6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada manusia sebagai pengelola organisasi atau perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan unsur yang teramat penting bagi perkembangan organisasi atau perusahaan, keberdaaannya bukan hanya sebagai asset utama, namun sebagai mitra organisasi atau perusahaan yang ikut menentukan arah, misi, dan tujuan perusahaan. Seperti ilmu yang lain mengenai manusia tidak ada definisi khusus yang diterima oleh setiap ahli, masing-masing ahli memberikan pendapat yang berbeda-beda. Dibawah ini adalah beberapa definisi manajemen sumber daya manusia yang berbeda satu sama lain. Menurut Malayu Hasibuan (2003:10) manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut : ”Ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”. 7 Sedangkan menurut Gary Dessler (2003:2) manajemen sumber daya manusia mengemukakan bahwa : Manajemen Sumber daya manusia adalah kebijakan dengan caracara yang dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek-aspek sumber daya manusia dari sebuah posisi manajemen termasuk prekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan dan penilaian. Pengertian lain menurut oleh Hani Handoko (2003:5) manajemen sumber daya manusia adalah : Pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuantujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi dan masyarakat. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu peroses kegiatan yang telah disusun untuk mencapai tujuan dengan menfaatkan manusia sebagai penghasil kerja dan juga sebagai sumber yang melaksanakan kerja secara efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen sumber daya manusia akan menunjukan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi dan memelihara pegawai dalam jumlah tipe yang tepat sesuai dengan kebutuhan. 8 2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Fungsi Manajerial Fungsi Manajerial yang terdiri dari : a. Perencanaan (Planning) Merupakan penentu program personalia dalam membantu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan organisasi. b. Pengorganisasian (Organizing) Jika telah ditentukan bahwa fungsi-fungsi personalia tertentu akan membantu kearah tercapainya sasaran perusahaan, maka manajer personalia harus menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara pekerja, personalia dan faktor-faktor fisik. c. Pengarahan (Directing) Memberikan pengarahan atau motivasi agar pegawai dalam menjalankan tugas atau tanggung jawab secara efektif. d. Pengendalian (Controlling) Merupakan Usaha yang berhubungan dengan pengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisa terhadap sasaran dasar organisasi. 9 2.2.2 Fungsi Operasional Fungsi Operasional yang terdiri dari : a. Pengadaan (Procurement) Merupakan usaha untuk memperoleh jenis dan njumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. b. Pengembangan (Development) Merupakan usaha peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik, kegiatan ini menjadi sangat penting dikarenakan semakin berkembang teknologi dan makin kompleknya tugas-tugas manajemen. c. Kompensasi (Compensation) Sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada pegawai sesuai dengan kontribusi mereka untuk mencapai tujuan perusahaan. d. Integrasi (Integration) Merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsisliasi atau kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan individu, masyarakat dan organisasi. 10 e. Pemeliharaan (Maintenance) Suatu usaha menjaga dan mempertahankan keadaan yang sudah ada seperti pemeliharaan kondisi fisik (kesehatan dan keadaan) serta pemeliharaan sikap yang baik misalnya program pelayanan pegawai. f. Pemisahan (Separation) Merupakan pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan pegawai tersebut kepada masyarakat. Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa untuk meningkatkan atau menunjang produktivitas kerja karyawan maka perusahaan perlu mengadakan Hubungan komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Dengan adanya Hubungan komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan maka karyawan akan lebih giat bekerja yang tentunya akan berpengaruh pada Gaya Kepemimpinan yang lebih tinggi. Oleh karena itu komunikasi dengan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. 