BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam Penelitian ini peneliti
menggunakan metode pemilihan sampel dengan metode purpositive sampling,
artinya peneliti kemungkinan mempunyai tujuan atau terget tertentu dalam
memilih sampel secara tidak acak (indriantoro, 1999). Penentuan kriteria sampel
diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Dalam penelitian ini,
peneliti akan membatasi sampel yang akan dipilih sesuai dengan kriteria-kriteria
sebagai berikut :
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari Tahun 2006 sampai
2009.
2. Perusahaan yang membagikan deviden kas secara rutin selama periode
pengamatan 2006 sampai 2019.
B. Statistik Deskriptif
Sampel yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dilakukan
analisis standard deviasi untuk melihat nilai minimum, maximum, mean dan
standard deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis
52
53
deskriptif dapat dilihat dari table berikut ini :
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Deviden
120
40.00
1590.00
531.5083
284.34864
Cash_Ratio
120
5.68
188.00
153.2562
34.02009
Current_Ratio
120
128.00
287.00
218.2119
30.88392
DTA
120
.09
1.66
.6079
.22034
EPS
120
243.00
2500.00
811.8167
436.12836
ROI
120
.02
.24
.1210
.05459
SIZE
120
74.00
40894.00
2674.8333
7560.47331
Valid N (listwise)
120
Sumber : Pengolahan Data
Hasil statistik deskriptif untuk Deviden
menunjukkan bahwa
deviden pada periode tahun 2006 - 2009 menunjukkan nilai minimum
40.00, nilai maximum 1590.00, nilai mean
531.5083 dan standard
deviasi sebesar 284.34864
Hasil statistik deskriptif untuk cash ratio menunjukkan bahwa
cash ratio pada periode tahun 2005 – 2008 menunjukan nilai minimum
5.68, nilai maximum 188.00, nilai mean 153.2562 dan standard deviasi
sebesar 34.02009
Hasil statistik deskriptif untuk Current ratio menunjukkan bahwa
current ratio pada periode tahun 2005 - 2008 menunjukkan nilai
minimum 128.00, nilai maximum 287.00, nilai mean 218.2119 dan
standard deviasi sebesar 30.88392
54
Hasil statistik deskriptif untuk Debt total assets menunjukkan
bahwa Debt total assets pada periode tahun 2005 - 2008 menunjukkan
nilai minimum 0.09, nilai maximum 1.66, nilai mean 0.6079 dan
standard deviasi sebesar 0.22034
Hasil statistik deskriptif untuk Earning per share menunjukkan
bahwa Earning per share pada periode tahun 2005 - 2008 menunjukkan
nilai minimum 243.00, nilai maximum 2500.00, nilai mean 811.8167 dan
standard deviasi sebesar 436.12836
Hasil
statistik
deskriptif
untuk
Return
on
investment
menunjukkan bahwa Return on investment pada periode tahun 2005 2008
menunjukkan nilai minimum 0.02, nilai maximum 0.24, nilai
mean 0.1210 dan standard deviasi sebesar 0.05459
Hasil statistik deskriptif untuk size/total assets menunjukkan
bahwa size/total assets pada periode tahun 2005 - 2008 menunjukkan
nilai minimum 74.00, nilai maximum 40894.00, nilai mean 2674.8333
dan standard deviasi sebesar 7560.47331
C. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak, dapat dilakukan dengan dua cara
untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic.
55
Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas
residual dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, seperti
terlihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1
Sumber : Pengolahan Data
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi data adalah normal,
metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat
probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi
normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
sebagaimana ditunjukan pada gambar 4.2 berikut ini.
56
Gambar 4.2
Sumber : Pengolahan Data
Gambar probabilitas pada gambar 4.2 diatas menunjukan data
terdistribusi normal karena distribusi data residualnya terlihat mengikuti
garis diagonalnya. Pengujian normalitas data selain dengan analisa grafik
dapat juga dilakukan dengan analisis statistic melalui Uji Kolmogorov
Smirnov. Secara multivarians pengujian data dilakukan terhadap nilai
residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukan dengan nilai
signifikansi di atas 0,05 (Ghozali, 2005:32). Hasil pengujian normalitas
57
distribusi data dari masing-masing variabel adalah sebagaimana ditunjukan
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2
HASIL UJI NORMALITAS DATA KOLMOGOROV-SMIRNOV
No
Variabel
N
Z
1
2
3
4
5
6
7
Deviden
Cash Ratio
Current Ratio
DTA
EPS
ROI
Size
120
120
120
120
120
120
120
1,175
2,269
1,212
1,297
1,719
1,277
4,861
Asymp.
