1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan tenaga listrik terus meningkat. Tenaga listrik
digunakan pada berbagai lini kehidupan seperti rumah tangga, perkantoran,
industri baik home industry, menengah maupun besar dan lain lain. Kebutuhan
tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Seperti
dilaporkan Harian Tempo, Selasa (1/4) untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
setiap tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 Mega Watt (MW).
Hingga 2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik 60 Giga Watt (GW), jaringan
transmisi 58 ribu kilo meter sirkit (kms), dan gardu induk 134 ribu Mega Volt
Ampere (MVA) [1].
Kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat menuntut penambahan
pembangkit listrik di Indonesia. Ditinjau dari faktor geografi, sosial, ekonomi
tidak semua daerah memungkinkan untuk pembangunan pembangkit skala
besar.Pembangunan pembangkit listrik skala kecil merupakan solusi dari
permasalahan tersebut. Pembangkit listrik skala kecil (minipower plant) dirancang
untuk menghasilkan daya sebesar 1 MW. Salah satu skema pembangkit listrik
skala kecil yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Pembangkit listrik skala kecil
menggunakan uap air untuk memutar turbin. Uap air dihasilkan dari proses
pemanasan dalam steam drum boiler oleh energi panas yang dialirkan oleh
burner. Energi panas tersebut merupakan hasil pembakaran antara udara dan
bahan bakar.
1
2
Turbin
Boiler
Generator
P-13
Cooling
Tower
Natural water
body
Kondenser
Keterangan gambar :
f
= laju massa umpan air (feedwater) yang berasal dari pompa
s
= laju massa uap yang dihasilkan steam drum menuju turbin
= kalor masuk yang dihasilkan burner .
Gambar 1.1 Skema alir dari minipower plant
Untuk menghasilkan daya listrik, turbin harus diputar oleh uap air dengan
laju massa uap yang dihasilkan steam drum di boiler sebesar
s. Sisa uap air dari
turbin akan diembunkan di kondenser dan didinginkan kembali menggunakan
aliran air dingin yang dialirkan oleh cooling tower. Sisa uap tersebut berubah fase
dari uap jenuh menjadi air subcooled. Laju aliran air subcooled sebesar
f
dipompa kembali menuju steam drum boiler, selanjutnya akan turun menuju pipa
downcomer karena perbedaan densitas antara air dan uap. Air subcooled
dipanaskan oleh panas yang dihasilkan oleh burner di pipa riser sebesar
, air
akan mendidih dan menghasilkan uap jenuh. Massa uap jenuh yang lebih ringan
daripada massa air subcooled mengakibatkan uap akan naik ke permukaan steam
drum dan keluar menuju turbin dengan laju massa uap sebesar
pembentukan uap air di steam drum ditunjukkan oleh Gambar 1.2.
s Proses
3
menujut
turbin
Steam
Drum
Z,X
dari
pompa
Burner
Mud
Drum
Keterangan gambar :
f
= laju massa umpan air (feedwater) yang berasal dari pompa
s
= laju massa uap yang dihasilkan steam drum menuju turbin
= laju kalor masuk yang dihasilkan burner .
Z = ketinggian pada steam drum
X = kualitas uap keluaran pada steam drum
Gambar 1.2 Proses pembentukan uap air di steam drum
Level pada steam drum boiler dijaga pada kondisi Normal Water Level
(NWL) sebesar 40 % dari ketinggian drum keseluruhan. Jika terjadi kenaikan
permintaan massa uap,
, level steam drum boiler, Z, akan menurun. Kondisi
tersebut dapat mengakibatkan overheated pada pipa-pipa di boiler dan
mengancam keselamatan operator. Sementara itu, penurunan permintaan massa
uap,
, mengakibatkan kenaikan level steam drum boiler. Kondisi tersebut,
mengakibatkan uap yang dihasilkan basah dan korosi pada blade turbin.
4
Kualitas uap (X) adalah kualitas uap kering yang dihasilkan steam drum
yang digunakan untuk memutar turbin, kualitas uap didefinisikan sebagai rasio
antara laju massa uap dan laju massa total. Kualitas uap dijaga tetap atau tidak
mengalami perubahan sebesar 10 %. Jika level steam drum boiler naik, kualitas
uap yang dihasilkan akan turun. Kondisi tersebut dikarenakan uap yang dihasilkan
terlalu basah dan mengakibatkan korosi pada blade. Sebaliknya, jika level steam
drum boiler turun mengakibatkan kualitas uap naik karena uap yang dihasilkan
terlalu kering. Kondisi tersebut mengakibatkan overheated pada pipa-pipa di
boiler. .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembentukan uap dan pemisahan uap dari campuran
air-uap ?
2. Jenis pengendalian apa yang sesuai untuk pengendalian level dan kualitas
uap di steam drum boiler ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memodelkan fenomena fisis yang terjadi dalam steam drum dalam mini
power plant sehingga terbentuk persamaan proses.
2. Merancang sistem pengendalian level dan kualitas uap di minipower plant
sehingga didapatkan respon sistem sesuai dengan tuntutan desain
5
1.4 Batasan Masalah
1. Minipower plant menggunakan siklus rankine sederhana sehingga uap yang
dihasilkan bersifat jenuh.
2. Tekanan pada steam drum dianggap konstan karena perubahan tekanan pada
steam drum sekitar 0,01 bar sehingga tekanan total pada steam drum tetap 4
bar.
3. Tidak ada kerugian panas yang terjadi ke lingkungan karena steam drum
bersifat isolated termal menggunakan bahan SA 285 C dengan material
carbon steel untuk steam drum di boiler pada ASME section IV.
4. Laju massa di pipa downcomer dan pipa riser diasumsikan memilki laju
massa yang sama karena steam drum yang digunakan adalah natural
circulation.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Nilai level dan kualitas uap pada steam drum boiler sesuai dengan set point
yang diberikan dan respon yang sesuai dengan nilai yang diinginkan.
2. Mengetahui bagaimana pengaruh jika diberikan load terhadap perubahan
nilai level dan kualitas uap yang dihasilkan di steam drum.
3. Mengetahui pengaruh perubahan level dan kualitas uap di steam drum boiler
terhadap minipower plant secara keseluruhan.
Download