INTERNET, BOM WAKTU BAGI PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI MUDA BANGSA M. Thoifur ABSTRACT The entry of the internet in human life very worrying, especially when faced with moral problems of this nation's youth. Internet is a vehicle where every person who knew the internet would be very easy to know what they want, many sites that are not recognized by the users will gradually poison the morals. When the openness and flexibility of Internet users hit the nation's youth, we can not imagine what would happen if the generation that formed beneath generations. Internet is actually a lot of benefits, that if indeed we want to look for benefits, but most users of the youth even abusing fasililtas provided by the internet with the things that there is no benefit at all and even more to the negatifi and damaging the morale of the youth. Of all the concerns that there still exists a gap how do we fortify the youth of the nation's extraordinary impact. Key words: internet, morals PENDAHULUAN Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Karena di dalam internet banyak sekali fasilitas yang dapat diakses misalnya: jejaring sosial (facebook, twitter), chatting, games, mengunduh musik dan video, atau situs-situs yang dapat merusak akhlak. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan, karena kebebasan dan keterbukaan yang disajikan internet itulah maka mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng-geng anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat, dari cara berpakaian, banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan syariat agama Islam. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata, orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Akhlak generasi muda bangsa menjadi rusak, sehingga tidak ada bedanya antara manusia yang diberi kelebihan akal dengan hewan yang diberi keterbatasan akal. Dengan latar belakang gambaran situasi di atas, kita akan memulai pembahasan ini sehingga dapat dijadikan rujukan untuk meminimalisasi pengaruh negatif penggunaan internet bagi generasi muda bangsa. ASAL USUL INTERNET Internet adalah kependekan dari Interconnected Network atau jaringan Komputer yang saling terhubung satu sama lain di seluruh dunia. Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah computer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan tiga situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu MILNET untuk keperluan militer dan ARPANET baru yang lebih kecil untuk keperluan nonmiliter seperti universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. Pada tahun 1989, Timothy Berners Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan gambar, suara, film dan musik dapat ditampilkan dalam internet ( Padosi. 2004). Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet ( http://id.wikipedia.org/wiki/ Sejarah_Internet_Indonesia). Aplikasi internet yang saat itu banyak digunakan untuk komunikasi ialah aplikasi penjelajah internet (browsing), pengirim pesan elektronik (email), dan aplikasi untuk bercakap-cakap secara online (chatting). Untuk menjelajah internet diperlukan aplikasi khusus yang bernama browser seperti Mozilla Firefox, Opera, Konqueror, Galeon, Ephipany dan masih banyak lagi jenis browser yang termasuk dalam Free and Open Source Software (FOSS). Pada saat sekarang ini Indonesia termasuk Negara yang banyak menggunakan media Internet dan beberapa tahun yang akan datang akan semakin banyak pengguna browser untuk mengunjungi situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Email (surat elektronik), adalah aplikasi yang memungkinkan para pengguna internet untuk saling berkirim pesan melalui alamat elektronik di internet. Para pengguna email memilki sebuah mailbox (kotak surat) elektronik yang tersimpan dalam suatu mailserver. Chatting merupakan bentuk komunikasi yang terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat, pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Sekarang ini, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka aplikasi untuk berkomunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus (video conference) ( Rozak, Rully. 