PENDAHULUAN Latar Belakang Arthritis atau rematik merupakan penyakit yang menyerang bagian sendi. Penyakit rematik biasanya ditandai dengan nyeri, bengkak, dan peradangan pada sendi. Penyakit rematik tidak asing di Indonesia. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit rematik di Indonesia (2008) mencapai 23.6-31.3%. Salah satu jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan adalah osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit rematik yang disebabkan oleh kerusakan jaringan tulang rawan. Karena jaringan tulang rawan berfungsi untuk melapisi tulang dan membantu pergerakan sendi, kerusakannya menyebabkan tulang saling berbenturan saat bergerak atau berolahraga yang menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan sendi. Osteoarthritis merupakan salah satu jenis radang sendi (artritis) yang disebabkan penghancuran dan kehilangan tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Tulang rawan sendi adalah substansi protein yang berfungsi sebagai ‘’bantalan’’ pada sendi. Di antara berbagai jenis penyakit rematik, Osteoarthritis paling sering ditemukan baik Amerika Serikat maupun di seluruh dunia, dan kelainan sendi ini menyebabkan keterbatasan fungsi sendi yang terserang. Osteoarthritis sering terjadi seiring dengan pertambahan umur. Sebelum umur 45 tahun, Osteoarthritis lebih sering menyerang laki-laki. Setelah umur 55 tahun, Osteoarthritis lebih sering menyerang wanita. Jumlah penderita Osteoarthritis di Indonesia paling banyak mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya.Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh. Oleh karena itu, penyakit osteoarthritis merupakan penyakit yang berbahaya dan merupakan faktor penyakit pada usia tua, maka perlunya hidup sehat dan menjaga aktifitas fisik merupakan langkah awal untuk mencegah penyakitosteoarthritis. Tujuan Tujuan dari praktikum konsultasi gizi ini adalah mengetahui patofisiologi, gejala, treatment, dan anjuran gizi pada penyakit osteoarthritis. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago, biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain. Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Osteoarthritis, yang kadang disebut sebagai penyakit penurunan fungsi persendian atau osteoarthrosis, adalah bentuk yang paling umum dari arthritis. Osteoarthritis terjadi ketika tulang rawan di persendian semakin menurun fungsinya seiring dengan waktu. Osteoarthritis dapat mempengaruhi persendian di manapun, dan yang paling umum diserang adalah persendian: • Tangan • Panggul/pangkal paha • Lutut • Leher • Punggung bagian bawah Osteoarthritis semakin lama akan semakin parah, dan hingga kini belum ada obatnya. Tapi perawatan dan terapi osteoarthritis dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu penderitanya untuk tetap beraktivitas. Ada dua macam Osteoarthritis : 1. Osteoarthritis Primer : dialami setelah usia 45 tahun, sebagai akibat dari proses penuaan alami, tidak diketahui penyebab pastinya, menyerang secara perlahan tapi progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu persendian. Biasanya menyerang sendi yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul, bisa juga menyerang punggung, leher, dan jari-jari. 2. Osteoarthritis Sekunder: dialami sebelum usia 45 tahun, biasanya disebabkan oleh trauma (instabilitas) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar, dan pembedahan pada sendi. Penyebab lainnya adalah faktor genetik dan penyakit metabolik. Etiologi Etiologi utama osteoarthritis belum diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini dapat meningkatkan risiko penyakit ini: Peningkatan usia. Mayoritas penderita osteoarthritis adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun. Tapi, bukan berarti osteoarthritis tidak dapat dialami mereka yang masih muda karena osteoarthritis dapat diderita semua orang. Meningkatnya risiko osteoarthritis seiring dengan peningkatan usia diyakini berhubungan dengan lebih tingginya tingkat penggunaan sendi, berkurangnya kekuatan otot, bertambahnya berat badan, dan berkurangnya kemampuan regenerasi sel. Cedera atau operasi pada sendi bagian tertentu meningkatkan risiko osteoarthritis pada sendi tersebut. Berat badan berlebih berhubungan erat dengan osteoarthritis, terutama pada sendi lutut yang menopang beban tubuh. Risiko osteoarthritis diketahui