BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Harold Laswell “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) who says what in which channel to whom with what effect ?” atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana ?11 Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 12 1. Sumber (Source), sering disebut juga pengirim (Sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. 2. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. 3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 4. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicate), penyandi-balik atau (decoder), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. 11 12 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda, 2007 Hal 69 Ibid 12 13 5. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya. 2.2. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berlanjutan. Tujuan komunikasi terpadu adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. Komunikasi pemasaran terpadu menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan dan calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan dimasa mendatang. Lebih jauh lagi, komunikasi pemasaran terpadu menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses komunikasi pemasaran terpadu berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik pada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu di kembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. 13 Komunikasi pemasaran memegang peranan yang penting bagi pemasar. Tanpa adanya komunikasi, konsumen maupun khalayak tidak akan mengetahui 13 Terence A. Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 (edisi 5). Jakarta: Erlangga. 2003, hal 24 14 keberadaan produk dipasar. Dalam komunikasi pemasaran harus selalu berhatihati dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Pesan yang disampaikan melalui media elektronik seperti televisi, radio, internet, dirancang sedemikian rupa agar bisa membujuk atau mempengaruhi konsumen karena tujuan utama dari iklan adalah untuk membujuk atau mempengaruhi khalayak . 2.2.1.Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran a. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan , mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. b. Iklan Advertising terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media lain (billboards, internet, dan sebagainya) c. Antar bisnis (Bussiness-to-bussiness) maupun akhir. Kedua iklan ini dibiayai oleh sponsor tertentu (pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa (nonpersonal) karena perusahaan sponsor tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. d. Iklan langsung (direct advertising), biasa disebut pemasaran berdasarkan database (database marketing), telah mengalami pertumbuhan pesat 15 ditahun-tahun belakangan ini akibat efektivitas komunikasi yang terarah serta teknologi komputer yang memungkinkan hal itu terjadi. e. Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembeli suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Sebagai bahan perbandingan, ada iklan yang didesain untuk mecapai tujuan lain yaitu menciptakan kesadaran merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. Promosi penjualan diarahkan baik untuk pelanggan. Promosi penjualan baik diarahkan untuk perdagangan (kepada pedagang besar dan pengecer) maupun kepada konsumen. f. Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer. Promosi penjualan berupa berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis, kontes undian, potongan harga setelah pembelian dan lain-lain. g. Pemasaran sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu (misalnya kompetisi besar seperti world cup dalam olahraga sepakbola) atau melalui suatu kegiatan sosial (seperti united way). h. Publisitas (publicity), seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas 16 biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk – bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media dianggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak biayai perusahaan yang mendapat manfaatnya. i. Komunikasi ditempat pembelian (point-of-purchase communication) melibatkan peraga, poster, tanda dan berbagai materi lain yang didesain untuk memnpengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian. Display ditoko memainkan peran penting dalam menarik perhatian konsumen.14 2.2.2 Bauran Komunikasi Pemasaran Pemasaran dalam konsep awal yang sederhana dikenal bentuk bauran pemasaran atau Marketing Mix. Marketing Mix pada dasarnya terdiri dari 4 elemen penting atau yang disebut juga dengan istilah 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Place (distributor), Promotion (promosi).15 a. Product (produk), menentukan produk yang akan ditawarkan dengan segala pertimbangannya, misalnya kualitas, bentuk warna, kemasan dan lain-lain. b. Price (harga) menentukan berapa harga produk itu yang akan ditawarkan kepada konsumen. Penentu harga ini juga harus melalu banyak 14 15 Ibid, hal 5-7 Sutisna. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran., 2001, hal 9 17 pertimbangan, misalnya daya beli konsumen, margin yang diinginkan, dan lain-lain. c. Place (tempat), menentukan saluran yang akan dipakai agar produk yang ditawarkan bisa terjangkau oleh pasar sasaran . khususnya konsumen produk low involvement yang cenderung tidak loyal. Sehingga ketersediaan produk dipasaran sangat menentukan tingkat penjualan produk. d. Promotion (promosi), menentukan bauran promosi yang akan ditempuh untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, yaitu promosi penjualan, hubungan masyarakat atau publisitas, penjualan pribadi, atau pemasaran langsung. Dalam proses mengkomunikasikan produk kepasar sasaran, sangan perlu diperhatikan mengenai tema dan isi pesan yang harus disampaikan. Pesan komunikasi yang disampaikan terutama melalui iklan, akan sangat menentukan posisi produk dimata konsumen. Pada dasarnya pemasaran merupakan sebuah proses yang mencakup siapa konsumen yang akan dituju, apa yang konsumen inginkan dan bagaiman mengembangkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta melakukan proses dalam menyampaikan atau memasarkan produk kepada konsumen dan pada kenyataannya proses pemasaran tersebut erat kaitannya dengan komunikasi, karena tanpa komunikasi pemasaran sulit terwujudkan. 18 2.3 Iklan Sebagai Bagian dari Komunikasi Pemasaran Iklan merupakan bagian dari bauran promosi (Advertising, Personal selling, Publicity, Sales Promotion, Direct Marketing). Untuk lebih mengetahui lebih jelas tentang promosi, berikut ini diuraikan lebih rinci alat dari promosi atau yang biasa dikenal dengan promotin mix menurut Kotler16 : 1. Advertising (Pemasangan Iklan) Bentuk presentasi dan promosi non-personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. 2. Personal Selling (Penjualan Personal) Presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 3. Publicity (Hubungan Masyarakat) Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagu dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. 4. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. 16 Philip Kotler dan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi 9 Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. 2004, hal 600-601 19 5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) Hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera, maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng. Iklan dapat didefinisikan sebagai segala bentuk pesan suatu produk yang disampaikan melalui media dan ditujukan kepada sebagian masyarakat. Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam menyampaikan pesan yang persuasif. Dalam sebuah iklan, pesan merupakan inti penting dari penyampaian pesan yang efektif. Media yang digunakan pengiklan sebagai saluran untuk penyampaian pesan tersebut dapat berupa media elektronik, cetak bahkan media internet. Komunikan dari sebuah iklan adalah target yang dituju oleh pengiklan tersebut sendiri. Oleh sebab itu dalam suatu kampanye periklanan ada suatu proses yang dilalui agar memperoleh respon dari khalayak. Sandra Moriaty dalam bukunya menggambarkan proses komunikasi periklanan tersebut dalam bentuk bagan sebagai berikut. 20 Source (Advertiser) Encoder (Agency) Message (advertisem ent) Channel Noise Recevier (Media) (competitor) (Viewer) Feed Back Gambar 2.1: Skema Proses Komunikasi (Sumber Sandra E, Moriarty. Creative Advertising : Theory and Practice, 1991) Dari bagan komunikasi diatas dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi iklan dimulai dari produsen (source) menggunakan jasa biro iklan (encoder) untuk penyampaian iklan (message) yang disampaikan melalui berbagai media (channel) yang berlaku dimasyarakat. Pesan yang disampaikan tersebut harus cukup kuat untuk bersaing dalam mengatasi berbagai pesan lainnya dari kompetitor (noise), sehingga dapat dimenegerti (decode) oleh pemirsa, pendengar dan pembaca (receiver).17 Dalam konteks ini media massa seperti televisi, efek suara, dan isi cerita harus dirancang se-kreatif mungkin sehingga mempunyai tingkat diferensiasi yang tinggi. 2.4 Iklan dan Periklanan Iklan atau advertising dapat difefinisikan sebagai “any paid from of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang 17 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication Taktik dan Strategi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2009, hal 4 21 diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud.18 Iklan yang efektif biasanya dirancang dengan kreatif, yakni bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan yang lain. Iklan yang sama dengan sebagian lainnya tidak akan mampu menerobos kerumunan iklan kompetetif dan tidak akan dapat menarik perhatian konsumen. 