72 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari adopsi IFRS, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Penelitian dilakukan dengan sampel perusahaan manufaktur sejumlah 51 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Berikut kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan : 1. Adopsi IFRS tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan revisi tujuh PSAK di bawah program konvergensi IFRS tidak menyebabkan perubahan dalam kebijakan akuntansi perusahaan. Dalam revisi PSAK No. 14 tahun 2008 mengenai Persediaan tidak berdampak karena rata-rata semua perusahaan telah menggunakan metode FIFO dalam sistem persediaan mereka, sehingga meskipun metode LIFO telah dilanggar dalam penerapan IFRS hal tersebut tidak berdampak pada perusahaan. Pada revisi PSAK No. 16 tahun 2007 disebutkan bahwa penilaian aset tetap berdasarkan metode biaya perolehan dan metode revaluasi, hal tersebut juga tidak berpengaruh karena sebelum PSAK tersebut direvisi PSAK sebelumnya juga telah menggunakan penilaian asset tetap berdasarkan metode biaya perolehan. Pada revisi PSAK No. 13 tahun 2007 mengenai Properti Investasi disebutkan dalam revisi bahwa penilaian properti investasi berdasarkan metode biaya perolehan dan metode fair value. PSAK sebelum revisi telah menerapkan metode biaya perolehan. 73 Pada revisi PSAK No. 26 tahun 2008 dari segi kapitalisasi biaya pinjaman sama dengan PSAK sebelumnya. Pada revisi PSAK No. 30 tahun 2007 dari segi kapitalisasi aktiva sewa dan kriteria klasifikasi sewa pembiayaan sama dengan PSAK sebelum direvisi, perbedaannya hanyalah mengenai pengaturan tentang sewa pembiayaan tanah, pada PSAK adopsian IAS No. 17 tidak diatur mengenai tentang sewa pembiayaan tanah, sedangkan pada PSAK lama diatur tentang sewa tanah yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. 2. Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan konsep manajemen laba berkaitan dengan teori akuntansi positif dan teori keagenan. Semakin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Dapat disimpulkan semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Semakin tinggi rasio hutang atau ekuitas semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit. Semakin tinggi batasan kredit semakin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajer akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat meringankan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis. 3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan perusahaan besar cenderung tidak menggunakan metode-metode 74 akuntansi dalam rangka memanipulasi laba periodik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat, sehingga lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, mereka memiliki kemampuan lebih untuk mempertahankan kondisi internal yang efisien dengan sistem kontrol dan tata kelola perusahaan yang baik dari sisi prosedur, monitoring, dan staf internal auditor yang kompeten. Pengendalian internal yang efisien, sistem dan tata kelola perusahaan yang baik membantu mengontrol keakuratan informasi keuangan kepada publik, termasuk informasi yang tidak akurat yang berasal dari manajemen laba. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk penelitian di masa depan diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini khususnya pengaruh adopsi IFRS yaitu pra adopsi IFRS dan pasca adopsi IFRS terhadap manajemen laba. Sehingga penelitian tentang pengaruh adopsi IFRS pada pelaporan keuangan di Indonesia juga lebih jelas apakah berpengaruh pada kebijakan akuntansi dengan menggunakan pembanding pra adopsi IFRS dengan pasca adopsi IFRS. 2. Penelitian di masa depan diharapkan memperluas sampel penelitian perusahan, tidak hanya melingkupi perusahaan manufaktur saja. Sehingga kesimpulan untuk penelitian selanjutnya dapat digeneralisasikan. 75 3. Penelitian di masa depan diharapkan memperluas penelitian hingga tahun adopsi IFRS di atas tahun 2010 dalam kata lain melihat dampak adopsi IFRS yang lainnya terhadap manajemen laba, karena dalam penelitian ini hanya sebatas tujuh PSAK yang diteliti. 4. Penelitian di masa depan diharapkan dapat menggunakan discretionary accrual yang lain atau yang lebih baru selain model Jones, model Modified Jones atau model Francis sehingga penelitian dapat diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan model lama. 5. Penelitian di masa depan diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain selain dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh varibel lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba selain variabel dalam penelitian ini, contohnya efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit, atau tenure KAP dan sebagainya. 6. Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menemukan pengukuran variabel adopsi IFRS selain menggunakan dummy variable, sehingga dapat memberikan variasi dalam pengukuran variabel adopsi IFRS.