INTERNET, BOM WAKTU BAGI PEMBENTUKAN

advertisement
INTERNET, BOM WAKTU BAGI PEMBENTUKAN AKHLAK
GENERASI MUDA BANGSA
M. Thoifur
ABSTRACT
The entry of the internet in human life very worrying, especially when
faced with moral problems of this nation's youth. Internet is a vehicle
where every person who knew the internet would be very easy to know
what they want, many sites that are not recognized by the users will
gradually poison the morals. When the openness and flexibility of
Internet users hit the nation's youth, we can not imagine what would
happen if the generation that formed beneath generations.
Internet is actually a lot of benefits, that if indeed we want to look for
benefits, but most users of the youth even abusing fasililtas provided by
the internet with the things that there is no benefit at all and even more to
the negatifi and damaging the morale of the youth.
Of all the concerns that there still exists a gap how do we fortify the
youth of the nation's extraordinary impact.
Key words: internet, morals
PENDAHULUAN
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi
tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet
sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya
tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan
mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang
menggunakan tidak semestinya. Karena di dalam internet banyak sekali fasilitas
yang dapat diakses misalnya: jejaring sosial (facebook, twitter), chatting, games,
mengunduh musik dan video, atau situs-situs yang dapat merusak akhlak.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan,
karena kebebasan dan keterbukaan yang disajikan internet itulah maka mereka
bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng-geng anak muda yang
melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat, dari cara berpakaian, banyak remaja-remaja kita yang berdandan
seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian
yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan syariat
agama Islam. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek
kata, orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Akhlak generasi muda bangsa menjadi rusak, sehingga tidak ada bedanya antara
manusia yang diberi kelebihan akal dengan hewan yang diberi keterbatasan akal.
Dengan latar belakang gambaran situasi di atas, kita akan memulai
pembahasan ini sehingga dapat dijadikan rujukan untuk meminimalisasi pengaruh
negatif penggunaan internet bagi generasi muda bangsa.
ASAL USUL INTERNET
Internet adalah kependekan dari Interconnected Network atau jaringan
Komputer yang saling terhubung satu sama lain di seluruh dunia. Sejarah intenet
dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense
Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan
riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah computer sehingga
membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan tiga situs saja yaitu
Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University
of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan
secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama
kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas
di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan
untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu MILNET untuk
keperluan militer dan ARPANET baru yang lebih kecil untuk keperluan
nonmiliter seperti universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya
dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi
Internet.
Pada tahun 1989, Timothy Berners Lee, ahli komputer dari Inggris
menciptakan World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan
gambar, suara, film dan musik dapat ditampilkan dalam internet ( Padosi. 2004).
Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu
jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana
semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di
antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada
perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di
sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Sejak
1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris)
dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet ( http://id.wikipedia.org/wiki/
Sejarah_Internet_Indonesia).
Aplikasi internet yang saat itu banyak digunakan untuk komunikasi ialah
aplikasi penjelajah internet (browsing), pengirim pesan elektronik (email), dan
aplikasi untuk bercakap-cakap secara online (chatting). Untuk menjelajah internet
diperlukan aplikasi khusus yang bernama browser seperti Mozilla Firefox, Opera,
Konqueror, Galeon, Ephipany dan masih banyak lagi jenis browser yang
termasuk dalam Free and Open Source Software (FOSS). Pada saat sekarang ini
Indonesia termasuk Negara yang banyak menggunakan media Internet dan
beberapa tahun yang akan datang akan semakin banyak pengguna browser untuk
mengunjungi situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Email (surat elektronik), adalah aplikasi yang memungkinkan para
pengguna internet untuk saling berkirim pesan melalui alamat elektronik di
internet. Para pengguna email memilki sebuah mailbox (kotak surat) elektronik
yang tersimpan dalam suatu mailserver.
Chatting merupakan bentuk komunikasi yang terjalin melalui saling
bertukar pesan-pesan singkat, pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter
dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan
membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol
berdua saja dengan chatter lain.
Sekarang ini, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka
aplikasi untuk berkomunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga
melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus (video
conference) ( Rozak, Rully. 2001).
DEFINISI AKHLAK
Secara bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat,
kebiasaan, adab. Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri
yang membuat perbuatan yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek.
