12/02/2016 DEFINISI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN KEGAWATDARURATAN NAPZA Oleh : MASYKUR KHAIR Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA • Tindakan terfokus pada masalah penyelamatan hidup (life threatening) melalui prosedur ABC (Airway, Breathing, Circulation) dan menjaga tanda-tanda vital • Bila memungkinkan hindari pemberian obat-obatan, karena dikhawatirkan akan ada interaksi dengan zat yang digunakan pasien. Apabila zat yang digunakan pasien sudah diketahui, obat dapat diberikan dgn dosis yang adekuat. • Merupakan hal yang selalu penting untuk memperoleh riwayat penggunaan zat sebelumnya baik melalui auto maupun alloanamnesa (terutama dengan pasangannya). Bila pasien tidak sadar perhatikan alat-alat atau barang yang ada pada pasien. • Sikap dan tata cara petugas membawakan diri merupakan hal yang penting khususnya bila berhadapan dengan pasien panik, kebingungan atau psikotik • Menentukan atau meninjau kembali besaran masalah penggunaan zat pasien • Kegawatdaruratan merupakan suatu keadaaan dimana seseorang mengalamai ancaman kehidupan dan apabila tidak dilakukan pertolongan/tindakan dgn cepat dan tepat dapat menyebabkan cacat atau meninggal. • Kegawatdaruratan NAPZA adalah suatu keadaan yg mengancam kehidupan seseorang akibat penggunaan zat/obat yg berlebihan (intoksikasi/over dosis) sehingga dapat mengancam kehidupan apabila tidak dilakukan penanganan dgn segera. Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... • PENATALAKSANAAN KEGAWATAN Kasus intoksikasi dpt mengancam nyawa, maka walaupun tdk ditemukan kegawatan, setiap kasus intoksikasi hrs diperlakukan spt pada keadaan kegawatan yg mengancam nyawa. Penilaian terhadap tanda vital seperti tanda jalan napas, pernapasan sirkulasi dan penurunan kesadaran harus dilakukan secara cepat dan seksama sehingga tindakan resusitasi tidak terlambat dimulai Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... A = AIRWAY Faktor utama yang membuat klien tidak sadar → adanya sumbatan di jalan napas klien, seperti lidah, makanan ataupun benda asing lainnya. Lidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada klien tdk sadar karena pada kondisi ini lidah klien akan terjatuh ke belakang rongga mulut. Hal ini akan mengakibatkan tertutupnya trakea sbg jalan napas. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, jalan napas harus terbuka. Teknik yg dpt digunakan adalah cross finger (silang jari). Jika terdapat sumbatan bersihkan dengan teknik finger sweep (sapuan jari) Cross Finger Finger Sweep HEAD TILT/CHIN LIFT : teknik ini dpt digunakan jika penderita tdk mengalami cedera kepala, leher dan tulang belakang JAW TRUST : teknik yg paling sesuai utk penderita dgn cedera tulang belakang 1 12/02/2016 Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... B = BREATHING Merupakan penilaian status pernapasan klien, apakah masih bernapas atau tidak. Jika klien masih bernapas, tindakan yg dilakukan adalah pertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Jika klien tidak bernapas, berikan 2x bantuan pernapasan dgn volume yg cukup. Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... • PENILAIAN KLINIS. Penatalaksanaan intoksikasi harus dilakukan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. Beberapa keadaan klinik yg perlu diperhatikan karena akan mengancam nyawa adalah koma, kejang, henti jantung, henti napas dan syok. • ANAMNESIS. Kumpulkan informasi selengkapnya tentang obat yg digunakan, termasuk obat yg sering digunakan oleh klien, keluarga, teman, petugas kesehatan (jika ada) yg biasa mendampingi; Tanyakan riwayat alergi atau syok anafilaktik; Pemeriksaan fisik Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... C = CIRCULATION Yaitu tindakan pemberian ventilasi buatan dan kompresi dada luar yang diberikan pada klien yang mengalami henti jantung. Selain itu untuk mempertahankan sirkulasi spontan dan mempertahankan sistem jantung paru agar dapat berfungsi optimal dilakukan bantuan hidup lanjut (advance life support) Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan NAPZA...... Untuk menentukan atau meninjau kembali besaran masalah penggunaan zat pasien berdasar kategori dibawah ini: • Pasien dgn penggunaan zat dlm jumlah banyak dan TTV yg membahayakan berkaitan