meningkat hingga 4 kali lipat pada mereka yang kelebihan berat badan. Aktivitas fisik intesitas tinggi yang berlebihan dapat memberikan beban berlebihan pada sendi dan meningkatkan risiko cedera sehingga meningkatkan risiko osteoarthritis. Namun, aktivitas fisik dengan intensitas ringan dan sedang justru dapat memperkuat sendi sehingga menurunkan risiko osteoarthrtitis. Rokok dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko osteoarthritis. Faktor genetik atau keturunan. Gejala Osteoarthritis, yang kadang disebut sebagai penyakit penurunan fungsi persendian atau osteoarthrosis, adalah bentuk yang paling umum dari arthritis. Osteoarthritis terjadi ketika tulang rawan di persendian semakin menurun fungsinya seiring dengan waktu. Osteoarthritis semakin lama akan semakin parah, dan hingga kini belum ada obatnya. Tapi perawatan dan terapi osteoarthritis dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu penderitanya untuk tetap beraktivitas. Gejala-gejala osteoarthritis kerap muncul perlahan dan lama kelamaan makin parah. Tanda-tanda dan gejala osteoarthritis meliputi: • Sakit: Persendian akan terasa sakit selama atau setelah melakukan pergerakan. • Lunak: Persendian akan terasa lunak saat ditekan. • Kaku: Persendian terasa kaku saat bangun tidur di pagi hari, atau beberapa lama ketika tak beraktivitas. • Hilang kelenturan: Kelenturan persendian akan hilang sehingga sulit untuk melakukan gerakan secara penuh. • Ngilu: Persendian terasa ngilu saat dipakai untuk melakukan gerak. • Tonjolan tulang: Ada semacam tonjolan tulang pada sekitar area yang terkena osteoarthritis. Osteoarthritis merupakan penyakit yang hanya menyerang sendi, dan tidak mengenai organ tubuh lainnya (berbeda dengan penyakit rematik lain seperti Rhematoid artritis, yang selain menyerang sendi juga menyerang organ tubuh lain). Gejala Osteoarthritis yang paling sering berupa nyeri sendi yang terserang setelah bekerja/pemakaian sendi berulang, dan nyeri berkurang dengan istirahat. Pada sendi yang terkena bisa juga ditemukan pembengkakan, rasa hangat, dan sendi berbunyi bila digerakkan. Nyeri dan kaku sendi muncul bila sendi didiamkan untuk jangka lama, misalnya apabila duduk lama, saat akan berdiri akan terasa kaku, bahkan kadang-kadang nyeri pada lutut. Pada keadaan yang berat, nyeri bahkan timbul saat istirahat dan akan timbul keterbatasan gerak sendi. Gejala Osteoarthritis bervariasi antara pasien yang satu dengan pasien yang lain. Beberapa pasien mengalami pembatasan aktivitas akibat gejala yang dideritanya. Di pihak lain, ada pasien yang mengalami sedikit gejala walaupun pada foto rontgen sudah terlihat kelainan. Gejala biasanya hilang timbul, sehingga sering ditemukan penderita Osteoarthritis yang kembali mengalami nyeri setelah sebelumnya bebas nyeri selama beberapa tahun. Osteoarthritis lutut yang paling sering ditemukan, dapat menyebabkan timbulnya kelainan bentuk lutut (tungkai berbentuk ‘’O’’). Nyeri pada lutut disertai kelainan bentuk tungkai menyebabkan penderita berjalan pincang. Osteoarthritis juga dapat mengenai tulang belakang yang memberikan gejala nyeri di leher atau punggung bawah. Pembentukan ‘’duri-duri’’ tulang baru dapat menyebabkan iritasi saraf menimbulkan nyeri, kesemutan maupun baal pada anggota gerak yang terkena. Osteoarthritis juga dapat mengenai sendi-sendi kecil, menyebabkan timbulnya tonjolantonjolan pada ruas tulang jari-jari tangan, yang biasanya tidak nyeri tetapi mengganggu pergerakan tangan. Patofisiologi Pada OA terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat penyakit aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi bersama dalam tingkat intensitas yang berbeda. OA lutut berhubungan dengan berbagai defisit patofisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya lingkup gerak sendi (LGS) lutut, nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan penurunan kekuatan otot quadriceps yang merupakan stabilisator utama sendi lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut. Pada penderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya dibandingkan dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak menderita OA lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot tipe II B yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat. Perubahan – perubahan yang terjadi pada OA adalah sebagai