Ns. Apriza, M.Kep HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU

advertisement
Ns. Apriza, M.Kep
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA
RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
Ns. Apriza, M.Kep
Dosen S1 Keperawatan STIKesTuankuTambusai Riau
ABSTRACT
The incidence of diarrhea in children under five in the world reached 1
billion cases per year, with a death toll of about 6 million people, mostly in
developing countries one of which occurred in Indonesia. The purpose of this
study was to relationship mother handwashing with soap incidence of diarrhea in
children aged 12-23 months in the village health center Rumbio working area
Kampar 2013. The design used in this research is analytic survey with cross
sectional approach, which studies the relationship behavior mother hand washing
with soap incidence of diarrhea in children aged 12-23 months. The population in
this study are all mothers who have 12-month old toddler, using simple random
sampling method as many as 186 people. Data collection was done in two ways
using the primary data and secondary data. Analysis of the data used univariate
and bivariate is. The results of the bivariate analysis is known to have a significant
relationship between maternal handwashing with soap incidence of diarrhea in
children aged 12-23 months with p value = 0.001 or p <0.05. Therefore, it is
expected to related parties in order to educate the public, especially mothers who
have children aged 12-23 months to further improve handwashing with soap.
DaftarBacaan
Keywords
: 18 ( 2001 – 2012 )
: Behaviorh and washing with soap, incidence of diarrhea
PENDAHULUAN
Salah satu strategi pembangunan
kesehatan
nasional
untuk
mewujudkan Indonesia sehat adalah
Miillenium Development
Goals
(MDGs) yang merupakan sebuah
paket berisi delapan tujuan utama
yang mempunyai batas waktu tahun
2015 dengan target yang sangat
teratur. Salah satu targetnya adalah
menurunkan angka kematian anak
dan meningkatkan kesehatan ibu
(Pradipta, 2011).
Angka kesakitan dan kematian
masih terhitung tinggi, penyebab
utamanya adalah penyakit infeksi.
Penyakit infeksi juga terjadi pada
balita, penyakit infeksi yang terjadi
pada balita bila tidak ditangani
dengan baik akan berdampak negatif
pada anak dikemudian hari. Penyakit
yang sering terjadi pada balita
diantaranya diare. Diare adalah suatu
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPAR
kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI, 2011)
Data
WHO
(2010)
menunjukkan angka kejadian diare
pada anak balita di dunia mencapai 1
miliar kasus tiap tahun, dengan
korban meninggal sekitar 6 juta jiwa
yang sebagian besar terjadi di negara
berkembang. Kematian diare pada
balita
dinegara
berkembang
diperkirakan meningkat dari 2,9 juta
kematian pada tahun 2004 menjadi
4,5 juta kematian pada tahun 2011.
Anak balita di Indonesia
dilaporkan
mengalami
diare
sebanyak 1-2 episode pertahun
(Depkes, 2003). Berdasarkan survey
demografi kesehatan Indonesia tahun
2007prevalensi diare pada anak
balita di Indonesia laki-laki 14,8%
dan perempuan 11,5 %. Berdasarkan
umur,
prevalensi
diaretertinggiadalahpadaanakumur
12-23 bulan, diikutiumur 6-11
bulandanumur
24-45
bulan,
karenaanakmulaiaktifbermaindanberi
sikoterkenainfeksi (SDKI, 2007)
Berdasarkan data dari Dinas
Provinsi Riau pada tahun 2010,
angka kejadian diare di Provinsi Riau
sebanyak 84.634, tahun 2011
sebanyak 87.660 orang dan pada
tahun 2012 diare menempati urutan
pertama dari sepuluh besar penyakit
pada pasien rawat inap di RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau
(DinasKesehatanPropinsi
Riau
2010).
Berbagai upaya telah dilakukan
untuk menekan angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan Diare,
khususnya pada anak balita. Program
lingkungan sehat, perilaku sehat dan
pemberdayaan masyarakat serta
penyehatan air dan sanitasi, namun
kasus diare masih terhitung tinggi.
Sehingga pada tahun 2010 Depkes
mencoba menerapkan strategi baru
untuk menurunkan kejadian diare
melalui Program cuci tangan pakai
sabun. Perilaku cuci tangan pakai
sabun merupakan perilaku yang
belum biasa dilakukan sehari-hari
oleh masyarakat pada umumnya.
Data dari survei baseline yang
dilakukan
oleh
Environmental
Services Program (ESP-USAID)
pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) pada waktu-waktu
kritis sangat rendah yaitu: sebelum
makan 14,3%, sesudah buang air
besar 11,7%, setelah menceboki bayi
8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4%
dan sebelum menyiapkan makanan
6%.