Sig. (2tailed)
0,126
0,000
0,106
0,069
0,005
0,077
0,000
Keterangan
Normal
Tidak Normal
Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test yang dapat
dilihat dari tabel 4.3 maka dapat dihasilkan sebagai berikut :
1. Deviden
Variabel Deviden memberikan
nilai 1.175 dengan tingkat
signifikansi 0.126 atau berada diatas 0.05 hal ini berarti Ho diterima atau
variabel Deviden berdistribusi normal.
2. Cash Ratio
Untuk Variabel Cash Ratio memberikan nilai 2.269 dengan tingkat
signifikansi 0.000 atau berada dibawah 0.05 hal ini berarti Ho tidak
diterima atau variabel Cash Ratio berdistribusi tidak normal.
3. Current Ratio
58
Variabel Current Ratio memberikan nilai 1.212 dengan tingkat
signifikansi 0.106 atau berada diatas 0.05 hal ini berarti Ho diterima atau
variabel Current Ratio berdistribusi normal.
4. Debt Total Assets
Variabel Debt Total Asset memberikan nilai 1.297 dengan tingkat
signifikansi 0.069 atau berada diatas 0.05 hal ini berarti Ho diterima atau
variabel Debt Total Asset berdistribusi normal.
5. EarningPer Share
Variabel EarningPer Share memberikan nilai 1.719 dengan tingkat
signifikansi 0.005 atau berada dibawah 0.05 hal ini berarti Ho tidak
diterima atau variabel EarningPer Share berdistribusi tidak normal.
6. Return On Invesment
Variabel Return On Invesmen memberikan nilai 1.277 dengan
tingkat signifikansi 0.077 atau berada diatas 0.05 hal ini berarti Ho
diterima atau variabel Return On Invesmen berdistribusi normal.
7. SIZE / Total Asset
Variabel SIZE/Total Asset memberikan nilai 4.861 dengan tingkat
signifikansi 0.000 atau berada dibawah 0.05 hal ini berarti Ho tidak
diterima atau variabel EPS berdistribusi tidak normal.
59
D. Uji Multikoleniaritas Data
Tabel 4.3
HASIL UJI MULTIKOLENIARITAS
Collinearity Statistic
Variable
Tolerance Value
VIF
Cash Ratio
0.881
1.135
Current Ratio
0.874
1.144
DTA
0.898
1.113
EPS
0.944
1.059
ROI
0.835
1.198
SIZE
0.772
1.296
Kesimpulan
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Tidak terjadi
multikoleniaritas
Sumber : Data yang diolah
Hasil dari uji multikoleniaritas dapat dilihat pada tabel 4.3. pengujian
multikoleniaritas dapat dilakukan dengan melihat :
1. Tolerance Value
2. Variance Inflator Factor (VIF)
Batas Tolerance Value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10.
apabila hasil analisa menunjukkan nilai VIF di bawah nilai 10 dan
tolerance value diatas 0,10 maka tidak terjadi multikoleniaritas. Dari hasil
perhitungan tolerance value yang berdasarkan hasil SPSS. dan nilai VIF
tidak ada yang lebih besar dari 10. Dengan demikian disimpulkan bahwa
persamaan model regresi tidak terjadi multikoleniaritas diantara variabel
penelitian.
60
E. Uji Autokorelasi Data
Hasil Dari Uji Autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1
1.323
Sumber : Data yang diolah
Hasil pengujian Durbin-Watson dalam penelitian pada tabel 4.4 diatas
nenunjukan nilai DWya 1.323. Dengan demikian disimpulkan bahwa telah
terjadi autokorelasi atau autokorelasi positif karena nilai DW (1.323)
beradadisamping kiri dL dan dU. Hal ini dapat dilihat pada gambar indicator
autokorelasi 0<1.323< dL< dU.
Gambar 4.3
Tabel Indikator Autokorelasi
Autokorelasi
Positif
Zona
Kebimbangan
Zona
Jangan Menolak KebimbaH0
atau
H*0 ngan
Ataupun
Keduanya
Autokorelasi
Negatif
d
0
DW
1.323
dL
dU
1.550
1.803
Sumber : Data yang diolah
2
4-dU
4-dL
2.197
2.450
4
61
F. Uji Heterokedesitas Data
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Pada suatu model regresi yang baik adalah yang
berkondisi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedesitas, Dengan melihat apakah titik-titik
memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian
menyempit. Jika terjadi maka mengindikasikan terdapat heteroskedatisitas.
Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedasitas dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.4
Sumber : Data yang diolah
62
Dari gambar 4.4 tampak sebaran titik-titik yang acak baik di atas maupun
di bawah angka 0 dari sumbu Y. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
model regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas sehingga model
regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi
Discretionary Accruals
berdasarkan masukan variabel bebas.
G. Analisis Regresi Data
Hasil perhitungan regresi baik secara parsial selama periode
pengamatan (2006-2009) menunjukkan bahwa secara parsial terdapat tiga
variabel independen yang berpengaruh terhadap dividen kas di BEI terbukti
dengan signifikan yang berpengaruh terhadap dividen kas pada level kurang
dari 5% (ditunjukkan dengan signifikan F (Sig.F) yaitu Earnig Per Share
sebesar 0.000, Cash Ratio Sebesar 0.005, dan Size/Total Assets Sebesar 0.010
Hasil perhitungan yang ditunjukkan SPSS menunjukkan bahwa Cash
ratio, Current Ratio, DTA, EPS, ROI dan Size dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya dividen kas yang akan diterima oleh investor
(pemegang saham) terutama pada periode 2006-2009. Hal ini penting bagi
para investor (pemegang saham) dalam rangka aktivitas investasinya di pasar
modal terutama bagi investor yang mempertimbangkan besarnya dividen yang
akan diterima atau yang akan dibayar oleh perusahaan. Hasil analisis
signifikansi model regresi yang diajukan akan diikhtisarkan pada berikut ini:
63
Tabel 4.5
IKHTISAR HASIL TES SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI (UJI F)
N
120
α
0,05
F Hitung
15,240
. R. square
0,447
Sig. F
0,000
Kesimpulan
Signifikan
Sumber : Data yang diolah
Namun secara parsial terdapat tiga variable independent yang
berpengaruh signifikan pada level kurang dari 5%, sedangkan tiga variable
independent yang lain terbukti tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
Cash Ratio, EPS dan Size/Total Assets merupakan indikator yang penting
dipertimbangkan
oleh
para
pemegang
saham.
Para
investor
dapat
menggunakan t variabel tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk investasi
dipasar modal. Dari ke tiga variabel yang berpengaruh hanya variabel EPS
yang berpengaruh sangat besar yang mana dapat dilihat dari Standardized
coefficients sebesar 0.555. Cash Ratio 0.213 dan Size/total assets 0.209 Untuk
melihat signifikansi model regresi yang diajukan,akan diikhtisarkan pada tabel
4.6.
TABEL 4.6abel 4.8
IKHTISAR HASIL TES SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI (UJI t)
Variabel
Koefisien Beta
T Hitung
Sig. t
Keterangan
Cash Ratio
Current Ratio
DTA
EPS
ROI
Size
0.213
0.044
0.054
0.555
0.040
0.209
Sumber : Data yang diolah
2.859
0.584
0.737
7.710
0.522
2.629
0.005
0.560
0.463
0.000
0.603
0.010
Signifikan
TidakSignifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
64
a. Hasil Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara
terperinci dihasilkan pengujian sebagai berikut:
Hipotesis pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa “ Ada pengaruh
Cash Ratio terhadap dividen kas”, terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan
besarnya koefisien sebesar 0.005 yang mana signifikansi ini berada
dibawah dari level signifikansi yang digunakan (0.05). Hasil ini
mengindikasikan
bahwa
cash
ratio
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas. Dengan
hasil ini maka para pemegang saham sangat penting mempertimbangkan
besarnya Cash Ratio dalam rangka memprediksi besarnya dividen kas
yang akan diterima.
Hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh
current ratio terhadap dividen kas”, tidak terbukti. Hasil ini ditunjukkan
dengan besarnya koefisien sebesar 0.560, dimana signifikansi ini lebih
besar dari level signifikansi yang digunakan (0,.05). Hasil ini
mengindikasikan bahwa current ratio tidak dipertimbangkan oleh
manajemen perusahaan dalam pembayaran dividen kas.
Hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh
DTA terhadap dividen kas”, tidak terbukti. Karena hasil ini ditunjukkan
dengan besarnya koefisien sebesar 0,463 dimana signifikansi ini lebih
65
besar dari level signifikansi yang digunakan (0,05). Sebagaimana current
ratio maka hasil ini juga mengindikasikan bahwa DTA juga tidak
dipertimbangkan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas.
