TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS) Pembuatan Rancang Bangun Sistem Agrobisnis SUKUN INFORMATION SYSTEM Disusun Oleh : Nama : Saiful Bahri Kelas : E38 NIM :P056110213.38E MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………… 2 1. PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 3 1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................................ 4 1.2. Rumusan masalah ................................................................................................................................ 4 1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................................................... 5 2. LANDASAN TEORI......................................................................................................................................... 6 2.1. Pengembangan Tanaman Sukun........................................................................................................... 7 2.2. Manfaat Sukun …………………………………………………………………………………………………. 8 2.3. Definisi Sistem Informasi ..................................................................................................................... 9 2.4. Gambaran Umum System Development Life Cycle (SDLC)................................................................... 9 2.4.1. Tahapan SDLC .................................................................................. 9 2.4.2. Fungsi SDLC................................................................................................................................ 10 3. PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI SUKUN........................................................................................ 12 3.1. Gambaran Umum tentang Sistem ........................................................................................................ 13 3.2. Sekilas Tentang Rancang bangun ...................................................................................................... 14 3.2.1 Perencanaan Sistem ......................................................................................................................... 15 3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem ................................................................................................................ 15 3.2.3 Desain Sistem Informasi........................................................................................................................ 16 3.2.4 Implementasi Sistem ......................................................................................................................... 18 4. BENTUK PENGEMBANGAN SEBUAH PUSAT INFORMASI .................................................................... 18 3.3.1 Deskripsi Sistem .............................................................................................................................. 19 3.3.2 Software dan Hardware .................................................................................................................... 19 3.3.3 Tampilan Aplikasi Sistem ................................................................................................................. 20 5. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 21 6. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 22 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah sukun (Artocarpus communis), sering disebut juga Breadfruit atau buah roti. Asalnya konon berawal dari seorang pelaut Purtugis bernama Fernando de Magallanes, yang berlayar atas nama Spanyol memimpin ekspedisi dari Eropa ke Asia, ketika dalam pelayaran di Samudera Pasifik, mereka kehabisan bekal gandum. Di kepulauan New Guinea Pasifik mereka menemukan buah bundar dan mencoba memanggang buah tersebut. Setelah dimakan, ternyata rasanya seperti roti. Jadilah buah itu disebut breadfruit. Karena kisah itu, tanaman tersebut dipercaya berasal dari kepulauan Pasifik dan masuk ke Indonesia melalui orang-orang Spanyol dan Portugis. Tetapi dalam buku History of Indian Archipalago disebut bahwa buah tersebut ditemukan oleh orang Jepang di Kepulauan Maluku, kemudian menyebar ke Jawa dan Malaysia bagian barat hingga ke kepulauan Pasifik. Tidak heran bila sukun dianggap tanaman asli Indonesia. Adanya berbagai nama daerah memang menunjukkan bahwa sukun dikenal luas oleh masyarakat kita. Misalnya orang Ambon menyebut suunu, kamandi (Papua), karara (Bima, Sumba, Flores), sakon (Aceh), suku (Nias), amu (Gorontalo), sukun (Jawa, Sunda), kundo (Alor), dan lain-lain. Sukun tentu saja sangat potensial sebagai bahan pangan yang menjadi sumber karbohidrat. Satu buah sukun memiliki bobot sekitar 1,5 kg. Kandungan karbohidratnya sekitar 27%. Dari satu buah sukun dengan bobot daging 1,35 kg dapat diperoleh karbohidrat 365 gram. Dengan demikian, sebagai pengganti beras, satu buah sukun bisa dikonsumsi oleh 3-4 orang. Sukun kaya dengan zat-zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang cukup tinggi. Setiap 100 g buah sukun mengandung karbohidrat 27,12 g, kalsium 17 mg, vitamin C 29 mg, vitamin B2 17 mg, kalium 490 mg dan nilai energi 108 kalori. 