BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya

advertisement
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
manajemen umum yang memfokuskan diri pada manusia sebagai
pengelola organisasi atau perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan
unsur yang teramat penting bagi perkembangan organisasi atau
perusahaan, keberdaaannya bukan hanya sebagai asset utama, namun
sebagai mitra organisasi atau perusahaan yang ikut menentukan arah, misi,
dan tujuan perusahaan.
Seperti ilmu yang lain mengenai manusia tidak ada definisi khusus
yang diterima oleh setiap ahli, masing-masing ahli memberikan pendapat
yang berbeda-beda. Dibawah ini adalah beberapa definisi manajemen
sumber daya manusia yang berbeda satu sama lain.
Menurut Malayu Hasibuan (2003:10) manajemen sumber daya
manusia adalah sebagai berikut : ”Ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.
7
Sedangkan menurut Gary Dessler (2003:2) manajemen sumber
daya manusia mengemukakan bahwa :
Manajemen Sumber daya manusia adalah kebijakan dengan caracara yang dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan
manusia atau aspek-aspek sumber daya manusia dari sebuah posisi
manajemen termasuk prekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan
dan penilaian.
Pengertian lain menurut oleh Hani Handoko (2003:5) manajemen
sumber daya manusia adalah :
Pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi
sebagai sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuantujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan
personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif
dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi dan
masyarakat.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
sumber daya manusia merupakan suatu peroses kegiatan yang telah
disusun untuk mencapai tujuan dengan menfaatkan manusia sebagai
penghasil kerja dan juga sebagai sumber yang melaksanakan kerja secara
efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen sumber daya manusia
akan menunjukan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi dan memelihara pegawai
dalam jumlah tipe yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
8
2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1 Fungsi Manajerial
Fungsi Manajerial yang terdiri dari :
a. Perencanaan (Planning)
Merupakan penentu program personalia dalam membantu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Jika telah ditentukan bahwa fungsi-fungsi personalia tertentu akan
membantu kearah tercapainya sasaran perusahaan, maka manajer
personalia harus menyusun suatu organisasi dengan merancang
struktur hubungan antara pekerja, personalia dan faktor-faktor
fisik.
c. Pengarahan (Directing)
Memberikan pengarahan atau motivasi agar pegawai dalam
menjalankan tugas atau tanggung jawab secara efektif.
d. Pengendalian (Controlling)
Merupakan Usaha yang berhubungan dengan pengatur kegiatan
agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah
dirumuskan berdasarkan analisa terhadap sasaran dasar organisasi.
9
2.2.2 Fungsi Operasional
Fungsi Operasional yang terdiri dari :
a. Pengadaan (Procurement)
Merupakan usaha untuk memperoleh jenis dan njumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi.
b. Pengembangan (Development)
Merupakan usaha peningkatan keterampilan melalui pendidikan
dan pelatihan yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas
dengan baik, kegiatan ini menjadi sangat penting dikarenakan
semakin berkembang teknologi dan makin kompleknya tugas-tugas
manajemen.
c. Kompensasi (Compensation)
Sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada pegawai sesuai
dengan kontribusi mereka untuk mencapai tujuan perusahaan.
d. Integrasi (Integration)
Merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsisliasi atau
kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan individu,
masyarakat dan organisasi.
10
e. Pemeliharaan (Maintenance)
Suatu usaha menjaga dan mempertahankan keadaan yang sudah
ada seperti pemeliharaan kondisi fisik (kesehatan dan keadaan)
serta pemeliharaan sikap yang baik misalnya program pelayanan
pegawai.
f. Pemisahan (Separation)
Merupakan pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan
pegawai tersebut kepada masyarakat.
Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa untuk meningkatkan atau
menunjang produktivitas kerja karyawan maka perusahaan perlu
mengadakan Hubungan komunikasi yang efektif antara atasan dan
bawahan. Dengan adanya Hubungan komunikasi yang efektif antara
atasan dan bawahan maka karyawan akan lebih giat bekerja yang tentunya
akan berpengaruh pada Gaya Kepemimpinan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu komunikasi dengan motivasi mempunyai hubungan yang sangat
erat.
2.3 Komunikasi
2.3.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan penghubung dari jaringan-jaringan yang
ada di dalam organisasi dan merupakan proses bolak-balik. Setelah
11
menyampaikan pesannya, pengirim akan mengetahui sampai dimana
reaksi si penerima pesan. Dari proses inilah dapat diketahui sebagai
pedoman untuk melaksanakan komunikasi berikutnya.