2001). DEFINISI AKHLAK Secara bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat, kebiasaan, adab. Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri yang membuat perbuatan yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek. Oleh karenanya, apabila amal dan pikiran seseorang sholeh (baik) maka sholeh pula diri dan akhlaknya, dan sebaliknya apabila amal dan pikirannya rusak maka rusak pula dirinya akhlaknya. Nabi bersabda :( alaa wainna filjasadi mudzghotan, idzaa soluhat soluha jasada kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluh wahiya alqolbu). Adapun Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena Allah SWT memuji Nabi s.a.w karena akhlaknya yang hasan. Allah berfirman : (wainnaka la'alaa khuluqin 'adzim) (Alqolam: 4). (walaa tastawi alhasanatu walaa assayiatu idfang billati hiya ahsanu faidza aldzi bainaka wa bainahu 'adawatan ka annahu waliyun hamimun) ( Fushilat:34). Dan sungguh Allah mengutus Muhammad s.a.w tidak lain untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Muhammad s.a.w telah bersabda; (innamaa bu'ist tu liutammima makaarimal akhlaaqi) (riwayat Bukhori dan muslim). Dan sabdanya juga: (akmalul mukminiina iimaanan ahsanuhum khuluqon) (riwayat Ahmad dan Abu Dawud) (http://islamwiki.blogspot.com/2008/11/pengertian-akhlak.html) Dari definisi akhlak di atas, maka sudah jelas bahwa seseorang atau pemuda yang didalam pikiran otaknya diluar syariat Islam maka rusak pulalah akhlaknya maka jasadnya pun juga ikut rusak. FUNGSI PEMBENTUKAN AKHLAK BAGI GENERASI MUDA BANGSA Akhlak merupakan alat pembeda yang jelas antara manusia dengan hewan, maka akhlak perlu dibina dan dibentuk. Karena tanpa modal akhlak, manusia akan kehilangan derajat kemanusiaannya sebagai makhluk yang paling mulia. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai watak, sifat, dan tabiat yang bersifat dualistik, kontras dan paradoksal dari segala budi yang baik dan buruk. Adalah kewajiban bagi manusia untuk memelihara dan mengembangkan sesuatu yang baik dan benar serta menekan perbuatan-perbuatan yang salah dan buruk (Zuhairini, dkk., 1995). Pada masa ini, sangat tepat apabila generasi muda yang terdiri dari anakanak dan remaja diarahkan perilakunya, dibentuk akhlaknya, agar setelah mereka benar-benar menjadi manusia dewasa dapat menjadi orang yang benar-benar memiliki akhlak yang baik. Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya, terjadi melalui pengalaman yang dilalui anak pada waktu kecilnya, akan menjadi unsur penting dalam pribadinya ( Daradjat, 1970). Jadi, fungsi pembentukan akhlak pada generasi muda adalah untuk menanamkan budi pekerti yang luhur, akhlak yang baik, serta menjahui akhlak yang tercela yang akan menurunkan derajatnya sebagai manusia di sisi Allah, sehingga mereka kelak dapat menjadi manusia dewasa yang berbudi pekerti luhur dan memiliki kepribadian muslim sesuai dengan tujuan pendidikan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN AKHLAK PADA GENERASI MUDA Ada dua faktor utama yang menentukan pembentukan dan perubahan akhlak pada generasi muda, yaitu: Faktor Psikologis dan Faktor Kultural (Abror, 1993: 110). 1. Faktor Psikologis Yaitu faktor-faktor yang menentukan pembentukan dan perubahan sikap, yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor psikologis ini meliputi: motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran, kekuasaan, dan kepatuhan. Semua itu merupakan faktor yang memainkan peranan dalam menimbulkan atau mengubah sikap seseorang. 2. Faktor Kultural Yaitu faktor-faktor yang menentukan pembentukan dan perubahan sikap, yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor kultural meliputi: status sosial, lingkungan, keluarga, dan pendidikan. Faktor ini merupakan faktor yang berarti yang menentukan akhlak manusia (Abror, 1993: 110). Dengan demikian, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam rangka menimbulkan, memelihara, atau mengubah akhlak. Dalam membentuk atau mengubah sikap seseorang, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Adopsi, melalui peniruan atau imitasi tingkah laku yang diketahui atau diperlihatkan seseorang atau kelompok orang yang dipuji atau dianggap memiliki kredibilitas. Dalam hal ini, gejala human modeling (penyontohan manusia) merupakan salah satu hal yang paling diandalkan. 