2.3 Komunikasi 2.3.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan penghubung dari jaringan-jaringan yang ada di dalam organisasi dan merupakan proses bolak-balik. Setelah 11 menyampaikan pesannya, pengirim akan mengetahui sampai dimana reaksi si penerima pesan. Dari proses inilah dapat diketahui sebagai pedoman untuk melaksanakan komunikasi berikutnya. Salah satu kegiatan seorang pimpinan perusahaan yang tidak akan berakhir adalah mengadakan Hubungan komunikasi dengan teman sejawat, nasabah atau langganan dan terutama dengan pelanggan yang dipimpinnya. Berhasil atau tidaknya pimpinan dalam menjalankan roda perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima. 1. Mengembangkan gagasan langkah 1 adalah mengembangkan gagasan yang ingin disampaikan penerima. Ini merupakan langkah penting, karena apabila tidak ada pesan yang berharga, semua langkah lain sedikit banyaknya akan sia-sia. Langkah ini diawali dengan tanda (sign). 2. Penyandian (encode) langkah 2 dalam menyandikan gagasan menjadi kata-kata, bagan, atau symbol lain yang pantas untuk disampaikan disini pengirim menentukan cara penyampaian agar kata-kata dan simbol dapat ditata dengan baik sesuai dengan jenis penyimpanan. 3. Penyampaian apabila pesan telah tersusun langkah 3 adalah menyampaikan dengan cara yang dipilih, seperti melalui memo, telepon, atau kunjungan pribadi. Para pengirim juga memilih saluran tertentu, seperti melampaui atau tidak melampaui penyelia dan mereka 12 berkomunikasi dengan penentuan seksama. 4. Penerima penyampaian memungkinkan orang lain untuk menerima pesan ke penerima, yang berusaha menerima pesan itu. Apabila pesan itu adalah pesan lisan, para penerima harus menjadi penyimak yang baik yang akan dibahas kemudian. 5. Pengolahan sandi (decode) langkah 5 adalah pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami. Pengirim ingin agar penerimaan memahami pesan yang disampaikan persis seperti yang dimaksudkannya . 6. Penggunaan langkah terakhir dalam proses komunikasi adalah penggunaan pesan yang disampaikan oleh penerima. Penerima mungkin mengabaikannya, melaksanakan tugas yang ditetapkan, menyimpan informasi yang diberikan atau melakukan hal-hal lain. Apabila pengirim menyampaikan pesan dan penerima memberikan balikan kepada pengirim, terwujudnya komunikasi dua arah yang efektif. Komunikasi dua arah tidak hanya menguntungkan, bentuk komunikasi ini juga dapat menimbulkan kesulitan . Dua orang boleh jadi sangat berbeda pendapat tentang suatu hal, tetapi tidak menyadari hal itu sampai mereka mengadakan komunikasi dua arah. Pada saat mereka mengungkapkan sudut pandang yang berbeda mereka bahkan mungkin lebih bertentangan satu sama lain tetapi paling sedikit komunikasi dua arah telah membantu mereka memahami hakikat perbedaan mereka. 13 Hambatan pribadi, adalah gangguan komunikasi yang timbul karena emosi, nilai dan kebiasaan menyimak yang tidak baik. Hambatan ini biasa terjadi dalam situasi kerja. Hambatan fisik, adalah gangguan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan tempat berlangsungnya komunikasi. Hambatan semantik, adalah timbul karena batasan dalam simbol yang kita komunikasikan. Biasanya simbol memiliki keanekaragaman arti dan kita harus memilih satu arti dari yang sebanyak itu. Sebagai akibat dari perbedaan pekerjaan dan peningkatan mereka dalam organisasi, orang-orang memainkan peran yang berbeda-beda yang juga mempengaruhi pola komunikasi mereka. Perbedaan ini merupakan hambatan berkomunikasi. Terlepas dari banyaknya hambatan dikalangan orang-orang dan kelompok dalam organisasi. Salah satu dalil dasar perilaku organisasi adalah bahwa komunikasi terbuka lebih baik dari pada komunikasi tertutup. 2.3.2 Komunikasi Dalam Manajemen Pemahaman yang seksama terhadap masalah komunikasi itu tergantung lebih banyak keanekaragaman bakat dan deretan spesialisasi yang lebih luas dari pada kepada satu masalah ilmu pengetahuan sosisal lainnya. 