Salah satu kegiatan seorang pimpinan perusahaan yang tidak akan
berakhir adalah mengadakan Hubungan komunikasi dengan teman
sejawat, nasabah atau langganan dan terutama dengan pelanggan yang
dipimpinnya. Berhasil atau tidaknya pimpinan dalam menjalankan roda
perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam berkomunikasi.
Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
pengirim kepada penerima.
1. Mengembangkan gagasan langkah 1 adalah mengembangkan gagasan
yang ingin disampaikan penerima. Ini merupakan langkah penting, karena
apabila tidak ada pesan yang berharga, semua langkah lain sedikit
banyaknya akan sia-sia. Langkah ini diawali dengan tanda (sign).
2. Penyandian (encode) langkah 2 dalam menyandikan gagasan menjadi
kata-kata, bagan, atau symbol lain yang pantas untuk disampaikan disini
pengirim menentukan cara penyampaian agar kata-kata dan simbol dapat
ditata dengan baik sesuai dengan jenis penyimpanan.
3. Penyampaian
apabila
pesan
telah
tersusun
langkah
3
adalah
menyampaikan dengan cara yang dipilih, seperti melalui memo, telepon,
atau kunjungan pribadi. Para pengirim juga memilih saluran tertentu,
seperti
melampaui
atau
tidak
melampaui
penyelia
dan
mereka
12
berkomunikasi dengan penentuan seksama.
4. Penerima penyampaian memungkinkan orang lain untuk menerima pesan
ke penerima, yang berusaha menerima pesan itu. Apabila pesan itu adalah
pesan lisan, para penerima harus menjadi penyimak yang baik yang akan
dibahas kemudian.
5. Pengolahan sandi (decode) langkah 5 adalah pengolahan sandi agar pesan
yang disampaikan dapat dipahami. Pengirim ingin agar penerimaan
memahami pesan yang disampaikan persis seperti yang dimaksudkannya .
6. Penggunaan langkah terakhir dalam proses komunikasi adalah penggunaan
pesan
yang
disampaikan
oleh
penerima.
Penerima
mungkin
mengabaikannya, melaksanakan tugas yang ditetapkan, menyimpan
informasi yang diberikan atau melakukan hal-hal lain.
Apabila pengirim menyampaikan pesan dan penerima memberikan
balikan kepada pengirim, terwujudnya komunikasi dua arah yang efektif.
Komunikasi
dua arah
tidak hanya menguntungkan, bentuk
komunikasi ini juga dapat menimbulkan kesulitan . Dua orang boleh jadi
sangat berbeda pendapat tentang suatu hal, tetapi tidak menyadari hal itu
sampai mereka mengadakan komunikasi dua arah. Pada saat mereka
mengungkapkan sudut pandang yang berbeda mereka bahkan mungkin
lebih bertentangan satu sama lain tetapi paling sedikit komunikasi dua
arah telah membantu mereka memahami hakikat perbedaan mereka.
13
Hambatan pribadi, adalah gangguan komunikasi yang timbul
karena emosi, nilai dan kebiasaan menyimak yang tidak baik. Hambatan
ini biasa terjadi dalam situasi kerja.
Hambatan fisik, adalah gangguan komunikasi yang terjadi dalam
lingkungan tempat berlangsungnya komunikasi.
Hambatan semantik, adalah timbul karena batasan dalam simbol
yang kita komunikasikan. Biasanya simbol memiliki keanekaragaman arti
dan kita harus memilih satu arti dari yang sebanyak itu.
Sebagai akibat dari perbedaan pekerjaan dan peningkatan mereka
dalam organisasi, orang-orang memainkan peran yang berbeda-beda yang
juga mempengaruhi pola komunikasi mereka. Perbedaan ini merupakan
hambatan berkomunikasi. Terlepas dari banyaknya hambatan dikalangan
orang-orang dan kelompok dalam organisasi. Salah satu dalil dasar
perilaku organisasi adalah bahwa komunikasi terbuka lebih baik dari pada
komunikasi tertutup.
2.3.2
Komunikasi Dalam Manajemen
Pemahaman yang seksama terhadap masalah komunikasi itu
tergantung lebih banyak keanekaragaman bakat dan deretan spesialisasi
yang lebih luas dari pada kepada satu masalah ilmu pengetahuan sosisal
lainnya.
