BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti, apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan/ Finance (NPL/NPF), Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), dan Loan/ Financing to Deposit Ratio (LDR/FDR) mampu
mempengaruhi Return On Assets (ROA) pada perbankan umum syariah dan
perbankan umum konvensional di Indonesia periode tahun 2008-2013 dengan
menggunakan data yang bersumber dari laporan triwulanan Bank yang dijadikan
sampel. Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data dengan
menggunakan analisis transformasi regresi berganda dan statistic independent
sample t-test dengan empat varibel independen (CAR, NPF/ NPL, BOPO, dan
LDR/ FDR) dan variabel dependen ROA yang mengacu pada masalah dan tujuan
penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan ROA pada bank umum
syariah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan pada bank
umum konvensional CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan
Nilai CAR Bank Umum Syariah berada di bawah Bank Umum
Konvensional, akan tetapi rasio CAR Bank Umum Syariah masih berada di
atas kriteria kondisi baik yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu melebihi 8.
80
81
2. Variabel Non Performing Finance (NPF) dengan ROA pada bank umum
syariah mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, sedangkan pada
bank umum konvensional Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Sedangkan nilai mean NPF antara bank umum
syariah dengan bank umum konvensional menunjukkan bahwa nilai NPF
Bank Umum Syariah berada di atas Bank Umum Konvensional, tetapi rasio
NPF Bank Umum Syariah masih berada pada kriteria kondisi baik yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu dibawah 5.
3. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
dengan ROA pada bank umum syariah dan bank umum konvensional
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Nilai mean BOPO antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional menunjukkan
bahwa nilai BOPO Bank Umum Syariah berada di atas Bank Umum
Konvensional, tetapi rasio BOPO Bank Umum Syariah masih berada pada
kriteria kondisi baik yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu dibawah 92.
Semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun kinerja
keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan
(perbankan) semakain meningkat atau membaik.
4. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan ROA pada bank umum
syariah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan pada bank
umum konvensional Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan
82
signifikan terhadap ROA. Sedangkan Nilai mean FDR antara Bank Umum
Syariah dengan Bank Umum Konvensional menunjukkan bahwa nilai FDR
Bank Umum Syariah berada di atas LDR Bank Umum Konvensional. Rasio
LDR Bank Umum konvensional berada di bawah kriteria kondisi baik yang
ditetapkan Bank Indonesia, yaitu antara 85-110.
5. Nilai mean ROA antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional menunjukkan bahwa nilai ROA Bank Umum Syariah berada
di bawah Bank Umum Konvensional, tetapi rasio ROA Bank Umum syariah
masih berada pada kriteria kondisi baik yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu
diatas 1,5.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran
bahwa secara umum, dari segi profitabilitas dan likuiditas kinerja keuangan Bank
Umum syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional.
Beberapa rasio yang mengambarkan hal tersebut inefisiensi dari perbankan
konvensional, yaitu rasio permodalan (CAR), rasio kualitas asset (NPL), dan
rasio efisiensi (BOPO). Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, perbankan
syariah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Rasio permodalan (CAR) Bank Umum Syariah dapat ditingkatkan
kualitasnya dengan penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan
lebih memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit.
Usahakan setiap asset yang berisiko tersebut menghasilkan pendapatan,
sehinggga tidak perlu menekan permodalan.
83
b.
Rasio Efisiensi (BOPO) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menekan
biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini
dapat dilakukan dengan menutup berbagai cabang yang tidak produktif
dan melakukan outsourcing pekerjaan yang bukan pokok pekerjaan
bank.
2) Bagi peneliti yang akan datang
Karena penelitian ini hanya menggunakan lima rasio dalam mengukur kinerja
keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional, maka
sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk
mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan datang juga
memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi.
Download