14 Adapun beberapa arti dari pada komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut: George R. Terry dalam bukunya “Principle Of Management” (2003 : 430) berpendapat bahwa: “Communication is essentially a human transaction and the influence and importance of human behavior confront any person who want to communicate another”. (Komunikasi sangat penting bagi manusia untuk pertukaran dan mempengaruhi serta mengetahui pentingnya perbedaan kelakuan atau tindakan manusia yang ingin mengadakan komunikasi satu sama lain). Keith Davis dalam bukunya “Human Behavior at Work” (2003 : 70) mengemukakan bahwa: “Communication is the transfer of information and understanding from one to another person”. (Komunikasi adalah pertukaran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain). Dari definisi diatas, dapatlah disampaikan bahwa komunikasi adalah proses saling berbagai atau atas intraksi dalam penggunaan informasi secara bersama atau proses penyampaian dan pertukaran beerita 15 antara kedua belah pihak atau lebih yang merupakan salah satu aktifitas yang sangat penting dan berpengeruh terhadap tindakan menajerial. Adapun proses komunikasi terdiri dari beberapa unsure dasar yang selalu harus ada jika kita ingin menciptakan komunikasi yang efektif unsure-unsur tersebut adalah komunikator, pesan, perantara, penerima, dan balikan. Apabila dalam proses komunikasi terjadi suatu hubungan yang baik atau komunikasi, maka ini akan menimbulkan suatu pengembangan pribadi, mental maupun sikap yang positif sebagai hasil akan membuat kepuasan masing-masing individu dan kepuasan ini akan memotivasi para individu tersebut untuk kegiatan mengulang kembali keakraban tersebut sampai hubungan yang harmonis. Gambar : 1 Bagan Proses Komunikasi KOMUNIKATOR PESAN PERANTARA PENERIMA UMPAN BALIK Sumber : Uchjana Efendi dalam bukunya “Komunikasi dan Modernisasi” (2003:57). 16 Keterangan: a. Komunikator Komunikator adalah pimpinan dengan ide, perhatian, informasi dan tujuan untuk berkomunikasi. b. Pesan Hasil dari pada proses encoding adalah pesan. (Encoding adalah suatu proses dimana serangkaian bentuk simbol diubah menjadi kedalam bahasa yang bertujuan untuk mengekspresikan tujuan komunikator). Tujuan dari komunikator diekspresikan dalam bentuk pesan, baik verbal maupun non verbal. c. Perantara Perantara memungkinkan pembawa pesan artinya melalui perantara, pesan dikirim. d. Penerimaan atau decoding Agar Proses komunikasi lengkap, pesan harus disimbolkan agar dapat diterima oleh penerima. e. Umpan Balik Umpan balik menyediakan saluran untuk respon penerima yang memudahkan komunikator untuk menentukan apakah pesan dan telah menghasilkan respon yang diharapkan. 17 Komunikasi juga berperan untuk mengatasi kegagalan berkomunikasi. Karena disetiap organisasi pernah menghadapi situasi bermasalah yang berpangkal dari komunikasi yang kurang baik. Masalah ini didasarkan pada komunikasi dari suatu orang ke orang lain, bangsa kepada bangsa, dalam organisasi besar atau dalam kelompok kecil, kemacetan didalam organisasi akan memberikan pengaruh yang cukup luas. 2.3.3 Manfaat Komunikasi Ada 4 Manfaat komunikasi, yaitu: a. Memanfaatkan balikan Balikan (umpan balik) diidentifikasikan sebagai unsur penting didalam komunikasi dua arah yang efektif. Balikan menyediakan sebuah saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan komunikator untuk menentukan apakah pesanannya sudah diterima dan menghasilkan tanggapan yang diinginkan atau tidak. Organisasi yang sehat memerlukan komunikasi keatas yang efektif jika menginginkan keefektifan komunukasinya kebawah. Yang dimaksud adalah bahwa mekanisme yang mengembangkan dan mendorong balikan itu terlibat lebih dalam, dari pada sekedar menindak lanjuti komunikasi. 18 b. Empati Yang dimaksud dengan empati adalah komunikasi yang berorintasi pada penerima dan bukan berorintasi pada si komunikator. Empati ialah kemampuhan menempatkan diri dalam paran orang lain dan mengandalkan sudut pandang serta emosi orang. Empati dapat mengurangi banyaknya hambatan terhadap komunikasi yang efektif. c. Pengulangan Pengulangan adalah perinsip belajar yang sudah diterima. Mencakup unsure pengulangan atau redudansi satu bagian pesan tidak dimengerti, bagian laianya akan membawa pesan yang sama. d. Mendorong terciptanya saling percaya Tekanan waktu sering memperkecil memungkinkan bahwa manajer akan mampu menindak lanjuti komunikasi dan mendorong menyampaikan balikan atau komunikasi keatas setiap kali mereka berkomunikasi. Dalam keadaan semacam itu, adanya perasaan saling mempercayai antara manajer dan bawahanya dapat memperlancar komunikasi. Manajer yang berusaha mengembangkan suasana saling mempercayai akan lebih mudah melakukan tindak lanjut setiap komunikasi dan tidak akan terjadi salah paham dikalangan bawahan. Hal ini terjadi karena mereka telah memupuk kredibilitas diatara para bawahannya. 