14
Adapun beberapa arti dari pada komunikasi menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
George R. Terry dalam bukunya “Principle Of Management” (2003 :
430) berpendapat bahwa:
“Communication is essentially a human transaction and the
influence and importance of human behavior confront any person
who want to communicate another”.
(Komunikasi sangat penting bagi manusia untuk pertukaran dan
mempengaruhi serta mengetahui pentingnya perbedaan kelakuan
atau tindakan manusia yang ingin mengadakan komunikasi satu
sama lain).
Keith Davis dalam bukunya “Human Behavior at Work” (2003 : 70)
mengemukakan bahwa:
“Communication is the transfer of information and understanding
from one to another person”.
(Komunikasi adalah pertukaran informasi dan pengertian dari satu
orang ke orang lain).
Dari definisi diatas, dapatlah disampaikan bahwa komunikasi
adalah proses saling berbagai atau atas intraksi dalam penggunaan
informasi secara bersama atau proses penyampaian dan pertukaran beerita
15
antara kedua belah pihak atau lebih yang merupakan salah satu aktifitas
yang sangat penting dan berpengeruh terhadap tindakan menajerial.
Adapun proses komunikasi terdiri dari beberapa unsure dasar yang
selalu harus ada jika kita ingin menciptakan komunikasi yang efektif
unsure-unsur tersebut adalah komunikator, pesan, perantara, penerima,
dan balikan.
Apabila dalam proses komunikasi terjadi suatu hubungan yang
baik atau komunikasi, maka ini akan menimbulkan suatu pengembangan
pribadi, mental maupun sikap yang positif sebagai hasil akan membuat
kepuasan masing-masing individu dan kepuasan ini akan memotivasi para
individu tersebut untuk kegiatan mengulang kembali keakraban tersebut
sampai hubungan yang harmonis.
Gambar : 1
Bagan Proses Komunikasi
KOMUNIKATOR
PESAN
PERANTARA
PENERIMA
UMPAN BALIK
Sumber : Uchjana Efendi dalam bukunya “Komunikasi dan Modernisasi”
(2003:57).
16
Keterangan:
a. Komunikator
Komunikator adalah pimpinan dengan ide, perhatian, informasi dan tujuan
untuk berkomunikasi.
b. Pesan
Hasil dari pada proses encoding adalah pesan. (Encoding adalah suatu
proses dimana serangkaian bentuk simbol diubah menjadi kedalam bahasa
yang bertujuan untuk mengekspresikan tujuan komunikator). Tujuan dari
komunikator diekspresikan dalam bentuk pesan, baik verbal maupun non
verbal.
c. Perantara
Perantara memungkinkan pembawa pesan artinya melalui perantara, pesan
dikirim.
d. Penerimaan atau decoding
Agar Proses komunikasi lengkap, pesan harus disimbolkan agar dapat
diterima oleh penerima.
e. Umpan Balik
Umpan balik menyediakan saluran untuk respon penerima yang
memudahkan komunikator untuk menentukan apakah pesan dan telah
menghasilkan respon yang diharapkan.
17
Komunikasi
juga
berperan
untuk
mengatasi
kegagalan
berkomunikasi. Karena disetiap organisasi pernah menghadapi situasi
bermasalah yang berpangkal dari komunikasi yang kurang baik. Masalah
ini didasarkan pada komunikasi dari suatu orang ke orang lain, bangsa
kepada bangsa, dalam organisasi besar atau dalam kelompok kecil,
kemacetan didalam organisasi akan memberikan pengaruh yang cukup
luas.
2.3.3 Manfaat Komunikasi
Ada 4 Manfaat komunikasi, yaitu:
a. Memanfaatkan balikan
Balikan (umpan balik) diidentifikasikan sebagai unsur penting didalam
komunikasi dua arah yang efektif. Balikan menyediakan sebuah
saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan komunikator
untuk
menentukan
apakah
pesanannya
sudah
diterima
dan
menghasilkan tanggapan yang diinginkan atau tidak. Organisasi yang
sehat memerlukan komunikasi keatas yang efektif jika menginginkan
keefektifan komunukasinya kebawah. Yang dimaksud adalah bahwa
mekanisme yang mengembangkan dan mendorong balikan itu terlibat
lebih dalam, dari pada sekedar menindak lanjuti komunikasi.
