BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Panasbumi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Panasbumi merupakan sumber energi panas yang sangat potensial untuk
dijadikan energi alternatif dimasa mendatang. Kondisi ini disebabkan karena
energi panasbumi merupakan energi yang terbarukan serta ramah lingkungan.
Energi panasbumi berasal dari panas yang ditimbulkan oleh magma yang ada di
dalam bumi. Bumi memiliki suhu yang sangat panas pada bagian inti dan
memiliki suhu yang dingin dibagian permukaan. Karena adanya proses konveksi
maupun konduksi, maka energi panas yang berasal dari dalam bumi akan muncul
ke permukaan dan akan terkumpul dibagian kerak bumi. Kerak bumi tersusun dari
berbagai macam jenis batuan yang memiliki titik lebur yang berbeda-beda. Batuan
yang tidak tahan dengan suhu tinggi dari inti bumi akan meleleh dan menjadi
cairan yang disebut magma. Magma biasanya ditemukan di dalam ruangan di
dalam kerak bumi yang disebut jebakan magma. Jebakan magma biasanya
ditemukan di daerah pegunungan.
Posisi geologis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng yaitu
lempeng Eurasia, Hindia Australia, dan Pasifik. Lempeng-lempeng ini berperan
dalam pembentukan gunung api sehingga wilayah Indonesia terutama bagian
selatan banyak dilalui pegunungan yang masih aktif dan menjadikan Indonesia
memiliki potensi panas bumi di sekitar gunung api tersebut.
Pulau Jawa yang terletak pada bagian selatan Indonesia memiliki potensi
panas bumi yang sangat besar. Salah satu daerah tersebut adalah Pamancalan yang
terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah ini termasuk dalam wilayah
Jawa bagian Barat (Van Bemmelen, 1949). Manifestasi panas bumi yang ada di
daerah ini berupa kompleks mata air panas yang terletak di aliran Sungai
Cipamancalan.
Energi panas bumi sendiri merupakan energi panas yang terbentuk di
bawah permukaan bumi secara alami, dimana energi panas alami yang berasal
dari bumi terjebak cukup dekat dengan permukaan dan dapat dengan mudah untuk
1
2
dimanfaatkan secara ekonomis (Edwards dkk, 1992). Panas di dalam permukaan
dapat mempengaruhi karakteristik dari batuan yang berada di tempat tersebut,
berubahnya karakteristik batuan menyebabkan berubahnya nilai densitas bawah
permukaan yang menjadikan nilai gravitasi observasi terukur di permukaan juga
berbeda (Fujimitsu dkk, 2000). Prinsip dari metode gravitasi adalah pencarian
perbedaan kecil medan gravitasi akibat adanya perbedaan nilai rapat massa
material pada bawah permukaan (Sebangkit, 2008).
Metode gravitasi adalah suatu metode penyelidikan geofisika yang
berdasarkan pada perbedaan medan gravitasi akibat perbedaan rapat massa batuan
penyusun bawah permukaan bumi. Besaran fisis yang diukur dalam metode
gravitasi adalah percepatan gravitasi bumi. Data percepatan gravitasi yang didapat
selama pengukuran diolah menjadi anomali percepatan gravitasi bumi. Dari hasil
pengolahan data tersebut dapat diketahui perbedaan rapat massa batuan, sehingga
data tersebut dapat digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah
permukaan yang mengandung potensi energi geothermal di daerah penelitian
(Telford dkk, 1990)
Metode gravitasi memiliki suatu kelebihan untuk survei awal karena dapat
memberikan informasi yang cukup detail tentang struktur geologi dan kontras
densitas batuan. Pada kasus panas bumi perbedaan densitas batuan merupakan
acuan dalam penyelidikan metode gravitasi. Dimana, daerah sumber panas dan
akumulasinya di bawah permukaan bumi dapat menyebabkan perbedaan densitas
dengan massa batuan disekitarnya (Hidayat dan Basid, 2011).
Dari uraian di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian
dengan memodelkan struktur bawah permukaan daerah panas bumi Pamancalan
Kabupaten Lebak Provinsi Banten dalam model 3D dan menganalisis data
anomali gravitasi yang telah diperoleh dari hasil survei dari tim survei geofisika
terpadu Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) Bandung pada tahun 2011.
Pemodelan ini merupakan salah satu metode penafsiran data gravitasi untuk
menggambarkan konfigurasi geologi bawah permukaan berdasarkan distribusi
densitas batuan yang dianggap mewakili keadaan daerah tersebut.
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana gambaran model struktur 3D bawah permukaan bumi di daerah
panas bumi Pamancalan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten berdasarkan data
anomali gravitasi beserta sistem perlapisan sebagai fungsi densitas pada
pengolahan data menggunakan software Grablox?.
2.
Berapakah kedalaman reservoir dan heat source dengan menggunakan
metode analisis spektrum dan pemodelan 3D?.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah pengukuran daerah Pamancalan di
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
2.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dari survei
geofisika terpadu Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) tahun 2011 berupa
data gravitasi.
3.
Pengolahan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi software Microsoft
Office Excel 2007, Matlab, Bloxer, Grablox dan Surfer 10.
4.
Gambaran struktur bawah permukaan daerah penelitian dibuat dalam bentuk
model 3D.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Memperoleh gambaran geologi bawah permukaan daerah panas bumi
Pamancalan Kabupaten Lebak Provinsi Banten berdasarkan hasil interpretasi
model 3D dari data anomali gravitasi.
2.
Menentukan kedalaman reservoir dan heat source melalui metode analisis
spektrum dan pemodelan 3D.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya hasil
interpretasi anomali data gravitasi pada daerah panas bumi Pamancalan
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
lebih detail letak struktur pengontrol manifestasi panas bumi di daerah
Pamancalan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten berdasarkan analisis anomali
gravitasi. Hasil interpretasi inilah yang nantinya akan memberikan informasi
tentang keadaan bawah permukaan daerah tersebut. Sehingga, dapat dijadikan
referensi untuk penelitian berikutnya.
Download