Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : Vol. 14/2011 www.DOJCC.com SAPAAN REDAKSI Syalom….. Selamat Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 Puji syukur kepada Tuhan YME atas penyertaan dan perlindunganNya kepada kita semua selama tahun yang lalu. Mengawali tahun ini FJ mau berbagi kisah tentang 4 lilin yang menyala. Lilin pertama berkata: “Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku,tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Lilin ke tiga bicara: ”Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia saling membenci, bahkan membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lagi matilah Lilin ketiga. Tanpa terduga…Seorang anak masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Sang anak menangis dan berkata:“Apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala, aku takut kegelapan!” Dengan terharu Lilin keempat berkata: "Jangan takut, selama aku masih ada dan menyala, kita dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya. Akulah H A R A P A N “ Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya. Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita. Semua bisa saja lenyap, namun jangan sampai pengharapan kita kepada Tuhan ikut lenyap, sebab hanya itulah senjata terakhir yang akan memampukan kita untuk bangkit dan meraih kembali apa yang telah hilang. Semoga... Salam Fresh Juice, Nathasa Fresh JUICE ! 1 1 Januari 2011 : 15 langkah !! HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21 Luk 2 : 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Hari ini kita membaca perikop yang luar biasa. Kisah yang terjadi 2000 tahun yang lalu di sebuah desa kecil bahkan di sebuah kandang (yang mungkin terlupakan orang) namun membawa perubahan besar pada seluruh umat manusia. Hingga hari ini ! Hari ini kita memasuki Tahun yang baru, tahun 2011. Mungkin ada harapan dan impian yang belum tercapai di tahun 2010 yang lalu. Hari ini saya ingin membagikan 15 hal. 15 hal yang kalau kita lakukan sungguh-sungguh akan menjadikan tahun 2011 tahun yang penuh sukacita, penuh berkat dan tahun yang mengubah kehidupan kita. Saya membagikan hal ini bukan berarti saya telah melakukan semuanya. Saya pun masih berjuang dan tidak akan pernah berhenti agar bisa melakukan semuanya…. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Layanilan Tuhan dengan talentamu Mulailah dan akhirilah harimu setiap hari dengan doa dan syukur Milikilah waktu bersama Tuhan dengan membaca firmanNya Milikilah pikiran yang positif di pagi hari dan buanglah marahmu sebelum tidur Tertawalah bersama teman-temanmu setidaknya seminggu sekali Berolahragalah 30 menit setiap hari (setidaknya jalan kaki) dan buat yang ‘over weight’ , buatlah target tahun ini musti turun berapa kg :) Bacalah buku rohani atau buku yang membuat engkau semangat setidaknya 1 bulan sekali Kurangi nonton sinetron di TV (bila perlu tidak sama sekali) Perbanyak makan buah dan juice (jika malas, minta istri membuatkan :) Jadilah orang yang baik dimanapun engkau berada Berusaha untuk mengerti dan melayani orang lain (bukan sebaliknya) Mulailah dengan bisnis barumu atau kembangkan bisnismu / pekerjaanmu saat ini. Milikilah waktu bersama keluarga-mu / komunitas-mu Sisihkan pendapatanmu untuk persembahan buat Tuhan (mulailah 10%) Tetaplah mempunyai impian untuk masa depanmu ! 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Selamat mencapai impianmu ! (yovie) 2 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 2 Januari 2011 : Cahaya Iman HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN Yes 60:1-6, Mzm 72:2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12 Mat. 2:2 “… Kami telah melihat bintang- Nya di Timur dan kami akan datang untuk menyembahNya malam ini juga.” Sebuah doa yang selalu mengingatkan kita akan iman kita dalam upacara pembaptisan yakni doa penyerahan lilin. Pada saat itu Pastor mengatakan, “Ibu dan bapa serta wali baptis, kepada saudara diserahkan tugas melindungi cahaya ini. Jagalah anak ini agar selalu hidup dalam terang Kristus sebagai putera/i cahaya. Bimbinglah dia, agar tetap tekun dalam iman, sehingga pada saat Tuhan datang, ia dapat menyongsong Kristus bersama semua orang kudus dalam istana Bapa di Surga. Pada saat itu kita (yangndibaptis, orang tua dan wali baptis) diserahkan sebuah cahaya sebagai terang penuntun jalan (iman) kita. Pada Injil hari ini kita mendengarkan kisah tentang tiga orang Majus atau yang dikenal dengan “Tiga Raja dari Timur” mengunjungi Yesus sang Raja. Dari Timur jauh mereka melihat sebuah bintang pertanda seorang raja telah lahir ke dunia. Merekapun mulai melakukan perjalanan mereka untuk mendapatkan Sang Raja itu dengan petunjuk cahaya bintang itu. Mereka mengarungi lautan dan menjelajahi samudera luas untuk mencari dan menemukan Sang Raja. Kita sekalian, lewat Pembaptisan kita, telah diserahkan suatu cahaya lewat symbol lilin. Pada waktu itu lilin hati kita telah dipasang di dalam kita. Cahaya lilin itu telah berjalan mendahului kita dan menuntun kita kepada Yesus. Pada hari yang khusus ini, kita diajak untuk sekali lagi merenungkan peristiwa yang sangat khusus itu buat kita. Marilah kita menyadari diri akan cahaya lilin yang telah dipasang sewaktu kita dibaptis. Dan membiarkan diri kita dituntun oleh cahaya lilin itu menuju kepada Kristus. Lilin itu adalah cahaya iman kita. Rm. Joseph, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 3 3 Januari 2011 : Maukah kau jadi terang Fulgensius, Kuriakos Elias Chavara 1Yoh 3:22-4:6, Mzm 2:7-8,10-11, Mat 4:12-17,23-25 Mat 4:15b Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang. Kata orang, hidup adalah pilihan. Setiap pilihan ada resikonya. Kita bisa memilih untuk melakukan yang baik atau buruk. Kita bisa memilih untuk berjalan ke kanan atau ke kiri. Mengikuti Tuhan juga adalah piihan. Kita bisa memilih untuk mengatakan ya pada ajakanNya atau mengatakan tidak. Memberitakan Kerajaan Allah bukan tanpa risiko. Pada masa Yesus, risikonya adalah ditangkap atau dibunuh. Contohnya adalah Yohanes Pembaptis. Pada masa sekarang, banyak orang karena ia adalah pengikut Kristus, dikucilkan keluarganya, dijauhi teman-temannya, dihambat dalam pekerjaannya. Namun sebagaimana dahulu hal itu tidak mengurangi niat Yesus untuk mengajak orang bertobat (Yesus tetap berkarya di Galilea -Mat 4:12), saat ini, meskipun kadangkadang sulit, karya pewartaan ini masih tetap ada. Mungkin Anda adalah salah satu dari mereka. Sumber kekuatan kita adalah Firman Tuhan. Dalam 1Yoh 3:23 (Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.), Tuhan memerintahkan kita untuk percaya akan nama Yesus. Keyakinan (=percaya) bahwa yang kita beritakan adalah benar anak Allah, memberi kekuatan pada banyak orang untuk tetap memilih jalan yang kelihatannya sulit tadi. Siska 4 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 4 Januari 2011 : Tergantung pada tangan siapa…. Elisabeth Anna Bayley Seton, Angela dr Foligno 1Yoh 4:7-10, Mzm 72:2,3-4ab,7-8, Mrk 6:34-44 Mrk.6:41 “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya, supaya dibagi-bagikannya kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikannya kepada mereka semua.” Bola basket dalam tanganku berharga $19. Bola basket dalam tangan Michael Jordan berharga $33 juta. Tergantung pada tangan siapa Baseball dalam tanganku berharga $6. Baseball dalam tangan Mark McGuire berharga $19 juta. Tergantung pada tangan siapa Raket tenis tak ada gunanya dalam tanganku. Raket tenis dalam tangan Rafael Nadal menghasilkan lebih dari 14 grand slam trophy. Tergantung pada tangan siapa Tongkat dalam tanganku menghalau binatang buas. Tongkat dalam tangan Musa membelah lautan luas. Tergantung pada tangan siapa Ketapel dalam tanganku merupakan mainan anak-anak. Ketapel dalam tangan Daud merupakan senjata dahsyat. Tergantung pada tangan siapa Bacaan injil hari ini menceritakan bahwa para murid sangat kawatir akan banyaknya orang yang mengikuti Yesus tetapi kelaparan karena tidak adanya makanan. Yang ada saat itu hanya dua ikan dan lima roti. Lima roti dan dua ikan dalam tangan si anak kecil menjadi beberapa potong roti isi. Lima roti dan dua ikan dalam tangan Yesus memberi makan ribuan orang. Tergantung ada dalam tangan siapa. Saudara, serahkanlah beban dan kekawatiranmu ke dalam Tangan Yesus, karena segalanya menjadi indah di dalam tanganNya. Tergantung pada tangan siapa … Diakon Vincent, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 5 5 Januari 2011 : Tenanglah Karolus Houben, Yohanes Neumann 1Yoh 4:11-18, Mzm 72:2,10-11,12-13, Mrk 6:45-52 “……Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Mrk 6:50c Sahabat-sahabatku yang terkasih, saat ini coba kita tenangkan diri dan pejamkan mata sejenak! Kita mencoba menelusuri atau melihat kembali perjalanan hidup kita yang telah berlalu. Ada banyak hal yang telah kita lalui. Begitu banyak peristiwa dalam sejarah hidup kita; ada sukacita dan dukacita, tertawa dan menangis, senang/gembira dan sedih, berhasil dan gagal, untung dan malang, dan bahkan didominasi oleh ketakutan dan kekawatiran. Itulah lika-liku kehidupan dan hampir pasti bahwa segala peristiwa tersebut dialami oleh semua orang. Semuanya ada makna tersendiri dibalik peristiwa-peristiwa tersebut yang membuat kita semakin dewasa dalam segala hal. Namun, terkadang kita tidak menyadarinya. Sampai akhirnya kita mempersalahkan orang lain dan atau bahkan diri