Oleh karenanya, apabila amal dan pikiran seseorang sholeh (baik) maka sholeh
pula diri dan akhlaknya, dan sebaliknya apabila amal dan pikirannya rusak maka
rusak pula dirinya akhlaknya. Nabi bersabda :( alaa wainna filjasadi mudzghotan,
idzaa soluhat soluha jasada kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluh wahiya
alqolbu).
Adapun Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam,
karena Allah SWT memuji Nabi s.a.w karena akhlaknya yang hasan. Allah
berfirman : (wainnaka la'alaa khuluqin 'adzim) (Alqolam: 4). (walaa tastawi
alhasanatu walaa assayiatu idfang billati hiya ahsanu faidza aldzi bainaka wa
bainahu 'adawatan ka annahu waliyun hamimun) ( Fushilat:34). Dan sungguh
Allah mengutus Muhammad s.a.w tidak lain untuk menyempurnakan akhlak. Nabi
Muhammad s.a.w telah bersabda; (innamaa bu'ist tu liutammima makaarimal
akhlaaqi) (riwayat Bukhori dan muslim). Dan sabdanya juga: (akmalul
mukminiina iimaanan ahsanuhum khuluqon) (riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
(http://islamwiki.blogspot.com/2008/11/pengertian-akhlak.html)
Dari definisi akhlak di atas, maka sudah jelas bahwa seseorang atau
pemuda yang didalam pikiran otaknya diluar syariat Islam maka rusak pulalah
akhlaknya maka jasadnya pun juga ikut rusak.
FUNGSI PEMBENTUKAN AKHLAK BAGI GENERASI MUDA BANGSA
Akhlak merupakan alat pembeda yang jelas antara manusia dengan
hewan, maka akhlak perlu dibina dan dibentuk. Karena tanpa modal akhlak,
manusia akan kehilangan derajat kemanusiaannya sebagai makhluk yang paling
mulia. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai watak, sifat, dan tabiat
yang bersifat dualistik, kontras dan paradoksal dari segala budi yang baik dan
buruk. Adalah kewajiban bagi manusia untuk memelihara dan mengembangkan
sesuatu yang baik dan benar serta menekan perbuatan-perbuatan yang salah dan
buruk (Zuhairini, dkk., 1995).
Pada masa ini, sangat tepat apabila generasi muda yang terdiri dari anakanak dan remaja diarahkan perilakunya, dibentuk akhlaknya, agar setelah mereka
benar-benar menjadi manusia dewasa dapat menjadi orang yang benar-benar
memiliki akhlak yang baik. Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi
pada umumnya, terjadi melalui pengalaman yang dilalui anak pada waktu
kecilnya, akan menjadi unsur penting dalam pribadinya ( Daradjat, 1970).
Jadi, fungsi pembentukan akhlak pada generasi muda adalah untuk
menanamkan budi pekerti yang luhur, akhlak yang baik, serta menjahui akhlak
yang tercela yang akan menurunkan derajatnya sebagai manusia di sisi Allah,
sehingga mereka kelak dapat menjadi manusia dewasa yang berbudi pekerti luhur
dan memiliki kepribadian muslim sesuai dengan tujuan pendidikan.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN
AKHLAK PADA GENERASI MUDA
Ada dua faktor utama yang menentukan pembentukan dan perubahan
akhlak pada generasi muda, yaitu: Faktor Psikologis dan Faktor Kultural (Abror,
1993: 110).
1. Faktor Psikologis
Yaitu faktor-faktor yang menentukan pembentukan dan perubahan
sikap, yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor psikologis ini
meliputi: motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran, kekuasaan, dan
kepatuhan. Semua itu merupakan faktor yang memainkan peranan dalam
menimbulkan atau mengubah sikap seseorang.
2. Faktor Kultural
Yaitu faktor-faktor yang menentukan pembentukan dan perubahan sikap,
yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor kultural meliputi: status sosial,
lingkungan, keluarga, dan pendidikan. Faktor ini merupakan faktor yang berarti
yang menentukan akhlak manusia (Abror, 1993: 110). Dengan demikian, kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi dalam rangka menimbulkan, memelihara,
atau mengubah akhlak.
Dalam membentuk atau mengubah sikap seseorang, dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Adopsi, melalui peniruan atau imitasi tingkah laku yang diketahui atau
diperlihatkan seseorang atau kelompok orang yang dipuji atau dianggap
memiliki kredibilitas. Dalam hal ini, gejala human modeling (penyontohan
manusia) merupakan salah satu hal yang paling diandalkan.
