BAB II

advertisement
BAB II
DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA
(PT ASTRA INDONESIA)
2.1. Gambaran Umum
AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan
suku cadang Toyota yang manajemennya ditangani penuh oleh PT Astra
International, tbk. Saat ini AUTO 2000 adalah main dealer Toyota terbesar di
Indonesia yang menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Dalam
aktivitas bisnisnya AUTO 2000 berhubung dengan PT Toyota Astra Motor yang
menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota.
AUTO 2000 berkembang pesat karena memberikan berbagai layanan yang
sangat memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna Toyota dengan slogan
“Urusan Toyota jadi mudah). AUTO 2000 selalu mencoba menjadi yang terdepan
dalam pelayanan.
Gedung AUTO 2000 cabang Juanda (Jakarta) berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda
22, Jakarta 10120, Indonesia dengan luas bangunanm 4.800 m² dengan 2 lantai.
Gedung AUTO 2000 cabang Junda di lantai 1 digunakan sebagai pemasaran
showroom
penjualan mobil (showroom) dan di ruangan belakang gedung digunakan sebagai perawatan
mobil (bengkel mobil).
Gambar 2.1 Gedung AUTO 2000 cabang Junda (Jakarta)
2.2. Analisa Dengan Pendekatan Engineering
Pada analisis ini, tim akan memeriksa
ystem instalasi listrik pada gedung apakah sudah
sesuai dengan standar PUIL dan kaidah-kaidah kelistrikan.
2.2.1 Sumber Listrik
Pasokan listrik untuk Gedung AUTO 2000 harus handal karena bisnis ini sekarang lebih
mengandalkan sarana IT dan
ystem komunikasi yang membutuhkan sumber listrik secara terus
menerus tidak boleh padam. Jika listrik padam maka aktivitas transaksi kantor akan berhenti dan
mungkin sebagian data bisa hilang. Hal ini akan menjadi kerugian yang luar biasa. Oleh karena
itu maka sumber listrik selain PLN harus punya cadangan yang bekerja secara otomatis yaitu
UPS, khususnya untuk memasok listrik ke peralatan IT dan komunikasi. Hanya saja UPS ini
tidak bisa memasok sumber listrik terlalu lama karena alat ini mengandalkan batere yang
kemampuannya sekitar setengah jam.
Untuk mencegah sumber listrik hilang selama PLN
padam, maka harus disediakan Genset untuk memasok daya sementara. Ketika PLN masuk lagi
maka sumber listrik dikembalikan ke PLN.
Selain keberadaan sumber listrik tersebut, perlu diperhitungkan kesesuaian antara
kebutuhan pemakaian daya dengan sumber listrik yang disediakan dan kesinambungan pasokan
listrik harus dirancang sedemikian rupa agar listrik yang memasok ke beban IT dan komunikasi
tidak sampai padam.
Berdasarkan data lapangan, Gedung AUTO 2000 sudah memenuhi system a diatas,
yaitu ada sumber PLN 245 kVA, Genset 100 kVA, dan UPS dan semua masih beroperasi dengan
normal.
Sistem Operasi Sumber Listrik:
1. Kondisi normal, semua listrik gedung dipasok oleh sumber PLN 245 kVA, termasuk IT dan
komunikasi.
2. Ketika listrik PLN padam maka semua beban tidak teraliri listrik kecuali beban yang dilayani
UPS.
3. Genset dihidupkan sebagai pengganti PLN, dan semua beban terlayani listrik.
4. Ketika PLN hidup lagi maka genset dimatikan dan listrik akan dipasok oleh PLN lagi.
UPS secara terus-menerus memasok daya listrik ke beban IT dan komunikasi untuk
menghindari hilangnya sumber daya listrik, terutama ketika terjadi peralihan beban dari genset
ke PLN atau sebaliknya.
2.2.2 Distribusi Daya Listrik
Selain keandalan sumber daya listrik,
ystem distribusi keperalatan juga sangat penting.
Terutama panel bagi tiap tiap lantai harus dipisah untuk memudahkan operasional dan
perawatan. Begitu juga panel UPS. Panel UPS harus kondisi prima karena panel ini untuk
memasok peralatan IT dan komunikasi yang bekerja secara terus menerus. Sistem distribusi
listrik Gedung AUTO 2000 sebagai berikut :
PLN -245 kVA
kVA
P. POMPA
Trafo
P. AC
P. LT 2
LVMDB
COS
P. LT 1
UPS
D
G
COS
UPS
P. UPS
IT &
Komunikasi
Genset - kVA
Gambar 2.2 Distribusi daya listrik Gedung AUTO 2000 Cabang Juanda
1. KWH meter dan MCB PLN.
Listrik sebelum masuk ke gedung harus melewati pembatas arus MCB dan kWH meter milik
PLN. Dari MCB PLN listrik masuk ke COS utama di lantai 1.
