Format
tersebut diterapkan pada bentuk-bentuk lain dari interaksi berbasis teks seperti
pesan teks. Penelitian CMC berfokus pada dampak sosial yang berbeda yang
didukung teknologi komunikasi-komputer. Penelitian CMC berfokus pada
dampak sosial yang berbeda yang didukung teknologi komunikasi-komputer.
Banyak studi yang melibatkan Internet berbasis jaringan sosial yang didukung
oleh perangkat lunak sosial. Mediasi ini mengacu pada proses pertukaran pesan
dimana pesan disampaikan melalui perantaraan media bentuk teknologi dari
teknologi paling sederhana hingga teknologi canggih seperti Computer Internet.
Dalam perkembangannya komunikasi melalui media komputer terjadi peleburan
antara komunikasi Mediation (perantara) dan Immediate (lagsung). Rice
menyatakan Computer-Mediated Communication (CMC) mempelajari bagaimana
perilaku manusia dibentuk melalui pertukaran informasi menggunakan media
komputer khususnya komputer Internet. Internet sebagai sebuah jaringan
komputer yang memungkinkan adanya transfer data atau informasi melalui bentuk
protocol transmisi menurut sistem pengamatan global.
2.1.2.7 Blog
WeBlog atau yang dikenal dengan Blog saat ini sudah sangat mewabah
dikarenakan kemudahan dalam membuatnya. Hingga saat ini tidak sedikit
pengguna Internet yang memiliki sebuah atau lebih Blog pribadi yang tersebar
dan terus di-update setiap harinya di seluruh penjuru dunia.
Blog merupakan singkatan dari “web log” yaitu bentuk aplikasi web yang
menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru
dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya
demikian. Situs web sepertin ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna
Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari pengguna Blog tersebut.
Media Blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki
oleh PyraLab sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002.
Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat open source yang
diperuntukkan kepada pengembang dan penulis Blog.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragan, dari sekedar sebuah catatan
harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan programprogram media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian Blog dipelihara oleh
seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya dikelola oleh beberapa
penulis.
Banyak juga weBlog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para
pengunjungnya, yang memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan
berbagai komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada
juga yang sebaliknya.
Komunitas Blogger (sebutan bagi para pemilik Blog) adalah sebuah ikatan
yang terbentuk dari para Blogger yang ada berdasarkan kesamaan-kesamaan
tertentu.
Di Indonesia sendiri Blog sudah mulai marak dibuat seiring dengan banyaknya
pengguna Internet di seluruh penjuru tanah air yang makin bertambah setiap
harinya. Enda Nasution disebut sebagai bapak Blog Indonesia karena beliaulah
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
pengenal Blog pertama kali di Indonesia dan saat ini Blog yang dikelolanya lebih
memiliki banyak sekali tulisan dan artikel yang menjadi inspirasi bagi banyak
Blogger Indonesia untuk terus menulis dan mempublikasikan pikiran cerdas
mereka ke dalam betuk Blog di dunia maya.33
33
Budi Kurniawan, Cari Duit Modal Dengkul Cara Blogger, 2009, hlm. 16-17
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download