kita sendiri. Sahabat-sahabatku…..bila saya melirik kembali perjalanan hidup ini terkadang didominasi oleh ketakutan. Begitu banyak hal yang dikawatirkan dan ditakutkan, sangatlah manusiawi sekali. Baik itu pekerjaan, sekolah, jodoh, lingkungan sekitar dan bahkan masa depan sekalipun; “Jangan-jangan masa depanku suram?”, itu selalu terlontar dari mulutku. Terkadang menghantui perjuangan hidupku. Namun, dikala saya mendengar beberapa kesaksian orang yang percaya kepada Yesus, kekawatiran dan ketakutan sirna dari pikiranku. Yang ada hanyalah optimis. Dimana kuasa Yesus melampaui segala akal manusia; janji-Nya seperti fajar pagi hari dan tak terlekang oleh waktu, Ia mampu mengubah hidup kita menuju gerbang kesuksesan dan kemenangan, asalkan kita PERCAYA kepada DIA. Lalu bagaimana dengan sahabat-sahabatku? Apakah sahabat-sahabat juga pernah merasa ketakutan, kecemasan, dan kekwatiran dalam hidupmu? Sahabat-sahabatku…..melihat dan menyaksikan fenomena alam dewasa ini, hari hari hidup kita selalu dirundung ketakutan dan kekawatiran. Sampai-sampai kita tidak percaya kepada Tuhan. Namun, bacaan-bacaan suci hari ini menjawab segala kekawatiran, ketakutan dan kecemasan yang kita alami selama ini. Tanpa kita sadari, padahal selama ini Yesus berdiri disamping kita. Dia selalu berjalan dan berjuang bersama kita. Dia selalu berseru kepada kita, “Anak-anak-Ku, Aku selalu berjalan bersamamu, jangan cemas! Jangan takut! Jangan kawatir! Tenanglah! Ini Aku, yang selalu menemanimu”(Mrk 6:50c). Lihatlah Yesus berjalan di atas air mendatangi murid-murid-Nya yang perahunya sedang dilanda badai. Begitupun dengan kita, Dia selalu datang untuk menenangkan kita yang selalu dilanda persoalan, ketakutan, kecemasan dan kekawatiran. Maka, ditengah hiruk pikuknya hidup ini marilah kita mendengarkan Dia dan selalu percaya kepada-Nya serta mintalah selalu pertolongan kepada Dia. Agar kita tidak takut lagi dalam perjalanan hidup ini, kita juga dituntut untuk hidup dalam kasih, karena di dalam kasih tidak ada ketakutan dan ALLAH adalah Kasih (1 Yoh 4:7-18). Hanz 6 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 6 Januari 2011 : Bersyukur atas iman yang kita miliki Didakus Yosef dr Sadiz 1Yoh 4:19-5:4, Mzm 72:2,14,15bc,17, Luk 4:14-22a Lukas 4:21 ’Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dalam buku ‘The Secret’ dan film documenter ‘Humanistict’ produksi BBC, orang dimotivasi untuk percaya pada kekuatan dan kemampuan manusia yang lebih dari makhluk ciptaan lain, dalam hal ini hewan. Dalam buku ‘the Secret’ misalnya, penulis mengajak pembaca untuk membayangkan apa yang diinginkannya, lalu percaya bahwa seluruh alam semesta akan menghantar ke hadapan pembaca apa yang sedang diinginkan oleh pikirannya. Sangat meyakinkan orang untuk punya kemauan dan berhasil mencapai keinginannya. Sedangkan dalam film ‘Humanistic’ kita diajak untuk menyadari diri sebagai makhluk yang paling tinggi memiliki naluri dan rasa kebersamaan dengan sesamanya. Tetapi baik buku ‘the Secret‘ maupun film ‘Humanistic’ tidak memberikan jawaban akan sebuah pertanyaan, ‘SIAPAKAh dibalik semua kekuatan itu?’ SIAPAKAH yang berada di balik kekuatan alam semesta yang bisa menggerakkan semua yang kita inginkan dan mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan?” SIAPAKAH yang membuat manusia memiliki insting atau naluri yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan yang lain dalam hal ini hewan?’ Setelah membaca buku tersebut dan menonton film ‘humanistic’ itu, saya mengambil kesimpulan sendiri bahwa orang ini, baik pengarang dan pembuat film, tidak berani membawa orang kepada Allah, sebagai asal segala kekuatan itu, meskipun bukti-bukti yang mereka beberkan itu pada akhirnya mengarah pada satu Pribadi yang berada di balik semuanya itu, tetapi mereka tidak mau mengakuinya. Sama seperti Injil hari ini, Lukas 4: 14-22, ‘Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin…’ ketika Yesus mengatakan bahwa nas yang dibaca-Nya telah digenapi dengan kehadiranNya, banyak yang percaya, tetapi banyak juga yang menunjukkan keragu-raguannya. Itulah manusia, betapa banyak cara yang telah dipakai Allah untuk menyatakan keberadaan dan cinta-Nya kepada manusia, tetapi masih banyak juga yang terus menerus menuntut bukti-bukti lain. Marilah kita bersyukur atas iman yang diletakkan dalam hati kita. iman dan cinta kepada Allah dalam Kristus Tuhan, yang telah terlebih dahulu mencintai kita. (Narita) Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 7 7 Januari 2011 : Bukan Usaha Kita Raimundus dr Penyafort, Lindalva 1Yoh 5:5-13, Mzm 147:12-13,14-15,19-20, Luk 5:12-16 Luk 5:13 “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Tiap kita tentu akan mengorbankan apa pun untuk memperoleh jiwa dan raga yang sehat. Tak segan-segan kita menguras harta, tenaga dan waktu serta mencari informasi tentang tenaga medis atau bahkan dukun yang terkenal punya kharisma penyembuhan. Tak jarang pula kita akan menghadiri acara rohani bertema penyembuhan, baik itu penyembuhan luka batin atau penyembuhan fisik lainnya. Sebagai manusia yang masih hidup tentu hal itu wajar-wajar saja. Yang menarik adalah, seolah rahmat penyembuhan itu semata-mata adalah usaha kita manusia. Karena kita sudah mengeluarkan uang, membuang waktu, tenaga dan pikiran jadi wajar dong kalau kita memperoleh kesembuhan. Injil Lukas hari ini menceriterakan pengidap kusta yang minta disembuhkan oleh Yesus, kesannya maksa banget. Sambil tersungkur dan memohon dia berseru, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku” (Luk 5:13). Ada nada putus asa di sana, namun juga ada nada berserah, que sera que sera, whatever will be, will be. Permohonan si pengidap kusta adalah sikap orang sakit yang benar, sebab dalam penyembuhan sebenarnya yang berkerja adalah Allah sendiri, bukan kita. Usaha kita hanya sejauh “tersungkur dan memohon” dengan iman yang kuat bahwa memang “Tuan dapat mentahirkan aku” (Luk 5:12), bahkan lebih dari itu, Tuhan sendiri memang mau kita tahir, dibersihkan dan disembuhkan (Luk 5:13). Tuhan sendiri mau kita sembuh dan bersih atau selamat, sebab sakit jiwa dan raga seringkali dipandang sebagai pengaruh setan. Tuhan mau kita sembuh dan selamat, tahir, bahkan dengan iman kita harus yakin bahwa Tuhan sendiri memang menciptakan kita dan lahir ke dalam dunia dalam keadaan bersih dan selamat. Dalam kacamata iman, penyembuhan disamakan dengan anugerah keselamatan, bahwa kita adalah anggota Kerajaan Allah dan akan kembali menjadi anggota penuh Kerajaan Allah ketika kita meninggalkan dunia. Lukas mengangkat contoh si pengidap kusta yang sekujur tubuhnya penuh kusta, untuk mewakili kita yang telah berdosa mungkin sampai pada tahapan tak terampunkan. Namun, jika kita sadar dengan penuh iman bahwa kita sebenarnya diciptakan penuh dengn rahmat, maka kesembuhan dan keselamatan pasti terjadi. Fr. Wenz, MGL 8 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 8 Januari 2011 : Rendah hati Petrus Tomas 1Yoh 5:14-21, Mzm 149:1-2,3-4,5,6a,9b, Yoh 3:22-30 Yoh 3 : 30 Ia harus semakin besar, tetapi aku harus makin kecil Suatu hari pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis merasa ‘gerah’, kok saat Yesus membaptis di tanah Yudea, orang-orang pada datang kesana juga mengikuti Yesus, padahal saat itu Yohanes pun membaptis di Ainon. Wah guru kita mendapat saingan nih, mungkin kurang lebih begitu pemikiran mereka. Mereka lalu mengadu kepada Yohanes Pembaptis. Namun alih-alih marah dan merasa tersaingi, jawaban Yohanes Pembaptis di luar dugaan. Dia menegaskan kepada murid-muridnya, bahwa Yesuslah yang utama, dan bukan dirinya. Yesus harus semakin besar dan ia harus semakin kecil. Sebuah jawaban yang mencerminkan kerendahan hati sang nabi. Yohanes Pembaptis sadar bahwa tugasnya untuk mempersiapkan kedatangan Yesus, dia hanyalah pembuka jalan bagi Yesus. Yesus lah tokoh utamanya. Baiklah kita merefleksikan hal ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Sudahkah kita bersikap rendah hati seperti Yohanes ? Sudahkah kita berusaha membesarkan nama Yesus dan mengecilkan bagian ‘aku’ nya atau malah kebalikannya ? Sudahkah kita memberi porsi terbanyak bagi Yesus dalam kehidupan kita ? Dari 7 hari seminggu dan 24 jam sehari yang diberikan bagi kita, adakah waktu yang kita persembahkan khusus bagi Tuhan, ataukah keseluruhan waktu kita habis untuk kepentingan diri semata ? Sudahkah kita sadari, keberadaan kita saat ini adalah milik Tuhan, kita bisa seperti sekarang ini karena Tuhan ? Marilah mengawali perjalanan kita di awal tahun ini dengan semangat kerendahan hati . Hendaklah kita selalu bersikap seperti padi, yang bila makin berisi akan makin merunduk. Semakin kita sukses, semakin terkenal, semakin mendapatkan banyak berkat, hendaklah kita juga semakin rendah hati, dan menyadari, bahwa bukan karena kita yang hebat, tetapi Tuhanlah yang hebat yang menganugerahkan segala sesuatunya bagi kita. Segala kepunyaan kita adalah milik-Nya semata. Agatha Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 9 9 Januari 2011 : Fanatisme & Agama Pesta Pembaptisan Tuhan Yes 42:1-4,6-7, Mzm 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10, Kis 10:34-38, Mat 3:13-17 Kis 10:34-35 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya”. Sewaktu kecil, saya tinggal di lingkungan Cina. Rumah kami berada di dalam pasar tradisional, yang mau tidak mau banyak sekali pedagang pribumi. Di lingkungan