18
b. Empati
Yang dimaksud dengan empati adalah komunikasi yang berorintasi
pada penerima dan bukan berorintasi pada si komunikator. Empati
ialah kemampuhan menempatkan diri dalam paran orang lain dan
mengandalkan sudut pandang serta emosi orang. Empati dapat
mengurangi banyaknya hambatan terhadap komunikasi yang efektif.
c. Pengulangan
Pengulangan adalah perinsip belajar yang sudah diterima. Mencakup
unsure pengulangan atau redudansi satu bagian pesan tidak
dimengerti, bagian laianya akan membawa pesan yang sama.
d. Mendorong terciptanya saling percaya
Tekanan waktu sering memperkecil memungkinkan bahwa manajer
akan
mampu
menindak
lanjuti
komunikasi
dan
mendorong
menyampaikan balikan atau komunikasi keatas setiap kali mereka
berkomunikasi. Dalam keadaan semacam itu, adanya perasaan saling
mempercayai antara manajer dan bawahanya dapat memperlancar
komunikasi. Manajer yang berusaha mengembangkan suasana saling
mempercayai akan lebih mudah melakukan tindak lanjut setiap
komunikasi dan tidak akan terjadi salah paham dikalangan bawahan.
Hal ini terjadi karena mereka telah memupuk kredibilitas diatara para
bawahannya.
19
Metode komunikasi dalam sistem komunikasi pada perusahaan yang
merupkan cara yang digunakan dalam mengadakan hubungan baik
dari dalam perusahaan
manapun diluar
perusahaan.
System
komunikasi formal menurut Uchjana Efendy dalam bukunya
“Komunikasi dan modernisasi” (1986 : 29) dalam system komunikasi
pada perusahaan sebagai berikut:
a. Cross communication
Arus komunikasi yang berlangsung timbale balik menurut
garisblurus dari atas ke bawah atau sebaliknya, melintang kiri ke
kanan atau sebaliknya yang berbeda tingkat manapun fungsinya
dalam struktur organisasi.
b. Upward communication
Dalam
upward
communication
peranannya
adalah
untuk
memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan pelaksanaan
pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
c. Downward communication
Komunikasi yang berasal dari manajer puncak ke manajer
menengah dan dilanjutkan ke manajemen rendah hingga staf dan
karyawan.
2.3.4 Komunikasi kebawah
Komunikasi kebawah dalam suatu organisasi berarti bahwa ia
mengawali dari wewenang yang lebih tinggi kewewenang yang lebih
20
rendah. Hal ini biasanya mengalir dari pimpinan kepada para pegawai, tetapi
banyak diantaranya juga terjadi didalam kelompok pimpinan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam komunikasi kebawah yaitu:
a. Tetap memperoleh informasi apabila para manajer tidak tahu dan tidak
paham, mereka lebih tidak dapat berkomunikasi. Hal ini kedengarannya
usang, tetapi kenyataannya tampak bahwa manajer tidak mempelajari
informasi yang diharapkan mereka komunikasikan.
b. Mengembangkan sikap komunikasi yang positif banyak manajer yang
tidak
berkomunikasi
dengan
baik
karena
mereka
tidak
memperdulikannya. Adakalanya mereka mengatakan bahwa hal itu
penting, tetapi tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak
peduli.
c. membina kepercayaan-kepercayaan antara pengirim dan penerima
merupakan hal yang penting dalam semua bentuk komunikasi. Apabila
kurang adanya kepercayaan, arus informasi dikalangan orang-orang
berkurang.
2.3.5 Komunikasi keatas
Apabila arus informasi dua arah terputus karena jeleknya komunikasi
pimpinan kehilangan sentuhan dengan kebutuhan pegawai dan kurang
memiliki informasi untuk mengambil keputusan yang kurang baik oleh
karena itu, pimpinan tidak dapat bersifat suportif terhadap kebutuhan
kelompok kerja. Komunikasi keatas cenderung sedikit, kecuali pimpinan
21
mendorongnya secara positif. Masalah ini bahkan lebih besar dalam
organisasi yang lebih besar dan rumit. Salah satu komunikasi keatas yang
lebih baik adalah mengadakan kebijakan umum yang menegaskan apa saja
pesan keatas yang diinginkan.
Kebijakan pintu terbuka adalah pernyataan para pegawai didorong
untuk menghubungi penyelia mereka atau pimpinan yang lebih tinggi guna
membicarakan hal-hal yang merisaukan mereka.
Program surat pegawai dan tanya jawab beberapa perusahaan secara aktif
mendorong para pegawai untuk menyampaikan sarat dan pernyataan tertulis.
Perusahaan merasa bahwa metode ini merupakan cara yang bersifat pribadi dan
langsung bagi pegawai untuk mengajukan gagasan mereka kepada pimpinan.