2. Differensiasi dan Individuasi, yaitu pembentukan sikap tehadap obyek dengan membedakan hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, seiring dengan perkembangan IQ-nya, bertambahnya umur, dan pengalaman yang dilaluinya. 3. Integrasi, dari banyak respon khusus atas jenis yang sama. Hal ini berlangsung bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan satu dengan yang lain, sehingga terbentuklah sikap terhadap hal tersebut. 4. Trauma, yaitu pengalaman yang meninggalkan kesan yang paling pahit dan mendalam dalam jiwa seseorang. Pengalaman tersebut juga dapat menyebabkan terbentuknya akhlak seseorang (Abror, 1993: 110). PENGARUH NEGATIF INTERNET BAGI GENERASI MUDA BANGSA Adanya internet merupakan bagian dari kemajuan. Setiap kemajuan pasti disambut dengan baik karena dapat memperbaiki kualitas hidup. Kemajuan teknologi internet sangat mempengaruhi aspek kehidupan. Pekerjaan menjadi cepat dan hasilnya pun memuaskan. Internet juga sangat membantu manusia untuk melakukan komunikasi. Jarak jauh menjadi sangat dekat. Sayangnya, tidak semua orang apalagi generasi muda yang masih rentan terhadap pengaruh dari luar dirinya, yang menjadikan internet ini sebagai sarana memperbaiki kualitas diri, masyarakat, kelompok atau bangsa tetapi dengan sengaja merusak diri dan merusak generasi bangsa. Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi, mewah, dan praktis. Internet bisa didapatkan di manapun kita berada, dengan bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya melalui HP dimanapun kita berada, atau jika tidak, disetiap sudut kota pasti terdapat sebuah Warung yang menjual jasa internet atau yang biasa disebut dengan “Warnet”, Dunia Informasi Tanpa Batas, begitulah orang-orang menyebutnya. (http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/) Tak dapat dipungkiri, bahwa karena adanya kebebasan yang tanpa batas inilah, dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet yang akhirnya akan menimbulkan kecanduan dan akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap akhlak generasi muda bangsa, diantaranya: 1. Internet Membuat Generasi Muda Menjadi Pasif dalam Berfikir Generasi muda yang kesehariannya bergaul dengan internet akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari internet tersebut. Karena dengan mudahnya mereka dapat mengakses internet tanpa harus kerja keras membaca buku, mengunjungi perpustakaan, untuk mendapatkan sumber informasi yang mereka perlukan sebagai bahan referensi untuk sekolah maupun kuliah. Karena hal ini pula, maka banyak diantara mereka yang cenderung menjadi plagiator bagi karya orang lain yang ada di internet, seperti: blog maupun web. Mereka dengan mudahnya meng-copy paste karya orang dan disebut sebagai karyanya. 2. Internet Sebagai Sarana untuk Pornografi atau Asusila Generasi muda yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh, seperti: gambar-gambar yang tidak senonoh (pornografi), atau video-video aneh yang bersifat “asusila” , maupun game yang berisi pornografi yang dapat mempengaruhi akhlak mereka dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran di sekolah. Terdapat banyak bahaya yang ditimbulkan oleh pornografi, yang sifatnya secara berangsur-angsur bisa menyebabkan kecanduan. Seperti orang yang gemar minum minuman keras, lama-kelamaan dia akan menjadi pecandu. Generasi muda juga demikian, semakin sering melihat hal-hal yang berbau pornografi, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual atau kecanduan seks semakin besar. Berulang-ulang penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak melihat gambar-gambar pornografi, punya pengaruh