19 Periklanan merupakan suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya misalnya melalui program siaran televisi. Periklanan adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara 18 Morissan, M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana. 2010, hal 17-18 Terence A. Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 (edisi 5). Jakarta: Erlangga. 2003, Hal 416. 19 22 yang efektif dari segi biaya untuk mendestribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang.20 Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh bagian pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam penyajiannya, periklanan biasanya menggunakan tulisan, kata-kata, gambar-gambar atau bahkan menggunakan orang, produk dan jasa yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan periklanan dengan maskud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat. Tanpa adanya periklanan,berbagai produk tidak akan dapat mengalir secara lancar kepada distributor bahkan ke konsumen. Adapula definisi menurut praktisi periklanan di Indonesia : Menurut Kustadi Suhandang, periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya.21 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan pengiklan melalui media massa memiliki tujuan yang sama yaitu 20 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2009, hal 202. 21 Kustadi Suhandang. Periklanan Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung: Nuansa. 2005. Hal 13 23 memberikan informasi kepada khlayak untuk membujuk mereka agar menggunakan produk yang ditawarkan oleh pengiklan. Adapula fungsi dan peran periklanan yaitu : a. Membangun awareness atau produk dan merk b. Membentuk image produk c. Menyediakan informasi atas produk dan merk d. Mendorong audiens mengambil tindakan e. Sarana untuk mengingatkan merk terhadapat audiens f. Memperkuat minat pembelian dan pengalaman merk g. Membujuk audiens.22 2.4.1 Tujuan Iklan Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning merek, dan program pemasaran. Tujuan periklanan menurut Kotler sebagai berikut : a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi” Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk yang ada. 22 Williams D. Wells, Sandra Moriarty, and John Burnett, Advertising Principle and Practice (7thed). New Jersey : Pearson Prentice Hal. 2006. Hal 10 24 b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif” Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa. c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat” Bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa d. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “penguat” Bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat.23 Tujuan iklan yang utama adalah pembentukan citra diri konsumen. Citra diri ini tidak dibentuk secara mandiri oleh konsumen itu sendiri, melainkan diarahkan sesuai dengan maksud produsen. Dengan demikian iklan akan membentuk pola konsumsi yang berpangkal pada kemauan produsen dan berjuang pada gaya hidup tertentu, dan konsumtif. 2.4.2 Tipe-Tipe Iklan Menurut Rhenald Kasali iklan memiliki bermacam-macam jenis dan tujuannya masing-masing. Berdasarkan jenis dan tujuannya tersebut iklan memiliki tipe sebagai berikut : a. Iklan produk atau korporal atau advetorial Iklan yang menginformasikan suatu produk atau jasa di media massa kepada khalayak dengan harapan khalayak dapat mengetahui, memahami, 23 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2009, hal 202 25 dan membeli produk barang maupun jasa yang diinformasikan melalui iklan tersebut sehingga dapat menguntungkan pihak produsen. b. Iklan layanan masyarakat Ikaln yang menginformasikan suatu informasi baru kepada masyarakat atau penyuluhan, dan iklan ini bersifat tanpa keuntungan (Non Profit) c. Iklan pembelaan (advocay Ad) Iklan yang menginformasikan mengenai pencitraan baik produk ataupun orang yang mempunyai kepentingan politik atau kelompok. Biasanya iklan ini bertujuan untuk mengembalikan nama baik seseorang atau suatu merek dimata masyarakat. d. Iklan luar ruang Iklan ini memang bertujuan untuk mengkomersialisasikan, namun pemanfaatan medianya menggunakan media luar ruang seperti : Neon Box, Signboard, Poster, Banner, Flyer, dan lain sebagainya. Tujuan dari iklan luar ruang ini adalah untuk menjangkau lokal ataupun jangkauan khalayak terdekat agar mendapatkan perhatian khalayak terhadap produk diinformasikannya 2.4.3 Media Periklanan Penggunaan media komunikasi yang dipilih secara tepat,sesuai dengan produk barang atau jasa yang ditawarkan akan memberi efek yang mampu menarik cukup banyak perhatian khalayak 26 Menurut A.M Hoeta Soehoet adalah sebagai alat perantara dalam proses penyampaian