2.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Dari beberapa pengertian komunikasi diatas dapat diketahui factor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi yaitu antara lain:
a. Faktor Psikologis ini terjadi karena berbagai hal, antara lain:
1) Karena komunikasi yang disampaikan seringkali salah dan diralat.
2) Karena komunikasi yang disampaikan seringkali tidak menggunakan
bahasa yang lugas sehingga sulit untuk dimengerti oleh penerima.
22
b. Faktor banyaknya perantara
Dalam menyampaikan suatu komunikasi, mungkin saja melalui beberapa
perantara maka semakin besar pula kemungkinan komunikasi yang
disampaikan tersebut mengalami perubahan.
c. Faktor Motivasi
Faktor ini merupakan faktor penting terciptanya komunikasi yang efektif,
karena dengan adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang selalu beerbeda dari
waktu ke waktu, sehingga motivasi berbeda dalam intensitasnya.
d. Faktor Partisipasi
Partisipasi antara atasan dengan bawahan maupun tingkat yang sejajar perlu
ditingkatkan, karena bila mana partisipasi ini kurang dapat mengakibatkan
rasa kurang tanggung jawab dari penerima komunikasi sehingga ada
kemungkinan komunikasi yang disampaikan tidak dilaksanakan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan partisipasi agar komunikasi dapat
terlaksana secara efektif perlu diperhatikan, misalnya dengan mengikut
sertakan bawahan yang dianggap perlu untuk ikut dalam proses pengambilan
keputusan, rencana-rencana dan lain-lain.
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan maka perlu mengadakan komunikasi yang baik. Dengan adanya
komunikasi yang baik ini maka karyawan akan lebih giat bekerja tentunya
akan berpengaruh pada motivasi kerja yang tinggi, komunikasi yang baik
23
antara atasan dan bawahan terlihat adanya saling pengertian, mengikat,
mempengaruhi dan kerja sama yang baik.
2.4 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi Kerja
Komunikasi merupakan saluran untuk melakukan dan menerima
pengaruh, mekanisme perubahan, alat untuk mendorong dan mempertinggi
motivasi dan juga perantara serta sarana dimana memungkinkan suatu
organisasi mencapai tujuannya. Perilaku manusia adalah cerminan paling
sederhana agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi maka
harus seimbang dan selaras maka diperlukan suatu penyesuaian. Integrasi
ini menyangkut penyesuaian keinginan daripada individu dengan keinginan
organisasi. Agar antara tujuan karyawan dengan tujuan organisasi dapat
berjalan dengan seimbang dan selaras maka diperlukan suatu penyesuaian.
Integrasi ini menyangkut penyesuaian keinginan daripada individu
dengan keinginan organisasi dan masyarakat. Disinilah peranan seorang
manajer atau pimpinan untuk mengetahui atau memahami perasaan dan
sikap para karyawan. Seorang karyawan mungkin mengerjakan tugas atau
pekerjaannya dengan baik, mungkin pula tidak, kalau karyawan telah
menjalankan tugasnya dengan baik, maka manajer harus memberikan suatu
pengakuan bahwa tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan
tersebut memang baik akan tetapi jika pekerjaan atau tugas yang
dibebankan kepada karyawan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan baik
maka sudah tugas manajer atau pimpinan untuk mencari sebab-sebab
24
mengapa pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak dapat dilaksanakan
dengan baik.
Disinilah peranan komunikasi diterapkan agar informasi mengenai
ketidakberesan
pekerjaan
dapat
diketahui
dengan
benar,
peranan
komunikasi perlu diterapkan atau digalakkan pada setiap manajer yang
belum begitu menghayati fungsi komunikasi bagi suatu organisasi.
Komunikasi yang efektif dijalankan bersamaan dengan pembagian kerja
yang diperinci.
Komunikasi yang efektif berarti motivasi kerja yang efektif dengan
karyawan lainnya agar
dapat meningkatkan keefektifannya harus
meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Untuk membahas
pengertian komunikasi secara mendalam akan penulis sajikan menurut
pendapat yang dikemukakan para ahli.
Menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya Manajemen Suatu Dasar
(2003:57) mengatakan bahwa:
“Komunikasi yang baik adalah jalinan pengertian antara pihak yang
satu dengan pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan
dapatlah dimengerti , dipikir dan akhirnya dilaksanakan”.