2. Differensiasi dan Individuasi, yaitu pembentukan sikap tehadap obyek
dengan membedakan hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, seiring
dengan perkembangan IQ-nya, bertambahnya umur, dan pengalaman yang
dilaluinya.
3. Integrasi, dari banyak respon khusus atas jenis yang sama. Hal ini
berlangsung bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan satu dengan yang lain, sehingga terbentuklah sikap terhadap
hal tersebut.
4. Trauma, yaitu pengalaman yang meninggalkan kesan yang paling pahit
dan mendalam dalam jiwa seseorang. Pengalaman tersebut juga dapat
menyebabkan terbentuknya akhlak seseorang (Abror, 1993: 110).
PENGARUH NEGATIF INTERNET BAGI GENERASI MUDA BANGSA
Adanya internet merupakan bagian dari kemajuan. Setiap kemajuan pasti
disambut dengan baik karena dapat memperbaiki kualitas hidup. Kemajuan
teknologi internet sangat mempengaruhi aspek kehidupan. Pekerjaan menjadi
cepat dan hasilnya pun memuaskan. Internet juga sangat membantu manusia
untuk melakukan komunikasi. Jarak jauh menjadi sangat dekat. Sayangnya, tidak
semua orang apalagi generasi muda yang masih rentan terhadap pengaruh dari
luar dirinya, yang menjadikan internet ini sebagai sarana memperbaiki kualitas
diri, masyarakat, kelompok atau bangsa tetapi dengan sengaja merusak diri dan
merusak generasi bangsa.
Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para
remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi,
mewah, dan praktis. Internet bisa didapatkan di manapun kita berada, dengan
bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat
diakses dengan mudahnya melalui HP dimanapun kita berada, atau jika tidak,
disetiap sudut kota pasti terdapat sebuah Warung yang menjual jasa internet atau
yang biasa disebut dengan “Warnet”, Dunia Informasi Tanpa Batas, begitulah
orang-orang menyebutnya. (http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/)
Tak dapat dipungkiri, bahwa karena adanya kebebasan yang tanpa batas
inilah, dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet yang akhirnya akan
menimbulkan kecanduan dan akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap akhlak
generasi muda bangsa, diantaranya:
1. Internet Membuat Generasi Muda Menjadi Pasif dalam Berfikir
Generasi muda yang kesehariannya bergaul dengan internet akan nampak
pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari
internet tersebut. Karena dengan mudahnya mereka dapat mengakses internet
tanpa harus kerja keras membaca buku, mengunjungi perpustakaan, untuk
mendapatkan sumber informasi yang mereka perlukan sebagai bahan
referensi untuk sekolah maupun kuliah.
Karena hal ini pula, maka banyak diantara mereka yang cenderung
menjadi plagiator bagi karya orang lain yang ada di internet, seperti: blog
maupun web. Mereka dengan mudahnya meng-copy paste karya orang dan
disebut sebagai karyanya.
2. Internet Sebagai Sarana untuk Pornografi atau Asusila
Generasi muda yang baru mengenal internet biasanya menggunakan
fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh, seperti: gambar-gambar yang
tidak senonoh (pornografi), atau video-video aneh yang bersifat “asusila” ,
maupun game yang berisi pornografi yang dapat mempengaruhi akhlak
mereka dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran di
sekolah.
Terdapat banyak bahaya yang ditimbulkan oleh pornografi, yang sifatnya
secara berangsur-angsur bisa menyebabkan kecanduan. Seperti orang yang
gemar minum minuman keras, lama-kelamaan dia akan menjadi pecandu.
Generasi muda juga demikian, semakin sering melihat hal-hal yang berbau
pornografi, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual atau kecanduan seks
semakin besar.
Berulang-ulang penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak melihat
gambar-gambar pornografi, punya pengaruh dramatis pada pelakunya yaitu
bagaimana mereka melihat wanita, kejahatan seksual, hubungan seksual, dan
seks pada umumnya. Kesimpulan penelitian-penelitian ini tak terbantahkan
dalam kenyataan, yaitu: ketika responden pria diberi pornografi jenis kasar
selama sedikitnya 6 minggu, maka akan terbentuk sifat kasar secara seksual
yang semakin meningkat terhadap wanita, mulai menyepelekan perkosaan
sebagai tindak kejahatan atau tidak lagi menganggapnya sebagai kejahatan,
terbentuk persepsi yang menyimpang terhadap seks, muncul hasrat yang
besar terhadap jenis pornografi yang lebih menyimpang, aneh, atau kejam,
menghilangkan nilai penting perkawinan dan mengurangi keyakinan bahwa
perkawinan merupakan ikatan yang sah, memandang seks bebas sebagai
perilaku normal dan alami. (http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/)
3. Internet Membuat Rasa Sosial Para Generasi Muda Mulai Menipis
Dilihat dari sikap, banyak generasi muda sekarang yang tingkah lakunya
tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
masyarakat dan lingkungannya karena mereka sudah kecanduan internet.