isi pernyataan (Message) dari komunikator sampai kepada komunikan atau penyampaian umpan balik (feedback) dari komunikan.24 Agusrijanto mengelompokkan media iklan menjadi dua, yaitu : a) Above the line/ up the line (media lini atas) yakni kelompok media promo yang memerlukan luar ruang seperti media cetak surat kabar, media elektronik, televisi, radio, video, dan sebagainya. Kebanyakan pada media televisi mengandalkan hidup dari iklan, sehingga statiun televisi seringkali tidak terganggu dalam membuat maupun membeli program acara yang akan ditayangkan untuk memberi informasi hingga menghibur pemirsa televisi. Dengan kata lain iklan merupakan pemasukan utama bagi statiun televisi untuk melangsungkan bisnisnya. b) Below the line/ under the line (media lini bawah) yakni kelompok media promo yang tidak memerlukan luar ruang seperti barangbarang-barang cetakan (brosur, flyer dan sebagainya) dan juga direct mail, promosi penjualan, sponsor (literature penjualan). Termasuk dalam kategori periklanan tanggapan langsung, yakni segala bentuk advertensi yang digunakan untuk menjual barang 24 1 A.M Hoeta Soehoet. Media Komunikasi. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta – IISIP. 2003. Hal 27 secara langsung kepada konsumen, apakah melalui syarat, kupon yang disebarluaskan diberbagai media cetak, atau melalui telpon.25 2.5 Televisi Sebagai Media Periklanan Salah satu media massa yang sangat popular dimasyarakat adalah televisi. Menurut Ferbey dalam bukunya “How To Produce Succesful Advertising”. Televisi adalah media yang paling banyak disukai pengiklan karena akibat yang ditimbulkannya yaitu mudah dilihat,kemampuannya mendemonstraikan sesuatu dan kemampuannya menceritakan sesuatu.26 Televisi mempunyai karakter yang sangat spesifik dan tidak dimiliki oleh media lain yaitu pesan yang disampaikan hadir secara utuh, artinya sumbersumber informasi seperti manusia, benda, alam dll dihadirkan secara utuh. Serta isi pesan hadir secara cepat dan dekat dengan para khalayak dalam wujud seperti aslinya. Berikut kelebihan dan kekurangan media televisi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk para pengiklan. Kelebihan dari televisi ialah: a. Efisiensi Biaya Kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga menjangkau 25 Agusrijanto. Copywriting. Bandung: Rosdakarya. 2002. Hal 115 AD. Ferbey, How To Produce Succesful Advertising. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama. 1997, hal 52. 26 28 khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan masalah ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala (individu). b. Dampak yang kuat Kemmapuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada kedua indera sekaligus yaitu mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Televisi juga mmapu mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor. c. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktu mereka di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli (konsumen) tertarik pada perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi.27 Kelemahan televisi ialah: a. Biaya yang besar Untuk memproduksi iklan dan menyiarkan siaran komersial ditelevisi membutuhkan biaya yang sangat besar, sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah bila dibanding dengan media lain. 27 Rhenald Kasali. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cet. V. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. 2007, hal 121 29 b. Khalayak yang tidak selektif Karena segmentasi televisi tidak seselektif surat kabar atau majalah, iklan yang disiarkan ditelevisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat. c. Kesulitan teknis Televisi tidak mudah dalam pengaturan teknis, iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat begitu saja diubah jadwalnya apalagi menjelang jamjam penayangannya. Selain itu kelemahan dari televisi sebagai media periklanan yaitu tidak dapat menyampaikan volume berita seperti yang terdapat didalam surat kabar. Oleh karena itu, isi pesan yang disampaikan harus singkat dan jelas. Cara penyampaian kata perkata harus benar dan intonasi suara harus tepat dan jelas. Kesemuanya itu tentu saja menekan unsur isi pesan yang komunikatif agar pemirsa mudah mengerti secara tepat tanpa harus menyimpang dri pemberitaan dan segala sesuatu yang dikaji atau disiarkan oleh televisi tidak dapat dikaji ulang karena penyampain pesanya sekilas dan cepat.28 2.5.1 Iklan Televisi Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan ke semua lapisan masyarakat. Media televisi memiliki kekuatan informatif persuasif yang lebih tinggi dibandingkan dengan media lainnya sehingga media ini 28 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta. 1996, Hal 18 30 dapat dikatakan lebih sempurna dan efek yang ditimbulkan lebih kuat dibandingkan media lain. Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori above the line. Sesuai karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara gambar dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan media ini sangat menarik perhatian dan impresif. Untuk iklan yagn berbentuk spot lebih sering disebut dengan istilah klip iklan. Dewasa ini, bentuk – bentuk iklan televisi cukup bervariasi. Bila dulu cenderung terdiri atas klip (baik live action, stop action, maupun animasi dan still), sekarang dikembangakan berbagai kemungkinan baru yang dapat berpotensi digunakan untuk pengelola televisi untuk dijadikan sebagai saran periklanan. Bentuk-bentuk baru tersebut misalnya running text, super impose, announcer back ground, blocking programe, bahkan benda – benda yang diperlihatkan dan disorot oleh kamera digunakan sebagai iklan.29 Menurut Renald Kasali ada beberapa bentuk iklan televisi berdasarkan untuk siarannya, sebagai berikut : 1. Pensponsoran Pembuatan dan penayangan iklan televisi dibiayai atas biaya sponsor (pengiklan). 2. Partisipasi 29 Henry Saputro, Gunadi Suharso, Bary Subakti, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang disempurnakan, Komunikasi Periklanan, 1996. Hal 92 31 Iklan yang disisipkan di antara satu atau beberapa acara dengan membeli waktu yang tersedia. 3. Spot Announcement Iklan tersebut ditempatkan di pergantian acara. 4. Public Service Announcement Iklan layanan masyarakat ditempatkan ditengah-tengah suatu acara. 2.5.2 Unsur-Unsur Iklan Televisi Menurut Rhenald Kasali dalam membuat iklan adanya unsur-unsur yang mendukung dalam membuat dan mendesain iklan di media massa. Unsur-unsur tersebut adalah : a. Musik atau Jingle Jingle adalah melodi iklan, musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur yang penting atau utama dalam iklan radio dan televisi. Musik atau jingle dalam iklan mengisi sebuah iklan di media massa dapat menunjang keberhasilan sebuah iklan, karena dengan musik sederhana dan mudah baik nada maupun liriknya, akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. b. Storyboard Visualisasi untuk iklan televisi (TVC) yang merupakan rangkaian gambar kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi atau persegi panjang yang melampirkan alur cerita sebuah iklan yang diusulkan. 32 c. Copy atau Script Script adalah naskah, biasanya script dapat digunakan untuk radio, televisi, sinema, drama, teater, maupun iklan. d. Endorser Endorser berasal dari kata endose yang berarti menguasakan atau mendukung. Sedangkan endorser maksudnya adalah orang yang yang mendukung. Pada sebuah iklan, endorser merupakan penggunaan tokoh yang dapat digunakan sebagai pameran iklan. e. Slogan Slogan adalah baris kalimat penutup (the pay off line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk atau perusahaan. Slogan dapat ditampilkan dalam bentuk audio (voice) saja, tulisan (visual) saja atau pun audio-visual. f. Logo Logo adalah simbol atau identifikasi suatu produk atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali suatu produk.30 2.6 Tingkatan Dalam Proses Komunikasi Periklanan Menurut Robert J. Lavidge dan Gary Steiner, tingkatan yang berlaku dalam proses komunikasi periklanan adalah31 : 30 Frank Jefkins, Periklanan, Edisi ketiga, Jakarta: Erlangga, 1995, hal 163 Robert J. Lavidge and Gary A,Steiner, A Model For Predictiv Measurement of Advertising Effetiviness. Journal of Marketing, 1996. Hal 56 31 33 1. Awareness (tingkat kesadaran) 2. Knowledge (tingkat pengetahuan) 3. Liking (tingkat kesukaan) 4. Preference (tingkat pilihan) 5. Conviction (tingkat keyakinan) 6. Purchase (tingkat pembelian) Pengertian uraian diatas adalah : 1. Awareness, tahap dimana konsumen mengetahui adanya produk tetapi hanya sambil lalu (sekedar tahu), misalnya hanya tahu merek atau jenis produknya. 2. Knowledge, tahap dimana konsumen mempunyai pengetahuan tentang suatu produk,tidak hanya terbatas pada pengetahuan tentang adanya suatu produk tetapi lebih mendalam lagi. Misalnya tentang harganya, dimana mendapatkannya dan lain-lain. 3. Liking, tahap dimana konsumen sudah membuat suatu penilaian terhadap produk yang dimaksud. 4. Preference, tahap dimana konsumen sedang menetapkan pilihannya terhadap produk. 5. Conviction, tahap dimana konsumen sedang menetapkan suatu produk tetapi belum menentukan apakah memang benar produk pilihannya adalah yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya. 6. Purchase, tingkah laku konsumen membeli produk yang dimaksud. 