Sedangkan menurut Saul W. Gellermen yang diterjemahkan oleh
Roemulyati Hamzah (2003:57) mengemukakan bahwa bahwa:
25
“Komunikasi adalah setiap sikap yang digunakan oleh seseorang
untuk
mendapatkan
informasi
guna
mempengaruhi
mereka
dipekerjaannya”.
Setelah membaca dan memehami dari pendapat yang telah
dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan jalinan pengertian antara komunikator sebagai penyampaian
pesan dengan komunikasi sebagai penerima pesan, sehingga terjadi
komunikasi timbal-balik.
Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui
gagasan tersebut, yang paling penting adalah kedua belah pihak tersebut
sama-sama memehami gagasan tersebut. Dalam hal inilah komunikasi baru
dapat dikatakan berhasil dengan baik (komunikatif).
2.5
Hubungan Penerapan Sistem Komunikasi Dengan Motivasi Kerja
Tinggi rendahnya Motivasi Kerja dalam bekerja ditentukan oleh
banyaknya factor yang diantaranya adalah penerapan sistem komunikasi.
Banyak kesalahan-kesalahan yang merugikan disebabkan oleh komunikasi
yang kurang baik.
Salah satu sebab dari kesalahan itu ialah tafsiran-tafsiran yang
berbeda-beda oleh masing-masing karyawan pada suatu pekerjaan.
Sedangkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu perlu adanya komunikasi
yang baik dan tepat, sehingga dapat diharapkan akan terciptanya suasana
kerja yang baik dan suasana kerja yang harmonis. Dengan adanya suasana
26
kerja yang menyenangkan maka karyawan itu sendiri akan termotivasi,
dimana para karyawan tersebut dengan senang hati akan melaksanakan
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan baik yang tertulis maupun tidak.
Menurut Alex S. Nitisemito (2003:16) mengemukakan apabila
perusahaan tidak dapat melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua
rencana, instruksi, petunjuk, saran, motivasi, dan sebagainya hanya tinggal
diatas kerja.
Selain suasana kerja yang menyenangkan untuk dapat memotivasi
karyawan tentunya harus diketahui lebih dahulu ada yang menjadi
kebutuhan dalam hidupnya. Karena seseorang dengan orang lain sudah
jelas mempunyai kebutuhan yang berbeda, mulai dari kebutuhan sandang,
pangan, papan dan kebutuhan akan penghargaan sampai dengan kebutuhan
untuk aktualisasi diri. Selain itu jenis pekerjaan, beban kerja, kemungkinan
untuk berkembang atau gaji yang diterima juga merupakan faktor yang
dapat memotivasi karyawan dalam bekerja
27
Gambar : 2
Bagan Hubungan Komunikasi yang Efektif Dengan Motivasi Kerja
KOMUNIKASI
KEBUTUHAN
YANG TIDAK
TERPENUHI
PERILAKU
KEBUTUHAN
YANG
TERPUNUHI
TEKANAN
MOTIVASI
Sumber : Ariyanto I.B Idris dalam bukunya “Komunikasi Dalam Pengembangan
Masyarakat” (2005:7)
Keterangan :
Dari bagan yang sederhana diatas dapat dijelaskan bahwa proses motivasi
diawali dengan adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan agar atasan
dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang tidak terpenuhi misalnya saja bonus,
tunjangan, penghargaan dan kenaikan jabatan. Dari kebutuhan yang tidak
terpenuhi itu atasan akan memenuhi kebutuhan karyawan tersebut tetapi dengan
syarat-syarat yang harus dilakukan oleh karyawan misalnya karyawan harus
bekerja lebih baik agar adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan untuk
28
perusahaan. Dari kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut akan menimbulkan
tekanan, maka tekanan yang dirasakan mengakibatkan karyawan termotivasi
untuk berperilaku yang mengarah pada terpenuhinya kebutuhan perusahaan dan
karyawan.
Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa untuk meningkatkan atau menunjang
produktivitas kerja karyawan maka perusahaan perlu mengadakan Hubungan
komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Dengan adanya Hubungan
komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan maka karyawan akan lebih
giat bekerja yang tentunya akan berpengaruh pada Motivasi yang lebih tinggi.
Oleh karena itu komunikasi dengan Motivasi mempunyai hubungan yang sangat
erat.
2.6 Motivasi
2.6.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah sumber inspirasi, dorongan dan landasan dasar
yang menjadi pedoman dan petunjuk seseorang untuk melakukan sesuatu
agar tercapainya suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan maka
ditentukanlah suatu kegiatan-kegiatan karyawan atau pegawai kearah yang
dikehendaki, dan manajer perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya apa
yang menggerakan (Motivates) para karyawan.
