PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN LIBIDO DI DESA

advertisement
PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN LIBIDO
DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG
KABUPATEN JOMBANG
SITI AISYAH
NIM 1211010035
Subject : Kontrasepsi Suntik 3 Bulan,Libido,Akseptor KB
DESCRIPTION
Perubahan libido pada akseptor suntik KB 3 bulan juga dapat dipengaruhi
oleh gangguan psikologis dan gangguan fisik bahkan perubahan hormonal dalam
jangka panjang menyebabkan gangguan seksual pada pemakaian > 2 tahun.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi
suntik 3 bulan dengan libido di Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang
Kabupaten Jombang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional. Variabel independen penelitian adalah pemakaian KB
suntik 3 bulan, dan variabel dependen adalah libido. Populasi penelitian adalah
semua akseptor KB suntik 3 bulan > 1 Tahun di Desa Jatiwates Kecamatan
Tembelang Kabupaten Jombang sebanyak 96 orang dengan jumlah sampel 77
responden. Teknik sampling yang di gunakan Simpel Random Sampling.
Instrumen adalah kuesioner tertutup. Di analisis dengan uji exact fisher.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemakaian KB suntik 3 bulan
sebagian besar > 2 tahun sebanyak 53 orang (68,8%) dan sebagian kecil
responden mengalami penurunan libido menurun sebanyak 46 responden (59,7%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan KB suntik dalam
jangka panjang > 2 tahun dapat mengakibatkan penurunan libido.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bidan dapat memberikan
penyuluhan kepada akseptor metode suntik 3 bulan mengenai efek samping dan
cara mengatasinya melalui kunjungan ulang sehingga akseptor dapat mengerti dan
memahami perubahan yang terjadi pada dirinya.
ABSTRACT
Changes in libido at 3 months injectables contraception acceptors can
also be affected by psychological disorders and physical disorders hormonal
changes even in the long term cause sexual disorders in the use of> 2 years of
purpose of research was to the relationship of the use of 3-month injectable
contraception with libido in Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang
Kabupaten Jombang.
Design of research was an observational study with cross sectional. The
independent variables in this study was the use of 3 months injectable
contraception, the dependent variable is the libido. The study population was all
acceptor of 3 months injectable contaceptions > 1 Year in the Jatiwates
Tembelang Jombangby 96 people with a sample of 77 respondents. The sampling
technique used Simple Random Sampling. The instrument was a questionnaire
enclosed. The analysis by fisher exact test. The results showed that the use of
injections 3 months most of> 2 years as many as 53 people (68.8%) and a small
proportion of respondents decreased libido decreased by 46 respondents (59.7%).
From the results of this study it is concluded that the use of injectable
contraception in the long term> 2 years can lead to decline of libido.
Based on the results of the study are expected that midwives to be more
educate the 3 monyhs injectable contraception acceptor about the side effects and
how to cope through repeated visits so that the acceptor can see and understand
the changes that happen on them.
Keywords 3-month injectable contraception, libido
Contributor
Date
Type Material
Right
Summary
:1.Farida Yuliani M.kes
2. Agustin Dwi Salfina S.ST
:01 Juli 2015
: Laporan Penelitian
: Open Document
:-
LATAR BELAKANG
KB Suntik adalah salah satu metode Mencegah Kehamilan yang saat ini
banyak digunakan di negara-negara berkembang. Kelebihan KB Suntik yang
efektif hingga mencapai 99% menjadi daya tarik bagi pasangan yang mengikuti
program kehamilan. KB suntik memiliki risiko efek samping yang sering dialami
seperti gangguan haid, perubahan berat badan, penggunaan jangka panjang dapat
menurunkan libido, dan densitas tulang, akan tetapi masyarakat lebih cenderung
memilih metode kontrasepsi jangka pendek di bandingkan jangka panjang, KB
suntik salah satu metode kontrasepsi jangka pendek yang banyak digunakan.
Penurunan libido pada akseptor suntik KB suntik 3 bulan pada pemakaian jangka
panjang dapat terjadi karena faktor perubahan hormonal, pengeringan pada vagina
dapat menyebabkan nyeri saat bersenggama. Menurunnya libido pada akseptor
suntik KB 3 bulan juga dapat dipengaruhi oleh gangguan psikologis dan gangguan
fisik bahkan perubahan hormonal dalam jangka panjang menyebabkan gangguan
seksual pada pemakaian > 2 tahun (Ichwanul, 2015).
Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang
populer. Kontrasepsi suntik yang digunakan ialah Log-acting progestin, yaitu
Norietindrom Enantat (NETEN) dan Depomedroksin Progesterone Acetat
(DMPA) (Sarwono, 2005). Penelitan yang dilakukan oleh Indahyati (2013) di
Indonesia pada 243 pengguna KB suntik 3 bulan di 3 wilaya kerja Puskesmas di
dapatkan 11% mengalami perubahan pola menstruasi, 23 % mengalami perubahan
berat badan, 4,2% mengalami flek hitam pada wajah 12,3% mengalami perubahan
libido (Dinkes, 2014).
