PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN LIBIDO DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATEN JOMBANG SITI AISYAH NIM 1211010035 Subject : Kontrasepsi Suntik 3 Bulan,Libido,Akseptor KB DESCRIPTION Perubahan libido pada akseptor suntik KB 3 bulan juga dapat dipengaruhi oleh gangguan psikologis dan gangguan fisik bahkan perubahan hormonal dalam jangka panjang menyebabkan gangguan seksual pada pemakaian > 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan libido di Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen penelitian adalah pemakaian KB suntik 3 bulan, dan variabel dependen adalah libido. Populasi penelitian adalah semua akseptor KB suntik 3 bulan > 1 Tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sebanyak 96 orang dengan jumlah sampel 77 responden. Teknik sampling yang di gunakan Simpel Random Sampling. Instrumen adalah kuesioner tertutup. Di analisis dengan uji exact fisher. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemakaian KB suntik 3 bulan sebagian besar > 2 tahun sebanyak 53 orang (68,8%) dan sebagian kecil responden mengalami penurunan libido menurun sebanyak 46 responden (59,7%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan KB suntik dalam jangka panjang > 2 tahun dapat mengakibatkan penurunan libido. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bidan dapat memberikan penyuluhan kepada akseptor metode suntik 3 bulan mengenai efek samping dan cara mengatasinya melalui kunjungan ulang sehingga akseptor dapat mengerti dan memahami perubahan yang terjadi pada dirinya. ABSTRACT Changes in libido at 3 months injectables contraception acceptors can also be affected by psychological disorders and physical disorders hormonal changes even in the long term cause sexual disorders in the use of> 2 years of purpose of research was to the relationship of the use of 3-month injectable contraception with libido in Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Design of research was an observational study with cross sectional. The independent variables in this study was the use of 3 months injectable contraception, the dependent variable is the libido. The study population was all acceptor of 3 months injectable contaceptions > 1 Year in the Jatiwates Tembelang Jombangby 96 people with a sample of 77 respondents. The sampling technique used Simple Random Sampling. The instrument was a questionnaire enclosed. The analysis by fisher exact test. The results showed that the use of injections 3 months most of> 2 years as many as 53 people (68.8%) and a small proportion of respondents decreased libido decreased by 46 respondents (59.7%). From the results of this study it is concluded that the use of injectable contraception in the long term> 2 years can lead to decline of libido. Based on the results of the study are expected that midwives to be more educate the 3 monyhs injectable contraception acceptor about the side effects and how to cope through repeated visits so that the acceptor can see and understand the changes that happen on them. Keywords 3-month injectable contraception, libido Contributor Date Type Material Right Summary :1.Farida Yuliani M.kes 2. Agustin Dwi Salfina S.ST :01 Juli 2015 : Laporan Penelitian : Open Document :- LATAR BELAKANG KB Suntik adalah salah satu metode Mencegah Kehamilan yang saat ini banyak digunakan di negara-negara berkembang. Kelebihan KB Suntik yang efektif hingga mencapai 99% menjadi daya tarik bagi pasangan yang mengikuti program kehamilan. KB suntik memiliki risiko efek samping yang sering dialami seperti gangguan haid, perubahan berat badan, penggunaan jangka panjang dapat menurunkan libido, dan densitas tulang, akan tetapi masyarakat lebih cenderung memilih metode kontrasepsi jangka pendek di bandingkan jangka panjang, KB suntik salah satu metode kontrasepsi jangka pendek yang banyak digunakan. Penurunan libido pada akseptor suntik KB suntik 3 bulan pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi karena faktor perubahan hormonal, pengeringan pada vagina dapat menyebabkan nyeri saat bersenggama. Menurunnya libido pada akseptor suntik KB 3 bulan juga dapat dipengaruhi oleh gangguan psikologis dan gangguan fisik bahkan perubahan hormonal dalam jangka panjang menyebabkan gangguan seksual pada pemakaian > 2 tahun (Ichwanul, 2015). Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang populer. Kontrasepsi suntik yang digunakan ialah Log-acting progestin, yaitu Norietindrom Enantat (NETEN) dan Depomedroksin Progesterone Acetat (DMPA) (Sarwono, 2005). Penelitan yang dilakukan oleh Indahyati (2013) di Indonesia pada 243 pengguna KB suntik 3 bulan di 3 wilaya kerja Puskesmas di dapatkan 11% mengalami perubahan pola menstruasi, 23 % mengalami perubahan berat badan, 4,2% mengalami flek hitam pada wajah 12,3% mengalami perubahan libido (Dinkes, 2014). Peserta keluarga berencana aktif di Propinsi Jawa Timur yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MK-JP) yaitu IUD (Intra Uterine Divice), MOP/MOW (Metode Operatif Pria/Metode Operatif Wanita), dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenis suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD (Intra Uterine Divice) sebesar 13,62%, sedangkan Keluarga Berencana (KB) Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 50,84% dari 3.824.832 akseptor (Dinkes, 2014). Hasil penelitian Puspita di Puskesmas Caruban Kabupaten Madiun pada bulan Mei 2012 pada 38 akseptor kontrasepsi suntik di dapatkan 12 mengalami penurunan libido, 11 mengalami perubahan berat badan, 8 mengalami flek hitam pada wajah 7 orang mengalami perubahan pola menstruasi Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 264.456, sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 171.232 orang (83,67%). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntik sebesar 661.209 orang (50,7%), pil 329.104 orang (25,2%), IUD (Intra Uterine Divice) 119.459 orang (9,2%), MOP (Metode Operatif Pria) 93.713 orang (7,2%), implant 74.496 orang (5,7%) dan kondom 25.556 orang (2,0%). 351.201 akseptor metode suntik 3 bulan yang lebih dari 2 tahun, 78% diantaranya mengalami perubahan libido (Dinkes Jombang, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang pada tanggal 07-18 Maret 2015 secara wawancara pada 10 akseptor metode suntik 3 bulan didapatkan bahwa 6 orang yang telah memakai kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun, 5 orang diantaranya mengalami penurunan libido dan 4 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang dari 2 tahun, 2 orang diantaranya mengalami peningkatan libido. Metode suntik 3 bulan membuat kegiatan seks menjadi hal yang dilematis dalam penggunaannya. Hal ini dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan yang lama yaitu lebih dari 1 tahun, mengakibatkan penumpukan hormon progesteron di dalam tubuh sehingga hormon estrogen tertekan. Penurunan hormon estrogen ini akan mempengaruhi keluarnya hormon testosteron. Padahal hormon ini sebagai pemicu gairah seksual atau libido (Yulia, 2007). Penurunan libido dapat berakibat terganggunya aktivitas seksual pada masa kehamilan. Bahkan penurunan libido dapat mengakibatkan tidak adanya hubungan seksual pada setiap pasangan. Untuk itu, perlu dilakukan pengobatan dalam mengatasi gangguan libido misalnya konsultasi dan diagnosis penyakit, pemberian obatobatan, menerapkan pola hidup sehat, menjauhi stres dan olahraga secara teratur (Nada, 2014). Upaya yang harus dilakukan pada akseptor KB Suntik yang mengalami gangguan libido seksual dengan cara memberikan konseling atau penyuluhan jika telah menggunakan kontrasepsi suntik > 1 tahun untuk menggunakan metode kontrasepsi lain seperti PIL, IUD, Kondom atau implant agar tidak mengalami gangguan libido. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik mengambil judul penelitian hubungan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan libido di Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel independen penelitian ini yaitu pemakaian KB suntik 3 bulan, dan variabel dependen adalah libido. Populasi penelitian adalah semua akseptor KB suntik 3 bulan > 1 tahun sebanyak 96 orang dengan jumlah sampel 77 responden yang diambil dengan teknik Simpel Random Sampling. Data dikumpulkan dengan instrument kuesioner tertutup. Di analisis dengan uji exact fisher.Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang dan waktu penelitian pengumpulan data pada penelitian dilakukan Bulan April 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian KB suntik 3 bulan > 2 tahun sebagian besar 54 orang (70,1%). Mekanisme kerja suntik KB adalah menghalangi pengeluaran FSH (Folicel Stimulating Hormone) dan LH (Lituenzing Hormone) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir servik, sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan periltastik (gerakan usus) tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi. Kontrasepsi suntikan merupakan metode KB efektif hormonal yang mengandung estrogen dan progestin yang pemberiannya melalui suntikan (Hartanto, 2004:166). Suntikan pada jangka pendek memiliki risiko efek samping yang dapat terjadi gangguan haid, perubahan berat badan, penggunaan jangka panjang dapat menurunkan libido, dan densitas