19 Metode komunikasi dalam sistem komunikasi pada perusahaan yang merupkan cara yang digunakan dalam mengadakan hubungan baik dari dalam perusahaan manapun diluar perusahaan. System komunikasi formal menurut Uchjana Efendy dalam bukunya “Komunikasi dan modernisasi” (1986 : 29) dalam system komunikasi pada perusahaan sebagai berikut: a. Cross communication Arus komunikasi yang berlangsung timbale balik menurut garisblurus dari atas ke bawah atau sebaliknya, melintang kiri ke kanan atau sebaliknya yang berbeda tingkat manapun fungsinya dalam struktur organisasi. b. Upward communication Dalam upward communication peranannya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah. c. Downward communication Komunikasi yang berasal dari manajer puncak ke manajer menengah dan dilanjutkan ke manajemen rendah hingga staf dan karyawan. 2.3.4 Komunikasi kebawah Komunikasi kebawah dalam suatu organisasi berarti bahwa ia mengawali dari wewenang yang lebih tinggi kewewenang yang lebih 20 rendah. Hal ini biasanya mengalir dari pimpinan kepada para pegawai, tetapi banyak diantaranya juga terjadi didalam kelompok pimpinan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi kebawah yaitu: a. Tetap memperoleh informasi apabila para manajer tidak tahu dan tidak paham, mereka lebih tidak dapat berkomunikasi. Hal ini kedengarannya usang, tetapi kenyataannya tampak bahwa manajer tidak mempelajari informasi yang diharapkan mereka komunikasikan. b. Mengembangkan sikap komunikasi yang positif banyak manajer yang tidak berkomunikasi dengan baik karena mereka tidak memperdulikannya. Adakalanya mereka mengatakan bahwa hal itu penting, tetapi tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak peduli. c. membina kepercayaan-kepercayaan antara pengirim dan penerima merupakan hal yang penting dalam semua bentuk komunikasi. Apabila kurang adanya kepercayaan, arus informasi dikalangan orang-orang berkurang. 2.3.5 Komunikasi keatas Apabila arus informasi dua arah terputus karena jeleknya komunikasi pimpinan kehilangan sentuhan dengan kebutuhan pegawai dan kurang memiliki informasi untuk mengambil keputusan yang kurang baik oleh karena itu, pimpinan tidak dapat bersifat suportif terhadap kebutuhan kelompok kerja. Komunikasi keatas cenderung sedikit, kecuali pimpinan 21 mendorongnya secara positif. Masalah ini bahkan lebih besar dalam organisasi yang lebih besar dan rumit. Salah satu komunikasi keatas yang lebih baik adalah mengadakan kebijakan umum yang menegaskan apa saja pesan keatas yang diinginkan. Kebijakan pintu terbuka adalah pernyataan para pegawai didorong untuk menghubungi penyelia mereka atau pimpinan yang lebih tinggi guna membicarakan hal-hal yang merisaukan mereka. Program surat pegawai dan tanya jawab beberapa perusahaan secara aktif mendorong para pegawai untuk menyampaikan sarat dan pernyataan tertulis. Perusahaan merasa bahwa metode ini merupakan cara yang bersifat pribadi dan langsung bagi pegawai untuk mengajukan gagasan mereka kepada pimpinan. 2.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Dari beberapa pengertian komunikasi diatas dapat diketahui factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yaitu antara lain: a. Faktor Psikologis ini terjadi karena berbagai hal, antara lain: 1) Karena komunikasi yang disampaikan seringkali salah dan diralat. 2) Karena komunikasi yang disampaikan seringkali tidak menggunakan bahasa yang lugas sehingga sulit untuk dimengerti oleh penerima. 