Anak muda yang sudah kecanduan internet, maka mereka akan merasa
gelisah jika tidak melakukan aktivitas untuk beberapa waktu tertentu dengan
gadget (misalnya: membuka jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter,
main game, chatting, membuka situs, dan sebagainya).
Intinya,
kecanduan
membuat
seseorang
seperti
tercerabut
dari
lingkungannya, ia hanya akan asyik sendiri dengan gadget-nya dan
melupakan sekelilingnya. Bila diajak berbicara orang lain atau waktu ada di
suatu acara tertentu, seperti rapat atau menghadiri undangan, dia hanya asyik
sendiri dengan dunia mayanya, dan melupakan dunia riilnya (Armando, 2012
dalam Ummi, No. 4/XXIV/April)). Akhirya dia akan cenderung memiliki
banyak kawan di dunia maya, tetapi minim kawan di dunia nyata, dan ini
akan berdampak pada menipisnya rasa sosial terhadap keluarga dan
lingkungan juga kegiatan silaturrahim yang kian memudar.
4. Internet dapat Merusak Rasa Toleransi Antar Umat Beragama
Internet sangat membantu manusia untuk melakukan komunikasi. Jarak
jauh menjadi sangat dekat. Sayangnya, tidak semua orang menjadikan
teknologi ini sebagai sarana memperbaiki kualitas diri,
kelompok
atau
bangsa
tetapi
dengan
sengaja
merusak
masyarakat,
diri
dan
merusak generasi bangsa. Contohnya: ada orang yang dengan sengaja
memanfaatkan sarana yang disediakan Yahoo dalam sarana tanya jawab.
Isinya, bertanya tentang tokoh yang diimani penganut agama tertentu.
Pertanyaan itu sangat menghina. Berikut ini diantara contoh pertanyaannya:
“Tuhan kristen hari ini mati ye bo???Pantes aje setannye udh pd kluar
jam segini bo?”
Ada lagi ungkapan seperti ini: “mulutmu adalah harimaumu”. Orang
lain menilai apa yang keluar dari mulut, yang terucap.
Ungkapan yang menghina tentu akan mendapat penolakan. Tidak ada
satu institusi pun yang mau dihina. Negara ini didirikan oleh Bapak bangsa
dengan memperhatikan dan menghargai keberagaman.
Bila dianalisis, orang-orang yang memunculkan pertanyaan yang isinya
menghina keyakinan agama orang lain, kemungkinan orang tersebut
dipengaruhi oleh orang lain bahwa agama lain tidak benar. Fanatisme yang
keliru. Kemungkinan lain adalah orang tersebut memiliki kepribadian yang
tidak baik, dibesarkan di lingkungan yang homogen dan tidak menghargai
perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika lahir dari keberagaman. Orang yang
dibesarkan dalam fanatisme menganggap hanya dirinya yang paling benar
dan cenderung bersikap anarkis. Sikap permusuhan akan melahirkan perilaku
agressif dan merugikan kehidupan yang heteregon. (http://teknologi.kompasiana.
com/internet/2012/04/07/internet-merusak-toleransi/)
Ada lagi game online yang berisi tentang kebiadaban orang non Islam
dalam menganiaya orang Islam. Di dalam game tersebut, digambarkan orang
non Islam yang memenangkan perang melawan orang Islam, kemudian
berhasil menawan salah satu pimpinan orang Islam dan kemudian
menganiayanya. Pertama-tama dipukul wajahnya satu kali, lalu dua kali
sampai sorban yang dikenakannya terlepas, kemudian berkali-kali dipukul
sampai wajahnya jadi tak karuan dan penuh darah. Hal ini sangat meracuni
dan mempengaruhi akhlak generasi muda nantinya, sehingga mereka akan
berfikir bahwa sikap toleransi terhadap umat beragama sudah tidak penting
lagi.