tulang. penurunan libido. Keuntungan KB lebih lama karena keuntungan yang didapatkan sesuai dengan keinginan ibu. Ibu tidak perlu mengingat-ingat kapan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ulang, ibu cukup kembali tiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan kontrasepsi suntik yang berikutnya, KB suntik 3 bulan juga tidak memerlukan biaya banyak seperti IUD dan Implan, keuntungan KB suntik yang lain adalah kontrasepsi suntik tidak mengganggu hubungan seksual. Animo masyarakat yang tinggi terkadang tidak dapat merasakan efek samping yang diakibatkan penggunaan KB suntik 3 bulan, faktor yang mempengaruhi pengg KB suntik 3 bulan diantaranya jumlah anak, usia anak terkecil, pendidikan, status ekonomi, pengaruh lingkungan (orangtua, teman, tetangga) dan pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik. Dari tabel diatas dapat di ketahui rata-rata responden yang menggunakan KB sunti 3 bulan berpendidikan SMA 46 orang (59,7%) Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. Sedangkan menurut Wikipedia (2014) Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang Responden yang yang menggunakan KB suntik > 2 tahun memiliki pendidikan SMA, hal tersebut membuat akseptor metode suntik 3 bulan mudah dalam menerima dan menyerap informasi tentang kontrasepsi suntik sehingga akseptor akan memikirkan beberapa jumlah anak yang sesuai dengan program pemerintah. Dan Pendidikan SMA merupakan pendidikan menengah yang menyebabkan responden akan berpikir lebih rasional dan akan memikirkan sesuatu dengan cukup matang dan perhitungan. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden berumur 20-35 tahun sebanyak 43 orang (55,8%). Menurut Notoadmodjo (2012) bahwa semakin dewasa usia seseorang maka semakin baik dalam berfikir dan semakin matang dalam membuat pertinbangan. Sedangkan menurut Purwanto ( 2007) umur adalah usia yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur merupakan ukuran tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memiliki motivasi yang baik Responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan > 2 tahun berumur 2035 tahun, Usia 20-35 tahun adalah usia produktif kehamilan . Jadi jika ibu tidak menggunakan kontrasepsi suntik maka ibu tidak dapat mengantisipasi terjadinya kehamilan, di samping itu usia 20-35 tahun merupakan usia yang matang dalam berfikir dan membuat pertimbanganan dalam memilih kontrasepsi, pilihan ibu pada KB suntik di karenakan KB suntik efisien, tidak mengganggu hubungan seksual dan murah, sehingga ibu lebih memilih sunti daripada kontrasepsi lain. Responden yang menggunakan KB suntik > 2 tahun tidak memiliki pekerjaan sebanyak 45 orang (58,4%) Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masingmasing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang. Orang yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga mempunyai kesempatan untuk mengakses pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Responden yang yang menggunakan KB suntik > 2 tahun dikarenakan responden mempunyai banyak waktu mencari informasi dan bertanya pada petugas kesehatan tentang kontrasepsi suntik sehingga responden mengerti mengenai efek samping kontrsepsi suntik 3 bulan. Hasil penelitian diketahui rata-rata perubahan libido adalah menurun sebanyak 46 orang (59,7%). Sigmund Freud (bapak psikologi modern) mempopulerkan istilah ini dan mendefinisikan libido sebagai energi atau daya insting, terkandung dalam apa yang disebut Freud sebagai identifikasi, yang berada dalam komponen ketidaksadaran dari psikologi. Freud menunjukkan bahwa dorongan libidinal ini dapat bertentangan dengan perilaku yang beradab. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat dan pengendalian libido menyebabkan ketegangan dan gangguan dalam diri individu, mendorong untuk digunakannya pertahanan ego untuk menyalurkan energi psikis dari kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebanyakan tidak disadari ini ke dalam bentuk lain. Penggunaan berlebihan dari pertahanan ego menyebabkan neurosis. Tujuan utama dari analisis psikologis adalah untuk membawa dorongan identifikasi ke dalam kesadaran, yang memungkinkan untuk ditemukan secara langsung sehingga mengurangi ketergantungan pasien pada pertahanan ego (Putranto, 2010:186). Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan gairah seksual. Selain itu, melanggar waktu tidur 6-8 jam sehari akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi libido.Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak (Rendra, 2009). Pada pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dapat mengakibatkan penumpukan glikogen sehingga berat badan bertambah, hal ini menyebabkan responden tidak nyaman untuk menampilkan diri apa adanya di depan pasangan dan akibatnya ibu tidak merasa bergairah jika pasangan mengajak untuk bercinta dan tidak menikmati aktivitas tersebut. Penurunan libido atau gairah seksual juga dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu yang lelah dan terlalu banyak aktivitas sehingga ibu malas melakukan hubungan seksual karena ibu ingin beristirahat setelah melakukan pekerjaan seharian. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sehingga ibu sibuk mengurus pekerjaan rumah dan waktunya dihabiskan untuk mengurusi anak dan suami sehingga ibu terkadang merasakan kepenatan dengan aktivitas yang ibu lalui sehingga ibu tidak bergairah untuk melakukan hubungan seksual dikarenakan kelelahan yang dialami. Faktor lain yang mempengaruhi libido adalah penambahan berat badan ibu, dimana akseptor KB suntik 3 bulan identik akan mengalami penambahan berat badan setiap bulannya. Hal ini dapat dipicu oleh kandungan hormon yang dapat mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga jika ibu tidak menerapkan pola makan yang baik dan tidak menerapkan olahraga yang teratur maka dapat menyebabkan pembakaran kalori kurang sempurna sehingga terjadi penumpukan lemak. Penambahan berat badan tersebut dapat menyebabkan penurunan gairah seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas rsponden yang mengalami penurunan libido adalah responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan > 2 tahun, sedang kan responden yang mengalami peningkatan libido memiliki proporsi yang sama antara akseptor KB suntik < 2 tahun dan > 2 tahun karena dengan uji chi square tidak terpenuhi maka menggunakan exact fisher, sehingga di dapatkan hasil ρ= 0,021 pada taraf kesalahan 5% dan nilai sebesar 0,021 dimana = 0,021 < 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemakaian KB suntik 3 bulan dengan libido. Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan gairah seksual. Selain itu, waktu tidur yang kurang dari 6-8 jam sehari akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi libido.Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak (Rendra, 2009) Hubungan seksual secara normal 3-4 kali dalam seminggu apabila dilakukan < 3 kali dalam seminggu, mungkin hal tersebut dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan atau faktor hormonal. Penurunan gairah seksual (libido) yang dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan biasanya terjadi pada akseptor yang memakai kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun. Hal ini dikarenakan semakin lama akseptor metode suntik menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengakibatkan penumpukan progesteron di dalam tubuh. Adanya progesteron yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan kadar estrogen sehingga hormon testosteron wanita tidak akan terbentuk yang akan mengakibatkan gairah seksual wanita menurun. Alat kontrasepsi sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan. Seharusnya dengan alat kontrasepsi, kehidupan seksual lebih aktif karena tidak ada ketakutan akan hamil. Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah kontrasepsi hormonal seperti KB suntik yang berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual. Penurunan gairah seksual (libido) yang dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan biasanya terjadi pada akseptor yang memakai kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun. Hal tersebut tidak disadari oleh akseptor pengguna KB suntik SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang dapat di simpulkan sebagian besar > 2 tahun sebanyak 54 orang (70,1%). Berdasarkan perubahan libido rata-rata yang dialami responden adalah menurun sebanyak 46 responden (59,7%). REKOMENDASI 1. Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan Lebih aktif bertanya pada petugas kesehatan mengenai cara mencegah dan menangani efek samping yang terjadi selama menggunakan KB suntik sehingga akseptor dapat mengatasinya dengan baik 2. Bagi Bidan Bidan dapat memberikan penyuluhan dan konseling cara mengatasi penurunan libido sehingga pengguna KB Suntik 3 bulan tidak mengalami cemas berKB. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan mampu melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor lain yang mempengaruhi gairah seksual dilihat dari faktor psikologis dan permasalahan lain yang ada pada diri akseptor ALAMAT CORRESPONDENSI: Nama : Siti Aisyah Alamat : Dsn. Kebun Bayur RT. 009 RW. 038 Lumajang Email : [email protected] Telepon : 085648809131 Kec.Kunir Kab.