dramatis pada pelakunya yaitu bagaimana mereka melihat wanita, kejahatan seksual, hubungan seksual, dan seks pada umumnya. Kesimpulan penelitian-penelitian ini tak terbantahkan dalam kenyataan, yaitu: ketika responden pria diberi pornografi jenis kasar selama sedikitnya 6 minggu, maka akan terbentuk sifat kasar secara seksual yang semakin meningkat terhadap wanita, mulai menyepelekan perkosaan sebagai tindak kejahatan atau tidak lagi menganggapnya sebagai kejahatan, terbentuk persepsi yang menyimpang terhadap seks, muncul hasrat yang besar terhadap jenis pornografi yang lebih menyimpang, aneh, atau kejam, menghilangkan nilai penting perkawinan dan mengurangi keyakinan bahwa perkawinan merupakan ikatan yang sah, memandang seks bebas sebagai perilaku normal dan alami. (http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/) 3. Internet Membuat Rasa Sosial Para Generasi Muda Mulai Menipis Dilihat dari sikap, banyak generasi muda sekarang yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya karena mereka sudah kecanduan internet. Anak muda yang sudah kecanduan internet, maka mereka akan merasa gelisah jika tidak melakukan aktivitas untuk beberapa waktu tertentu dengan gadget (misalnya: membuka jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, main game, chatting, membuka situs, dan sebagainya). Intinya, kecanduan membuat seseorang seperti tercerabut dari lingkungannya, ia hanya akan asyik sendiri dengan gadget-nya dan melupakan sekelilingnya. Bila diajak berbicara orang lain atau waktu ada di suatu acara tertentu, seperti rapat atau menghadiri undangan, dia hanya asyik sendiri dengan dunia mayanya, dan melupakan dunia riilnya (Armando, 2012 dalam Ummi, No. 4/XXIV/April)). Akhirya dia akan cenderung memiliki banyak kawan di dunia maya, tetapi minim kawan di dunia nyata, dan ini akan berdampak pada menipisnya rasa sosial terhadap keluarga dan lingkungan juga kegiatan silaturrahim yang kian memudar. 4. Internet dapat Merusak Rasa Toleransi Antar Umat Beragama Internet sangat membantu manusia untuk melakukan komunikasi. Jarak jauh menjadi sangat dekat. Sayangnya, tidak semua orang menjadikan teknologi ini sebagai sarana memperbaiki kualitas diri, kelompok atau bangsa tetapi dengan sengaja merusak masyarakat, diri dan merusak generasi bangsa. Contohnya: ada orang yang dengan sengaja memanfaatkan sarana yang disediakan Yahoo dalam sarana tanya jawab. Isinya, bertanya tentang tokoh yang diimani penganut agama tertentu. Pertanyaan itu sangat menghina. Berikut ini diantara contoh pertanyaannya: “Tuhan kristen hari ini mati ye bo???Pantes aje setannye udh pd kluar jam segini bo?” Ada lagi ungkapan seperti ini: “mulutmu adalah harimaumu”. Orang lain menilai apa yang keluar dari mulut, yang terucap. Ungkapan yang menghina tentu akan mendapat penolakan. Tidak ada satu institusi pun yang mau dihina. Negara ini didirikan oleh Bapak bangsa dengan memperhatikan dan menghargai keberagaman. Bila dianalisis, orang-orang yang memunculkan pertanyaan yang isinya menghina keyakinan agama orang lain, kemungkinan orang tersebut dipengaruhi oleh orang lain bahwa agama lain tidak benar. Fanatisme yang keliru. Kemungkinan lain adalah orang tersebut memiliki kepribadian yang tidak baik, dibesarkan di lingkungan yang homogen dan tidak menghargai perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika lahir dari keberagaman. Orang yang dibesarkan dalam fanatisme menganggap hanya dirinya yang paling benar dan cenderung bersikap anarkis. Sikap permusuhan akan melahirkan perilaku agressif dan merugikan kehidupan yang heteregon. (http://teknologi.kompasiana. com/internet/2012/04/07/internet-merusak-toleransi/) Ada lagi game online yang berisi tentang kebiadaban orang non Islam dalam menganiaya orang Islam. Di dalam game tersebut, digambarkan orang non Islam yang memenangkan perang melawan orang Islam, kemudian berhasil menawan salah satu pimpinan orang Islam dan kemudian menganiayanya. Pertama-tama dipukul wajahnya satu kali, lalu dua kali sampai sorban yang