kami, hampir setengahnya beragama Budha, lainnya Kristen/Katolik. Para pedagang umumnya beragama Islam. Saat itu, kami tidak pernah merasakan arti perbedaan beragama. Semua saling membantu. Tetangga kami yang beragama Budha/Konghucu sering mengirimi kami buah-buahan yang dipakai Sembahyang. Saat Lebaran, pedagang nanas di depan rumah kami tidak pernah absen mengirim Tape Uli. Kami pun saling mengucapkan selamat kepada satu sama lain. Toleransi beragama bukan lagi barang mewah saat itu. Begitupun di sekolah, walau mayoritas Cina, ada beberapa teman Muslim yang tetap menjadi teman baik kami sampai sekarang. Belakangan ini, tiba tiba banyak sekali kejadian yang sangat mengacuhkan toleransi. Gereja diserang, Mesjid dibakar, Misa dibubarkan oleh agama lain, dan banyak kisah memilukan rasa kebangsaan. Kita menuding “Dia yang melakukannya!” Kalau kita ditegur “Kamu juga sering membeda bedakan orang”. Pasti seribu kalimat keluar untuk menyangkal. Namun sebenarnya secara sadar atau tidak sadar kita sering kali melakukannya. Merasa apa yang kita anut paling baik, sehingga harus menjelek jelekan kepercayaan yang lain. Membuat kelompok kelompok ekslusif yang akhirnya bukan membentuk iman yang lebih kuat tapi fanatisme dan egoisme yang berlebihan. Saat ini saya sedang senang dengan Social media Twitter, karena kita bisa banyak mendapat info menarik dengan mudahnya. Ada kicauan (tweet) dari Goenawan Mohamad , mantan pemimpin redaksi TEMPO @gm_gm bahwa ‘orang yang mudah tersinggung adalah orang yang insecure (tidak yakin) dengan apa yang dimilikinya’. Ini ditulis ketika fenomena fanatisme agama, sehingga ada serangan terhadap gereja, patung, pendeta yang dilakukan kelompok agama tertentu. Saya setuju dengan pendapat ini. Kalau kita yakin dengan apa yang kita anut dan percayai, kita tidak perlu khawatir dengan godaan apapun. Tidak perlu takut atas iman yang lain yang berkembang. Tidak perlu menyerang dan membela ‘Tuhan’ terbaik kita. Kata sama seperti Gus Dur bilang “Tuhan tidak perlu dibela”. Karena Dia maha kuasa. Tanpa sadar, fanatisme terhadap agama menjauhkan dari inti agama itu sendiri. KASIH. Kasih tidak mengenal agama dan latar belakang. Kasih untuk semua orang, baik itu orang berdosa, orang beragama lain. Fanatisme menimbulkan kebencian. Fanatisme menimbulkan Ego. Injil hari ini jelas jelas menuliskan “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya” Apa kita masih takut pada Dia ? Apa kita sudah mengamalkan kebenaran? Atau kita sibuk membela diri ? Sibuk untuk merasa lebih hebat dari yang lain? (Jeff) 10 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 10 Januari 2011 : Mari .. Ikutlah .... Gregorius Nyssa, Gulielmus Bituricensis Ibr 1:1-6, Mzm 97:1,2b,6,7c,9, Mrk 1:14-20 Mrk 1:17 “MARILAH IKUT AKU DAN KAMU AKAN KUJADIKAN PENJALA MANUSIA” Jika kita melihat perikop hari ini Tuhan meminta kita murid-muridNya untuk bisa menjadi terang dan mengajak setiap orang untuk datang padaNya. Seperti murid-murid Yesus dahulu mereka meninggalkan segala pekerjaan untuk mengikuti Yesus menjala setiap hati untuk dekat dengan Tuhan dan mendengarkan setiap sabda dari Yesus. Saya masih ingat kurang lebih 3 tahun yang lalu, saat itu saya gemar sekali ke salon untuk creambath rambut. Suatu ketika saya datang ke salon langganan saya di denpasar dengan memakai kaos komunitas yang lama. Saya pikir dari pada tidak pernah dipakai mending saya pakai. Saat itu ada staff wanita salon yang membantu saya untuk creambath, lalu sambil memijit kepala saya dia melihat kata-kata di belakang kaos saya. Lalu dia bertanya maksudnya apa dari kata-kata di kaos saya. Lalu saya menjelaskan arti komunitas di dalam gereja. Saya heran kok saya bisa lancar menjelaskannya. Dia bertanya tentang agama katolik, cara berdoa orang katolik dll, karena dia berasal dari agama lain. Ya percakapan singkat itu selesai, saya kemudian membayar dan pulang. Beberapa minggu kemudian saya datang lagi, saat itu saya mendapati staff salon tadi sedang diluar salon tempat bekerjanya sambil merokok bersama temanteman prianya. Saya dekati staff salon tadi menanyakan apa kabar, lalu saya katakan kok wanita-wanita merokok. Dia tertawa dan mengatakan sudah kebiasaan dari dulu mbak dan saya tidak bisa menghilangkannya kata dia. Lalu kami ngobrol-ngobrol dan tiba-tiba dia menceritakan masalah-masalah pribadi dia dengan keluarganya. Begitu banyak yang dia sharingkan ke saya. Setelah pertemuan hari itu dia meminta nomor hp saya, dan beberapa hari kemudian dia menelpon saya minta ketemuan. Kami bertemu di sebuah tempat makan, lalu dia sharing banyak dan menangis. Dalam hati saya berdoa agar Tuhan membuka setiap permasalahan dia dan menguatkan hatinya dlm menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. Saya sedikit memberi nasehat dan berjanji mendoakan. Setelah itu lama kami tidak bertemu lagi karena dia kembali ke daerahnya,katanya mau menyelesaikan permasalahan di keluarganya. Pada hari minggu saya misa di Katedral renon, pada saat homily tiba-tiba dari belakang ada mencolek pundak saya, ternyata staff salon itu. Dia datang sendirian. Setelah misa selesai, dia bertanya berdoa apa ya? Saya memberikan beberapa doa singkat, lalu saya pulang karena dia mau sendiri berdoa di gereja. Beberapa bulan kemudian ketika bertemu lagi dia bercerita ingin dibaptis secara katolik, karena dia merasa sejak pertemuan di salon dia merasa ada sedikit kedamaian dan sentuhan kasih Tuhan saat dia berdoa. Walau ayahnya menentang maksudnya untuk masuk katolik tapi tekadnya sudah bulat. Tanpa sengaja kadang kita bisa membawa orang-orang untuk datang kepada Tuhan dan dekat denganNya. Tuhan telah meletakkan umpan dalam hati kita, yaitu iman akan Dia, sekarang bersediakah kita memakai umpan itu untuk menjadi pekerjaNya. Rina Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 11 11 Januari 2011 : Yesus dan Kuasa Pembebasan Hari Biasa Ibr 2:5-12, Mzm 8:2a,5,6-7,8-9, Mrk 1:21b-28 Mrk. 1:25 Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya, “Diam, keluarlah dari padanya!” Banyak pendamping rohani menyarankan kepada orang yang didampinginya untuk selalu menyerahkan segala persoalan di dalam kuasa Yesus. Jangan pernah sekali-kali menghadapi godaan setan secara frontal. Ini adalah salah satu strategi dalam menjalani hidup rohani yang sehat. Injil Markus hari ini menceritakan bagaimana Yesus dalam awal pelayananNya mengusir roh jahat dari tubuh seseorang. Dengan kuasaNya, Yesus membebaskan orang yang kerasukan roh jahat itu. Pembebasan yang dilakukan oleh Yesus dilakukan dengan suatu “perintah” atau “komando”. Memerintahkan untuk diam dulu dan menghardiknya keluar. Sungguh luar biasa karena roh jahat patuh pada kuasa Yesus. Sangat menarik untuk disimak bahwa pengarang Injil Markus meletakkan perikop Yesus mengusir roh jahat di awal-awal Injil yakni pada bab pertama. Hal ini menandakan dengan jelas bahwa Yesus datang ke dunia ini untuk membawa pembebasan. Pembebasan ini dengan mudah disalah mengertikan oleh orang-orang yang mengikuti Yesus waktu itu karena pada waktu itu Israel di bawah penjajahan Romawi. Jadi, mereka menyangka Yesus datang untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Padahal Yesus datang ke dunia ini tidak hanya untuk membebaskan dari penjajahan dunia ini tetapi terlebih pada pembebasan dari perbudakan dosa dan kuasa roh jahat yang menjauhkan orang dari Tuhan. Sekarang yang menjadi bahan permenungan kita adalah, bagaimana kita menyerahkan diri kita agar kita “dikuasai” oleh Yesus dan bukan oleh roh-roh jahat yang menyesatkan hidup kita. Yang pertama adalah selalu berada di dekatNya dan jangan pernah memberikan kesempatan kepada kuasa kegelapan untuk merenggut hubungan kita dengan Yesus. Rasul Paulus mengatakan bahwa daging itu lemah, namun jangan kawatir, seadainya kita jatuh ke dalam kuasa roh jahat, serahkanlah kepada Yesus agar Dia sendiri yang membebaskan kita. Sederhana tapi kadangkala sangat sulit karena kesombongan manusia. Diakon Vincent, MGL 12 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 12 Januari 2011 : Beritakanlah Injil ... ! Aelredus, Bernardus dr Corleone Ibr 2:14-18, Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9, Mrk 1:29-39 Mrk 1:38 “...supaya disana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Berbeda dengan penginjil lainnya, St. Markus tidak memulai tulisannya tentang Injil Yesus Kristus, Anak Allah, dari kisah kelahiran-Nya, tapi langsung ke inisiasi karya pewartaanNya. Yesus setelah memberi diri-Nya dibaptis dan mengalami pencobaan di padang gurun, mulai memberitakan Injil Allah. Lalu Ia memanggil murid-murid yang pertama yaitu Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Di Kapernaum, setelah Yesus mengajar dan mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan dalam rumah ibadat, Ia bersama Yakobus dan Yohanes bertamu di rumah Simon dan Andreas. Melupakan kelelahan-Nya, Yesus yang mendengar bahwa ibu mertua Simon sedang terbaring sakit segera mendekati wanita itu, memegang tangannya dan menyembuhkannya. Inilah gambaran “Imam Besar yang menaruh belaskasihan” (bdk Ib 2:17b). Bagi Simon dan saudara-saudaranya yang baru mengenal Yesus, tampak jelas bahwa Ia begitu peka dan solider kepada murid-murid-Nya dengan memperhatikan sakit ibu mertua Simon. Kemanapun Yesus pergi, Ia tidak pernah menolak untuk menolong orang yang membutuhkan-Nya (bdk Mrk 1:32-34). Penulis surat kepada jemaat