34 2.7 Teori S-O-R Untuk menggambarkan suatu pengaruh komunikasi terhadap khalayak denga kaitannya dalam penelitian ini, dapat dijabarkan melalui Model Stimulus Respons atau teori S-O-R, yaitu model komunikasi yang dimodifikasi oleh De Fleur dengan memasukkan unsur organisme untuk membahas komunikasi massa yang pengaruhnya terhadap orang – perorangan. Menurut teori S-O-R ini, efek yang ditimbulkan oleh reaksi khusus hingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antar pesan atau informasi yang disampaikan dengan reaksi komunikan. Teori S-O-R secara jelas dapat dilihat pada bagan, sebagai berikut32 : STIMULUS ORGANISME RESPON Gambar 2.2 Model Teori S-O-R Keterangan : S (stimulus) : Rangsangan, sebuah isi pesan iklan produk dari produsen yang ditujukan kepada khalayak. O (organisme) : Komunikan, orang-orang yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, sehingga timbul membentuk sikap positif. 32 Onong Uchjana Effendy, M.A. Ilmu, Teori & Filasafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti. 2003, hal. 255. 35 R (response) : Respon, pesan tersebut dapat diterima khalayak sehingga diharapkan adanya perubahan tingkah laku. Pada bagan di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada komunikan. Stimulus yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap33. Berdasarkan teori S-O-R ini juga dijelaskan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan akan menimbulkan efek yang kehadirannya terkadang tanpa disadari oleh komunikan34. Asumsi dasar dari model ini yaitu, bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, symbolsimbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. 33 34 Ibid. hal. 254-255. Ibid. 36 2.8 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,dan raba.35 Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :36 1. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau 35 36 materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2003, hal 121 Ibid, hal 122 37 menyimpulkan, meramaikan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya. 38 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarakan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengetahuan merupakan mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui, kepandaian. Macam-macam pengetahuan menurut polanya. 1. Pengetahuan tahu bahwa pengetahuan tentang informasi tertentu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang benar adanya, bahwa apa yang dikatakannya benar. Pengetahuan ini adalah informasi atau data yang dimilikinya. 2. Pengetahuan tahu bagaimana ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan jenis ini berkaitan dengan jenis praktek, maka disebut juga pengetahuan praktis. 3. Pengetahuan tahu mengenai adalah sesuatu yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman pribadi. Pengetahuan akan produk diperoleh dari pembelajaran kognitif yang dilakukan konsumen (Mowen & Minor, 2001). Proses pembelajaran yang terjadi adalah dengan cara penyimpanan informasi, mempertahankan informasi yang diperoleh, dan mengeluarkannya kembali. 39 2.9 Efek Kognitif Para ahli dalam membahas masalah efek mengemukakan sesuai dengan penekanannya masing-masing. Bimo Walgito menyimpulkan bahwa dalam efek terkandung adanya tiga komponen pokok, yaitu37 : 1. Efek kognitif, yaitu yang berkaitan dengan pengetahuan pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap suatu objek. 2. Efek afektif, yaitu yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal negative. 3. Efek konatif, yaitu yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak seseorang terhadap objek sikap. Dalam konteks brand awareness, maka yang akan dibahas lebih spesifik disini adalah mengenai pada tahap kognitif saja. Proses kognitif bertujuan untuk menjelaskan bagaimana informasi eksternal diberi pemaknaan menjadi sebuah pemikiran dan penilaian. Sebuah pemikiran adalah sebagai hasil dari proses kognitif atau sebagai respons yang berasal dari pengalaman masa lalu dan bisa membentuk penolakan atau penerimaan dari pesan yang diterima. Pengaruh suatu iklan berdasarkan pengalaman dari konsumen akan membentuk sikap positif atau negative 37 Paulus Lilik Kristrianto. Psikologi Pemasaran. Yogyakarta : CAPS. 2011, hal. 136. 40 terhadap iklan serta merek. Sikap positif atau negative akan mempengaruhi keputusan pembelian produk oleh konsumen. Para peneliti membedakan respons kognitif menjadi tiga bagian, yaitu38 : 1. Product / messages thought (pemikiran soal produk / pesan), pemikiran ini berasal dari pesan iklan yang diterima oleh konsumen. Pesan iklan yang diterima konsumen belum tentu sesuai dengan dengan pesan yang ingin disampaikan produsen. 2. Source oriented thought (pemikiran soal sumber), yaitu respons kognitif yang berasal dari sumber informasi atau produsen. 