dikenakannya terlepas, kemudian berkali-kali dipukul sampai wajahnya jadi tak karuan dan penuh darah. Hal ini sangat meracuni dan mempengaruhi akhlak generasi muda nantinya, sehingga mereka akan berfikir bahwa sikap toleransi terhadap umat beragama sudah tidak penting lagi. 5. Internet dapat Menanamkan Jiwa Kekerasan pada Generasi Muda Anak-anak muda yang sudah kecanduan pada game online di internet yang sebagian besar berisi game-game tentang kekerasan maupun kejahatan, secara perlahan-lahan akan merasuki jiwa mereka menjadi suka berkelahi dan menunjukkan kekuatan fisik. Akhlak mereka akan terbentuk menjadi suka menganiaya dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini menimbulkan sikap permissivenes (melonggarnya nilai-nilai) yang berpengaruh terhadap nilai akan hakekat kemanusiaan. Secara tidak sadar, generasi muda dibimbing untuk membunuh dan membalas dendam terhadap suatu kejahatan orang lain atas mereka. Image ideal mereka pun bergeser dari keharusan menghormati hak-hak orang lain pada prinsip siapa yang kuat dialah yang menang (Furqona (ed.), 2002). UPAYA MEMINIMALISASI PENGARUH NEGATIF INTERNET BAGI GENERASI MUDA Bangsa 1. Pengawasan Berkesinambungan dari Kedua Orang Tua Dalam hal upaya meminimalisasi pengaruh negatif internet, pengawasan yang berkesinambungan dari kedua orang tua sangatlah penting, karena orangtua lah yang tahu persis watak dan kebiasaan anaknya. Suatu contoh, jika orang tua ingin mengawasi putra-putrinya memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter, salah satu cara yang mudah adalah dengan menjadi teman mereka pada jejaring sosial terkait baik menggunakan akun asli orang tua atau menyamar menjadi orang lain. Adapula yang menitipkan pengawasan anak-anak mereka melalui keluarga terdekat yang kebetulan telah menjalin pertemanan dengan anak melalui jejaring sosial tersebut. Namun perlu diingat bahwa tidak hanya jejaring sosial yang perlu mendapat perhatian namun juga alamat internet lain yang sering dikunjungi anak dan remaja. Paling tidak dengan mengetahui alamat internet yang pernah dikunjungi mereka, orang tua dapat mengevaluasi apa yang menjadi perhatiannya, kegemarannya dan hal lain yang ingin mereka ketahui melalui internet. Setelah orang tua menemukan daftar alamat internet (URL) yang pernah dikunjungi oleh anak-anak dan remaja, hendaknya orang tua mencoba untuk membuka satu persatu alamat tersebut agar dapat diketahui informasi apa saja yang sedang dicari oleh mereka. Adakah situs-situs yang kurang layak atau tidak pantas untuk dikunjungi. (http://teknologi.kompasiana.com/internet /2012/04/06/ mengawasi-dan-mengevaluasi-kebiasaan-anak-menggunakan-internet/ 2. Menjalin Komunikasi yang Baik Antara Orang Tua dan Anak Hubungan antara anak dengan orang tua sangat diperlukan untuk bisa mendidik dan mendewasakan anak. Hubungan yang akrab antara orang tua dengan anak itu bisa berjalan dengan seringnya komunikasi antara orang tua dan anak. Keinginan dan kemauan anak bisa diketahui dengan komunikasi. Sebaliknya apabila tidak terjalin komunikasi, maka akan menjadikan anak itu berjalan sendiri tanpa ada pegangan yang patut untuk dipegang, dari situlah kemudian anak berjalan sendiri yang kebanyakan bersifat negatif. Itu banyak terjadi pada situasi dimana orang tua sibuk dengan keasyikannya dalam mengejar dunia sehingga melalaikan kewajibannya sebagai orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya kearah jalan yang bernuansa positif. Kita patut mencermati sebuah hadits Rosulullah yang artinya; Setiap anak adam yang terlahir di dunia dalam keadaan fitroh (suci) orang tualah yang bisa menjadi anak tersebut majusi, yahudi atau nasrani. Dari cuplikan hadits di atas kita sebagai orang tua harus berwawasan luas dalam mensikapi hadits tersebut. Artinya dengan ketidak pedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya bisa sangat fatal terutama akhlak. Kalau sudah terbentuk dalam sebuah watak, maka tidak ada dalam diri anak/remaja tersebut sebuah persepsi positif, yang ada hanya khayalan yang tak sampai. 