Sedangkan
jalur
utama
penularan berbagai penyakit adalah
melalui tangan yang terkontaminasi
bakteri, virus atau telur cacing yang
menyebabkan diare dan berbagai
penyakit ataupun kecacingan. Hasil
kajian dari Curtiss dan Cairmcross
(2003),
menunjukkan
bahwa
mencuci tangan dengan sabun dapat
mengurangi penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan diare sampai 4247% (Widya, 2010).
Berdasarkan
surveypendahuluan
yang
dilakukanpeneliti di Desa Rumbio
Wilayah kerja Puskesmas Kampar,
kondisi lingkungan di Desa Rumbio
masih kurang baik, pemanfaatan
jamban secara bersamaan, banyak
ibu yang membuang kotoran anaknya
di sembarangan tempat dan air
minum yang di konsumsi berasal dari
sungai.
Dari
hasil
wawancaraterhadap10 orang ibu
yang memilikianak, 9 orang ibu
(90%) mengatakan bahwa mereka
tidak cuci tangan pakai sabun setelah
Ns. Apriza, M.Kep
buang air besar dan setelah
mencebok bayi, tidak cuci tangan
pakai sabun sebelum menyuapi anak,
dan tidak cuci tangan pakai sabun
sebelum makan. Dari fenomena
diatas,
penelititertarikmelakukanpenelitianm
engenai ’’hubungan perilaku Cuci
Tangan Ibu Pakai Sabundengan
kejadian diare pada balita usia 12-23
bulan di Desa Rumbio Wilayah
Kerja Puskesmas
Kampartahun
2013”.
METODE PENELITIAN
Desainpenelitianini adalah
survey
Analitikdenganrancangan
crosssectional.
Populasi
pada
penelitianiniadalahseluruhibu yang
mempunyaianak balitayang ada di
Desa Rumbio tahun 2013 yang
berjumlah 358 orang dengan jumlah
sampel
186
orang.Teknikpengambilansampeladal
ahaccidental
sampling,
bentuk
pertanyaan dichotomous choicedan
skala
likert.Penelitianinidilaksanakandi
Desa Rumbio Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar Tahun 2013 pada
tanggal 25-30 September 2013.
Alatukur
yang
digunakanadalahkuesioner.Pengump
ulan data menggunakan data primer
danpengolahan
data
menggunakankomputerisasi
yang
meliputiediting,
coding,
scoringdancleaning.Analisa
data
dilakukandengan
analisaunivariatdananalisabivariat:
HASIL PENELITIAN
Penelitiantentang
hubunganperilaku cuci tangan ibu
pakai sabun dengan kejadian diare
pada balita usia 12-23 bulan di Desa
Rumbio wilayah kerja Puskesmas
Kampar
Tahun
2013
inidilakukanpadatanggal 25sampai
30
September
2013denganjumlahrespondensebanya
k186
orang.
Data
yang
diambilpadapenelitianinimeliputiperi
laku cuci tangan ibu sebagai
variabelindependendankejadian diare
pada balita usia 12-23 bulan sebagai
variabel
dependen.
Dari
Penyebarankuesionerdidapatkanhasil
sebagaiberikut :
Analisa Univariat
1. UmurResponden
Tabel4.1 :
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanumur
ibu
Di
Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun
2013
No
1
2
3
Usia
16-25tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
Jumlah
F
68
98
20
186
(%)
36,5
52,7
10,8
100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkantabel 4.1 di
atasdapatdilihatbahwasebagi
anbesarresponden
berada pada rentang umur 26-35
tahun yaitusebanyak98responden
(52,7%).
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPAR
2. PekerjaanResponden
Tabel4.2 :
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanpekerjaan
Di
Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun
2013
No
1
2
Pekerjaan
Bekerja
TidakBekerja ( IRT )
Jumlah
F
119
67
186
(%)
64
36
100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari
tabel
4.2
di
atasdapatdilihatbahwasebagi
3.
an besar responden bekerja
yaitu 119 orang (64%).
Pendidikan Responden
Tabel4.3
:DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanpendidikan
Ibu Di Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar
Tahun 2013
No
Pendidikan
F
(%)
1
2
Dasar ( SD dan SMP
Lanjutan ( SMA dan Perguruan Tinggi )
Jumlah
129
57
186
69,4
30,6
100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkantabel 4.3 di
atasdapatdilihatbahwasebagi
anbesarresponden
4.
berpendidikan dasar yaitu
129 orang (69,4%).
Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun
Tabel 4.4 Distribusifrekuensiresponden berdasarkanPerilaku cuci
tangan ibu pakai sabundi Desa Rumbio Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar
No
1
2
Perilaku Cuci Tangan Ibu Pakai
Sabun
Positif
Negatif
Jumlah
F
(%)
80
106
186
43
57
100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari
tabel4.4
dapatdilihatbahwasebagian
besar
respondenmemilikiperilaku
negatif tentang cuci tangan
pakai
sabun
yaitu
sebanyak106 orang (57%).
Ns. Apriza, M.Kep
5. Kejadian Diare
Tabel 4.5:
DistribusiFrekuensikejadian Diare pada balita usia 12-23
bulan di Desa Rumbio Wilayah KerjaPuskesmasKampar
Tahun 2013
No
1
2
Kejadian Diare
Ya
Tidak
Jumlah
F
102
84
186
(%)
54,8
45,2
100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari
tabel4.5dapatdilihatbahwaseb
agian besar balita mengalami
AnalisaBivariat
AnalisaBivariatadalahanalisaunt
ukmelihathubunganantaravariabelindep
endendanvariabeldependen.Uji
yang
dilakukanadalahujiChi
Squaredenganketentuan
pvalue<
0,05maka Ho ditolakartinyakedua
diare
yaitusebanyak102
orang (54,8%).
variabelsecarastatistikmenunjukka
nhubungan
yang
bermakna,
apabilapvalue>0,05
makadapatdisimpulkanbahwa Ho
diterima,
artinyakeduavariabeltersebuttidak
menunjukkanhubungan
yang
signifikan
Tabel4.6 :HasilPengamatanHubungan perilaku cuci tangan ibu pakai sabun
dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di desa
Rumbio Tahun 2013
Kejadian Diare
Perilaku
cuci tangan
ibu pakai
sabun
P. Value
Ya
N
%
Positif
29
15,6
Negatif
Total
73
102
39,2
54,8
Tidak
N
N
%
51
Total
%
p
value
27,40,001
80
61,4
33
84
17,8
45,2
106
186
38,6
100
0,001
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel 4.4diatas
didapatkan nilai p Value = 0,001 (p
< 0,05) artinyaadahubungan yang
signifikanantaraperilaku
cuci
tangan ibu pakai sabun dengan
kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di Desa Rumbio Tahun
2013. Artinya ibu yang memiliki
perilaku tidak cuci tangan pakai
sabun memiliki angka kejadian
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPAR
diare tinggi yaitu 73 orang (39,2),
dan ibu yang memilikiperilaku cuci
tangan pakai sabun memiliki angka
kejadian diare rendah yaitu 29
orang (15,6%).
PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan hasil
penelitian yang telah dilakukan
peneliti tentang hubungan perilaku
cuci tangan ibu pakai sabundengan
kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di Desa Rumbio Wilayah
Kerja Puskesmas Kampartahun
2013.
Setelahdilakukanpenyebarankuesio
nerdata
tersebutdianalisissecaraunivariatdan
bivariat,
makadiperolehhasilsebagaiberikut:
1. Perilaku Cuci Tangan Ibu
PakaiSabundi
DesaRumbiowilayahkerjaPusk
esmas Kampar Tahun 2013
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan mengenai Perilaku Cuci
Tangan Ibu Pakai Sabundapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden
memiliki
perilaku
negatif tentang cuci tangan pakai
sabun yaitu sebanyak 106 orang
(57%).
Potter&perry
(2005),
mengatakan
perilakuakanterbentukberdasarkan
proses,
begitu
pula
padaperilakukesehatan.
Perilakuakanditunjukkandengankey
akinan
yang
dimiliki.
Keyakinanitudipengaruhiolehlatarb
elakangintelektualdanpengetahuan
yang dimiliki.
Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) menurut Depkes RI
(2009) merupakan perilaku sehat
dengan membersihkan tangan dan
jari jemari menggunakan air dan
sabun oleh manusia untuk menjadi
bersih dan memutuskan mata rantai
kuman yang telah terbukti secara
ilmiah dapat mencegah penyebaran
penyakit-penyakit menular seperti
diare, ISPA dan Flu Burung,
bahkan disarankan untuk mencegah
penularan virus H1N1.