3 Dibandingkan dengan beras, buah sukun mengandung mineral dan vitamin lebih lengkap tetapi nilai kalorinya rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan diet rendah kalori. Buah sukun juga merupakan bahan pangan yang mempunyai indeks glikemik (IG) yang rendah sehingga dapat berperan membantu mengendalikan kadar gula darah pada tingkat yang aman. Komponen bioaktif buah-buahan yang diduga mempunyai aktivitas hipoglikemik antara lain: alkaloid, glikosida, galaktomanan, polisakarida, peptidoglikan, glikopeptida, terpenoid, asam-asam amino, dan ion anorganik (Jachak 2002; Grover, dkk 2002). Mengingat besarnya kandungan gizi dan potensi ekonomi yang terkandung dalam tanaman sukun ini, maka sudah selayaknya buah sukun ini dikembangkan sehingga dapat menjadi alternative makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, yang terkesan beras minded. 1.2 Rumusan Masalah Kendala terbatasnya merupakan yang dihadapi pada pengembangan tanaman sukun ini adalah informasi penting tentang sukun. Padahal ketersediaan informasi faktor yang sangat penting terhadap suksesnya pengembangan, pembudidayaan dan pemasaran produk sukun. Untuk itu perlu adanya informasi dan data yang lengkap serta akurat terkait hal tersebut. Sampai saat ini informasi mengenai sukun belum terkoedifikasi secara baik . Yang ditemukan dilapangan adalah informasi yang parsial dan tidak komphrehensip serta tidaknya adanya standardisasi informasi. Dengan adanya informasi yang beragam akan menyulitkan pengembangan tanaman sukun, khususnya juga bagi para investor yang berminat mengembangkan tanaman sukun. Untuk menunjang pengembangan sukun di Indonesia maka diperlukan adanya suatu Information System yang terintegrasi yang dengan berbagai pemangku kepentingan yang berbasis computer dan tentunya akan sangat memudahkan dalam koedifikasi data, penyajian serta penyimpanan informasi mengenai sukun sehingga akan memudahkan dalam pengambilan keputusan. 4 Untuk itu, mengingat terbatasnya informasi yang ada terkait buah sukun ini, maka kami tergerak untuk membuat sebuah system informasi sukun, dengan harapan dapat memenuhi harapan bagi mereka yang ingin mengetahui seluk beluk buah sukun ini. 1.3. Tujuan Penulisan Pusat informasi sukun secara terintegrasi ini dimaksudkan agar kegiatan koedifikasi data, penyajian serta penyimpanan informasi mengenai sukun sehingga akan memudahkan dalam pengambilan keputusan. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun rancang bangun pusat informasi yang dapat menyajikan berbagai macam informasi terkait tanaman sukun untuk kepentingan pengambil keputusan. 2. menyusun rancang bangun sistem informasi yang dapat memudahkan para kontributor dalam memberikan input data dan informasi 3. Menyusun rancang bangun sistem informasi yang memudahkan semua orang dapat mengakses informasi mengenai sukun. 4. Menyusun rancang bangun untuk memberikan informasi yang akurat dan detail mengenai tanaman sukun. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Tanaman Sukun Tanaman sukun terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, dan dikenal dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi, Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote), Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan), dll. Nama lain sukun di berbagai negara yaitu : Breadfruit (English); Fruit a Pain (French); Fruta Pao, Pao de Massa (Portuguese); Broodvrucht, Broodboom (Holland); dan Ulu (Hawai). Tanaman sukun mempunyai beberapa nama ilmiah yang sering digunakan, yaitu Artocarpus communis Forst, Artocarpus Incisa Linn, atau Artocarpus Altilis. Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih agak krem, teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah. Pembentukan buah sukun tidak didahului dengan proses pembuahan bakal biji (parthenocarphy), maka buah sukun tidak memiliki biji. Buah sukun akan menjadi tua setelah tiga bulan sejak munculnya bunga betina. Buah yang muncul awal akan menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh buah berikutnya. Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 - 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan temperatur antara 15 - 38 °C. 6 Manfaat Sukun 1. Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan. Jaman dahulu di Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai obat sakit kuning. 2. Bunganya dapat di ramu sebagai obat. Bunganya dapat menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya sakit. 3. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat. Di India bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan asma. Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan untuk mngobati limpa yang membengkak. 4. Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan membuat permen karet. 5. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. 6. Serat kulit kayu bagian dalam dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai mode pakaian. 7. Komposisi zat gizi buah sukun dapat dilihat pada tabel 1, dan perbandingan kandungan zat gizi disajikan pada tabel 2. 7 Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g Tabel 2. Perbandingan Komposisi kandungan gizi sukun dengan beberapa bahan pangan lainnya dalam 100 gram. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai gizi buah sukun tidak kalah dengan bahan-bahan pangan lainnya yang sering digunakan sebagai bahan pangan pokok ataupun bahan pangan pokok alternatif di Indonesia. Bahkan, dalam beberapa hal sukun tampak lebih unggul dari bahan pangan lainnya. Dengan demikian sukun, khususnya tepung sukun mempunyai prospek yang sangat baik sebagai bahan pangan pengganti beras. Produk pangan olahan yang merupakan hasil olahan langsung dari buah sukun segar misalnya keripik sukun, apem sukun, bolu cup sukun, getuk sukun, kroket sukun, prol sukun, dll. Namun, budi daya tanaman sukun ini masih meyisakan kendala karena disamping faktor keterbatasan lahan, jangka waktu panen yang cukup lama, pengolahan sampai dengan pemasaran produknya. Sehingga perlu adanya suatu 8 rekayasa kreatif untuk menjadikan sukun ini menjadi makanan alternatif sejajar dengan tanaman karbohidrat lainnya. 2.3. Definisi Sistem Informasi Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sedangkan yang disebut Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta). Sistem informasi, menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System” mendefinisikan bahwa : “ Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” Definisi yang umum, sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem dalam suatu organisasi yang mengolah data menjadi bentuk yang lebih berguna untuk mencapai suatu tujuan 2.4 Gambaran Umum SDLC SDLC (Software Development Life Cycle) adalah sebuah siklus hidup pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya. (Kompasiana, 2010) 2.4.1 Tahapan SDLC SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa 9 dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.(Kompasiana, 2010) Adapun Tahapan SDLC yang biasanya digunakan adalah : 1. Perencanaan: Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan. apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang. 2. Analisis Sistem: Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak dibuat. 3. Desain : Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama. 4. Konstruksi : Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan 5. Implementasi software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem pengguna/ sudah siap diterapkan. 6. Maintenance: sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya 2.4.2 Fungsi SDLC Adapun fungsi utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan yang biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baik itu secara maupun dengan proses instalasi baru (baca : penggantian perangkat lunak menyeluruh atau software replacement). Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan dukungan (baca : software support) dari pengembang perangkat lunak terkait. 