di Ibrani menegaskan: ”Sebab sesungguhnya bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani” (Ib 2:116). Namun, Yesus tidak membiarkan diri-Nya dibatasi popularitas karena antusias orang banyak dan bahkan murid-muridNya sendiri yang ingin melihat mujizat. Ia tahu bagaimana menjaga diri-Nya untuk tetap “bebas”. Dalam doa solitudine (sendiri di tempat yang sunyi), Ia mematangkan keputusan-Nya untuk tetap setia pada tugas pewartaan-Nya. Inilah gambaran “Imam besar yang setia kepada Allah”(bdk Ib 2:17b). Kitapun dipanggil untuk meneladani Yesus, setia pada Allah dalam tugas panggilan hidup kita dan menaruh belas kasihan pada sesama kita. Sr. Maria Benedicta, OSB Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 13 13 Januari 2011 : Mulutku mencritakan kasih-Mu !! Hilarius Ibr 3:7-14, Mzm 95:6-7,8-9,10-11, Mrk 1:40-45 Mat 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Siapa sich yang gak senang dengerin GOSIP ??? Selain ibu-ibu rumah tangga, gak jarang juga sekarang GOSIP atau tayangan infotainment mulai merambah ke kaum Adam. Semakin digosok, semakin sip … itulah GOSIP, hingga terkadang membuat orang lupa untuk melakukan aktivitas utamanya hanya karena asyik bergosip-gosip ria. Namanya juga GOSIP, so pasti keakuratannya belum tentu 100% benar. Jika 100% benar, baru namanya FAKTA, bukan GOSIP !! GOSIP pun menyebar begitu cepat, layaknya virus yang membahayakan. Seorang tetangga yang melihat ada seorang pria dengan badan kekar masuk ke rumah salah satu temannya di saat ia sendiri, membuat ia mulai beralibi atau berprasangka yang macam-macam tentang temannya itu. “Ngapain ya cowok itu masuk ke rumah Jeng Tuti siang-siang bolong gini, mana suaminya juga gak ada di rumah !! Jangan-jangan itu PIL (Pria Idaman Lain) – nya Jeng Tuti !!” Wah bakal jadi gosip yang bagus nich buat ibu-ibu kompleks !! Akhirnya, berita itu pun cepat menyebar dan sampai juga di telinga Jeng Tuti. Merasa bahwa berita itu tidak benar dan sangat mengganggu, Jeng Tuti pun akhirnya mendatangi Jeng Mumun, sebagai penyebar GOSIP itu mula-mula. Mendengar penjelasan dari Jeng Tuti, bahwa cowok berbadan kekar itu adalah saudara jauhnya dari Medan yang sedang mencari pekerjaan di Jakarta sebagai petugas keamanan, dan untuk sementara sering bolak-balik ke rumahnya semata-mata untuk meminta bantuan kepada Jeng Tuti karena ia masih sangat asing dengan Jakarta – akhirnya Jeng Mumun pun meminta maaf dengan rona muka kemerah-merahan karena merasa malu sudah menyebarkan berita yang tidak benar kepada ibu-ibu di kompleks perumahannya. Dalam perikop di atas, Yesus melarang si kusta untuk menceritakan tentang mujizat kesembuhan yang dialaminya. Yesus hanya menyuruh si kusta mempersembahkan kurban persembahan seperti apa yang dipersembahkan oleh Musa. Tetapi, si Kusta akhirnya menceritakan tentang apa yang diperbuat Yesus kepada setiap orang yang ia jumpai. Akhirnya, privasi Yesus pun agak terganggu sehingga ia tidak bisa masuk ke dalam kota. Mempunyai sahabat dekat yang kita percayai, pasti asyik dong. Apalagi, jika ia bisa menjaga kepercayaan yang kita berikan kepadanya. Di saat kita ingin share, dia ada dan siap untuk mendengarkan setiap curhat kita, serta tidak menceritakan kepada orang lain. Itulah seorang sahabat sejati yang mampu kita andalkan setiap saat. Melalui kisah di atas, setiap hari kita belajar untuk menjadi sahabat sejati bagi teman kita – dalam situasi apa pun. Menjaga kepercayaan yang teman berikan, dengan menjaga dan mengontrol mulut kita untuk berbicara sesuatu yang belum tentu kebenarannya serta menjaga sikap kita, akan membuat makna persahabatan sejati akan terasa lebih indah kita rasakan. Tidak salah apabila sebuah iklan di TV mengatakan “Mulutmu harimau-mu!!” atau sering kita dengar istilah “Mulut kita bagai pedang tajam bermata dua”. Sebagai pelayan Tuhan, mari kita jaga dan gunakan mulut ini untuk kemuliaan dan pewartaan kabar sukacita Tuhan saja , sehingga suatu saat istilah “Mulutmu harimau-mu” dapat kita ganti menjadi “Mulutku untuk kebahagiaan-Mu!!”” KRIS 14 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 14 Januari 2011 : Pantang Menyerah Petrus Donders Ibr 4:1-5,11, Mzm 78:3,4bc,6c-7,8, Mrk 2:1-12 Mrk 2: 10 “Supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” Allah itu panjang sabar dan penuh kasih setia. Ini menjadi pegangan untuk saya, dikala saya tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Dosa selalu tampil dalam kemasan yang menarik dan menjanjikan. Ibaratnya, sama seperti kita tertarik pada barang-barang yang dipajang di mall yang kita beli padahal sejak awal ke luar rumah kita tidak punya rencana untuk membelinya apalagi memakainya. Demikian pun dengan dosa, pada dasarnya kita tahu itu salah, tetapi kita tetap saja melakukannya berulang-ulang karena memang memenuhi sebagian kebutuhan kita, sebagian saja tidak sepenuhnya, sebab kita percaya hanya Allah yang bisa memuaskan segala dahaga kita. Markus menyajikan ceritera tentang Yesus yang menegur para ahli Taurat yang percaya bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Saya pikir Yesus, setuju dengan ide tersebut, namun demikian yang membuat Yesus menegur mereka adalah karena kekerdilan hati mereka yang tidak melihat kesabaran dan kasih setia Tuhan dalam diri Yesus yang terpaksa harus menghentikan pengajarannya karena ada orang yang diturunkan dari atap minta disembuhkan (Mrk 2:4-5). Tuhan itu panjang sabar dan penuh kasih setia, inilah yang menguatkan aku untuk tetap berusaha membalas cinta-Nya dengan segala kemampuan, bakat dan kemauan yang aku miliki. Ketika aku belajar Teologi Pastoral, perikop ini menjadi bahan yang menarik disajikan oleh sang dosen kepada kami dalam hubungan dengan tugas kami sebagai pelayan Tuhan. Dia bilang, salah satu sikap yang harus ditiru adalah oleh pelayan Tuhan adalah “pantang menyerah, gigih dan tidak gampang putus asa.” Sama seperti, teman-teman si lumpuh, kita diajak untuk tidak mundur dan pulang ke rumah walaupun pintu menuju Yesus penuh sesak. Kita harus berani, mencari jalan lain, bahkan kalau perlu dengan membongkar atap sekalipun. Sebagai orang yang telah belajar puluhan tahun dan punya kemampuan dan bakat yang tidak memalukan, aku sendiri seakan diingatkan bahwa, tugasku sebagai pelayan Tuhan kelak, dan tentu tugas kita semua sebagai murid-murid Tuhan adalah menjadi mediator juga. Menjadi teman-teman si lumpuh yang berani membongkar atap agar teman mereka si lumpuh bisa berjalan lagi. Namun demikian, hal itu hanya mungkin kalau kita memiliki iman yang teguh akan Tuhan yang panjang sabar dan penuh kasih setia. Fr. Wenz, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 15 15 Januari 2011 : Meneladani Yesus Arnoldus Janssen, Aloysius Variara,Maurus & Plasidus Ibr 4:12-16, Mzm 19:8-9,10,15, Mrk 2:13-17 Mrk 2 : 17 Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit ; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa Siapakah yang tidak pernah sakit ? Tentunya semua orang pasti pernah mengalami sakit fisik. Entah sakit berat atau sakit ringan, dan untuk penyembuhannya kita membutuhkan seorang dokter, walau belum tentu semua orang ingin memeriksakan diri ke dokter. Kadang, ada yang cuek saja, ah nanti juga sembuh sendiri, kadang begitu alasannya. Namun kalau dibiarkan tak terobati malah akan semakin mengganggu. Sama halnya untuk rohani kita. Dalam perziarahan hidup ini, kita pun terkadang mengalami sakit rohani, beban kehidupan berat, jatuh bangun dalam dosa. Hari ini kita mendengarkan kabar gembira, Yesus datang untuk orang berdosa seperti kita. Yesus datang untuk menyembuhkan dan memulihkan kita. Namun sudahkah kita menyadari kalau kita membutuhkan Yesus ? Sudahkah kita merendahkan diri dan mengakui kalau kita orang berdosa atau cenderung cuek saja ? Sudahkah kita mau datang pada Yesus ? Hal lain yang bisa kita teladani dari Yesus adalah sikap-Nya yang tak pernah pilih kasih. Tak pernah sekalipun Dia menolak orang yang mau datang kepada-Nya. Bukan hanya orang sakit yang disembuhkan Yesus, namun Yesus pun tak sungkan untuk berteman dengan orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar. Para pemungut cukai, disebabkan oleh pekerjaannya memungut pajak, dianggap selalu menekan bangsanya, dicap pendosa oleh masyarakat kala itu, namun Yesus tak melihat kondisi hidupnya, Yesus tak ragu untuk menunjukkan keberpihakannya pada mereka, malah Yesus mau makan bersama dan memanggil mereka untuk mengikuti Dia. Sudahkah kita memiliki hati seperti Yesus yang tak pernah pilih kasih ? Ataukah kita masih sering mengkotak-kotakkan sesama menurut penilaian dan ukuran kita sendiri ? Sudahkah kita berpihak kepada mereka yang terpinggirkan ? Agatha 16 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 16 Januari 2011 : Berbalik kepada Allah Hari Minggu Biasa II Yes 49:3,5-6, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 1:1-3, Yoh 1:29-34 Yohanes 1:34 “Aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” Yohanes Pembaptis dipanggil dan diutus untuk mewartakan pertobatan bagi orang yang berdosa. Seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci bahwa dia adalah “suara yang berseru-seru di padang gurun persiapkanlah dan luruskan jalan bagi Tuhan.” Dia percaya dan yakin bahwa Allah memanggil dia untuk untuk mengemban misi itu. Namun setelah beberapa hari kemudian, ketika ia mendengar berita yang tersebar di seluruh negeri tetang perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus, dia mengalami suatu keraguan. Dia bertanya-tanya siapa gerangan orang itu. Ia menyuruh murid-muridnya datang dan bartanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Lalu Yesus menjawab mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar…” Lalu mereka pergi kembali kepada Yohanes dan menceriterakan segala sesuatu yang terjadi di sana. Kesaksian murid-muridnya mendesak Yohanes untuk pergi bertemu Yesus. Di dalam Injil hari ini kita mendengarkan pengakuan Yohanes, “Aku telah melihatNya, Ia inilah Anak Allah.” Yohanes begitu yakin akan apa yang dia dengar dan lihat. Karena itu dia mengakuinya. Yohanes sadar bahwa dia hanyalah seorang utusan untuk mewartakan Yesus yang sekarang melakukan perbuatan ajaib. Dia hanyalah seorang hamba Allah yang diutus untuk meluruskan jalan bagi penebus yang adalah Yesus sendiri. Dia diutus untuk menyiapkan hati manusia tempat Tuhan bersemayam. Dalam kehidupan kita setiap hari, sering kita ragu akan kehadiran Tuhan di dalam diri kita. Keraguan itu sering membuat kita buta dan lupa akan keajaiban Allah yang terjadi di sekeliling kita. Marilah kita berbenah diri dan merenungkan rahasia keagungan Allah di dalam hidup kita. Rm. Joseph, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 17 17 Januari 2011 : Lakukan yang seharusnya Antonius Ibr 5:1-10, Mzm 110:1,2,3,4, Mrk 2:18-22 Mrk 2: 22b Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” Yesus memiliki kebisaan yang menurut orang Yahudi, aneh. Ia makan bersama para pendosa, menyembuhkan orang pada hari Sabat, ia beteman dengan pelacur, dan lain lain. Dalam bacaan ini orang juga mempertanyakan mengapa Ia tidak berpuasa. Dari sini kita bisa tahu bahwa orang-orang melakukan tradisi, perintah Taurat karena kebiasaan, tanpa mengenali dan mengerti perintah itu. Mereka tidak mengenali Yesus yang ada ditengah mereka. Kitapun sekarang sering terjebak dalam aturan dan dan kebiasaan tanpa mengetahui latar belakang dan tujuannya sesungguhnya. Misalnya saat masa puasa dalam mempersiapkan Paskah, masih ada orang yang menawar-nawar peraturan pantang puasa yang dikeluarkan Gereja. Saat mengaku dosa, masih banyak orang yang saat masuk kamar pengakuan tidak mempersiapkan diri, tidak mengerti apa yang harus diakukan pada Pastor. Janganlah melakukan kebiasaan, tradisi Gereja karena alasan yang salah. Hindarilah masuk kamar pengakuan karena terpaksa, namun berusahalah menumbuhkan kerinduan untuk melepaskan beban dosa. Janganlah berpuasa karena seisi rumah Anda melakukannya, namun berpuasalah karena Anda ingin membersihkan diri atau sebagai silih atas dosa. Banyak kebiasaan dan tradisi lain yang sering kita lakukan karena orang lain melakukannya atau karena alasan yang sebenarnya kurang kita mengerti. Marilah mulai sekarang kita belajar melakukannya dengan hati. Siska 18 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 18 Januari 2011 : Yesus, jangkar iman kita Margareta dr Hongaria, Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani Ibr 6:10-20, Mzm 111:1-2,4-5,9,10c, Mrk 2:23-28 Warna Liturgi Hijau Ibr. 6:19 “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.” YMT (Youth Mission Team) Australia di Perth, Sydney, Melbourne dan Wollongong biasanya mengadakan empat kali setahun retret untuk anak-anak SMA yang diberi nama “Anchor” weekend. “Anchor” artinya jangkar atau sauh yang diluncurkan oleh nahkoda perahu supaya perahu atau kapal laut bisa berlabuh dan tidak terombang-ambingkan oleh angin. Berdasarkan namanya, retret ini diberikan untuk anak-anak muda supaya imannya jangan goyah oleh godaan duniawi dan tetap “melabuhkan” atau membuang jangkar mereka di dalam kekuatan Yesus supaya tidak goyah. Selain itu, SMA adalah umur dimana mereka dengan mudah salah pergaulan seperti sex bebas, terlibat dalam minum-minuman keras dan baru saja mendapatkan SIM sehingga sangat sulit dikontrol. “Anchor” retreat ini seperti tetes-tetes air di batu yang keras sehingga akhirnya batu itu berlubang dan air bisa masuk ke dalamnya. Air yang menyejukkan hati anak muda di tengah kegelisahan dunia ini. Kegelisahan dikarenakan tuntutan dari sekolah, keluarga yang bermasalah dan pergaulan yang tidak sehat karena pengaruh teman. Surat Ibrani kembali menekankan pentingnya pengharapan akan Yesus sebagai jangkar iman kita agar tidak mudah digoncangkan dan pengharapan itu tidak akan sia-sia. Tidak saja pengharapan kita akan Yesus kuat, tapi juga aman. Aman seperti seorang bayi yang tidur terlelap di pangkuan ibunya. Tak peduli akan keramaian di sekitar, yang dirasakan hanyalah kedamaian hati yang tak tergoyahkan. Gambaran atau simbol jangkar juga mengandaikan kedalaman iman kita akan Yesus sampai ke dasar laut. Tidak hanya mengambang dipermukaan yang gampang diombang-ambingkan oleh ombak dan angin. Maka dari itu, kita diajak untuk menjangkarkan iman dan pengharapan kita akan Yesus; janganlah akan dunia ini karena dunia akan berlalu begitu cepat. Diakon Vincent, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 19 19 Januari 2011 : Kuduskanlah hari Sabat Yakobus Sales, Wilhelmus Saultemouche, Melkhior, Stefanus Pongracz, Ignasius de Azevedo, Yakobus Bonnaud Ibr 7:1-3,15-17, Mzm 110:1,2,3,4, Mrk 3:1-6 Mrk 3:4 “…Manakah yang diperbolehkan pada hari sabat berbuat baik atau berbuat jahat?...” Injil Markus hari ini membantu kita untuk melihat dan merenungkan bahwa Allah mencintai kita manusia. Seorang Allah yang baik, yang menyembuhkan, mengampuni dan mencintai. Kasih Allah yang begitu besar ini Ia nyatakan kepada kita melalui Yesus Putera-Nya. Hari ini bersama kita renungkan konflik terakhir dari lima konflik yang Markus perlihatkan pada awal tulisannya (Mrk 2,1 - 3,6). Yesus masuk lagi ke rumah ibadat “Synagoghe” pada hari sabat. Dan seperti biasa Yesus masuk untuk berdoa. Di dalam rumah ibadat Ia bertemu dengan seorang yang mati sebelah tangannya. Ketika melihat orang itu, Ia merasa terharu, seperti setiap kali Ia bertemu dengan orang-orang yang sakit dan lemah. Sedangkan bagi orang - orang Farisi, seorang yang mati sebelah tangannya itu tidaklah penting. Mereka mengamati Yesus dan berusaha mencari alasan untuk menuduh Yesus. Sesuai dengan 10 perintah Allah “ kuduskanlah hari sabat”, pada hari sabat umat dilarang bekerja (Kel.20,8-11) termasuk menyembuhkan orang sakit. Yesus, walaupun mengenal pikiran jahat dalam hati orang – orang Farisi, Ia tetap menyembuhkan orang itu. “Ulurkanlah tanganmu!” perintah-Nya. Orang sakit itu mendengarkan perkataan Yesus dan mengulurkan tangannya. Ia disembuhkan. Sebenarnya, Dengan penyembuhan ini Yesus tidak melanggar aturan hari sabat seperti yang dituduhkan orang - orang Farisi, tetapi sesungguhnya Ia menghadirkan “hari sabat” dalam kehidupan manusia. Sabat adalah hari Tuhan yang terwujud setiap kali belas kasih dan keselamatan Allah menyentuh kehidupan kita, Yesus,sang Imanuel adalah Allah beserta kita, yang hadir untuk kita. Sr. Maria Benedicta, OSB 20 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 20 Januari 2011 : Yesus Maha Sanggup Fabianus, Sebastianus, Cyprianus Michael Tansi, Johannes Pembaptis dr Triquerie Ibr 7:25-8:6, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Mrk 3:7-12 Mrk 7:11 “Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur dihadapan-NYA dan berteriak: ‘Engkaulah Anak Allah’….” “Engkaulah Anak Allah” merupakan pengakuan dari mulut para iblis bila melihat Yesus. Lalu bagaimana dengan pengakuan kita tentang Yesus yang nota bene adalah orang kristiani, pengikut Yesus? Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah? Apakah kita percaya bahwa Yesus yang 2000 lebih tahun yang lalu sama dengan Yesus yang kita imani saat ini? Apakah kita percaya bahwa Yesus sanggup melakukan mujizat atas hidup kita dan pernahkah kita merasakan mujizat-NYA? Bila kita percaya, tindakan konkrit apa yang bias kita wujudnyatakan dalam hidup harian? Iblis aja mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah dan tersungkur dihadapan-NYA, apalagi kita yang nota bene adalah pengikut-NYA dan percaya kepada-NYA. Maka kita semestinya bangga dan bersyukur punya Yesus yang Maha sanggup dan sungguh luar biasa. Mujizat-NYA sungguh tetap nyata. Dia sanggup melakukan segala sesuatu (mujizat) atas hidup kita. Dia mampu menyembuhkan segala jenis penyakit, Dia memberikan kita pekerjaan, kepintaran, kebijaksanaan, kemampuan untuk bekerja dan bahkan Dia mampu menghidupkan orang mati. Asalkan kita datang kepada-NYA dan selalu percaya bahwa Dia adalah Anak Allah. Dia adalah Imam Besar yang duduk di sebelah kanan tahta Yang Mahabesar di surga (Ibr 8:1b). Dewasa ini, masing-masing kita pasti menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan/ persoalan dalam hidup ini. Kita tidak bisa menghadapinya sendirian. Janganlah kita selalu mengandalkan kekuatan kita sendiri! Karena bila kita cenderung mengandalkan kekuatan kita sendiri, bukan tidak tidak mungkin kita akan mendapatkan benturanbenturan yang akhirnya kita lemah terkulai serta kecewa. Maka, bila kita sedang dililit pelbagai kesulitan dan persoalan dalam hidup ini dan tidak ada seorangpun yang sanggup menolong kita, berpalinglah kepada Yesus karena Dia adalah Maha sanggup. Yesus tetap sama, baik kemarin, hari ini maupun hari yang akan datang. Oleh karena itu, apapun kesulitan/persoalan yang kita hadapi, kuncinya berpaling kepada Yesus, serukan nama-NYA dan percaya dengan sungguh kepada-NYA serta