berikut: a. Degradasi rawan Perubahan yang mencolok pada OA biasanya dijumpai di daerah tulang rawan sendi yang mendapatkan beban. Pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan OA permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertikal (fibrilasi). Dapat terbentuk ulkus kartilago dalam yang meluas ke tulang. Dapat timbul daerah perbaikan fibrokartilaginosa, tetapi mutu jaringan perbaikan lebih rendah daripada kartilago hialin asli, dalam kemampuannya menahan stres mekanik. Semua kartilago secara metabolis aktif, dan kondrosit melakukan replikasi, membentuk kelompok (klon). Namun, kemudian kartilago menjadi hiposeluler. Proses degradasi yang timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun, sedang yang lambat 20 – 30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi. b. Osteofit Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi. Reparasi berupa pembentukan osteofit di tulang subkondral. c. Sklerosis subkondral Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/ penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak). d. Sinovitis Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari kondrosit yang menyimpan proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi leukosit. Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacammacam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini akan didesak ke dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang disebut kista subkondral. Osteoarthritis sendiri tidak dapat disembuhkan. Namun, penanganan yang tepat penting untuk membantu mengatasi rasa nyeri, memperbaiki kemampuan bergerak dan beraktivitas, serta menghambat perkembangan osteoarthritis. Treatment Gejala osteoarthritis dapat diatasi dengan suplemen Glucosaminedan Chondroitine yang merupakan senyawa yang secara alami terdapat pada tubuh, terutama pada jaringan penghubung dan jaringan tulang rawan. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa suplementasi chondroitine danglucosamine dapat membantu mengurangi nyeri sendi serta mencegah kerusakan persendian pada penderita osteoarthritis. Hal ini berkaitan dengan peran mereka sebagai komponen penyusun tulang rawan dan minyaksynovial. Pembentukan tulang rawan serta minyak synovial berperan penting dalam mencegah gesekan antar tulang yang mengakibatkan nyeri sendi. Terapi fisik dan olahraga bermanfaat untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas sendi, dan sebagai latihan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pilihlah jenis olahraga dengan intensitas ringan dan sedang untuk menghindari cedera, dan konsultasikan dulu dengan dokter. Anjuran Gizi Anjuran gizi yang dapat diberikan yaitu pada pasien osteoarthritisPola hidup sehat dengan asupan nutrisi yang seimbang serta menghindari rokok. Titik berat dalam mengonsumsi makanan adalah pada kuantitas (jumlah). Yaitu, menjaga agar jangan berlebihan, sehingga tidak timbul obesitas atau kegemukan. Selain itu, perlu menjaga agar sendi tubuh tidak digunakan secara berlebihan (olahraga angkat besi atau angkat berat yang berlebihan), dan kurangi cedera sendi seoptimal mungkin. Untuk penyembuhan atau mencegah agar keluhan akibat osteoarthritis tidak makin parah, dapat ditempuh melalui beberapa cara. Hal ini bergantung berat ringannya osteoarthritis. Untuk bidang pengobatan gizi dapat dilakukan dengan mengonsumsi bahan antioksidan. Seperti, vitamin C, vitamin E, beta karoten, atau selenium. Selain itu, dicoba mengonsumsi suplemen kalsium, vitamin D, glukosamin, serta chondroitin sulfat. Untuk ini, memang perlu konsultasi dengan dokter terdekat. Penutup Kesimpulan Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit yang hanya menyerang sendi, dan tidak mengenai organ tubuh lainnya (berbeda dengan penyakit rematik lain seperti Rhematoid artritis, yang selain menyerang sendi juga menyerang organ tubuh lain). Gejala Osteoarthritis yang paling sering berupa nyeri sendi yang terserang setelah bekerja/pemakaian sendi berulang, dan nyeri berkurang dengan istirahat. Gejala osteoarthritis dapat diatasi dengan suplemen Glucosamine dan Chondroitine yang merupakan senyawa yang secara alami terdapat pada tubuh, terutama pada jaringan penghubung dan jaringan tulang rawan. Anjuran gizi yang dapat diberikan yaitu pada pasienosteoarthritis Pola hidup sehat dengan asupan nutrisi yang seimbang