5. Internet dapat Menanamkan Jiwa Kekerasan pada Generasi Muda
Anak-anak muda yang sudah kecanduan pada game online di internet
yang sebagian besar berisi game-game tentang kekerasan maupun kejahatan,
secara perlahan-lahan akan merasuki jiwa mereka menjadi suka berkelahi dan
menunjukkan kekuatan fisik. Akhlak mereka akan terbentuk menjadi suka
menganiaya dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.
Hal ini menimbulkan sikap permissivenes (melonggarnya nilai-nilai)
yang berpengaruh terhadap nilai akan hakekat kemanusiaan. Secara tidak
sadar, generasi muda dibimbing untuk membunuh dan membalas dendam
terhadap suatu kejahatan orang lain atas mereka. Image ideal mereka pun
bergeser dari keharusan menghormati hak-hak orang lain pada prinsip siapa
yang kuat dialah yang menang (Furqona (ed.), 2002).
UPAYA MEMINIMALISASI PENGARUH NEGATIF INTERNET BAGI
GENERASI MUDA Bangsa
1. Pengawasan Berkesinambungan dari Kedua Orang Tua
Dalam hal upaya meminimalisasi pengaruh negatif internet, pengawasan
yang berkesinambungan dari kedua orang tua sangatlah penting, karena
orangtua lah yang tahu persis watak dan kebiasaan anaknya. Suatu contoh,
jika orang tua ingin mengawasi putra-putrinya memanfaatkan jejaring sosial
seperti Facebook atau Twitter, salah satu cara yang mudah adalah dengan
menjadi teman mereka pada jejaring sosial terkait baik menggunakan akun
asli orang tua atau menyamar menjadi orang lain. Adapula yang menitipkan
pengawasan anak-anak mereka melalui keluarga terdekat yang kebetulan
telah menjalin pertemanan dengan anak melalui jejaring sosial tersebut.
Namun perlu diingat bahwa tidak hanya jejaring sosial yang perlu
mendapat perhatian namun juga alamat internet lain yang sering dikunjungi
anak dan remaja. Paling tidak dengan mengetahui alamat internet yang pernah
dikunjungi mereka, orang tua dapat mengevaluasi apa yang menjadi
perhatiannya, kegemarannya dan hal lain yang ingin mereka ketahui melalui
internet.
Setelah orang tua menemukan daftar alamat internet (URL) yang pernah
dikunjungi oleh anak-anak dan remaja, hendaknya orang tua mencoba untuk
membuka satu persatu alamat tersebut agar dapat diketahui informasi apa saja
yang sedang dicari oleh mereka. Adakah situs-situs yang kurang layak atau
tidak pantas untuk dikunjungi. (http://teknologi.kompasiana.com/internet /2012/04/06/
mengawasi-dan-mengevaluasi-kebiasaan-anak-menggunakan-internet/
2. Menjalin Komunikasi yang Baik Antara Orang Tua dan Anak
Hubungan antara anak dengan orang tua sangat diperlukan untuk bisa
mendidik dan mendewasakan anak. Hubungan yang akrab antara orang tua
dengan anak itu bisa berjalan dengan seringnya komunikasi antara orang tua
dan anak. Keinginan dan kemauan anak bisa diketahui dengan komunikasi.
Sebaliknya apabila tidak terjalin komunikasi, maka akan menjadikan anak itu
berjalan sendiri tanpa ada pegangan yang patut untuk dipegang, dari situlah
kemudian anak berjalan sendiri yang kebanyakan bersifat negatif. Itu banyak
terjadi pada situasi dimana orang tua sibuk dengan keasyikannya dalam
mengejar dunia sehingga melalaikan kewajibannya sebagai orang tua untuk
mengarahkan anak-anaknya kearah jalan yang bernuansa positif.
Kita patut mencermati sebuah hadits Rosulullah yang artinya; Setiap
anak adam yang terlahir di dunia dalam keadaan fitroh (suci) orang tualah
yang bisa menjadi anak tersebut majusi, yahudi atau nasrani.
Dari cuplikan hadits di atas kita sebagai orang tua harus berwawasan luas
dalam mensikapi hadits tersebut. Artinya dengan ketidak pedulian orang tua
terhadap perkembangan anaknya bisa sangat fatal terutama akhlak. Kalau
sudah terbentuk dalam sebuah watak, maka tidak ada dalam diri anak/remaja
tersebut sebuah persepsi positif, yang ada hanya khayalan yang tak sampai.