lakukanlah sesuai dengan apa yang Dia perintahkan, maka Dia akan segera menolong kita. Perlu kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji, karena Dia Maha sanggup. Hanz Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 21 21 Januari 2011 : Martir Agnes, Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia Ibr 8:6-13, Mzm 85:8,10-11,13-14, Mrk 3:13-19 Mrk 3:5 “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Dalam Injil Lukas, Yesus memang sering digambarkan sebagai pemimpin revolusioner dan progresif, tukang debat untuk menemukan kebenaran. Bagi-Nya hanya satu yang benar, yaitu mencintai Tuhan Allah dan sesama dengan segenap jiwa, tindakan, akal dan pikiran-Nya. Hari ini kita merayakan peringatan St. Agnes, seorang anggota Gereja Awal yang lebih memilih dibunuh daripada dinikahkan dengan paksa dengan seorang pemuda di Roma. Agnes menemukan bahwa di dalam dirinya hanya satu yang diimpikan yaitu melayani Tuhan dengan keseluruhan jiwa dan raganya. Ia ingin melayani Tuhan sebagai pertapa. Demi mewujudkan keinginannya ini, ia rela menghadapi segala resiko termasuk konsekuensi dibunuh oleh orang bayaran si pemuda yang dipermalukan karena cintanya ditolak. Memang mungkin kisah St. Agnes adalah cerita klise untuk zaman kita, namun menurut tradisi, Gereja Purba menghormatinya sebagai teladan penyerahan hidup secara total kepada Allah dengan menjadi Martir. Untuk zaman kita sekarang ini, menjadi Martir karena mencintai Allah mungkin tidak populer lagi, namun semangat untuk berkorban karena iman kita akan cinta Allah seringkali muncul juga lewat pribadi-pribadi tertentu seperti St Agnes walaupun hanya dalam skala kecil. Ambil contoh, sadar atau tidak, dalam hidup perkawinan, tiap orang tua akan memusatkan sisa hidup mereka di atas dunia demi membesarkan anak-anak. Kesenangan atau hobby pribadi lantas dikesampingkan demi cinta mereka terhadap keluarga. Atau contoh panggilan hidup religius yang mencari dasar pilihan hidup selibat, taat dan melarat karena cinta kepada Allah. Dari sini kita ternyata dipanggil untuk menjadi Martir dalam skala kecil lingkungan kita masing-masing, itulah kebenaran Injili yang saya kira bisa kita petik. Yang benar adalah essensi cinta itu sendiri yang harus mewarnai tiap aturan dan hukum, entah itu hukum perkawinan atau pun hukum untuk cara hidup lainnya seperti hidup religius atau single. Di dalam komunitas DOJ (Disciples of Jesus) kita mewadahi semua tipe hidup tersebut yakni hidup berkeluarga, hidup religius dan hidup lajang. Sekarang yang menjadi tugas kita masing-masing adalah saling membantu agar hidup kita tiap hari terutama sebagai satu komunitas, menjadi contoh bagi Gereja seluruhnya bahwa kebenaran hukum Allah itu adalah cinta. Ketika kita telah saling membantu untuk menemukan cinta dan kasih Allah dalam hidup kita masing-masing, maka kita pun boleh juga bangga bahwa hidup kita tidak jauh-jauh keluar dari rel untuk “menyelamatkan nyawa dan berbuat baik” bukan sebaliknya. Fr. Wenz, MGL 22 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 22 Januari 2011 : Darah Anak Domba Vincentius, Laura Vicuna, Hari ke-5 Pekan Doa Sedunia Ibr 9:2-3,11-14, Mzm 47:2-3,6-7,8-9, Mrk 3:20-21 Ibr 9:12 …tetapi dengan membawa darahNya sendiri… Tradisi dan budaya Indonesia selalu mewariskan kasana ritual yang berhubungan dengan hewan korban dan saji sajian. Ada beberapa alasan yang mendorong orang untuk melaksanakan ritual adat ini. Salah satunya adalah “darah hewan” dan saji-sajian dapat membawa berkah dan penyembuhan. Roh nenek moyang pun bergembira ketika persembahan diunjukkan karena darah selalu berhubungan dengan tebusan dari kesalahan. Tidak heran pada suku dan agama asli di Indonesia upacara hewan korban masih dilakukan sampai saat ini. Dalam bacaan kepada orang Ibrani digambarkan secara jelas bahwa Kristus Anak Domba Allah mengorbankan diriNya bagi kita. Darah Kristus menjadi jaminan keselamatan dan penebusan bagi kita. Darah Kristus mempunyai nilai kesakralan yang kekal. Dirinya, keAllahan dan kemanusiaannya menjadi jaminan tebusan bagi kita sekalian. Dia mempersembahkan diri seutuhnya sebagai korban persembahan yang tak tercela di hadapan Bapa. Karena itu kita harus berbangga bahwa kita ditebus dengan darah anak domba yang sangat mahal harganya. Dengan darah Kristus kita memperoleh kesembuhan. Dengan darah Kristus kita menjadi manusia baru dihadapan Bapa. Berkat darah anak domba kita dibasuh dari kesalahan dan dosa sehingga kita memperoleh keselamatan kekal. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita sungguh menyadari kuasa darah anak domba Allah yang telah tercurah bagi keselamatan kita? Mari kita serahkan diri kita sepenuhnya kedalam perlindungan darah Anak Domba. Fr. Matheus Wuwu, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 23 23 Januari 2011 : Aku dan Keadaanku Hari Minggu Biasa III, Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23 Mat. 4:17 “… Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.” Pada suatu ketika seorang guru menyuruh seorang muridnya pergi mencari orang yang paling suci di dunia. Sang murid itupun pergi mencari orang yang paling suci. Sekembalinya dari penjelajahannya, dia mengatakan, “Guru, aku tidak menemukan seorang yang paling suci. Yang aku temukan hanyalah orang-orang berdosa yang berusaha untuk melakukan suatu kebaikan.” Sang Guru mengatakan, “Baik anakku, sekarang juga engkau pergi untuk mencari dan menemukan orang yang paling jahat di dunia.” Si murid itupun menurut perintah guru dan memulai perjalanannya. Dari ujung yang satu ke ujung yang lain si murid itu menjelajahi dunia. Dari utara ke selatan dan dari timur ke barat, dia tidak menemukan seorang yang paling jahat. Yang dia temukan adalah orang baik yang telah dipengaruhi oleh hal-hal buruk dan mereka belum tahu tentang hal-hal yang baik. Dengan sedih dan penuh kekecewaan, si murid itu datang dan melaporkan hasil perjalanannya. Akhirnya si murid itu sadar bahwa yang jahat itu bukan berasal dari diri kita. Tetapi keadaan dan realitas yang memaksa dan mengubah diri kita. Manusia sudah diracuni oleh kuasa setan. Orang yang suci adalah orang-orang berdosa yang mau bertobat dan berbalik kepada Allah. Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk merubah diri. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.” Pertobatan berarti mengakui bahwa kita adalah orang berdosa dan ingin untuk berbalik kepada Tuhan. Dosa yang kita mikiki bukanlah sesuatu bawaan sejak kita diciptakan. Dosa itu adalah sesuatu keadaan yang memakasa dan mempengaruhi kita, yang pada mulanya bebas di hadapan Allah. Namun sekarang kita terbelenggu oleh keadaan dosa itu. Karena keadaan itu, Yesus diutus Bapa untuk membebaskan kita dari belenggu dosa itu. Allah menginginkan manusia ciptaanNya bebas menikmati karya penyelamatanNya lewat PuteraNya. Kita sering memberikan penilaian kepada diri sendiri atau orang lain menurut perilaku kita. Dengan penilaian itu, kita memberikan julukan kepada orang berdasarkan apa yang kita lihat dan alami dalam diri orang lain. Yesus datang ke tengah kita untuk mengembalikan kita ke asal mula kita, di mana kita hidup dan bersatu dengan Allah. Karena Yesus melihat kita sebagai anak-anak Allah yang bebas. Namun sedang terbelenggu. Marilah kita menjawab ajakan Yesus untuk berbalik dan bersatu dengan Allah. Rm Joseph, MGL 24 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 24 Januari 2011 : Harapan Fransiskus dr Sales, Hari ke-7 Pekan Doa Sedunia Ibr 9:15,24-28, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6, Mrk 3:22-30 , Mzm 98 : 4 Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah. Teringat lagu Yogyakarta yang dinyanyikan oleh penyanyi Katon Bagaskara, siapa yang tidak kenal lagu Yogyakarta yang sempat membooming di tahun 90an...Demikian sebagian dari syairnya “ Pulang kekotaku, ada setangkup haru dalam rindu, masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat..... Kembali saya mengenang kota kelahiran saya, memang bukan Yogyakarta namanya, tapi Pare Kediri, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Disinilah saya berasal, sewaktu pulang kampung mulai dari rumah tempat saya tinggal dan dibesarkan, terus keliling ke kota kecil, ke toko, supermarket, pasar, gereja, lewat sekolah saya dulu tentu banyak kenangan yang timbul waktu itu... Ketika tinggal dirumah, teringat saya waktu SMP kenagan dibenak saya akan saat itu adalah selalu dibangunkan jam 4 pagi hari untuk belajar jika ada ulangan, saat itu pola pikir saya kalo mau berhasil ya harus rajin belajar, walau harus bangun jam 4 pagi skalipun saat itu saya selalu rangking 3 besar tapi apa yang terjadi ketika berlanjut pindah ke Surabaya saat sekolah di SMUK St.Louis 1 Surabaya, saat pelajaran sekolah bertambah sulit boro-boro 3 besar 10 besar aja sulitnya minta ampun. Dulu ada kebiasaan di St.Louis rangking selalu diumumkan secara terbuka dari 400 siswa, saya rangking ke 150, not bad untuk saat ini, tapi bagi seorang anak yang dikampung asalnya tidak pernah mengalami hal ini sungguh bukanlah prestasi yang membanggakan, ditambah lagi kelulusan terakhir saat di SMUK St. Louis karena acara mencontek rame-rame ada temen saya yang beli soal ujian jadi pada saat Ebtanas kita sudah ada jawabannya, jadi tinggal disilang-silang saja di lembar jawaban...dan apa yang terjadi saat itu...Benar-benar bencana buat saya, nilai ujian ebtanas saya jeblok dengan