Peserta keluarga berencana aktif di Propinsi Jawa Timur yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MK-JP) yaitu IUD (Intra
Uterine Divice), MOP/MOW (Metode Operatif Pria/Metode Operatif Wanita),
dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenis
suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya yang paling banyak memilih Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD (Intra Uterine Divice) sebesar
13,62%, sedangkan Keluarga Berencana (KB) Non MKJP yang paling banyak
dipilih adalah jenis suntik sebesar 50,84% dari 3.824.832 akseptor (Dinkes, 2014).
Hasil penelitian Puspita di Puskesmas Caruban Kabupaten Madiun pada bulan
Mei 2012 pada 38 akseptor kontrasepsi suntik di dapatkan 12 mengalami
penurunan libido, 11 mengalami perubahan berat badan, 8 mengalami flek hitam
pada wajah 7 orang mengalami perubahan pola menstruasi
Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menunjukkan jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 264.456, sedangkan yang menjadi peserta KB
aktif sebesar 171.232 orang (83,67%). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan
oleh peserta KB aktif adalah suntik sebesar 661.209 orang (50,7%), pil 329.104
orang (25,2%), IUD (Intra Uterine Divice) 119.459 orang (9,2%), MOP (Metode
Operatif Pria) 93.713 orang (7,2%), implant 74.496 orang (5,7%) dan kondom
25.556 orang (2,0%). 351.201 akseptor metode suntik 3 bulan yang lebih dari 2
tahun, 78% diantaranya mengalami perubahan libido (Dinkes Jombang, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang
Kabupaten Jombang pada tanggal 07-18 Maret 2015 secara wawancara pada 10
akseptor metode suntik 3 bulan didapatkan bahwa 6 orang yang telah memakai
kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun, 5 orang diantaranya mengalami penurunan
libido dan 4 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang dari 2
tahun, 2 orang diantaranya mengalami peningkatan libido.
Metode suntik 3 bulan membuat kegiatan seks menjadi hal yang dilematis
dalam penggunaannya. Hal ini dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan
yang lama yaitu lebih dari 1 tahun, mengakibatkan penumpukan hormon
progesteron di dalam tubuh sehingga hormon estrogen tertekan. Penurunan
hormon estrogen ini akan mempengaruhi keluarnya hormon testosteron. Padahal
hormon ini sebagai pemicu gairah seksual atau libido (Yulia, 2007). Penurunan
libido dapat berakibat terganggunya aktivitas seksual pada masa kehamilan.
Bahkan penurunan libido dapat mengakibatkan tidak adanya hubungan seksual
pada setiap pasangan. Untuk itu, perlu dilakukan pengobatan dalam mengatasi
gangguan libido misalnya konsultasi dan diagnosis penyakit, pemberian obatobatan, menerapkan pola hidup sehat, menjauhi stres dan olahraga secara teratur
(Nada, 2014).
Upaya yang harus dilakukan pada akseptor KB Suntik yang mengalami
gangguan libido seksual dengan cara memberikan konseling atau penyuluhan jika
telah menggunakan kontrasepsi suntik > 1 tahun untuk menggunakan metode
kontrasepsi lain seperti PIL, IUD, Kondom atau implant agar tidak mengalami
gangguan libido. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik
mengambil judul penelitian hubungan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan
dengan libido di Puskesmas Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten
Jombang.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Variabel independen penelitian ini yaitu pemakaian KB suntik 3 bulan,
dan variabel dependen adalah libido. Populasi penelitian adalah semua akseptor
KB suntik 3 bulan > 1 tahun sebanyak 96 orang dengan jumlah sampel 77
responden yang diambil dengan teknik Simpel Random Sampling. Data
dikumpulkan dengan instrument kuesioner tertutup. Di analisis dengan uji exact
fisher.Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan di Desa Jatiwates Kecamatan
Tembelang Kabupaten Jombang dan waktu penelitian pengumpulan data pada
penelitian dilakukan Bulan April 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian KB suntik 3 bulan > 2 tahun
sebagian besar 54 orang (70,1%).
Mekanisme kerja suntik KB adalah menghalangi pengeluaran FSH
(Folicel Stimulating Hormone) dan LH (Lituenzing Hormone) sehingga tidak
terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir servik, sehingga sulit ditembus
spermatozoa, perubahan periltastik (gerakan usus) tuba fallopi, sehingga konsepsi
dihambat, mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi. Kontrasepsi suntikan merupakan metode KB efektif
hormonal yang mengandung estrogen dan progestin yang pemberiannya melalui
suntikan (Hartanto, 2004:166).