3. Memberi Contoh Akhlak yang Baik
Contoh yang baik dan luhur dari kedua orang tua wajib diterapkan di
depan anak-anak apalagi anak yang sedang menginjak usia dewasa, orang tua
selalu mengingatkan betapa pentingnya sholat lima waktu ketika waktu sholat
telah tiba. Semua diawali oleh orang tua, dari semenjak kecil anak
diperlihatkan contoh-contoh akhlak yang mulia, tidak hanya sholat tapi sopan
santun, budi pekerti dalam setiap hari.
Begitu sebaliknya jika setiap hari anak disuguhi sesuatu yang tidak sesuai
dengan syariat agama Islam, maka akan terbentuk sebuah jiwa yang jauh dari
syariat agama Islam. Dari situlah betapa pentingnya orang tua dalam
memberikan contoh yang baik, karena orang tualah yang lebih lama dalam
bergaul dengan anak, dan orang tualah yang lebih lama dalam mendidik
anaknya sebagai penerusnya dan penerus bangsa.
4. Setiap Institusi Hendaknya Menanamkan Pendidikan Bahwa Hidup Ini Maju
Karena Perbedaan.
Institusi keluarga merupakan pilar pertama yang bertanggung jawab.
Lembaga-lembaga keagamaan hendaknya memberi arahan yang benar agar
semakin tercipta manusia yang kembali pada fitrahnya, yakni kebaikan yang
berasal dari Allah.
Institusi pemerintah sudah seharusnya memberi kontrol yang sangat ketat
terhadap segala upaya yang merusak kehidupan bermasyarakat. Pemerintah
sebaiknya dapat menjalin kerja sama dengan institusi yang memiliki pengaruh
di bidang komunikasi, seperti media radio, televisi, maupun internet.
Perbuatan yang merusak tatanan bermasyarakat sebaiknya di-filter. Banyak
acara atau berita yang memang tidak layak untuk dilihat maupun didengarkan
lebih-lebih acara di televisi khususnya sinetron, banyak contoh dari sinetro
yang justru diambil sampel kemudian dipraktikan, mulai cara berpakaian
sampai dandanan yang lain. Seharusnya bangsa ini sadar bahwa kepentingan
akhlak generasi bangsa lebih penting dari kepentingan royalty belaka.
Sehingga bangsa ini tidak kehabisan generasi yang berakhlakul karimah.
KESIMPULAN
Teknologi tidak bisa kita hindari, kalau kita menghindar maka kita akan
dilumat oleh teknologi itu sendiri.
Tidak dipungkiri bahwa orang tualah yang paling dominan dalam
membentuk
kepribadian
anaknya
sebagai
penerus
bangsa.
Pengawasan
berkesinambungan dari orang tua sangat diperlukan untuk meminimalisasi
kesempatan anak untuk bertindak yang negatifi diluar aqidah yang Islami.
Semakin banyak contoh akhlak yang baik dari orang tua akan semakin
mempertebal keyakinan anak dalam menghadapi sesuatu yang ada didepannya
dengan keyakinan yang teguh berlandaskan syariat agama Islam.
PENUTUP
Alhamdulilah rabbil ‘alami kami panjatkan kehadirot Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan artikel ini, sholawat
serta salam selalu kita pancarkan terhadap junjungan kita Nabi akhiruz zaman
Rosulullah Muhammad SAW.
Semoga artikel yang simpel dan jauh dari kesempurnaan ini dapat
memberikan inspirasi bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya dalam
mensikapi perubahan perkembangan teknologi yang sangat fenomenal ini. Bila
ada kesalahan semata-mata dari pribadi penulis sendiri dan bila ada kebenaran itu
datang dari Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua. Amiiin ya
Robbal ‘alamin.
DAFTAR RUJUKAN
Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tirta Wacana.
Armando, Nina Mutmainnah. 2012. “Kecanduan Gadget”, dalam Ummi (No.
4/XXIV/April). Jakarta.
Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia
http://islamwiki.blogspot.com/2008/11/pengertian-akhlak.html
http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/04/07/internet-merusak-toleransi/
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/04/06/mengawasi-danmengevaluasi-kebiasaan-anak-menggunakan-internet/
Padosi, Mico. 2004. Uraian Lengkap Internet. Surabaya: Indah.
Rama Furqona (editor). 2002. Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan
Remaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Rozak, Abdul dan Bachrul Ulum Rully. 2001. Belajar Praktis Internet. Jakarta:
Dinastindo.
Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Download