3. Memberi Contoh Akhlak yang Baik Contoh yang baik dan luhur dari kedua orang tua wajib diterapkan di depan anak-anak apalagi anak yang sedang menginjak usia dewasa, orang tua selalu mengingatkan betapa pentingnya sholat lima waktu ketika waktu sholat telah tiba. Semua diawali oleh orang tua, dari semenjak kecil anak diperlihatkan contoh-contoh akhlak yang mulia, tidak hanya sholat tapi sopan santun, budi pekerti dalam setiap hari. Begitu sebaliknya jika setiap hari anak disuguhi sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam, maka akan terbentuk sebuah jiwa yang jauh dari syariat agama Islam. Dari situlah betapa pentingnya orang tua dalam memberikan contoh yang baik, karena orang tualah yang lebih lama dalam bergaul dengan anak, dan orang tualah yang lebih lama dalam mendidik anaknya sebagai penerusnya dan penerus bangsa. 4. Setiap Institusi Hendaknya Menanamkan Pendidikan Bahwa Hidup Ini Maju Karena Perbedaan. Institusi keluarga merupakan pilar pertama yang bertanggung jawab. Lembaga-lembaga keagamaan hendaknya memberi arahan yang benar agar semakin tercipta manusia yang kembali pada fitrahnya, yakni kebaikan yang berasal dari Allah. Institusi pemerintah sudah seharusnya memberi kontrol yang sangat ketat terhadap segala upaya yang merusak kehidupan bermasyarakat. Pemerintah sebaiknya dapat menjalin kerja sama dengan institusi yang memiliki pengaruh di bidang komunikasi, seperti media radio, televisi, maupun internet. Perbuatan yang merusak tatanan bermasyarakat sebaiknya di-filter. Banyak acara atau berita yang memang tidak layak untuk dilihat maupun didengarkan lebih-lebih acara di televisi khususnya sinetron, banyak contoh dari sinetro yang justru diambil sampel kemudian dipraktikan, mulai cara berpakaian sampai dandanan yang lain. Seharusnya bangsa ini sadar bahwa kepentingan akhlak generasi bangsa lebih penting dari kepentingan royalty belaka. Sehingga bangsa ini tidak kehabisan generasi yang berakhlakul karimah. KESIMPULAN Teknologi tidak bisa kita hindari, kalau kita menghindar maka kita akan dilumat oleh teknologi itu sendiri. Tidak dipungkiri bahwa orang tualah yang paling dominan dalam membentuk kepribadian anaknya sebagai penerus bangsa. Pengawasan berkesinambungan dari orang tua sangat diperlukan untuk meminimalisasi kesempatan anak untuk bertindak yang negatifi diluar aqidah yang Islami. Semakin banyak contoh akhlak yang baik dari orang tua akan semakin mempertebal keyakinan anak dalam menghadapi sesuatu yang ada didepannya dengan keyakinan yang teguh berlandaskan syariat agama Islam. PENUTUP Alhamdulilah rabbil ‘alami kami panjatkan kehadirot Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan artikel ini, sholawat serta salam selalu kita pancarkan terhadap junjungan kita Nabi akhiruz zaman Rosulullah Muhammad SAW. Semoga artikel yang simpel dan jauh dari kesempurnaan ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya dalam mensikapi perubahan perkembangan teknologi yang sangat fenomenal ini. Bila ada kesalahan semata-mata dari pribadi penulis sendiri dan bila ada kebenaran itu datang dari Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua. Amiiin ya Robbal ‘alamin. DAFTAR RUJUKAN Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tirta Wacana. Armando, Nina Mutmainnah. 2012. “Kecanduan Gadget”, dalam Ummi (No. 4/XXIV/April). Jakarta. Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia http://islamwiki.blogspot.com/2008/11/pengertian-akhlak.html http://pengaruhinternetterhadapremaja.blogspot.com/ http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/04/07/internet-merusak-toleransi/ http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/04/06/mengawasi-danmengevaluasi-kebiasaan-anak-menggunakan-internet/ Padosi, Mico. 2004. Uraian Lengkap Internet. Surabaya: Indah. Rama Furqona (editor). 2002. Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Rozak, Abdul dan Bachrul Ulum Rully. 2001. Belajar Praktis Internet. Jakarta: Dinastindo. Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.