serta menghindari rokok Daftar Pustaka Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar Operasional Prosedur . DEPKES. Jakarta, 2000; 15-18 Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison’s manual of medicine 15th ed. Boston: McGraw-Hill, 2002.p. 748-49 Broto R. Manfaat Glukosamin dan Kondroitin Sulfate untuk terapi Osteoartritis. Dalam: Setyohadi B, Kasjmir YI, editor. Naskah lengkap Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta, 2002 Vogelgesang S. Osteoarthritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets , 2 nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc, 2002.p. 365-74 OSTEOARTHRITIS 1.Definisi Osteoarthritis berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yang berarti osteo (tulang) artho (sendi) dan itis (peradangan inflamasi). Mungkin deskripsi itu tidak begitu tepat, karena nyeri sendinya lebih menonjol dari inflamasinya dan merupakan ciri-ciri yang khas, oleh karena itu banyak ahli berpendapat sebaliknya penyakit tersebut disebut sebagai arthrosis yang berarti suatu penyakit sendi degeneratif. Osteoarthritis sendi lutut adalah salah satu jenis penyakit sendi yang sering dijumpai yang mengenai tulang rawan sendi lutut. Selain itu permukaan sendi lutut atau tulang rawan sendi. Osteoarthritis lutut juga mengenai sekitar sendi lutut seperti: tulang subchondral, kapsul sendi dan otot-otot yang melekat disekitar sendi lutut. Bahwa usia 45 tahun hanya berkurang dari 2% manusia yang menderita osteoarthrosis, angka ini meningkat menjadi 30% pada usia manusia antara 45-64 tahun dan pada usia manusia diatas 65 tahun antara 63%-83% akan menderita osteoarthritis. Osteoarthritis sendi lutut atau disebut jaga penyakit sendi degeneratif adalah susatu kelainan pada tulang rawang sendi yang ditandai dengan perubahan klinis, histologist dan radiologis. Menurut Partono,2001 Osteoarthritis adalah kelainan non inflamasi dari sendi yang bergerak (sendi synovial) sehingga menyebabkan gangguan fungsi abrasiu tulang rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada permukaan sendi atau disekitarnya. 2. Patologi Osteoarthritis terjadi akibat kondrosit gagal dalam mensintesis matriks estra seluler yang berkualita yang mampu memelihara sintesis dan degradasi matriks estra seluler sendi, sehingga produksi kologen, terganggu sehingga terjadi proteoglikan yang pendek. Penurunan sintesis inhibitor proteinase yang berfungsi menghambat funngsi enzim penghancur matriks ekstra seluler. Sintesis kondrosit yang abnormal disebabkan berbagai sitokin, mediator lipid (prostaglandin), radikal bebas dan kontstituen fragmen fibronektin. 3. Etiologi Berdasarkan kriteria ARA (American Rheumaticam osteoarthritis dapat dilklasifikasikan sebagai berikut: Associaton), 1) Osteoarthritis primer Penyebabnya berupa idiopatik dan erosive Osteoarthritis. Osteoarthritis primer dikatakan sebagai perubahan degeneratif yang penyebabnya tidak diketahui. Saiter menyebutkan sebagai ”aging process” dan sendi normal. 2) Osteoarthritis sekunder Adalah penyebab osteoarthritis yang menyertai kelainan seperti kongenital atau kelainan pertumbuhan (contoh: osteochondrosis), penyakit metabolik (contoh: Gout), trauma, inflamasi (contoh: Rheumatoid arthritis). Disebut Osteoarthritis sekunder karena diketahui penyebabnya. Adapun faktor predisposisi terjadinya osteoarthritis sendi lutut adalah : (a). Umur Angka kejadian dan derajat beratnya osteoarthiritis sendi lutut semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai fakta harus diterima bahwa makin tua makin turun kualitas tulang rawan sendi lutut. Tulang rawan sendi sebagai bantalan penahan tekanan semakin tua semakin kurang elastisitasnya. (b). Obesitas Pada keadaan normal berat badan akan mempengaruhi media sendi lutut dan akan diimbangi otot-otot paha bagian lateral sehingga resultant gaya akan melewati bagian tengah atau sentral sendi lutut. Pada obesitas resultant gaya akan bergeser ke medial sehingga beban gaya yang diterima sendi lutut tidak seimbang. (c). Cidera sendi Cidera (misalnya robeknya meniscus, ketidakstabilan ligament dapat menjadi predisposisiosteoarthritis lutut. (d). Jenis kelamin Wanita lebih sering terkena osteoarthritis, dibandingkan pria. (e). Gangguan mekanik. Kelainan perubahan pada bentuk sendi lutut mempermudah atau mempercepat terwujutnya osteoarthritis. (f). Faktor metabolik Deposit kristal asam urat adalah manisfestasi ganguan metabolism yang mendasari arthritis gout dan condro calsinosis. keadaan ini dapat berlanjut menjadi osteoarthritis. Diabetes mellitus berperan sebagai faktor predisposisi timbulnya osteoarthritis. 