3. Advertisement execution thought (pemikiran soal iklan), pemikiran yang berkaitan dengan pemahaman yang dirasakan individu setelah melihat iklan. Ketiga proses kognitif tersebut, terkadang melebur menjadi satu tidak terpisahkan bahkan sering kali tidak terlihat hubungan ketiganya ini. Aspek kognitif merupakan proses komunikasi yang pertama kali dialami ketika menghadapi suatu objek sikap, yaitu ketika individu menerima informasi atau pengetahuan akan suatu merek atau produk. Aspek kognitif meliputi 4 tahap ; 1) Awareness yaitu tahan kesadaran akan suatu merek atau produk tertentu, 2) Knowledge yaitu dimana konsumen menerima informasi 38 Belch & Belch. Advertising & Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. New York: McGraw Hill. 2001, hal. 272. 41 mengenai suatu produk, sehingga ia memiliki pengetahuan terhadap produk atau merek, 3) Opinion yaitu dimana konsumen sudah merasa yakin terhadap produk berdasarkan klaim tertentu dari produk tersebut, 4) Value yaitu dimana konsumen sudah dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam produk untuk kebaikan dirinya39. 2.10 Brand Awareness Brand Awareness adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.40 Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Merek adalah ”nama, istilah, simbol atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual untuk membedakan produknya dari produk pesaing”.41 Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Kesadaran merek adalah dimensi dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah 39 Hessim Hanna & Richard Wozniak. Consumer Behavior. New Jersey : Prentice Hall. 2001, hal. 182 40 Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak, Strategi Menaklukan Pasar melalui riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta 2001, hal 54 41 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2009, hal 258 42 tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek.42 Terdapat empat tingkatan kesadaran merek menurut David A. Aaker (1997), yaitu seperti berikut ini : 1. Top Of Mind, adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam bnak konsumen. Top Of Mind adalah single respon question. 2. Brand Recall, (pengingatan kembali terhadap merek) adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall). 3. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingtatan kembali lewat bantuan (aided recall). 4. Brand Unaware (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.43 42 Terence A. Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 (edisi 5). Jakarta: Erlangga. 2003 hal 11 43 Darmadi Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman. BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004, hal 6-7 43 Top of Mind Brand Recall Brand Recognition Brand Unaware Gambar 2.3: Piramida Tingkatan Merek Sumber : David A. Aaker, Manajemen Ekuitas Merek (1997) 2.11 Hipotesis Teori Berdasarkan landasan teori yang ada, peneliti juga mengambil penelitian terdahulu mengenai pengaruh iklan televisi dan brand awareness, yaitu “Pengaruh Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Terhadap Keputusan Pembeli” (Studi pada Mahasiswa fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Angkatan 2012-2013 yang Menggunakan Produk Sabun Mandi Lifeboy). 44 Penelitian ini dilakukan di Universitas Brawijaya serta penelitian eksplanasi dengan menggunakan metode survey berupa instrument kuesioner. Penelitian ini dilakukan oleh Melynda Dyah Kurnyawati, Srikandi Kumadji, dan Edy Yulianto kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya angkatan 2012-2013 yang 44 Melynda Dyah Kurnyawati, Srikandi Kumadji, dan Edy Yulianto. Pengaruh Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Mahasiswa fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Angkatan 2012-2013 yang Menggunakan Produk Sabun Mandi Lifeboy). Skripsi Universitas Brawijaya. Malang, 2014 44 menggunakan produk sabun mandi merek Lifeboy. Terdapat 49 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 53 orang responden berjenis kelamin perempuan. Hasil data yang diterima menunjukkan bahwa pengaruh variabel iklan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel brand awareness dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,550 dan tingkat signifikasi 0,000 (p<0,05). Lalu penelitian yang kedua dengan judul “Pengaruh Iklan Televisi Mizone versi ‘Love Today’ Terhadap Brand Awareness dan Keputusan Pembelian pada Mahasiswa/i Universitas Gunadarma Kalimalang”.45 Penelitian ini dilakukan oleh Yunda Febrianda dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada 250 responden di Universitas Gunadarma Kalimalang yang sudah melihat iklan Mizone versi “Love Today”. Hasil penelitian yang dilakukan menujukan bahwa pada iklan televisi Mizone versi “Love Today” secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap brand awareness pada mahasiswa/i Universitas Gunadarma Kalimalang. 45 Yunda Febrianda. Pengaruh Iklan Televisi Mizone Versi “Love Today” Terhadap Brand Awareness Dan Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa/i Universitas Gunadarma Kalimalang. Skripsi Universitas Gunadarma. Jakarta, 2011.