22 b. Faktor banyaknya perantara Dalam menyampaikan suatu komunikasi, mungkin saja melalui beberapa perantara maka semakin besar pula kemungkinan komunikasi yang disampaikan tersebut mengalami perubahan. c. Faktor Motivasi Faktor ini merupakan faktor penting terciptanya komunikasi yang efektif, karena dengan adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang selalu beerbeda dari waktu ke waktu, sehingga motivasi berbeda dalam intensitasnya. d. Faktor Partisipasi Partisipasi antara atasan dengan bawahan maupun tingkat yang sejajar perlu ditingkatkan, karena bila mana partisipasi ini kurang dapat mengakibatkan rasa kurang tanggung jawab dari penerima komunikasi sehingga ada kemungkinan komunikasi yang disampaikan tidak dilaksanakan. Oleh karena itu untuk meningkatkan partisipasi agar komunikasi dapat terlaksana secara efektif perlu diperhatikan, misalnya dengan mengikut sertakan bawahan yang dianggap perlu untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan, rencana-rencana dan lain-lain. Dengan demikian jelaslah bahwa untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan maka perlu mengadakan komunikasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik ini maka karyawan akan lebih giat bekerja tentunya akan berpengaruh pada motivasi kerja yang tinggi, komunikasi yang baik 23 antara atasan dan bawahan terlihat adanya saling pengertian, mengikat, mempengaruhi dan kerja sama yang baik. 2.4 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi Kerja Komunikasi merupakan saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh, mekanisme perubahan, alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan juga perantara serta sarana dimana memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Perilaku manusia adalah cerminan paling sederhana agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi maka harus seimbang dan selaras maka diperlukan suatu penyesuaian. Integrasi ini menyangkut penyesuaian keinginan daripada individu dengan keinginan organisasi. Agar antara tujuan karyawan dengan tujuan organisasi dapat berjalan dengan seimbang dan selaras maka diperlukan suatu penyesuaian. Integrasi ini menyangkut penyesuaian keinginan daripada individu dengan keinginan organisasi dan masyarakat. Disinilah peranan seorang manajer atau pimpinan untuk mengetahui atau memahami perasaan dan sikap para karyawan. Seorang karyawan mungkin mengerjakan tugas atau pekerjaannya dengan baik, mungkin pula tidak, kalau karyawan telah menjalankan tugasnya dengan baik, maka manajer harus memberikan suatu pengakuan bahwa tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan tersebut memang baik akan tetapi jika pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan baik maka sudah tugas manajer atau pimpinan untuk mencari sebab-sebab 24 mengapa pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Disinilah peranan komunikasi diterapkan agar informasi mengenai ketidakberesan pekerjaan dapat diketahui dengan benar, peranan komunikasi perlu diterapkan atau digalakkan pada setiap manajer yang belum begitu menghayati fungsi komunikasi bagi suatu organisasi. Komunikasi yang efektif dijalankan bersamaan dengan pembagian kerja yang diperinci. Komunikasi yang efektif berarti motivasi kerja yang efektif dengan karyawan lainnya agar dapat meningkatkan keefektifannya harus meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Untuk membahas pengertian komunikasi secara mendalam akan penulis sajikan menurut pendapat yang dikemukakan para ahli. Menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya Manajemen Suatu Dasar (2003:57) mengatakan bahwa: “Komunikasi yang baik adalah jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapatlah dimengerti , dipikir dan akhirnya dilaksanakan”. Sedangkan menurut Saul W. Gellermen yang diterjemahkan oleh Roemulyati Hamzah (2003:57) mengemukakan bahwa bahwa: 25 “Komunikasi adalah setiap sikap yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi guna mempengaruhi mereka dipekerjaannya”. Setelah membaca dan memehami dari pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan jalinan pengertian antara komunikator sebagai penyampaian pesan dengan komunikasi sebagai penerima pesan, sehingga terjadi komunikasi timbal-balik. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui gagasan tersebut, yang paling penting adalah kedua belah pihak tersebut sama-sama memehami gagasan tersebut. Dalam hal inilah komunikasi baru dapat dikatakan berhasil dengan baik (komunikatif). 2.5 Hubungan Penerapan Sistem Komunikasi Dengan Motivasi Kerja Tinggi rendahnya Motivasi Kerja dalam bekerja ditentukan oleh banyaknya factor yang diantaranya adalah penerapan sistem komunikasi. Banyak kesalahan-kesalahan yang merugikan disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik. Salah satu sebab dari kesalahan itu ialah tafsiran-tafsiran yang berbeda-beda oleh masing-masing karyawan pada suatu pekerjaan. Sedangkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu perlu adanya komunikasi yang baik dan tepat, sehingga dapat diharapkan akan terciptanya suasana kerja yang baik dan suasana kerja yang harmonis. Dengan adanya suasana 26 kerja yang menyenangkan maka karyawan itu sendiri akan termotivasi, dimana para karyawan tersebut dengan senang hati akan melaksanakan peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan baik yang tertulis maupun tidak. Menurut Alex S. Nitisemito (2003:16) mengemukakan apabila perusahaan tidak dapat melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua rencana, instruksi, petunjuk, saran, motivasi, dan sebagainya hanya tinggal diatas kerja. Selain suasana kerja yang menyenangkan untuk dapat memotivasi karyawan tentunya harus diketahui lebih dahulu ada yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya. Karena seseorang dengan orang lain sudah jelas mempunyai kebutuhan yang berbeda, mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan akan penghargaan sampai dengan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Selain itu jenis pekerjaan, beban kerja, kemungkinan untuk berkembang atau gaji yang diterima juga merupakan faktor yang dapat memotivasi karyawan dalam bekerja 27 Gambar : 2 Bagan Hubungan Komunikasi yang Efektif Dengan Motivasi Kerja KOMUNIKASI KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPENUHI PERILAKU KEBUTUHAN YANG TERPUNUHI TEKANAN MOTIVASI Sumber : Ariyanto I.B Idris dalam bukunya “Komunikasi Dalam Pengembangan Masyarakat” (2005:7) Keterangan : Dari bagan yang sederhana diatas dapat dijelaskan bahwa proses motivasi diawali dengan adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan agar atasan dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang tidak terpenuhi misalnya saja bonus, tunjangan, penghargaan dan kenaikan jabatan. Dari kebutuhan yang tidak terpenuhi itu atasan akan memenuhi kebutuhan karyawan tersebut tetapi dengan syarat-syarat yang harus dilakukan oleh karyawan misalnya karyawan harus bekerja lebih baik agar adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan untuk 28 perusahaan. Dari kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut akan menimbulkan tekanan, maka tekanan yang dirasakan mengakibatkan karyawan termotivasi untuk berperilaku yang mengarah pada terpenuhinya kebutuhan perusahaan dan karyawan. Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa untuk meningkatkan atau menunjang produktivitas kerja karyawan maka perusahaan perlu mengadakan Hubungan komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Dengan adanya Hubungan komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan maka karyawan akan lebih giat bekerja yang tentunya akan berpengaruh pada Motivasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu komunikasi dengan Motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. 2.6 Motivasi 2.6.1 Pengertian Motivasi Motivasi adalah sumber inspirasi, dorongan dan landasan dasar yang menjadi pedoman dan petunjuk seseorang untuk melakukan sesuatu agar tercapainya suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan maka ditentukanlah suatu kegiatan-kegiatan karyawan atau pegawai kearah yang dikehendaki, dan manajer perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya apa yang menggerakan (Motivates) para karyawan. 29 Ada beberapa pengertian motivasi dari para ahli, yaitu: Menurut Robert L.Mathis dan H. Jackson (2006:89) “Motivasi merupakan hasrat didalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.” Menurut Hadari Nawawi (2005:351) “Motivasi berarti kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.” Sedangkan menurut Sadili Samsudin (2006:281) “Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang ditetapkan jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.” 