dgn kondisi intoksikasi. Kemungkinan akan disertai dgn gejala-gejala halusinasi, waham & kebingungan akan tetapi kondisi ini akan kembali normal setelah gejala-gejala intoksikasi mereda. • TTV pasien pd dasarnya stabil tetapi ada gejala-gejala putus zat yg diperlihatkan pasien maka bila ada gejala-gejala kebingungan atau psikotik hal itu merupakan bagian dari gejala putus zat. Pasien dgn TTV yg stabil & tidak memperlihatkan gejala putus zat yg jelas tetapi secara klinis menunjukkan adanya gejala kebingungan seperti pd kondisi delirium atau demensia. Dlm perjalanannya mungkin timbul gejala halusinasi atau waham, tetapi gejala ini akan menghilang bilamana kondisi klinis delirium at/ dementia sdh diterapi dgn adekuat. Bilamana TTV pasien stabil & secara klinis tidak ada gejala-gejala kebingungan atau putus zat secara bermakna, tetapi menunjukkan adanya halusinasi atau waham & tidak memiliki insight maka pasien menderita psikosis. TINDAKAN Jenis Kegawatdaruratan NAPZA • DEKONTAMINASI Umumnya zat at/ bahan kimia tertentu dpt dgn cpt diserap kulit, sehingga sering dekontaminasi permukaan sangat diperlukan. Sedangkan dekontaminasi saluran cerna ditujukan agar bahan yg tertelan akan sedikit diabsorpsi. Biasanya dengan menggunakan arang aktif, pencahar, obat perangsang muntah, dan kumbah lambung. • PEMBERIAN ANTIDOTUM • TERAPI MODALITAS DAN REHABILITASI INTOKSIKASI/OVER DOSIS Intoksikasi/over dosis adalah kondisi fisik dan perilaku abnormal akibat penggunaan zat yg dosisnya melebihi batas toleransi tubuh. • INTOKSIKASI OPIOIDA • INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN) • INTOKSIKASI AMFETAMIN • INTOKSIKASI ALKOHOL • INTOKSIKASI KOKAIN 2 12/02/2016 Penatalaksanaan secara umum Intoksifikasi/Over Dosis • Intoksifikasi Opioida Usahakan agar pernapasan berjalan lancar, yaitu : Lurus dan tengadahkan (ekstenikan) leher kepada pasien (jika diperlukan dapat memberikan bantalan dibawah bahu); Kendurkan pakaian yang terlalu ketat; hilangkan obstruksi pada saluran napas; Bila perlu berikan oksigen Usahakan agar peredaran darah berjalan lancar : Bila jantung berhenti, lakukan masase jantung eksternal, injeksi; adrenalin 0.1-0.2 cc I.M; Bila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru, hiperventilasi) karena sirkulasi darah yang tidak memadai, beri infus 50 ml sodium bikarbonas Pasang infus dan berikan cairan (misalnya : RL atau NaC1 0.9 %) dengan kecepatan rendah (10-12 tpm) terlebih dahulu sampai ada indikasi untuk memberikan cairan. Tambahkan kecepatan sesuai kebutuhan, jika didptkan tanda-tanda kemungkinan dehidrasi. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau trauma yang membahayakan Observasi terhadap kemungkinan kejang. Bila timbul kejang berikan diazepam 10 mg melalui IV atau perinfus dan dapat diulang sesudah 20 menit jika kejang belum teratasi. Bila ada hipoglikemi, beri 50 ml glukosa 50% IV Tanda dan gejala : • penurunan kesadaran (stupor sampai koma) • pupil pinpoint (dilatasi pupil karena anoksia akibat over dosis) • pernapasan kurang dari12x/menit sampai henti napas • ada riwayat pemakaian opioida (needle track sign) • bicara cadel • dan gangguan atensi atau daya ingat. Perilaku mal adaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya euforia awal yang diikuti oleh apatis, disforia, agitasi/gelisah atau retardasi/ketidakmampuan psikomotor atau gangguan fungsi sosial dan fungsi pekerjaan selama atau segera setelah pemakaian opioid Intoksifikasi Opioda........... Intoksifikasi Opioda........... Penatalaksanaan : • Bebaskan jalan napas • Berikan oksigen 100% atau sesuai kebutuhan • Pasang infus dextrose 5 % atau NaCl 0,9% atau cairan koloid jika diperlukan • Pemberian antidotum Naloksom Tanpa hipoventilasi berikan Narcam 0,4 mg IV Dengan hipoventilasi berikan Nalokson (Narcan) 1-2 mg IV· Jika dalam 5 menit tidak ada respon maka berikan 1-2 mg Narcan hingga ada respon berupa peningkatan kesadaran, dan fungsi pernapasan membaik · • Rujuk ke ICU jika dosis Narcan telah mencapai 10 mg dan belum menunjukkan adanya perbaikan kesadaran • Berikan 1 ampul Narcan/500 cc dalam waktu 4-6 jam mencegah terjadinya penurunan kesadaran kembali • Observasi secara invensif tanda-tanda vital, pernapasan, dan besarnya ukuran pupil klien dalam 24 jam • Pasang