29
Ada beberapa pengertian motivasi dari para ahli, yaitu:
Menurut Robert L.Mathis dan H. Jackson (2006:89) “Motivasi
merupakan hasrat didalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut
melakukan tindakan.”
Menurut Hadari Nawawi (2005:351) “Motivasi berarti kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan.”
Sedangkan menurut Sadili Samsudin (2006:281) “Motivasi adalah
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang ditetapkan
jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat kerja.”
2.6.2 Tujuan Motivasi
Umumnya masyarakat yang berpendapatan rendah (tingkat ekonomi
rendah) berharap bekerja dengan memperoleh upah/gaji yang tinggi, itu
merupakan
suatu
kepuasan
tersendiri,
atau
sesuatu
yang
dapat
dibanggakan, sebab dengan upah yang tinggi maka dapat terpenuhi
beberapa kebutuhan. Sedangkan masyarakat yang mempunyai tingkat
perekonomian yang maju, masalah upah/gaji tidaklah dominan menjadi
sumber keputusan kerja, akan tetapi faktor lain, misalnya kesempatan
untuk maju, kesempatan untuk berkreatifitas yang tinggi.
30
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: (Malayu 2003:145)
a.
Untuk meningkatkan moral dan keputusan kerja karyawan.
b.
Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
c.
Untuk mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d.
Untuk kedisiplinan perusahaan.
e.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g.
Untuk
meningkatkan
loyalitas,
kreatifitas,
dan
partisipasi
karyawan.
h.
Untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya.
j.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
baku.
2.6.3
Teori Motivasi
Tingkat motivasi antara individu yang satu dengan yang lainnya
beraneka ragam. Dari hasil konsep motivasi tersebut, ada baiknya jika kita
melihat lebih lanjut tentang teori-teori motivasi:
31
a.
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow dalam teorinya mengemukakan tingkatan atau hierarki
kebutuhan,
yang
beda
kekuatannya
dalam
memotivasi
seseorang
melakukan suatu kegiatan. Dengan kata lain kebutuhan bersifat bertingkat,
yang secara berurutan berbeda kekuatannya dalam memotivasi suatu
kegiatan termasuk juga yang disebut bekerja. Urutan tersebut dari yang
terkuat sampai yang terlemah dalam memotivasi terdiri dari:
1)
Kebutuhan
fisik
(fisiologis)
adalah
kebutuhan
dasar
untuk
mempertahankan hidup seperti makanan, pakaian, perumahan, dan
fasilitas-fasilitas dasar lainnya yang berguna untuk kelangsungan
hidup pekerjaan.
2)
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk terlepas dari
bahaya fisik dan kekuatan akan kehilangan pekerjaan, seperti
lingkungan kerja yang bebas dari segala ancaman, keamanan jabatan
atau posisi, status kerja yang jelas, dan keamanan alat kerja yang
digunakan.
3)
Kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai, seperti interaksi dengan
rekan kerja, kebebasan melakukan aktifitas sosial, dan kesempatan
yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang
lain.
4)
Kebutuhan akan pengakuan diri, seperti pemberian penghargaan dan
mengakui hasil karya individu.
32
5)
Kebutuhaan akan aktualisasi diri, seperti kesempatan dan kebebasan
untuk mengembangkan bakat atau talenta yang dimiliki. Karyawan
pada umumnya mempunyai macam-macam kebutuhan yang harus
dipenuhi setiap saat, sehingga kebutuhan tersebut dapat dibagi
menjadi 4 (empat) bagian:
a. Memberikan partner kerja pada setiap karyawannya.
b. Kebutuhan sosiologi, yaitu kebutuhan akan uang untuk kelanjutan
akan hidup mereka.
c. Kebutuhan egois, yaitu kebutuhan yang bila diperoleh dari
pekerjaan yang berat akan merasa puas sehingga karyawan akan
meningkatkan prestasi kerjanya.
d. Memotivasi dapat diberikan setiap saat oleh para pimpinan
perusahaan apabila menginginkan karyawan berprestasi terus
dalam pekerjaan, hal ini akan terus berlanjut selama kegiatan
dalam perusahaan tetap terlaksana dengan baik, mereka akan
tenang dalam bekerja dan akan meningkatkan prestasi secara
optimal pula.