Menurut peneliti perilaku ibu
yang negatif tentang cuci tangan
pakai sabun dipengaruhi oleh
faktorpendidikanibu.Dari
hasil
penelitian dapat di ketahui sebagian
besar ibu berpendidikan dasar (SD
dan SMP) yaitu sebanyak 129
orang (69,4%). Tinggi rendanya
pendidikan ibu erat kaitannya
dengan perilaku terhadap cuci
tangan pakai sabun. Dengan
pendidikan yang rendah maka
pengetahuan ibu akan berkurang
dan hal ini akan mempengaruhi
perilaku ibu dalam melakukan
sesuatu pekerjaan.
Hasilpenelitianinisesuaidenga
npenelitianReni Septiana tahun
2011 Di KelurahanTarokDipo
Wilayah
KerjaPuskesmasGugukPanjangBuk
ittinggiTahun
2009
didapatkanperilaku ibu negatif
tentang cuci tangan pakai sabun
yaitu sebanyak 73 %.
2.
Kejadian Diare pada Balita
Usia 12-23 bulan di Desa
Rumbio
wilayah
kerja
Puskesmas Kampar tahun
2013.
Kejadian Diare pada Balita
Usia 12-23 bulan di Desa Rumbio
dapatdiketahui bahwa sebagian
besar responden balita usia 12-23
Ns. Apriza, M.Kep
bulan mengalami diare yaitu
sebanyak 102 orang (54,8%),
MenurutDepkes RI (2005),
Diare pada balita adalah suatu
kondisi dimana balita atau bayi
buang air besar dengan konsistensi
cair atau setengahbcair, bahkan
dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Astuti
(2008),
mengatakantingkah laku sangat erat
kaitannyadenganpandangan yang
adadalamdiriseseorang,
apabila
seseorangberpandanganbaikdalams
uatuhalmakatingkahlakuseseorang
juga akanbaik dan sebaliknya
apabila
seseorangberpandanganburukdalam
suatuhalmakatingkahlakuseseorang
juga akanburuk.
Menurut peneliti, kejadian
diare pada balita terjadi karena
faktor pengalaman yang dialami
ibupada anaksebelumnya. Ketika
ibu mempunyaipengalaman ketika
tidak mencuci tangan pakai sabun
pada
anaksebelumnyatidakterjadiganggu
ankesehatansepertidiaremakaakanm
empengaruhiibuuntuk
tidak
melakukan cuci tangan pakai
sabun.
Hasilpenelitianinisesuaidenga
npenelitianyang
dilakukanolehReniSeptina
yang
menyatakansebagian
besar
balitamengalami diareyaitu (62 %).
3. Hubungan Perilaku cuci tangan
ibu pakai sabun dengan kejadian
diare pada balita usia 12-23
bulan di desa Rumbio Tahun
2013
Berdasarkanhasilanalisisbiv
ariatHubungan Perilaku cuci tangan
ibu pakai sabun dengan kejadian
diare pada balita usia 12-23 bulan
di
desa
Rumbio
Tahun
2013denganjumlah responden 186
orang
dapatdilihatbahwadarihasilpenelitia
ndiketahuisebagian besar responden
memiliki
perilaku
negatiftentangcuci tangan pakai
sabun pada balita usia 12-23
bulansebanyak106orang
(57%)
dansebagian besar balita mengalami
diare
yaitusebanyak102orang
(54,8%).
HasilujistatistiktentanghubunganPe
rilaku cuci tangan ibu pakai sabun
dengan kejadian diare pada balita
usia 12-23 bulan dengan nilai p <
0,000sehingga
Ho
ditolak,
makadapatdisimpulkanbahwaadahu
bungan yang signifikan antara
Perilaku cuci tangan ibu pakai
sabun dengan kejadian diare pada
balita usia 12-23 bulan
Menurut peneliti, terjadi diare
pada balita disebabkan oleh
beberapa hal:
1. Anggapan ibu yang salah.
Ibu menganggaapbahwacuci
tangan pakai sabun tidak ada
hubungannya dengan kejadian diare
pada
anaknya,
hal
iniakanmengubahprilakuibuuntuk
tidak mencuci tangan pakai sabun.
2. Pengalaman Ibu
Jikapengalamanibubaik
atau
tidak
terjadigangguankesehatansepertidia
re
pada
saatanaksebelumnyamakaibuakanm
engulangilagiprilakuburuktersebutk
epadaanakselanjutnya.