Suntikan pada jangka pendek memiliki risiko efek samping yang dapat
terjadi gangguan haid, perubahan berat badan, penggunaan jangka panjang dapat
menurunkan libido, dan densitas tulang. penurunan libido. Keuntungan KB lebih
lama karena keuntungan yang didapatkan sesuai dengan keinginan ibu. Ibu tidak
perlu mengingat-ingat kapan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ulang,
ibu cukup kembali tiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan kontrasepsi suntik yang
berikutnya, KB suntik 3 bulan juga tidak memerlukan biaya banyak seperti IUD
dan Implan, keuntungan KB suntik yang lain adalah kontrasepsi suntik tidak
mengganggu hubungan seksual. Animo masyarakat yang tinggi terkadang tidak
dapat merasakan efek samping yang diakibatkan penggunaan KB suntik 3 bulan,
faktor yang mempengaruhi pengg KB suntik 3 bulan diantaranya jumlah anak,
usia anak terkecil, pendidikan, status ekonomi, pengaruh lingkungan (orangtua,
teman, tetangga) dan pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik.
Dari tabel diatas dapat di ketahui rata-rata responden yang menggunakan
KB sunti 3 bulan berpendidikan SMA 46 orang (59,7%)
Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
dikenal. Sedangkan menurut Wikipedia (2014) Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif
pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.
Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,
sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang
Responden yang yang menggunakan KB suntik > 2 tahun memiliki
pendidikan SMA, hal tersebut membuat akseptor metode suntik 3 bulan mudah
dalam menerima dan menyerap informasi tentang kontrasepsi suntik sehingga
akseptor akan memikirkan beberapa jumlah anak yang sesuai dengan program
pemerintah. Dan Pendidikan SMA merupakan pendidikan menengah yang
menyebabkan responden akan berpikir lebih rasional dan akan memikirkan
sesuatu dengan cukup matang dan perhitungan.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden berumur
20-35 tahun sebanyak 43 orang (55,8%).
Menurut Notoadmodjo (2012) bahwa semakin dewasa usia seseorang
maka semakin baik dalam berfikir dan semakin matang dalam membuat
pertinbangan. Sedangkan menurut Purwanto ( 2007) umur adalah usia yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa
akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia
seseorang. Umur merupakan ukuran tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang
mempunyai umur produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan
memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memiliki motivasi yang baik
Responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan > 2 tahun berumur 2035 tahun, Usia 20-35 tahun adalah usia produktif kehamilan . Jadi jika ibu tidak
menggunakan kontrasepsi suntik maka ibu tidak dapat mengantisipasi terjadinya
kehamilan, di samping itu usia 20-35 tahun merupakan usia yang matang dalam
berfikir dan membuat pertimbanganan dalam memilih kontrasepsi, pilihan ibu
pada KB suntik di karenakan KB suntik efisien, tidak mengganggu hubungan
seksual dan murah, sehingga ibu lebih memilih sunti daripada kontrasepsi lain.
Responden yang menggunakan KB suntik > 2 tahun tidak memiliki
pekerjaan sebanyak 45 orang (58,4%)
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan
atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masingmasing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pendidikan
seseorang. Orang yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga mempunyai
kesempatan untuk mengakses pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
Responden yang yang menggunakan KB suntik > 2 tahun dikarenakan
responden mempunyai banyak waktu mencari informasi dan bertanya pada
petugas kesehatan tentang kontrasepsi suntik sehingga responden mengerti
mengenai efek samping kontrsepsi suntik 3 bulan.
Hasil penelitian diketahui rata-rata perubahan libido adalah menurun
sebanyak 46 orang (59,7%).
Sigmund Freud (bapak psikologi modern) mempopulerkan istilah ini dan
mendefinisikan libido sebagai energi atau daya insting, terkandung dalam apa
yang disebut Freud sebagai identifikasi, yang berada dalam komponen
ketidaksadaran dari psikologi. Freud menunjukkan bahwa dorongan libidinal
ini dapat bertentangan dengan perilaku yang beradab. Kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakat dan pengendalian libido menyebabkan
ketegangan dan gangguan dalam diri individu, mendorong untuk digunakannya
pertahanan ego untuk menyalurkan energi psikis dari kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan kebanyakan tidak disadari ini ke dalam bentuk lain. Penggunaan
berlebihan dari pertahanan ego menyebabkan neurosis. Tujuan utama dari
analisis psikologis adalah untuk membawa dorongan identifikasi ke dalam
kesadaran, yang memungkinkan untuk ditemukan secara langsung sehingga
mengurangi ketergantungan pasien pada pertahanan ego (Putranto, 2010:186).
Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh
seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan
gairah seksual. Selain itu, melanggar waktu tidur 6-8 jam sehari akan berisiko
tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi
libido.Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang
tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan
yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga
tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan
semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti
merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi
menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut
berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak (Rendra, 2009).