rata-rata 5...Sungguh bukan prestasi yang membanggakan bukan... Sampai saya bener-bener ndak mau kuliah lagi, Ayah saya yang memilihkan jurusan Desain Interior di UK Petra, dan dalam hati kecil saya cuma mikir, Ya udahlah dari pada tidak kuliah mau ngapain... Karya Tuhan sungguh luar biasa dalam hidup saya, ketika pertama kali saya kuliah di UK Petra saat itulah pertama kali saya mengenal pelayanan, membaca firman, dan mengalami Dia secara pribadi, sungguh ketika saat ini diusia saya 30 tahun melihat kembali kebelakang segala perbuatan tangan Tuhan sudah selayaknya saya berkata seperti sang pemazmur berkata : “ Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah.” Tiada alasan apapun untuk tidak bersorak sorai bagi Tuhan RancanganNya adalah Rancangan Damai sejahtera yang membawa pengharapan. Saat ini dibulan Januari diawal tahun 2011, mulailah meletakkan masa depan anda hanya pada DIA. Ketika saya masih anak-anak saya berpikir seperti anak-anak, ketika remaja saya berpikir seperti remaja, saat ini ketika saya sudah dewasa saya berpikir bahwa Allah sanggup, Dia sanggup membuat rancangan mala petaka yang dulu saya alami menjadi rancangan yang penuh pengharapan, saya percaya karena Dia menggenapi janjiNYa itu bagi saya dan anda, nilai Ebtanas yang dulu dengan rata-rata 5 saat ini saya bisa bilang not bad, karena Tuhanlah yang yang merubah musibah menjadi berkat. Karena jalan-jalanNya tak terselami oleh siapapun, termasuk anda dan saya. Saat ini apapun pergumulan anda dan saya, baik soal pasangan hidup (jodoh), pekerjaan, keluarga, anak segala kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan atau apapun itu. Biarlah kita serahkan dalam tangan Tuhan sehingga akan tiba waktunya kita mengalami karya Allah yang ajaib untuk setiap penantian akan pemenuhan janji-janji Allah dalam hidup kita. Bersediakah kita??? (Lulu) Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 25 25 Januari 2011 : Menjadi Saksi Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul, Penutupan Pekan Doa Sedunia Kis 22:3-16 / Kis 9:1-22, Mzm 117:12, Mrk 16:15-18 Kis.22:15 “Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kau dengar.” Santo Paulus dalam kotbahnya di depan orang Yahudi memberikan kesaksian bagaimana dia sebelum dan sesudah mengenal Yesus sebagai Juruselamatnya. Sebelumnya Paulus yang bernama Saulus adalah orang yang mengejar-ngejar pengikut Yesus yang akhirnya bertobat setelah Yesus sendiri menampakkan diriNya kepada Saulus. Setelah pertobatannya, Saulus yang telah berganti nama menjadi Paulus justru mewartakan Yesus sebagai Juruselamat dunia. Oleh sebab itu, dia meminta kepada siapa saja yang telah mengenal Yesus melalui rangkaian pertobatan dalam hidup, tidak hanya menyimpannya tetapi sebaliknya mewartakannya kepada seluruh dunia sebagai saksi Kristus. Dengan demikian, semakin banyak orang yang mengenalNya berkat pewartaan iman dan saksi kita. Bacaan dari Kisah Para Rasul ini pada dasarnya mau mengajak para pembacanya untuk mengenal diri (self-knowledge) sehingga lebih mudah mengenal Tuhan (God knowledge) dalam sebuah relasi yang intim. Paulus mengenal baik siapa dirinya, luar-dalam. Semua orang tahu kalau dia dulunya seorang penganiaya jemaat Allah dan sekarang sebagai saksi Allah. Dengan demikian, semua orang diharapkan mengenal Tuhan Allah yang Paulus wartakan. Sangat sederhana, tetapi butuh waktu mengenal diri dan mengenal Tuhan karena kita adalah ciptaanNya. Apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar merupakan acuan yang sangat penting dalam pewartaan iman kita. Maka dari itu, sumber iman kita bukan hanya dari Kitab Suci tetapi dari Tradisi. Tradisi yang diturunkan secara terus menerus sejak Yesus memberikan kuasa dan wewenang kepada Para Rasul untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Dan pewartaan itu sampai ke telinga kita dan juga mata kita melihat keajaiaban dan kuasa Tuhan yang begitu nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, marilah kita membuka telinga dan mata kita akan kesaksian orang lain, karena Tuhan berbicara dan bersabda di dalamnya. Diakon Vincent, MGL 26 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 26 Januari 2011 : Roh yang membawa Kekuatan Timotius dan Titus 2Tim 1:1-8 / Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10, Luk 10:1-9 Luk10:3b “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” Timotius adalah murid kesayangan Paulus. Ayahnya seorang Yahudi dan ibunya keturunan Yehuda. Oleh komunitas jemaat di Listra Timotius direkomendasikan kepada Paulus untuk menemaninya dalam karya pewartaan, yang kemudian menjadi fasilitator antara Paulus dan kaum bersunat turunan Yehuda. Titus adalah rekan se-pewartaan Paulus.Ia berasal dari keluarga yang tidak mengenal Kristus. Setelah dibaptis oleh Paulus dan menjadi pengikut Kristus, ia menemani Paulus dan Barnabas dalam pewartaan di Yerusalem. Ia juga menjadi mediator antara Paulus dan jemaat di Korintus. Tuaian membutuhkan pekerja-pekerja, tetapi yang bisa mengirimkan pekerja-pekerja kepada tuaian adalah Tuan yang empunya tuaian itu. Seperti anak domba ke tengah-tengah serigala para murid diutus tanpa bekal dan pertahanan diri, agar hanya bergantung pada rahmat penyelenggaraan Allah. Anak domba yang melambangkan kemurnian dan ketulusan diutus ke tengah-tengah serigala yang melambangkan tipu daya dan kecurangan. Sebagaimana Timotius dan Titus, setiap kitapun diutus untuk menjadi pekerja-pekerja Allah untuk menyampaikan damai sejahtera Allah dan mewartakan tentang kerajaan cinta kasih-Nya di tengah dunia yang penuh tipu daya dan dosa. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk terus mengobarkan karunia Allah sebagai bekal dan perlindungan kita, bagi tugas perutusan yang kita terima sesuai panggilan hidup kita masing-masing. Sebab kepada kita telah Ia berikan Roh yang membawa kekuatan, kasih dan self-discipline (bdk 2 Tim 1:6-7). Sr. Maria Benedicta, OSB Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 27 27 Januari 2011 : Nasi Gosong Angela Merici, Gabriel dr Bunda Berdukacita, Robertus, Alberikus & Stefanus Ibr 10:19-25, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Mrk 4:21-25 Mrk 4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu rahasia yang tidak akan tersingkap Terkadang saya membantu orang tua saya untuk menjaga warung. Tugas pada pagi hari cukup berat karena harus mempersiapkan makanan yang akan dijual hari ini. Warung kami adalah warung siap saji jadi pagi hari paling crowded. Juga waktu itu harus menyiapkan makanan untuk dijual di Pemogan dan Kuta Galeria. Pagi ini waktu saya kebelakang hendak mengambil nasi untuk Yovie. Dekat dapur tercium bau gosong. Saya belum curiga. Karena cari nasi saya buka dandang nasi. Ternyata dandang berisi kerak nasi gosong. Saya tanya para karyawan. Mereka bilang, “maaf bu, tadi telat angkat nasi jadi gosong nasinya”. Trus nasinya mana sekarang. Mereka bilang sudah dimasukkan termos untuk dibawa ke Pemogan. Ya ampun, pikir saya, mereka ini bagaimana toh. Nasi gosong mau dijual. Setelah dicek, baunya gosong sekali. Mereka berusaha menyembunyikan sesuatu dari saya, tapi akhirnya ketahuan juga. Cerita yang berbeda. Yonathan kena hukuman karena nilai ulangannya kurang bagus. Jadi PSP nya saya simpan selama 1 minggu. Dia juga saya larang main yang lain, seperti computer atau handphone. Satu hari waktu saya pergi dan Yonathan dirumah hanya dengan pembantu. Ketika saya pulang, dia dekati saya, “Ma, mama lupa simpan PDA (kalau sekarang mungkin seperti i-phone) nya papa ya. Tadi yoyo main sebentar.” Mau marah, ga bisa, karena keluguan dan keterus terangannya. Kalau Yoyo tidak bilang, tidak ada seorang pun yang tahu. Tapi dia memilih terus terang daripada harus menyimpan rahasia dan merasa bersalah. Firman hari ini mengingatkan bahwa tidak ada suatu rahasia yang tidak tersingkap. Mungkin kita punya rahasia. Apalagi kalau rahasia yang harus diungkapkan bisa menyakitkan atau membuat orang lain marah. Pasti kita akan berpikir matang-matang untuk mengungkapkan rahasia itu, sama seperti karyawan saya yang menyembunyikan nasi gosong. Dengan menyimpan rahasia, biasanya akan terlihat juga dalam tingkah laku kita, sikap yang selalu was-was. Dan ini membuat kita tidak enak tidur, tidak enak makan. Jadi kepikiran terus bagaimana kalau rahasia terungkap. Satu hal, mungkin orang lain tidak tahu rahasia kita tapi Tuhan kita mengetahui setiap apa yang dilakukan ciptaanNya. Dia pun menginginkan kita untuk tidak menyimpan rahasia terhadapnya. Agar Dia boleh bekerja dalam setiap aspek kehidupan kita. Mari…serahkan segala masalah-masalah kita padaNya, baik yang tersembunyi sekalipun. Nathasa 28 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 28 Januari 2011 : Kerendahan Hati Tomas Aquino Ibr 10:32-39, Mzm 37:3-4,5,23-24,39-40, Mrk 4:26-34 Mrk 4:32 “Ia tumbuh menjadi lebih besar....” Hari ini kita memperingati pesta St Thomas Aquino, tokoh besar dalam sejarah Gereja Katolik. Ia memang tokoh besar, baik itu secara fisik dan terlebih secara intelektual dan spiritual. Ia seorang Imam Dominican yang sangat produktif menulis theori dan komentar tentang perkembangan Ajaran Teologi Gereja Katolik yang ia rangkum dalam Summa Theologia. Yang saya soroti kali ini adalah kerendahan hatinya untuk berserah kepada Allah. Ia tidak menggunakan kemampuan intelektualnya untuk menyanggah cinta Tuhan pada dunia. Sebaliknya ia berjuang sekuat