3. Pekerjaan ibu.
Dari hasil penelitian
dapat diketahui bahwa sebagian ibu
bekerja (64%). Ketika ibu pulang
dari kerja dan melihat anaknya
menangis, maka ibu tidak sempat
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPAR
untuk mencuci tangan
mengambil anaknya.
untuk
4. Berdasarkan
hasil
analisis
kuesioner,
didapatkan
bahwa
54,8% ibu jarang mencuci tangan
dengan sabun setelah buang air
besar, 55,9% ibu tidak pernah
mencuci tangan dengan sabun
sebelum menyiapkan makanan,
46,2% ibu jarang mencuci tangan
dengan sabun sebelum menyuapi
anak, 53,2% ibu kadang-kadang
mencuci tangan dengan sabun
sesudah membuang kotoran anak,
51,6% ibu kadang-kadang mencuci
tangan dengan sabun sebelum
makan, 56,9% ibu kadang-kadang
mencuci tangan dengan sabun
setelah buang sampah, 54,8% ibu
selalu mencuci tangan dengan
sabun setelah berkebun, 63,4% ibu
kadang-kadang mencuci tangan
dengan sabun setelah memasak,
61,8% ibu tidak pernah mencuci
tangan dengan sabun setelah pulang
dari kerja, dan 54,3% ibu jarang
mencuci tangan dengan sabun
setelah menggunakan fasilitas
umum (WC).
Hasilpenelitianinisejalandeng
anpenelitiansartika tahun 2011,
didapatkankesimpulan bahwa ada
hubungan signifikan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare pada balita dengan
nilai p value0,001 < α (0,05),
dimana ibu yang berperilaku
negatif mengalami diare pada
balita.
KESIMPULAN
Setelahdilakukanpenelitianme
ngenaihubunganperilaku
cuci
tangan ibu pakai sabun dengan
kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di desa Rumbio
wilayahkerjaPuskesmasKampar
Tahun
2013denganjumlahsampel106orang
ibu yang mempunyaibayiusia1223bulanmakadapatdiambilkesimpul
ansebagaiberikut :
1. SebagianIbumempunyaiperilaku
negatif tentang cuci tangan pakai
sabun
2. SebagianIbu
mengalami
kejadian diare pada Balita di
desa Rumbio
3. Terdapathubunganperilaku cuci
tangan ibu pakai sabun dengan
kejadian diare pada balita usia
12-23 bulan di desa Rumbio.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E. (2001). Biostatistik
Untuk
Kedokteran
Dan
Kesehatan
Masyarakat.
Jakarta: EGC
Depkes RI. (2011). Buku saku diare.
Jakarta:
Depertemen
Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
(2012).
Laporan
data
kesakitan diare tahun 2012
Hidayat, A, A. (2007). Metode
Penelitian
dan
Teknik
Analisis
Data.
Jakarta:
Salemba Medika
Nursalam. (2003). Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pedoman dan Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Medika
Ns. Apriza, M.Kep
Notoatmodjo, S. (2006). Perilaku
manusia.
Edisi
Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset
diperoleh tanggal 4 september
2013
(2008).Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Utami. (2010). Faktor-faktor yang
berhubungan
dengan
kebiasaan cuci tangan pada
masyarakat.
Dari
http://adobereader.wordpress.
diperoleh tanggal 3 september
2013
(2005).Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Profil
Kesehatan Provinsi Riau.
(2011). Penderiita diare Di
Provinsi Riau. http://profil
Kesehatan
Provinsi
Riau.com/2013/001/Penderiit
a
diaredi
Provinsi
Riau//.html. diperoleh tanggal
19 mei 2013
Puskesmas Kampar (2012), Jumlah
penderita diare di Wilayah
Kerja Puskesmas Kampar
Setiadi.
(2007).
Konsep
dan
Penulisan
Riset
Keperawatan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu
Suriadi. (2006). Asuhan keperawatan
anak. Jakarta: Sagung seto
SDKI. (2007). Buletin diare. http:
//SDKI/2011/001/data diare
di Indonesia//.html. diperoleh
tanggal 3 september 2013
Tietjen. (2012). Manfaat cuci tangan
pakai
sabun.
Dari
http://makalahku.co.id.
Umar. (2004). Pencegahan diare
pada
balita.
Dari
http://diarepunyaku.wordpres
s. diperoleh tanggal 1
september 2013
Pradipta. (2011). Peran mahasiswa
kedokteran
dalam
pencapaian MDGs. Dari
http://ranyaterus.com.diperole
h tanggal 4 september 2013
Warman. (2011). Hubungan faktor
lingkungan, faktor ekonomi
dan pengetahuan ibu dengan
kejadian diare akut pada
balita.
Dari
http://yayanakhyor.wordpress
.
diperoleh
tanggal
4
september 2013
Download