4. Perubahan patologi Pada kondisi osteoartritis terjadi perubahan lokal pada cartilago berupa timbulnya bulla atau blister yang menyebabkan serabut kolagen terputus proteoglikan mengalami pembengkakan pada tahap laju, terjadi perubahan air proteoglikan dan bercerai berai yang mengakibatkan struktur dan tulang rawan sendi rusak. Dimana tulang rawan sendi mengadakan reaksi dengan hiperaktifitas pembentukan jaringan kolagen baru dan proteoglikan namun reaksi ini kadang tidak menolong. Pada jaringan juga mengadakan selerotis hilang dan akhimya terjadi disorganisasi sendi dan diikuti dengan absorbsi kapsula yang berlanjut di dalam suatu kondisi sinovitis yang menyebabkan terjadinya ankilosis. Pada Osteoarthritis terdapat proses degradasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam jaringan ikat. lapisan rawan, sinovium dan tulang subchondral. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Osteoarthritis adalah sebagai berikut: 1. Degradasi tulang rawan sendi, yang timbul sebagai akibat danketidakseimbangan antara regenerasi dan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrasi, pelunakan, perpecahan, dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat dan lambat. Untuk proses cepat dalam waktu 10-15 tahun sedang yang lambat 20-30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi. 2. Osteofit, bersama timbulnya degenerasi tulang rawan sendi. Selanjutnya diikuti reparasi tulang rawan sendi. Reparasi berupa pembentukan osteofit ditulang subchondral. 3. Sklierosis subchondral, pada tulang subchondral terjadi reparasi berupa sklerosis (pemadatan atau penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak). 4. Sinovitis adalah inflamasi dan sinovium yang terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi. Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan, ini akan mempercepat proses pengrusakan tulang rawan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, sifat-sifat biomekanis tulang rawan sendi akan berubah, sehingga akan menyebabkan tulang rawan sendi rentan terhadap beban yang biasa. 5. Tanda dan Gejala Klinis Adapun tanda dan gejala klinis dari osteoarthritis sendi lutut adalah : 1. Nyeri Terjadinya nyeri pada OA lutut dapat dijelaskan dari beberapa kemungkinana, antara lain : (a) nyeri yang berasal dari tulang akibat adanya peningkatan tekanan interoseous, (b) nyeri yang bersal dari poriosteum tulang yang terelevasi akibat pembentukan osteofit pada tepi tulang, (c) peregangan kapsul sendi akibat efusi sendi atau proses sinovitis, (d) adanya sindroma periarticular sekunder, bursitis atau tenosinovitis, (e) nyeri muskular akibat regangan pada otot karena efusi sendi atau karena spasme otot. 2. Kaku Sendi, muerupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita osteoarthritis sendi lutut , terjadi kesulitan atau kaku pada saat akan memulai gerakan. 3. Keterbatasan lingkup gerak sendi . 4. Krepitasi disebabkan oleh permukaan sendi yang kasar karena hilangnya tulang rawan sendi. 5. Kelemahan dan atrophi otot lebih disebabkan oleh meniscus. 6. Deformitas osteoarthritis yang berat akan menyebabkan destruksi tulang tulang rawan sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. 6. Gangguan Fungsional Penderita sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan fungsional dasar seperti bangkit dari duduk, jongkok, berlutut/jalan, naik turun tangga atau fungsional yang membebani sendi lutut. 7. Komplikasi Penyakit ini apabila tidak mendapat penanganan yang baik dan tepat, maka memerlukan berbagai masalah baru yang teriadi akibat proses penyakit itu sendiri. Seperti adanya spur (osteofit) sehingga teriadi proses penghancuran tulang rawan sendi. Tulang subkondral lama kelamaan dapat menusuk pada metafisis dari tulang tibia dan tulang femur sebagai akibatnya terjadi komplikasi seperti nyeri, kaki terbentuk varus dan valgus, atrofi kelemahan otot meniscus quadriceps femoris, menurunya ketahanan struktur dan komplikasi deformitas varus dan valgus. Terganggunya aktifitas sehari-hari seperti aktifitas beribadah, jongkok, duduk, bendiri dan jalan.