2. Genset dan Panel Genset
Genset dan panel genset dipasang di lantai 1. Dari sini listrik dipasok ke COS utama lantai 1.
Jadi COS dapat dua sumber, yaitu PLN dan Genset.
3. COS ( Change Over Switch ).
Sumber listrik PLN dan genset masuk ke COS ( Change Over Switch ). Disini tempat untuk
mengoper sumber daya listrik dari PLN ke genset ketika PLN padam. Begitu sebaliknya
ketika PLN nyala lagi. Keluaran COS satu sumber yang sudah dipilih, kemudian memasok
listrik ke MDB di lantai 1.
4. MDB ( Main Distribution Board )
Dari COS listrik masuk ke MDB. Kemudian listrik didistribusikan ke panel UPS dan Panel
Logo.
5. Panel UPS
Panel UPS mendapat sumber dari UPS dan langsung tanpa UPS melalui COS UPS. Ketika
UPS rusak listrik langsung dipasok dari PLN atau genset. Panel UPS memasok daya listrik
ke peralatan IT dan komunikasi, seperti komputer, Switch Hub, peralatan komunikasi Bank.
Berdasarkan uraian diatas, sistem distribusi daya listrik Gedung AUTO 2000 cabang Junada
sudah baik.
2.3
Kategori Tingkat Resiko Gedung
Tingkat resiko kebakaran gedung atau bangunan dapat menggunakan matriks resiko kebakaran
gedung seperti tabel dibawah ini.
Tabel. Matriks resiko kebakaran
Keparahan (Consequences)
Kemungkinan (Likelihood) Sangat Ringan
Ringan
Sedang Berat Bencana
1
2
3
4
5
A. Setiap saat
H
H
E
E
E
B. Sering
M
H
H
E
E
C. Banyak terjadi
L
M
H
E
E
D. Pernah terjadi
L
L
M
H
E
E. Jarang
L
L
M
H
H
Sumber: (S.Ramli, Manajemen Kebakaran, 2010)
Ket : E = Resiko kebakaran sangat tinggi,
H = Resiko kebakaran tinggi
M = Resiko kebakaran sedang
L = Resiko kebakaran rendah
2.4 Pengaturan Pemakaian Tenaga Listrik
Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya adalah suatu kegiatan konsumen
pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik
besaran maupun waktunya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri,
perusahaan listrik, maupun konsumen pengguna tenaga listrik pada umumnya. Adapun manfaat
pemakaian tenaga listrik sabagai berikut:
a. Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi perusahaan listrik
•
Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya operasi dan biaya pemeliharaan.
•
Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan listrik dalam rangka
memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
•
Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga listrik, karena kapasitas yang
melayani permintaan tenaga listrik dapat dihemat
b. Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi pengguna tenaga listrik
mampu
•
Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik
untuk mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal ini terjadi
pada saat permintaan
tenaga listrik secara bersamaan pada waktu tertentu yang sering disebut sebagai waktu
beban puncak.
•
Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang diproduksi dari alam dan
tidak dapat diperbaharui dapat dihemat.
•
Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang belum
menikmati tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian tenaga listrik, berarti
ada sisa metode pengaturan penggunaan tenaga listrik
dalam upaya penghematan
bahan bakar pembangkit, kapasitas tersedia yang dapat disalurkan ke masyarakat yang
belum menikmati tenaga listrik.
c. Sasaran pengaturan pemakaian energi listrik
•
Konservasi energi, adalah program untuk menurunkan/menghemat pemakaian tenaga
listrik.
•
Pemangkasan beban puncak, adalah program untuk mengurangi beban pada waktu beban
puncak. Hal ini pada umumnya dilakukan untuk memperbaiki sistem pasokan/penyaluran
tenaga listrik dengan pemadaman atau pengurangan beban untuk pengguna tenaga listrik
bukan industri.
•
Pengalihan beban, adalah program untuk menggeser beban dari waktu beban puncak
(WBP) ke luar waktu beban puncak (LWBP), sehingga diperoleh pembebanan pada saat
LWBP meningkat. Dengan demikian akan diperoleh penghematan pemakaian bahan
bakar, karena pendukung beban dasar adalah pembangkit yang menggunakan bahan
bakar lebih murah.
Download