10 11 BAB III PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI Dalam rangka mengembangkan Pusat informasi terpadu, Metode yang digunakan adalah SDLC. Metode ini sudah cukup dikenal pada saat akan pengembangan sebuah system informasi. yang kemudian dalam penerapannya dipengaruhi oleh adanya kebutuhan untuk mengembangkan sistem dengan cara yang relative lebih cepat dengan cara membuat prototype.Pusat informasi sukun akan mengintegrasikan berbagai macam stake holders. Ada perbedaan antara pengembangan sistem informasi dan software yaitu pengembangan Sistem Informasi dimulai dari PSI (Perencanaan Sistem Informasi), Analisa, Perancangan hingga Implmentasi. Sedangkan Pengembangan Sistem Software dimulai dari Analisa, perancangan hingga Implementasi, seperti terlihat pada Gambar. Pengembangan software merupakan bagian dari pengembangan sistem informasi. Gambar Pembangunan Sistem Informasi 12 3.2.1 Perencanaan Sistem Pada tahap ini sistem dimulai dengan mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholders yang membutuhkan informasi, dan sistem seperti apa yang akan dikembangkan : 1. Informasi yang dibutuhkan dalam sistem meliputi : a. Informasi nama asli sukun b. Sejarah Penemuan Sukun c. Varietas Sukun d. Pengembangan Tanaman Sukun e. Kandungan zat dalam buah sukun. f. Tatacara penanaman sukun g. Teknik Pengolahan sukun h. Potensi Industri sukun i. Wilayah penyebaran tanaman sukun j. Produk olahan sukun k. Khasiat tanaman sukun l. Khasiat buah sukun m. Potensi Pasar sukun n. Jenis makanan dari sukun o. Informasi Harga sukun di Indonesia dan Dunia p. Informasi Volume produksi sukun 2. Para Pemangku kepentingan (stakeholder) yang membutuhkan informasi. a. Pekebun sebagai pelaku utama budidaya sukun tentunya ingin mendapatkan informasi agar tanaman sukunnya dapat menghasilkan secara optimal dan memenuhi syarat kesehatan serta dijual dengan harga yang wajar. b. Investor memiliki kepentingan untuk menanamkan modalnya pada industry pengolahan sukun 13 c. Eksportir dan Importir yang berkepentingan untuk mengetahui kebutuhan sukun di Indonesia maupun negara lain. d. Akademisi yang berkepentingan dalam informasi mengenai penelitian dalam rangka menemukan varietas sukun yang baru atau mendalami kandungan serta manfaat sukun.. e. Masyarakat umum. Supaya lebih mengetahui manfaat serta kandungan gizi yang terkandung dalam tanaman sukun. 3. Metode SOA (Service Oriented Architecture) Adapun Sistem yang akan dibangun dalam penyusunan system informasi sukun ini adalah adalah Sistem Informasi berbasis Web yang merupakan integrasi dari berbagai aplikasi yang ada menggunakan Metode Service Oriented Architecture (SOA) Gambar Metode SOA *(Service Oriented Architecture) 14 Sesuai sederhananya dengan namanya, merupakan suatu Service arsitektur, Oriented platform Architecture yang , secara digunakan untuk pengembangan suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan layanan (a collection of services) Contoh : dalam keseharian, kita bisa membayar tagihan listrik, tagihan telepon, pembelian tiket pesawat, KA, transfer uang, beli pulsa dan bayar/beli untuk keperluan lainnya melalui kartu ATM. Sangat memudahkan. Keseluruhan layanan tersebut salah satu nya dikembangkan dengan SOA ( jadi berterimakasih lah pada yang merumuskan konsep SOA ini, karena salah satu keuntungannya membuat hidup kita jadi lebih mudah) Gambar alur perancangan system 3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis dan rancangan sistem informasi merupakan bagian atau tahapan pengembangan sistem. Tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi berhubungan dengan yang lain untuk membentuk suatu siklus.Tahapan analisis sistem merupakan tahapan yang sangat penting karena kesalahan di dalam tahapan ini akan 15 menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru (Tata Sutabri, 2004: 88). Menurut Abdul Kadir (2003: 38) analisis sistem mencakup analisis kelayakan dan analisis kebutuhan yaitu : a. Analisis kelayakan, Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada permasalahan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Lima macam kelayakan dalam merancang sistem informasi yaitu kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan operasi, kelayakan hukum dan kelayakan jadwal. b. Analisis kebutuhan, Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu pengolahan saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan. Spesifikasi ini digunakan untuk membuat kesepakatan dalam pengembangan sistem. 3.2.3 Desain Sistem Informasi Pada dasarnya ada 2 prinsip dasar desain sistem informasi 1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost. 2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. 16 Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls. Adapun petunjuk umum dalam mendesain sebuah sistem informasi, adalah sebagai berikut :: a. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi. b. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk merecord, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat. c. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem. d. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan. e. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal f. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi. g. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan. h. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya. i. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan. j. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem. k. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance. l. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit. m. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data. n. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data. o. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik. 17 p. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir. 3.2.4 Implementasi Sistem Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain : a. Melakukan Coding, b. Pembuatan Prototype, c. Melakukan Pengujian, d. Instalasi Software dan Hardware e. Training bagi user, f. Pembuatan dokumentasi serta switch ke sistem baru. 18 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUKUN 4.1 Deskripsi Sistem Informasi Pada pusat Informasi Sukun yang terintegrasi, database yang dipergunakan adalah menggunakan system decentralized database dengan metode integrasi loosely coupled, dimana hanya data yang diperlukan untuk dipertukarkan antar database saja yang dipertukarkan, dengan metode Web Service. Metode Integrasi Aplikasi antar database menggunakan metode Webservice XML. 3.3.2 Software dan Hardware Dalam membangun Sistem Informasi Sukun, berbasis web. Dibutuhkan perangkatperangkat sebagai berikut : 19 1. Sofware yang digunakan adalah : a. Operation System : Microsoft Windows XP SP2 b. Server : Microsoft Windows Server 2003, c. Database : SP2MS SQL Server 2005 d. Programming : Microsoft Visual Studio 2005, 2. Hardware yang digunakan sesuai dengan kebutuhan adalah Prosessor Intel Pentium IV 2.8 GHz, RAM 2GB, Hardisk 200 GB. 3.3.3 Tampilan Aplikasi Sistem Berikut tampilan Sukun Information center. www.sukuncenter.com Search = SUKUN INFORMATION CENTER Dapatkan berbagai khasiatnya disini Home Sejarah Nama Sejarah Pengembangan Khasiat Gizi Produk Layanan Kontak Kami Nama Sukun Buah sukun berbentuk bulat agak lonjong, warna kulit buah agak hijau muda sampai kuning-kekuningan, ketebalan kulit halus antara 1-2 mm. Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih dengan ketebalan sekitar 7 cm. Teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Diameter buah kurang lebih 26 cm. Tangkai buah sekitar 5 cm. Berat buah dapat mencapai 4 kg (Pitojo, 1982). KLASIFIKASI Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Urticales Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan) Genus: Artocarpus Spesies: Artocarpus communis Forst Kerabat Dekat Mentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Selanking, Benda, Nangka, Monkey Jack, Klempatak, Keledang Sukun (Artocarpus altilis) termasuk keluarga nangka-nangkaan yang menyebar hampir diseluruh Indonesia. Diperkirakan bahwa tanaman ini mempunyai kemampu an besar beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan tanaman pionir dapat tumbuh baik di tanah subur maupun kurang subur, ditanah podsolik merah kekuningan maupun tanah berkapur, didaerah rawa pasang surut maupun pinggir pantai dengan tinggi tempat 0 sd 1000 m dpl. 20 BAB V KESIMPULAN 1. Integrated Sukun Information Sistem (ISIS) adalah pusat informasi yang menampilkan berbagai informasi yang berhubungan dengan sukun dengan mengintegrasikan hal-hal yang berada atau dimilki oleh para stakeholder, sehingga web ISIS tersebut akan menjadi sangat lengkap. 2. Sistem yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dan dengan metode integrasi menggunakan metode Service Oriented Architecture (SOA). 3. Informasi yang disajikan meliputi informasi sejarah, teknik tanam, produksi dan pemasaran hasil olahan sukun. 21 DAFTAR PUSTAKA O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition. Mc Graw Hill. Inc Boston Anonimous, 2003. Panduan Teknologi Pengolahan Sukun Sebagai Bahan Pangan Alternatif. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Kartikawati, N. K dan H.A. Adinugraha, 2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Sukun. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Purwobinangun. Yogyakarta. Koswara, S. 2006. Sukun Sebagai Cadangan Pangan Alternatif. Irawan, Taufik, KMII, UAD Yogyakarta Kompasiana, gadget 2010 Ppn Riset Manajemen. 2008. outsourcing. Ariani Sukamto , Rosa System Development Life Cycle (SDLC) SI-215 Analisa & Desain Sistem Informasi I, www.gangsir.com Tata Sutabri , 2005. Analisa Sistem Informasi. No. ISBN, 9797312321. Penulis. Penerbit, Andi Publisher, Yogyakarta. Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset 22