Asumsi sering dibuat dengan menggunakan hierarki maslow dimana
tenaga kerja modern, dengan teknologi meningkatkan kebutuhan dasar
masyarakat secara fisiologis, aman, dan memiliki. Untuk itu mereka
termotivasi oleh kebutuhan penghargaan diri sendiri, orang lain, dan
aktualisasi diri. Konsekuensinya kondisi untuk memuaskan kebutuhan-
33
kebutuhan ini dipresentasikan dalam pekerjaan itu sendiri bermakna dan
memotivasi.
b.
Teori Dua Faktor dari Herzberg
Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang dapat
memberikan kepuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut adalah:
1) Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivator). Faktor ini antara
lain adalah faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan atau
penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan
dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor
pekerjaan itu sendiri. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada
urutan yang tinggi dalam teori maslow.
2) Kebutuhan kesehatan lingkungan kerja (Hygiene Factors). Faktor ini
dalam bentuk upah/gaji, hubungan antara pekerja, kondisi kerja,
kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan.
Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang lebih rendah
dalam teori maslow.
Dalam implementasinya di lingkungan sebuah organisasi atau
perusahaan,
teori
ini
menekankan
pentingnya
menciptakan
atau
mewujudkan keseimbangan antara kedua faktor tersebut. Salah satu
diantaranya yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan pekerja menjadi
tidak efektif dan tidak efisien. Hanya motivator yang menyebabkan tenaga
kerja mengerahkan segala tenaga dan kemudian mendapat produktifitas
34
yang lebih tinggi dan teori ini menyarankan agar manajer memanfaatkan
motivator ini sebagai alat untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja.
2.6.4 Jenis-Jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi terbagi dua jenis yaitu:
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Dalam motivasi ini manajer merangsang bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi.
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Dalam motivasi negative manajer harus memotivasi bawahan dengan
standar mereka akan mendapatkan hukuman apabila mereka bekerja di
bawah standar atau bekerja kurang baik.
2.6.5 Metode Motivasi
Ada dua macam metode motivasi yaitu:
a. Metode Langsung (Direct Motivation)
Adalah motivasi material dan non material yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan
serta kepuasannya. Jadi sifat khususnya, setiap pujian, penghargaan,
tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
35
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas
sehingga para karyawan merasa betah dan bersemangat melakukan
pekerjaan.
2.6.6
Asas-asas Motivasi
Manusia adalah merupakan makhluk sosial karena membutuhkan hidup
bermasyarakat, sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong,
dirangsang untuk kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan.
Disamping itu juga membutuhkan kedudukan yang lebih baik. Itulah
sebabnya manusia dalam setiap tindakannya selalu dipengaruhi dan
didorong oleh tuntutan tersebut yang terdiri dari:
a. Asas mengikutsertakan bawahan yaitu mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan
ide-ide rekomendasi dalam proses pengembalian keputusan.
b. Asas komunikasi yang sehat dan lancar yang menginformasikan secara
jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan
kendala yang dihadapi.
c. Asas pengakuan atas prestasi yang diperoleh, yaitu memberikan
penghargaan dan pengarahan secara wajar kepada bawahan atas prestasi
kerja yang dicapainya.
36
d. Asas wewenang yang didelegasikan yaitu mendelegasikan sebagian
wewenang dan kebebasan untuk mengambil keputusan-keputusan dan
kreatifitas kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas atasan
maupun manajer.
e. Asas adanya pengakuan yang timbal balik yaitu memotivasi bawahan
dengan mengemukakan keinginan atau harapan dan memahami serta
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan
dari perusahaan.
2.6.7
Model-model Motivasi
Pertama: Teori Klasik (tradisional) menitik beratkan pada analisis
penguraian, sedangkan teori umum penegasannya terletak pada keterpaduan
dan perencanaan, serta menyajikan seluruh pandangan yang dibutuhkan.
Kedua: Teori Klasik Tidak Langsung telah menyatakan unidimensi
bahwa jika suatu merupakan sebuah tanda maka benda tersebut biasanya
memanfaatkan suatu pandangan multidimensi.
Konsep motivasi itu ada tiga, yaitu:
a. Model tradisional, yaitu peran yang diterapkan sistem insentif kepada
karyawan yang berprestasi.
b. Model hubungan manusia, yaitu dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka bisa berguna dan penting.
37
c. Model sumber daya manusia, yaitu karyawan dimotivasikan oleh
banyak faktor, bukan hanya uang atau barang atau keinginan akan
kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian pekerjaan yang
berarti.
Download