tenaga meyakinkan semua orang akan kenyataan cinta dan kasih Tuhan untuk kita. Thomas Aquino menjadi acuan bagi sedikit orang yang termasuk dalam kalangan intelektual Katolik untuk mengabdikan kepintaran mereka demi membesarkan cinta dan kasih Tuhan di atas dunia. Saya tidak mau menyandingkan diri sejajar dengan Thomas Aquino, namun kerendahan hatinya agaknya patut ditiru. Proses pembinaan sebagai calon imam yang lama dan melelahkan adalah tidak lain merupakan proses pelatihan untuk menjadi rendah hati. Begitu pun dengan proses saling mengenal antara suami dan isteri yang terkadang memakan waktu seumur hidup, juga merupakan proses pelatihan untuk menjadi rendah hati. Singkatnya, tiap kita dipanggil untuk memuliakan nama Tuhan, dan hal itu hanya mungkin jika kita dapat merendahkan diri dan memberi tempat lebih bagi cinta dan kasih Tuhan menjadi nyata dalam hidup kita masing-masing. Di Maumere tempat saya berlibur saat ini, ada banyak sekali hajatan pernikahan. Beberapa teman-temanku sendiri ketika aktif dulu di dalam kelompok OMK, satu per satu menikah. Ada yang menikah dengan teman sesama OMK dulu dan ada juga yang menikah dengan orang yang belum dikenal lama. Kebetulan ada dua pasang pengantin baru yang diberkati oleh Uskup Agung Ende, Mgr Vincent Sensi. Dua perhelatan nikah dengan satu pesan yang sama yaitu nasehat bagi mempelai baru untuk saling menghargai bahwa pasangan hidup yang dinikahi tak lain adalah pribadi Allah sendiri. Kalau sudah begitu, kita semua boleh yakin, kekerasan dalam rumah tangga bisa-bisa menjadi sejarah masa silam, sebab ketika bahtera hidup rumah tangga sedikit oleng, maka kesadaran untuk melihat pasangan hidup sebagai gambaran citra Allah menjadi acuan untuk mengekang diri, mengendalikan emosi atau menjadi rendah hati, membiarkan cinta dan kasih Allah mengambil kendali bahtera rumah tangga. Semoga. Fr. Wenz, MGL Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 29 29 Januari 2011 : Bersandar pada KuasaNya Josef Freinademetz Ibr 11: 1-2,8-19, MT Luk 1:69-70,71-72,73-75, Mrk 4:35-41 Mrk 4:40 Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? Dalam hidup ini biasa orang sangat membutuhkan sesuatu yang sangat ia cintai dan sukai. Seorang pebisnis tentu sangat merindukan keberhasilan dalam bisnisnya. Atau seoarang petani tentu sangat merindukan hujan ketika tanamannya di ladang mulai kering dan berharap agar tanaman di ladang mendapat hasil yang berlimpah. Atau seorang yang sedang dipenjarakan tentu pula merindukan saat pembebasan. Kenyataan kenyataan ini hanya mau menuturkan suatu kebenaran kepada kita bahwa setiap kita membutuhkan sesuatu yang berasal dari luar diri kita. Dan kebutuhan akan yang lain ini mencapai puncaknya ketika bersandar pada Tuhan sendiri. Hanya Tuhanlah yang menjadi pemenuhan kerinduan dan kedahagaan jiwa manusia. Yesus yang digambarkan dalam injil markus mampu meredakan angin taufan kehidupan yang kadang kadang menerjang manusia. Sekalipun dalam satu perahu dengan Yesus, murid murid itu belum menyadari “kekuatan” pembebasan yang Kristus tawarkan. Mereka masih takut dan ragu akan masalah kehidupan mereka. Perjalan kehidupan kita bagai perahu yang berlayar di tengah samudra. Kadang ia berlayar mulus, kadang pula ia berlayar dihalang taufan dan badai masalah kehidupan. Karena itu, mendekatkan diri pada Yesus dan kuasanya adalah sebuah cara yang mesti dilakukan dari hari ke hari dari saat ke saat. Ketakutan kita akan sirna dan punah kalau kita sungguh berserah diri pada Kuasa kebangkitan yang Yesus anugerahkan pada kita. Kalau kita bersandar terus pada Nya, Dia juga akan menghardik “taufan kehidupan” kita dengan berkata, Diam tenanglah! Kita tentu mempunyai kerinduan dalam diri kita masing masing agar masalah kehidupan mesti cepat berlalu. Tapi kadang kadang Tuhan mengizinkan masalah mesti terjadi agar kepribadian kita diuji untuk mencapai kematangan. Emas mesti diuji dalam api demikian pula kekokohan pribadi kita mesti diuji dalam dalam tantangan dan masalah. Kita mesti ingat bahwa Allah kita adalah Allah yang Akbar, Allah yang Besar, yang lebih besar dari masalah kehidupan kita. Jadi fokuslah pada kebesaran kuasa Allah, jangan pada masalah kehidupan ini. Ketakutan dan keraguan akan bertepi karena Allah adalah penguasa kehidupan kita. Mari kita bersandar pada kuasanya. Fr. Matheus Wuwu, MGL 30 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011 30 Januari 2011 : Ku bawa kado damai kepadamu! Hari Minggu Biasa IV Zef 2:3, 3:12-13, Mzm 146:1,7,8-9a,9bc-10, 1Kor 1:26-31, Mat 5:1-12a Mat 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Peace ….. peace ……!! (sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah, seperti angka 2), begitulah gaya kebanyakan orang jika sedang di foto. Aku juga heran, gimana ya sejarahnya kok mereka lebih suka bilang kata-kata itu daripada kata-kata yang lain saat mereka di foto !! Jika bilang peace, mungkin lebih memudahkan orang yang di foto untuk senyum kali ya ??? Khan kelihatan giginya khan and mulutnya melebar ke samping ?? (coba buktiin!!). Daripada bilang “prikitiew”, ntar dapatnya malahan mimik muka monyong dach kaya Sule !! (bisa dicoba sendiri-sendiri!) Terlepas dari itu, setiap kita dengar kata peace …. pasti pengertian kita langsung tertuju pada kata “damai”. Jika ada yang berkelahi, dan salah satu pihak kalah maka mereka akan bilang, “ampun..ampun… kita peace aja dech !!” Akhirnya, gak jadi berkelahi lagi dach mereka. Ajaib banget ya kata ini, bisa merubah suasana yang penuh dengan emosi dan kemarahan menjadi suasana yang penuh kehangatan dan keakraban. Pernah suatu saat, aku merasa ditipu oleh salah satu teman SMAku. Jika kelihatan dari luar, ia selalu mendukung aku dan setiap kata-katanya bikin damai and terasa maknyuzz di hati dengarnya. Tapi, ternyata itu hanya kedok belaka. Di belakangku, ia malahan meneror teman-teman dekatku supaya tidak bergaul dengan aku. Nach, aku tahunya malahan dari temen-temenku itu langsung kalo ternyata temen deketku itu sering neror mereka. Akhirnya, aku marah dan minta penjelasan langsung dari dia. Setelah itu, aku anggap selesai dan tetap menjalin persahabatan yang baik dengan dia. Dari pengalaman di atas, aku juga belajar untuk “don’t judge the book by it’s cover”!! Marah, emosi pasti ada, apabila kita dikhianati oleh teman dekat kita. Mari kita belajar untuk membawa damai kepada setiap orang di sekitar kita, bukan saja melalui perkataan melainkan juga melalui sikap hidup yang mencerminkan bahwa kita adalah murid-murid Tuhan. Seperti seorang Santa Claus yang membagikan kado setiap hari natal kepada semua anak yang berkelakuan baik, hendaklah kita dari hari ke hari mampu datang sebagai Santa-Santa kecil kepada sesama di sekitar kita - yang selalu tersenyum, “ho..hoo….ho….ho…..ho…..” dan membawa kado-kado berupa damai, sukacita, dan kasih. Walaupun mungkin terkadang kita harus melalui “cerobong asap” yang gelap pekat, tapi Santa tak pernah menyerah untuk dapat melewati cerobong itu dan pada akhirnya dapat memberikan kado natal yang special bagi setiap anak di seluruh dunia. Selamat menjadi santa-santa kecil yang siap menyebarkan virus damai, kasih, dan sukacita bagi sesama di sekitarmu!! KRIS Vol. 14/2011 Fresh JUICE ! 31 31 Januari 2011 : Kitalah saksiNya Yohanes Bosco Ibr 11: 32-40, Mzm 31:20,21,22,23,24, Mrk 5:1-20 Mrk 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Ikut Tuhan? Nanti saja kalau saya sudah bekerja. Sekarang masih sibuk kuliah. Atau, nanti saja kalau anak2-anak sudah besar..nanti kalau saya sudah sukses…(selalu ada banyak alasan untuk ikut Tuhan…) Bila saat ini Anda belum bersedia, mari kita samasama belajar dari Injil hari ini. Kita mau merenungkan kisah orang yang sembuh dari kerasukannya. Setelah ia dibebaskan dari Legion yang ada dalam dirinya, Yesus menyuruhnya pergi kembali ke rumah untuk menceritakan pengalamannya. Dengan kata lain, ia menjadi saksi atas karya Tuhan. Berbeda dari kebiasaan Yesus yang seringkali memerintahkan orang yang telah disembuhkan untuk tidak mengatakan apa-apa tentang Dia, dalam peristiwa ini Yesus malah meminta si sakit untuk memberitahukan segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atas dia (=bersaksi). Setelah menyembuhkan sakit fisiknya, rupanya Yesus juga ingin menyembuhkan keadaan non fisiknya. Selama menderita penyakit itu, tentulah ia dijauhi, ditolak dan disisihkan lingkungannya. Dengan adanya peristiwa itu, pengusiran setan oleh Yesus, orang yang telah sembuh ini tentu menjadi perhatian banyak orang disekelilingnya. Dari orang yang tersingkir, ia menjadi orang yang dibicarakan karena telah menjadi sembuh. Ia tentu juga mengalami kekuatan dan sukacita baru, rasa syukur yang meluap-luap sehingga ia ingin mengikuti Yesus dan bersedia menyampaikan kisahnya pada orang-orang di Dekapolis. Tidak mudah memang, menjadi saksi Tuhan di masa ini. Semua ingin cepat, sedang Tuhan sering diangap lama dalam bertindak. Orang lebih percaya pada apa yang ada di depan mata daripada Tuhan yang tidak Nampak. Namun jangan menyerah dan kecil hati. Siapa saja bisa dipakai Tuhan untuk bersaksi bagi Dia. Tidak terkecuali orang yang kelihatannya biasa-biasa saja, orang sakit, orang berdosa, atau orang yang kelihatannya lemah dan perlu pertolongan. Jangan sampai kita mengalami kejatuhan dan menunggu diselamatkan, baru kita mencari Tuhan dan mau bersaksi tentang Dia. Siska 32 Fresh JUICE ! Vol. 14/2011