Hipotesis empat (Ha4) yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh
EPS terhadap dividen kas”, terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan
besarnya koefisien sebesar 0,000 dimana signifikansi ini berada pada level
dibawah dari signifikansi yang digunakan sebesar (0,05), hasil ini
mengindikasikan bahwa EPS digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
manajemen dalam pembayaran dividen kas. Dengan hasil ini maka para
pemegang saham sangat penting mempertimbangkan besarnya EPS dalam
rangka memprediksi besarnya dividen kas yang akan diterima.
Hipotesis kelima (Ha5) yang menyatakan bahwa “ Ada pengaruh
ROI terhadap dividen kas”, adalah tidak terbukti. Hasil ini ditunjukkan
dengan besarnya koefisien sebesar 0,603 dimana signifikansi ini lebih
besar dari signifikansi yang digunakan (0,05). Hasil ini mengindikasikan
bahwa ROI tidak dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pembayaran besarnya dividen kas, sehingga para pemegang saham tidak
penting untuk mempertimbangkan ROI ketika pemegang saham tersebut
mengharapkan besarnya dividen kas yang akan dibayarkan oleh
perusahaan.
66
Hipotesis keenam (Ha6) yang menyatakan bahwa “ Ada pengaruh
Size terhadap dividen kas”, terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan
besarnya koefisien sebesar 0,010 dimana signifikansi ini berada pada level
dibawah dari signifikansi yang digunakan yaitu sebesar (0,05). Seperti
halnya dengan Cash Ratio dan EPS, Hasil ini mengindikasikan bahwa
Size digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembayaran dividen
kas oleh manajemen perusahaan.
Hasil analisis regresi tersebut, maka prediksi (predictive value)
cash divident dapat dirumuskan dalam suatu persamaan sebagai berikut:
CashDiv= 247,6664+0,213Cashrat+0,044Current+0,054DTA+0,555
EPS+0,040ROI +0,209Size
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa selama periode yang
diamati,
minimal cash divident sebesar Rp 247,6664 per lembar.
Sedangkan tanda positif pada Cash Ratio , EPS dan size sesuai dengan
konsep teori yang mendasarinya, dimana jika variabel tersebut semakin
meningkat maka dividen kas juga meningkat.
Variabel DTA, Current ratio yang bertanda positif menunjukkan
adanya reaksi yang positif dari para manajemen perusahaan terutama yang
berhubungan dengan tingkat current ratio, dan besar kecilnya hutang
perusahaan terhadap total aktiva lancarnya.
Sedangkan tanda positif pada variabel DTA sesuai dengan konsep
67
teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio DTA maka tingkat
pencapaian laba menurun sehingga berdampak pada penurunan dividen
yang dibagi terutama dividen kas.
Kemampuan prediksi dari enam variabel independen cash ratio,
current ratio, DTA, EPS,ROI dan Size) secara bersama –sama terhadap
cash divident sebesar 0,447 seperti ditunjukkan dalam R Square, hal ini
berarti besarnya pengaruh variabel independen terhadap dividen kas pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 44,7%
sedangkan sisanya 55,3% menunjukkan variabel bebas lain yang tidak
dimasukkan kedalam model analisis regresi linier ini.
b. Hasil Analisis Koefisien Beta
Besarnya pengaruh yang paling dominan terhadap dividen kas
dapat dilihat dari koefisien beta yang paling besar. Hal ini dapat dalam
tabel 4.7
Tabel 4.7
HASIL UJI KOEFISIEN BETA
Variabel
Koefisien Beta
Cash Ratio
0,213
Current Ratio
0,044
DTA
0,054
EPS
0,555
ROI
0,040
Size
0,209
Sumber : Data yang diolah
68
Tabel diatas menginformasikan dan dapat disimpulkan, bahwa variabel
independen yang paling dominan dalam menentukan variabel dependen adalah
Earning Per Share (EPS) dengan koefisien beta sebesar 0,555. Hal ini
didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan teori yang ada dalam text
book yang menunjukkan bahwa Earning Per Share merupakan variabel bebas
yang paling dominan dalam mempengaruhi dividen kas. Yang kemudian
diikuti oleh dua variabel bebas lainnya yang dapat mempengaruhi deviden
cash yang cukup dominan dalam menentukan variabel dependen deviden kas
yaitu Variabel Cash Ratio 0.213 dan variabel Size/total assets 0.209.
Download