intubasi, kateterisasi, sonde lambung serta EKG· • Puasakan klien untuk menghindari aspirasi • Lakukan pemeriksaan rontgen thoraks serta laboraturium, yaitu darah lengkap, urin lengkap dan urinalisis • • • • • Intoksifikasi Sedatif Hipnotik (Benzodiazepin) Gejala intoksikasi benzodiazepin yang progresif : • hiporefleksia • nistagmus dan kurang siap siaga, • ataksia, berdiri tidak stabil. Selanjutnya gejala berlanjut dgn pemburukan ataksia, letih, lemah, konfusi/kebingungan, somnolent, koma, pupilmiosis, hipotermi, depresi sampai dgn henti pernapasan. Bila diketahui segera & mendapat terapi kardiorespirasi maka dampak intoksikasi jarang bersifat fatal. Intoksifikasi Sedatif Hipnotik (Benzodiazepin)..... Penatalaksanaan : Mengurangi efek obat dalam tubuh. → mengurangi efek sedatif hipnotik dgn memberikan Flumazenil 0,2 mg IV, → setelah 30 detik diikuti dgn 0,3 mg dosis tunggal. Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi sebanyak 0,5 mg setelah 60 detik sampai total kumulatif 3 mg Mengurangi absorbsi obat lebih lanjut. → merangsang muntah jika baru terjadi pemakaian. Jika pemakaian sudah lebih dari 6 jam maka berikan antidot berupa karbon aktif → berfungsi untuk menetralkan efek obat Mencegah komplikasi jangka panjang. Observasi TTV dan depresi pernapasan, aspirasi dan edema paru. Bila sudah terjadi aspirasi maka dpt diberikan antibiotik. Bila klien ada usaha u/ bunuh diri maka klien tersebut harus ditempatkan ditempat khusus dengan pengawasan ketat setelah keadaan darurat diatasi 3 12/02/2016 Intoksikasi Amfetamin Intoksikasi Alkohol • Tanda dan gejala intoksikasi anfetamin biasanya ditunjukkan dengan adanya dua atau lebih gejala-gejala seperti : takikardi atau bradikardi, dilatasi pupil, peningkatan at/ penurunan TD, banyak keringat atau kedinginan, mual atau muntah, penurunan BB, agitasi atau retardasi psikomotor, kelelahan otot, depresi sistem pernapasan, nyeri dada atau aritmia jantung, kebingungan, kejang-kejang, diskinesia, distonia atau koma. • Penatalaksanaan adalah dengan memberikannya terapi symtomatik dan pemberian terapi suportif lain, misal: anti psikotik, antihipertensi, dll Gejala : Bicara cadel, Nistagmus, Inkoordinasi, Jalan sempoyongan, Tidak dapat memusatkan perhatian, Daya ingat menurun, Stupor atau koma Penatalaksanaan : • Menidurkan klien posisi telentang dgn posisi face down utk mencegah aspirasi • Observasi TTV • Kolaboratif Thiamine 100 mg IV u/ profilaksis mencegah terjadinya Wernick Ensefalopati • Pemberian 50 ml dextrose 5% IV dan 0,4-2 mg Naloksone jika klien memiliki riwayat pemakaian opioid • Jika klien agresif bisa diberikan Halloperidol IM Intoksifikasi Kokain Jenis Kegawatdaruratan NAPZA........... KETERGANTUNGAN NAPZA (WITHDRAWAL SYNDROME) Tanda dan gejala : takikardia atau bradikardia; dilatasi pupil; peningkatan atau penurunan TD; berkeringat atau rasa dingin; mual atau muntah; penurunan BB; agitasi atau retardasi psikomotor; kelemahan otot; depresi, nyeri dada atau arimia jantung; bingung (confusion); Kejang, dyskinesia, dystonia, hingga dapat menimbulkan koma Penatalaksanaan : setelah pemberian bantuan hidup dasar adalah dgn melakukan tindakan kolaborati berupap emberian terapiterapi simptomatik, misal : Benzodiazepin jika timbul gejala agitasi/kegelisahan, obat antipsikotik jika timbul gejala psikotik, & terapi lain sesuai dgn gejala yg ditemukan. • Ketergantungan atau yang disebut dengan withdrawl adalah suatu kondisi cukup berat yg dutandai dgn adanya ketergantungan fisik, yaitu toleransi dan sindrom putus zat. • Sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat Terapi u/ Putus Zat Cara mengatasi putus opioida : • Terapi putus zat opioida, terapi ini sering dikenal dengan istilah detoksifikasi. Terapi detoksifikasi ini dpt dilakukan dgn berobat jalan maupun rawat inap. Lama program terapi detoksifikasi berbeda-beda ada yang 12 minggu untuk detoksifikasi konvensional dan ada yang 24-48 jam untuk detoksifikasi opioid dalam anestesi cepat (Rapid Opiate Detoxification Treatment). • Detoksifikasi hanyalah merupakan langkah awal dlm proses penyembuhan dari penyalahgunaan/ ketergantungan NAPZA • Tanpa diberi terapi apapun, putus obat seketika (abrupt withdrawal atau cold turkey) • Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal) Dapat diberi morfin,petidin, metadon atau kodein dengan dosis dikurangi sedikit demi sedikit • Terapi putus opioida dengan substitusi non opioda Menggunakan Clonidine, dosis diturunkan bertahap sampai berhenti dalam 10 hari • Terapi putus opioida dengan metode Detoksifikasi cepat dalam anestesi (Rapid Opioid Detoxification) Menggunakan antagonist opiat (Naltrekson) dalam waktu 1 tahun • Terapi putus zat sedative/hipnotika dan alcohol Harus secara bertahap dan dapat diberikan Diazepam 4 12/02/2016 ASUHAN KEPERAWATAN.............. ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN MASALAH KEPERAWATAN • ANAMNESA • PEMERIKSAAN FISIK : • Kaji jalan napas (Airway) • Kaji pernapasan (Breathing) • Kaji sirkulasi (Circulation) • Kaji tingkat kesadaran • Kaji intoksikasi • Kaji nyeri • Kaji integumen • Kaji muskuloskeletal • Kaji psikososial • Bersihan jalan napas tidak efektik behubungan dengan adanya sumbatan. • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi susunan syaraf pusat, depresi sistem pernapasan. • Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake dan output tidak seimbang. • Resiko injuri berhubungan dengan kejang, agitasi. • Perilaku kekerasan ASUHAN KEPERAWATAN.............. ASUHAN KEPERAWATAN.............. DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI JENIS KEGAWATDARURATAN NAPZA YG SERING MUNCUL 1. Ancaman kehidupan • Gangguan keseimbangan cairan: mual, muntah berhubungan dengan pemutusan zat opioda • Resiko terhadap amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik • Resiko cidera diri berhubungan dengan intoksikasi aklkohol, sedatif, hipnotik • Panik berhubungan dengan putus zat alkohol 2. Intoksikasi • Cemas berhubungan dengan intoksikasi ganja. • Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik, alkohol, opioda 3. Withdrawal (perilaku penarikan). • Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif, hipnotik • Nyeri berhubungan dengan putus zat opioda, extasy • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan putus zat opioda 4. Pasca detoksikasi • Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif • Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri. • Resiko melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan terhadap zat aditif. Intervensi • Kondisi overdosis Tujuan : Klien tidak mengalami ancaman kehidupan Rencana tindakan: • Observasi TTV, kesadaran pada 15 menit pada 3 jam pertama, 30 menit pada 3 jam kedua tiap 1 jam pada 24 jam berikutnya • Bekerja sama dengan dokter untuk pemberian obat • Observasi keseimbangan cairan • Menjaga keselamatan diri klien • Menemani klien • Fiksasi bila perlu Intervensi......... • Kondisi intoksikasi Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi, kecemasan berkurang/hilang Rencana tindakan : • Membentuk hubungan saling percaya • Mengkaji tingkat kecemasan klien • Bicaralah dengan bahasa yang sederhana, singkat mudah dimengerti • Dengarkan klien berbicara • Sering gunakan komunikasi terapeutik • Hindari sikap yang menimbulkan rasa curiga, tepatilah janji, memberi j awaban nyata, tidak berbisik di depan klien, bersikap tegas, hangat dan bersahabat 5 12/02/2016 Intervensi......... Intervensi......... • Kondisi withdrawal • Observasi tanda-tanda kejang • Berikan kompres hangat bila terdapat kejang pada perut • Memberikan perawatan pada klien waham, halusinasi: terutama untuk menurunkan perasaan yang disebabkan masalah ini: takut, curiga, cemas, gembira berlebihan, benarkan persepsi yang salah • Bekerja sama dengan dokter dalam memberikan obat anti nyeri • Kondisi detoksikasia • Melatih konsentrasi: mengadakan kelompok diskusi pagi • Memberikan konselin untuk merubah moral dan spiritual klien selama iniyang menyimpang, ditujukan agar klien menjadi manusia yang bertanggung jawab, sehat mental, rasa bersyukur dan optimis • Mempersiapkan klien untuk kembali ke masyarakat, dengan bekerja sama dengan pekerja social, psikolog Segala sesuatu penuhilah SECUKUPNYA, karena segala yang BERLEBIH itu tidak baik terutama untuk TUBUH... Jika Ingin MELAKUKAN tindakan yg berlebihan..??? LAKUKANLAH dengan BERAMAL.... SEDEKAH MELEBIHI target NIAT SHALAT MELEBIHI KEWAJIBAN (5 WAKTU) Sesungguhnya itu LEBIH BAIK.. Insyaallah.. Sekian...!! Semoga Bermanfaat....!! “HATUR NUHUN” 6