Pada pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dapat mengakibatkan
penumpukan glikogen sehingga berat badan bertambah, hal ini menyebabkan
responden tidak nyaman untuk menampilkan diri apa adanya di depan
pasangan dan akibatnya ibu tidak merasa bergairah jika pasangan mengajak
untuk bercinta dan tidak menikmati aktivitas tersebut. Penurunan libido atau
gairah seksual juga dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu yang lelah dan
terlalu banyak aktivitas sehingga ibu malas melakukan hubungan seksual
karena ibu ingin beristirahat setelah melakukan pekerjaan seharian. Hal ini
dapat dilihat bahwa mayoritas ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga
sehingga ibu sibuk mengurus pekerjaan rumah dan waktunya dihabiskan untuk
mengurusi anak dan suami sehingga ibu terkadang merasakan kepenatan
dengan aktivitas yang ibu lalui sehingga ibu tidak bergairah untuk melakukan
hubungan seksual dikarenakan kelelahan yang dialami.
Faktor lain yang mempengaruhi libido adalah penambahan berat badan
ibu, dimana akseptor KB suntik 3 bulan identik akan mengalami penambahan
berat badan setiap bulannya. Hal ini dapat dipicu oleh kandungan hormon yang
dapat mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga jika ibu tidak menerapkan pola
makan yang baik dan tidak menerapkan olahraga yang teratur maka dapat
menyebabkan pembakaran kalori kurang sempurna sehingga terjadi
penumpukan lemak. Penambahan berat badan tersebut dapat menyebabkan
penurunan gairah seksual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas rsponden yang
mengalami penurunan libido adalah responden yang menggunakan KB suntik 3
bulan > 2 tahun, sedang kan responden yang mengalami peningkatan libido
memiliki proporsi yang sama antara akseptor KB suntik < 2 tahun dan > 2
tahun karena dengan uji chi square tidak terpenuhi maka menggunakan exact
fisher, sehingga di dapatkan hasil ρ= 0,021 pada taraf kesalahan 5% dan nilai
 sebesar 0,021 dimana  = 0,021 < 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemakaian KB suntik 3 bulan dengan
libido.
Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh
seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan
gairah seksual. Selain itu, waktu tidur yang kurang dari 6-8 jam sehari akan
berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi
libido.Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang
tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan
yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga
tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan
semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti
merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi
menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut
berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak (Rendra, 2009)
Hubungan seksual secara normal 3-4 kali dalam seminggu apabila
dilakukan < 3 kali dalam seminggu, mungkin hal tersebut dapat diakibatkan
oleh faktor kelelahan atau faktor hormonal. Penurunan gairah seksual (libido)
yang dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan biasanya terjadi pada
akseptor yang memakai kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun. Hal ini
dikarenakan semakin lama akseptor metode suntik menggunakan kontrasepsi
suntik dapat mengakibatkan penumpukan progesteron di dalam tubuh. Adanya
progesteron yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan kadar estrogen
sehingga hormon testosteron wanita tidak akan terbentuk yang akan
mengakibatkan gairah seksual wanita menurun.
Alat kontrasepsi sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan.
Seharusnya dengan alat kontrasepsi, kehidupan seksual lebih aktif karena tidak
ada ketakutan akan hamil. Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak
dipakai adalah kontrasepsi hormonal seperti KB suntik yang berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk
menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah
perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan
menurunnya gairah seksual. Penurunan gairah seksual (libido) yang
dikarenakan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan biasanya terjadi pada
akseptor yang memakai kontrasepsi suntik lebih dari 2 tahun. Hal tersebut tidak
disadari oleh akseptor pengguna KB suntik
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di desa Jatiwates Kecamatan Tembelang
Kabupaten Jombang dapat di simpulkan sebagian besar > 2 tahun sebanyak 54
orang (70,1%).
Berdasarkan perubahan libido rata-rata yang dialami responden adalah menurun
sebanyak 46 responden (59,7%).
REKOMENDASI
1. Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan
Lebih aktif bertanya pada petugas kesehatan mengenai cara mencegah dan
menangani efek samping yang terjadi selama menggunakan KB suntik
sehingga akseptor dapat mengatasinya dengan baik
2. Bagi Bidan
Bidan dapat memberikan penyuluhan dan konseling cara mengatasi penurunan
libido sehingga pengguna KB Suntik 3 bulan tidak mengalami cemas berKB.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan mampu melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor lain yang
mempengaruhi gairah seksual dilihat dari faktor psikologis dan permasalahan
lain yang ada pada diri akseptor
ALAMAT CORRESPONDENSI:
Nama
: Siti Aisyah
Alamat
: Dsn. Kebun Bayur RT. 009 RW. 038
Lumajang
Email
: [email protected]
Telepon
: 085648809131
Kec.Kunir Kab.
Download