2.6.2 Tujuan Motivasi Umumnya masyarakat yang berpendapatan rendah (tingkat ekonomi rendah) berharap bekerja dengan memperoleh upah/gaji yang tinggi, itu merupakan suatu kepuasan tersendiri, atau sesuatu yang dapat dibanggakan, sebab dengan upah yang tinggi maka dapat terpenuhi beberapa kebutuhan. Sedangkan masyarakat yang mempunyai tingkat perekonomian yang maju, masalah upah/gaji tidaklah dominan menjadi sumber keputusan kerja, akan tetapi faktor lain, misalnya kesempatan untuk maju, kesempatan untuk berkreatifitas yang tinggi. 30 Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: (Malayu 2003:145) a. Untuk meningkatkan moral dan keputusan kerja karyawan. b. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan. c. Untuk mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. d. Untuk kedisiplinan perusahaan. e. Mengefektifkan pengadaan karyawan. f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. g. Untuk meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan. h. Untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya. j. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. 2.6.3 Teori Motivasi Tingkat motivasi antara individu yang satu dengan yang lainnya beraneka ragam. Dari hasil konsep motivasi tersebut, ada baiknya jika kita melihat lebih lanjut tentang teori-teori motivasi: 31 a. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Maslow dalam teorinya mengemukakan tingkatan atau hierarki kebutuhan, yang beda kekuatannya dalam memotivasi seseorang melakukan suatu kegiatan. Dengan kata lain kebutuhan bersifat bertingkat, yang secara berurutan berbeda kekuatannya dalam memotivasi suatu kegiatan termasuk juga yang disebut bekerja. Urutan tersebut dari yang terkuat sampai yang terlemah dalam memotivasi terdiri dari: 1) Kebutuhan fisik (fisiologis) adalah kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup seperti makanan, pakaian, perumahan, dan fasilitas-fasilitas dasar lainnya yang berguna untuk kelangsungan hidup pekerjaan. 2) Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk terlepas dari bahaya fisik dan kekuatan akan kehilangan pekerjaan, seperti lingkungan kerja yang bebas dari segala ancaman, keamanan jabatan atau posisi, status kerja yang jelas, dan keamanan alat kerja yang digunakan. 3) Kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai, seperti interaksi dengan rekan kerja, kebebasan melakukan aktifitas sosial, dan kesempatan yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain. 4) Kebutuhan akan pengakuan diri, seperti pemberian penghargaan dan mengakui hasil karya individu. 32 5) Kebutuhaan akan aktualisasi diri, seperti kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan bakat atau talenta yang dimiliki. Karyawan pada umumnya mempunyai macam-macam kebutuhan yang harus dipenuhi setiap saat, sehingga kebutuhan tersebut dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian: a. Memberikan partner kerja pada setiap karyawannya. b. Kebutuhan sosiologi, yaitu kebutuhan akan uang untuk kelanjutan akan hidup mereka. c. Kebutuhan egois, yaitu kebutuhan yang bila diperoleh dari pekerjaan yang berat akan merasa puas sehingga karyawan akan meningkatkan prestasi kerjanya. d. Memotivasi dapat diberikan setiap saat oleh para pimpinan perusahaan apabila menginginkan karyawan berprestasi terus dalam pekerjaan, hal ini akan terus berlanjut selama kegiatan dalam perusahaan tetap terlaksana dengan baik, mereka akan tenang dalam bekerja dan akan meningkatkan prestasi secara optimal pula. Asumsi sering dibuat dengan menggunakan hierarki maslow dimana tenaga kerja modern, dengan teknologi meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat secara fisiologis, aman, dan memiliki. Untuk itu mereka termotivasi oleh kebutuhan penghargaan diri sendiri, orang lain, dan aktualisasi diri. Konsekuensinya kondisi untuk memuaskan kebutuhan- 33 kebutuhan ini dipresentasikan dalam pekerjaan itu sendiri bermakna dan memotivasi. b. Teori Dua Faktor dari Herzberg Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut adalah: 1) Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivator). Faktor ini antara lain adalah faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan atau penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pekerjaan itu sendiri. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi dalam teori maslow. 2) Kebutuhan kesehatan lingkungan kerja (Hygiene Factors). Faktor ini dalam bentuk upah/gaji, hubungan antara pekerja, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang lebih rendah dalam teori maslow. Dalam implementasinya di lingkungan sebuah organisasi atau perusahaan, teori ini menekankan pentingnya menciptakan atau mewujudkan keseimbangan antara kedua faktor tersebut. Salah satu diantaranya yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan pekerja menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Hanya motivator yang menyebabkan tenaga kerja mengerahkan segala tenaga dan kemudian mendapat produktifitas 34 yang lebih tinggi dan teori ini menyarankan agar manajer memanfaatkan motivator ini sebagai alat untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja. 2.6.4 Jenis-Jenis Motivasi Jenis-jenis motivasi terbagi dua jenis yaitu: a. Motivasi Positif (Insentif Positif) Dalam motivasi ini manajer merangsang bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi. b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif) Dalam motivasi negative manajer harus memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman apabila mereka bekerja di bawah standar atau bekerja kurang baik. 2.6.5 Metode Motivasi Ada dua macam metode motivasi yaitu: a. Metode Langsung (Direct Motivation) Adalah motivasi material dan non material yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifat khususnya, setiap pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa. 35 b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation) Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan merasa betah dan bersemangat melakukan pekerjaan. 2.6.6 Asas-asas Motivasi Manusia adalah merupakan makhluk sosial karena membutuhkan hidup bermasyarakat, sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong, dirangsang untuk kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan. Disamping itu juga membutuhkan kedudukan yang lebih baik. Itulah sebabnya manusia dalam setiap tindakannya selalu dipengaruhi dan didorong oleh tuntutan tersebut yang terdiri dari: a. Asas mengikutsertakan bawahan yaitu mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide rekomendasi dalam proses pengembalian keputusan. b. Asas komunikasi yang sehat dan lancar yang menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi. c. Asas pengakuan atas prestasi yang diperoleh, yaitu memberikan penghargaan dan pengarahan secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. 36 d. Asas wewenang yang didelegasikan yaitu mendelegasikan sebagian wewenang dan kebebasan untuk mengambil keputusan-keputusan dan kreatifitas kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas atasan maupun manajer. e. Asas adanya pengakuan yang timbal balik yaitu memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan dan memahami serta berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan. 2.6.7 Model-model Motivasi Pertama: Teori Klasik (tradisional) menitik beratkan pada analisis penguraian, sedangkan teori umum penegasannya terletak pada keterpaduan dan perencanaan, serta menyajikan seluruh pandangan yang dibutuhkan. Kedua: Teori Klasik Tidak Langsung telah menyatakan unidimensi bahwa jika suatu merupakan sebuah tanda maka benda tersebut biasanya memanfaatkan suatu pandangan multidimensi. Konsep motivasi itu ada tiga, yaitu: a. Model tradisional, yaitu peran yang diterapkan sistem insentif kepada karyawan yang berprestasi. b. Model hubungan manusia, yaitu dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka bisa berguna dan penting. 37 c. Model sumber daya manusia, yaitu karyawan dimotivasikan oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang atau keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian pekerjaan yang berarti.